Puncak menara lonceng sangat tinggi dan jauh. Dari jalanan di bawah, hanya terlihat bayangan hitam samar-samar. Para pemain memandangi hingga mata mereka hampir menangis, belum pernah sebelumnya membenci cuaca dan lingkungan Kota Dosa ini. Kilat yang biasanya menakutkan, kini justru dinanti-nantikan untuk memperjelas pandangan.
"Naik!!" Terdengar teriakan seorang pemain di salah satu jalan. Ia melihat bayangan kabur yang sepertinya berhasil memanjat puncak menara.
"Serbu!" Chen Yehui di jalanan langsung memberi komando.
Tipu muslihatnya tidak kalah dari siapapun. Ia memperhatikan pergerakan pencuri Natal yang terus bergerak maju. Dengan pasukan melimpah, ia membagi dua tim: sebagian mencari pencuri Natal baru yang muncul, separuhnya lagi bersiap merebut kelompok pencuri Natal ini.
Mendengar perintah ketua, pemain Dinasti Jia langsung menyambar senjata dan menyebur keluar jalanan, skill siap digunakan.
Gerombolan bayangan ini terlihat jelas oleh sekelompok orang di jalan seberang.
Karena posisi mengelilingi menara, sudut pandang tiap grup berbeda. Para pemain Dinasti Jia melihat pencuri Natal naik, sementara anggota Pavilion Blue River di seberang jalan tidak mengetahuinya. Namun ketika melihat lawan bergerak, mereka langsung menyadari situasinya.
“Majuu!” Lan He juga memberi perintah. Anggota Pavilion Blue River langsung berlari keluar sambil membawa senjata-senjata mereka.
Gerakan ini saling menginspirasi. Tak lama kemudian, enam tim muncul dari enam jalan di sekitar, kembali membentuk lingkaran di dasar menara.
"Ahem..." Seseorang batuk pelan. Suasana menjadi agak canggung!
Tapi kebanyakan orang mengabaikannya. Mereka hanya menengadah mengamati pergerakan Pencuri Natal. Pencuri Natal masih memanjat, artinya Jun Moxiao masih bertahan hidup di puncak menara.
"Sial!" Terdengar umpatan dari guild Dinasti Jia. Mereka menyaksikan bayangan hitam yang baru saja naik ke puncak tiba-tiba terlempar keluar. Jeritan melengking semakin dekat sebelum akhirnya menghantam tanah, membuat hati para anggota Dinasti Jia remuk redam.
"Apa kita terlalu terburu-buru?" Bisik seseorang.
"Ahem..." Yang lain jelas menyimpan pendapat. Hanya melihat bayangan hitam naik ke puncak lalu langsung bertindak, memang terkesan gegabah. Jari-jari yang sudah siap di posisi untuk operasional skill pun sekarang mengendur dengan kecewa.
Semua menunggu sejenak, tapi tak ada Pencuri Natal yang muncul lagi.
"Haruskah kita menarik diri?" Bisikan-bisikan serupa bergema di setiap tim guild.
“Ngapain mundur lagi...” seseorang bergumam sambil melirik ke kiri-kanan. Semua sudah terekspos. Lagipula yang bertahan pasti sudah saling memahami, tak perlu lagi saling menutupi.
Para anggota hanya diam, terus mengangguk-angguk secara mekanis.
“Zona A!”
“Zona C!”
“Zona D!”
Di puncak menara, suara Su Mucheng terus bergema.
“Cooldown skillmu panjang banget ya?” Ye Xiu merasa ada yang tidak beres. Artillery God Su Mucheng kini memiliki skill lebih sedikit dibanding Loner-nya, sehingga tak bisa seperti Jun Moxiao yang terus-menerus menjatalkan pencuri Natal dengan skill. Banyak waktunya dihabiskan sebagai mata-mata. Tapi kok semakin lama aksi cewek ini makin jarang? Seharusnya cooldown skill tidak perlu selama ini.
“Hahaha, nggak kok! Cuma seru aja gini.” Su Mucheng tertawa.
“Kamu sengaja bikin repot ya!”
“Sudah makan malam belum?” tanya Su Mucheng.
“Belum.”
“Waduh kasihan, bantu dikit deh!” Kali ini Su Mucheng di Zona C tidak memanggil Ye Xiu. Sendirian ia menembakkan pelontar anti-tank ke arah pencuri Natal yang merayap. Doron! Ledakan itu sekaligus menghempaskan dua pencuri Natal. Skill area attack sangat efektif di situasi ini.
“Kamu sudah makan?” tanya Ye Xiu.
“Sudah makan!” Su Mucheng tidak seperti Ye Xiu yang terus-menerus menarik dan mengumpulkan monster tanpa henti. Dia mulai membantu Ye Xiu mencari Pencuri Natal, kemudian kembali ke kota utama untuk berbelanja, lalu melompat ke puncak menara jam untuk menunggu, dan masih bisa menyempatkan diri untuk makan.
Setelah Su Mucheng tidak bermalas-malasan lagi, keduanya berputar-putar seperti bunga di puncak menara dengan pergerakan strategis. Tak lama kemudian, Pencuri Natal yang sebelumnya hampir menyerang langsung terdesak kembali.
Adegan ini sama sekali bukan yang diharapkan pemain enam guild yang bertahan. Meski semua mendongak ke atas, mereka jelas-jelas menyadari kenyataan ini.
"Mungkin hanya sementara?" Para pemain diam-diam berharap.
Tak terasa sudah setengah jam berlalu. "Sementara" ini jelas terlalu lama. Chen Yehui yang memantau papan peringkat Pemburu Natal justru melihat peringkat Jun Moxiao mulai melesat seperti roket.
Pencuri Natal yang jatuh dari puncak menara memang tidak langsung mati, tapi sudah setengah sekarat. Dengan terus memanjat, jatuh, jatuh dua atau tiga kali, akhirnya pasti mati juga.
Saat ini, tampaknya tiba waktunya untuk memetik buah jatuh yang mematikan ini. Jun Moxiao yang sebelumnya telah menghilang dari Daftar Pemburu Natal, kini mulai muncul di peringkat 989 dan terus melesat ke depan. Setiap kali Chen Yehui menyegarkan daftar peringkat, dia bisa melihat Jun Moxiao melompat beberapa peringkat, diiringi teriakan menyayat hati Pencuri Natal yang terus-menerus jatuh.
Chen Yehui sangat tidak rela, terus menatap ke atas sambil berharap para Pencuri Natal bisa lebih agresif. Anggota guild lain juga belum mundur, masih menyimpan harapan bahwa Jun Moxiao tidak bisa bertahan terus-menerus.
Berapa kali!
Mereka melihat Pencuri Natal berhasil naik, bersiap untuk menyerang, tapi dalam kurang dari satu detik, Pencuri Natal yang baru naik itu pasti akan terlempar kembali, kadang sambil membawa beberapa "bro" yang sedang memanjat turun bersama.
Setengah jam berlalu lagi.
Semakin banyak Pencuri Natal yang terjatuh, semakin cepat pula laju kenaikan Jun Moxiao di daftar peringkat.
Peringkat 512, ini adalah posisi Jun Moxiao saat ini. Chen Yehui menyaksikannya merangsek naik tapi sama sekali tak bisa menghentikan.
Jumlah Pencuri Natal di bawah Menara Jam sudah berkurang secara signifikan. Dari enam guild yang mengerumuni, dua di antaranya sudah diam-diam menarik diri.
Mereka sama sekali tidak melihat tanda-tanda Jun Moxiao akan kelelahan, sehingga memilih untuk tidak menunggu lagi.
Setiap kali seorang Pencuri Natal mati, segera ada yang baru melakukan penyegaran di Kota Dosa ini. Tapi mereka? Malah terus-terusan mengangkat kamera di sini buang waktu.
Setelah dua guild, giliran ketiga, keempat... Akhirnya hanya tersisa guild Dinasti Jia saja.
Chen Yehui bukan tidak paham situasi, tapi hatinya benar-benar tidak rela! Dari kondisi sekarang, menjaga puncak menara sebenarnya tidak masalah secara teknik, tapi bagaimana jika ada kejadian tak terduga?
Mental Chen Yehui sekarang sudah seperti bertaruh pada keberuntungan. Ia berharap ada kejadian tak terduga atau kesalahan, tapi malah melihat Jun Moxiao terus naik di daftar peringkat.
400、300、200……
Bersamaan dengan kenaikan Jun Moxiao, Chen Yehui akhirnya melihat nama lain muncul.
Fengshu Yanmu.
Awalnya Chen Yehui mengabaikan nama ini, karena peringkatnya ternyata lebih tinggi dari Jun Moxiao.
Saat Jun Moxiao masuk 200 besar, Fengshu Yanmu sudah lama menggantung di 100 teratas.
Setelah sedikit tersadar, Chen Yehui telusuri daftar peringkat dan menemukan nama Han Yanrou yang bahkan lebih Sial daripada Jun Moxiao.
Jelas sekali, ketiganya sedang bergabung ke dalam tim untuk mencatat rekor Pencuri Natal ini, sehingga peringkat mereka naik seperti roket. Chen Yehui hanya fokus pada Jun Moxiao, tapi Jun Moxiao justru turun peringkat karena terus gagal mengumpulkan musuh, sementara dua lainnya tetap di daftar.
Jika bergabung ke dalam tim, poin untuk membunuh satu Pencuri Natal akan dibagi rata. Jadi bagi ketiga orang ini, kesenjangan di antara mereka tidak berubah, namun mereka bersama-sama melesat maju di daftar peringkat.
Alasan pentingnya adalah para pemain yang sebelumnya mendominasi daftar peringkat dengan mengeruk keuntungan di Kota Dosa, hasil panen mereka pada periode ini turun drastis.
Sementara Ye Xiu yang selama beberapa jam terpuruk, akhirnya memasuki musim panen raya. Sedangkan mereka harus perlahan pulih dari keterpurukan selama Ye Xiu membersihkan semua Pencuri Natal.
Perbedaan semakin terasa. Meski poin dibagi rata tiga orang, itu sudah cukup untuk dengan mudah mengungguli para pemain yang sama sekali kehilangan kelebihan sumber daya Kota Dosa dalam perolehan poin.
Pukul 00:00.
Malam Natal berlalu, Hari Natal resmi tiba. Aktivitas Natal dalam game tidak berubah. Di Area 10, aktivitas pertahanan menara lonceng Kota Dosa yang berlangsung lebih dari dua jam akhirnya berakhir.
Fengshu Yanmu, Han Yanrou, dan Jun Moxiao kini menempati posisi 1, 2, 3 di Daftar Pemburu Natal. Lima belas pahlawan Dinasti Jia bukan hanya diinjak sekali, tapi terinjak tiga kali berturut-turut. Wajah Chen Yehui pucat seolah hendak mati.
341 mayat Pencuri Natal bertumpuk di dasar menara lonceng. Sebagian besar telah mengalami penyegaran, namun sisa-sisanya masih membentuk lingkaran penuh di dasar menara, sekilas mirip pohon Natal yang terkesan berdarah dan kejam.
Namun pohon Natal yang terbuat dari tumpukan darah ini justru dipenuhi suasana perayaan. Karena pohon ini ternyata dipenuhi hadiah, yang semuanya adalah paket curian yang jatuh dari tubuh pencuri Natal yang tewas.
Han Yanrou saat ini sedang merangkak di pinggir pohon, mengumpulkan hadiah-hadiah Natal ini dengan penuh semangat.
Tapi pengendali Han Yanrou ini bukan Tang Rou, melainkan Chen Guo. Han Yanrou tidak bisa melompat ke puncak menara, jadi sama sekali tidak berkontribusi. Awalnya Chen Guo hanya ingin menonton saja, tidak menerima ajakan Ye Xiu untuk bergabung ke dalam tim dan mengambil keuntungan gratis. Tapi akhirnya Chen Guo tidak tega, alasannya justru karena hadiah-hadiah ini.
341 pencuri Natal berarti akan menghasilkan 341 hadiah. Jangankan dua orang, tiga orang pun tidak mungkin mengumpulkan semuanya. Ada perlindungan sistem, hadiah tidak bisa diambil kecuali oleh tim yang membunuhnya. Jika dibiarkan, hadiah ini akan terbuang setelah penyegaran sistem.
Tang Rou tidak peduli dengan hal ini, tapi malah dikritik habis-habisan oleh Chen Guo. Akhirnya Chen Guo mendorong Tang Rou ke samping dan mengambil alih sendiri, sekarang sedang sibuk mengumpulkan paket hadiah. Tang Rou hanya bisa menghela nafas dan membiarkan Chen Guo bertindak.
