Meskipun dari kelas yang sama, build skill dan gaya peralatan para pemain belum tentu identik. Karena itu akun resmi yang disediakan panitia hanyalah akun kosong level 70 - skill points belum ditambahkan, peralatan bisa dimuat sendiri dari Editor peralatan. Tentu saja tidak ada Equipment silver buatan sendiri, hanya peralatan standar yang ada di game. Event seperti All-Star Weekend selalu bekerja sama dengan developer Glory, sehingga sponsorship untuk akun dan peralatan yang dibutuhkan pasti melimpah.
Wang Jiexi dan Gao Yingjie sebagai Ahli Sihir Gelap telah memasuki pertandingan. Build skill dan peralatan mereka sudah dipilih dengan mahir. Gao Yingjie yang akan meneruskan akun Wang Buliuxing milik Wang Jiexi memang memiliki preferensi build skill dan peralatan yang hampir identik. Kedua Ahli Sihir ini terbang menuju pusat arena dengan start yang hampir bersamaan.
Seperti pertandingan sebelumnya, tidak ada strategi posisi tempur. Keduanya langsung bertemu di tengah. Sebagai rekan satu tim, pertarungan ini sudah direncanakan sebelumnya sehingga tidak ada dialog formal seperti antara Dai Yanqi dan Chu Yunxiu sebelumnya. Saat kedua Ahli Sihir yang mengendarai sapu semakin mendekat, Gao Yingjie justru lebih dulu melancarkan serangan dengan melemparkan Magic Bullet ke karakter Wang Jiexi.
Ini benar-benar pertarungan spektakuler.
Berbeda dengan pertandingan sebelumnya dimana penonton lebih terpaku pada efek hologram. Kali ini, penonton akhirnya tersedot kembali ke inti pertarungan yang epik. Efek hologram yang megah kini kembali berfungsi sebagai pelengkap sempurna konten pertandingan, bukan sekadar tontonan visual yang mengalahkan esensi permainan.
Dua Ahli Sihir Gelap terbang seperti kupu-kupu di tengah arena. Lava, hujan asam, jejak skill yang digunakan tersebar di mana-mana. Berbagai prop khas Ahli Sihir Gelap berserakan. Meski sekarang ada proyeksi holografik, bahkan siaran tradisional pun sudah cukup memukau. Dari seringnya komentator gagap menjelaskan, terlihat duel 1v1 ini memiliki ritme yang terlalu cepat. Saat komentator masih membahas ronde sebelumnya, kedua pemain sudah saling serang berkali-kali. Penonton tak peduli dengan komentar kadaluwarsa, akhirnya komentator pun diam dengan sopan.
"Pertandingan ini... mereka serius betul ya..."
Di area atlet profesional, banyak yang mulai berbisik-bisik. Selain Micro Grass, anggota tim lain terkejut. Jarang ada pemain - baik satu tim maupun beda tim - yang begitu berjuang mati-matian di All-Star Weekend.
Ini sebenarnya hanya pertunjukan yang diatur Liga. Meski disebut tantangan, jarang adayang nekat mempermalukan veteran, atau veteran yang tak memberi ruang bagi. Seperti pertarungan Dai Yanqi dan Chu Yunxiu yang jadi contoh ideal - semua bermain cantik lalu selesai. Di mana pun, tata krama tetap harus dijaga.yang belum paham pasti akan diingatkan.
Pertarungan antara Gao Yingjie dan Wang Jiexi yang berada dalam tim yang sama ini ternyata berlangsung sangat sengit dan serius. Bagi veteran seperti Wang Jiexi, situasi ini agak terkesan seperti mengintimidasi junior. Jika sampai kalah, tentu akan lebih memalukan. Bagaimana dengan pemain baru? Sebagai pendatang baru di Liga yang belum berpengalaman, mempermalukan senior di depan umum seperti ini berisiko menimbulkan balas dendam yang bisa menghambat perkembangan kariernya. Apalagi lawan Gao Yingjie saat ini adalah Kapten timnya sendiri. Jika benar-benar membuat sang Kapten tersinggung, posisinya di tim bisa terancam.
Para pemain lain berkomentar sambil memperhatikan anggota Tiny Herb yang semuanya terlihat sangat serius. Beberapa yang akrab dengan anggota Tiny Herb mencoba mendekat untuk mencari tahu latar belakang kejadian ini, namun tak berhasil mendapatkan informasi. Suasana di pihak Tiny Herb sendiri terasa cukup mencekam.
Teriakan penonton semakin menjadi-jadi seiring memanasnya pertarungan. Awalnya kedua pemain bertemu di tengah map dan langsung bertarung. Kini pertarungan telah bergeser ke sudut map. Meski pengurangan HP kedua pihak hampir setara, namun dari pola serang-mundur terlihat bahwa Wang Jiexi justru berada di posisi inferior. Nampaknya Ahli Sihir Gelap milik Gao Yingjie terus menggempur habis-habisan, sementara karakter Wang Jiexi terus bertahan sambil mundur teratur.
Gao Yingjie memiliki reputasi sebagai jenius, namun belum pernah tampil resmi di pertandingan. Pemain dari tim luar tidak tahu kedalaman kemampuannya. Saat ini, dalam konflik tanpa inflasi APM, dia justru berhasil menekan momentum Wang Jiexi. Saat si jenius ini pertama kali muncul dengan ragu-ragu, banyak orang di hati mereka mencemoohnya. Siapa sangka begitu pertandingan dimulai, karakter yang diambilnya langsung menunjukkan performa seganas ini. Kesan semua orang telah berubah total di momen ini.
Tim Blue Rain pernah merebut gelar juara yang sudah dianggap pasti milik Tim Micrograss, menggagalkan rencana dominasi beruntun mereka. Hubungan kedua guild ini kemudian menjadi seperti hubungan antara Jia Shi dan Dominant Hero - saling bertentangan seperti api dan air.
Keberadaan rookie jenius di Tim Micrograss tentu bukan kabar baik bagi Blue Rain. Saat itu para anggota tim saling berbisik-bisik, membahas sosok Gao Yingjie ini.
"Pendapatmu?" Kapten Yu Wenzhou tetap menatap pertandingan tanpa menoleh, bertanya pada Huang Shaotian di sampingnya.
"Operasional si anak sangat cepat, mungkin bahkan melebihi Wang Jiexi. Dengan kecepatan ini dia bisa mengungguli Wang Jiexi. Karena cepat, celah yang kadang muncul langsung hilang sekejap, sulit ditangkap. Dan celah-celah singkat ini, kurasa dia juga sadar, tapi sengaja diabaikan untuk mempertahankan kecepatan. Sebagai , darimana EXP sepiawai ini? Pasti diajarin Wang Jiexi. Kok semakin kulihat ini anak seolah dilatih khusus untuk melawanku?" Huang Shaotian terus mengoceh.
"Bagaimana dengan pihak Wang Jiexi?" Yu Wenzhou secara alami menyaring ocehan Huang Shaotian mana yang omong kosong dan mana yang bermakna.
"Reputasinya mungkin hancur karena ini. Aku sudah tidak sabar ingin telepon dia untuk ucapan selamat. Ponselku mana ya..." Huang Shaotian mulai merogoh sakunya.
Begitu ucapannya selesai, penonton langsung berteriak kaget. Kedua karakter di arena bertabrakan dengan skill dahsyat, sama-sama terpental. Lalu langsung saling kejar naik sapu di udara, saling pukul dengan gagang sapu.
Kedua karakter sudah lama saling menggerus, HP terus turun. Awalnya seimbang, tapi ketika HP sudah tipis, akumulasi kerusakan sedikit-demi sedikit akhirnya terlihat jelas perbedaannya.
"Wang Jiexi! Yang justru tertinggal dalam HP adalah Wang Jiexi. Di pertandingan ini, rookie Gao Yingjie benar-benar menguasai situasi, bahkan dalam pertarungan serius seperti ini, bersiap mengalahkan kaptennya."
Suasana arena terasa makin mencekam. Sebagai rookie tanpa pengalaman pertandingan resmi, meski dijuluki jenius, popularitas Gao Yingjie masih jauh di bawah Wang Jiexi. Secara emosional, lebih banyak pendukung Wang Jiexi di sini. Yang mendukung Gao Yingjie hanya penonton yang ingin melihat kejutan atau tidak menyukai Wang Jiexi. Saat semua menyadari keunggulan Gao Yingjie, suasana arena menjadi berat tanpa disadari.
"Anak ini... cukup tangguh ya..." Chen Guo berbisik ke Ye Xiu dan Tang Rou di sampingnya. Ia tak punya preferensi khusus antara Wang Jiexi atau Gao Yingjie, sekadar menikmati pertunjukan.
Tang Rou melirik Ye Xiu dan melihatnya menghela nafas dengan ekspresi serius.
"Wang Jiexi seharusnya tidak kalah," ujar Yu Wenzhou dari Tim Blue Rain tiba-tiba.
"Benar, rookie ini keterlaluan. Kalau ada rookie di tim kami berani lancang seperti ini, harus dihukum membersihkan toilet selama tiga bulan! Eh... tiga bulan lebih pas," celetuk Huang Shaotian.
"Omongan sampah Huang Shaotian" tentu saja otomatis diabaikan oleh Yu Wenzhou, dia tetap fokus pada pertandingan sambil berkata: "Build skill Wang Jiexi tidak maksimal."
"Hah?" Huang Shaotian terkejut mendengar ini.
Pertarungan nyata bergantung pada operasional, ini sangat membatasi kemampuan Yu Wenzhou. Tapi dalam aspek lain, Yu Wenzhou memiliki kualitas terbaik di Liga. Fakta bahwa build Ahli Sihir Gelap Wang Jiexi tidak maksimal sama sekali tidak terdeteksi oleh Huang Shaotian yang terkenal dengan insting tajamnya. Dia lebih banyak mengamati celah dalam pertarungan mereka, membayangkan peluang jika dirinya yang turun. Perbedaan data kecil ini benar-benar luput darinya.
"Jadi damage skill-nya sedikit kurang. Setelah tabrakan beruntun yang sengit ini, sedikit demi sedikit akhirnya terlihat," kata Yu Wenzhou.
"Maksudmu, dia sengaja mengalah pada anak itu?" tanya Huang Shaotian.
"Sepertinya iya. Dan dia ingin melakukannya dengan tetap tenang..." jawab Yu Wenzhou.
"Perlu segitu detailnya buat menjilat?" gerutu Huang Shaotian.
"Tergantung orang... Ada yang bangkit setelah kekalahan memalukan, ada yang butuh kemenangan tepat untuk membangun kepercayaan diri. Kita tidak kenal anak ini, pasti ada alasan Wang Jiexi melakukan ini," ujar Yu Wenzhou dengan datar.
"Jangan biarkan rencananya sukses, buruan bongkar!" seru Huang Shaotian.
“Bersikaplah lebih baik! Pengorbanan Wang Jiexi untuk memuji ini sudah sangat besar. Dan risikonya juga besar, kalau sampai ketahuan lawan, efeknya pasti kontraproduktif. Pengurangan di Skill Points (SP)-nya juga tidak banyak, menurutku mungkin hanya dua skill yang turun satu tingkat. Bisa mengontrol seakurat ini, pasti sudah berusaha keras, sungguh penuh pertimbangan!” Yu Wenzhou berkomentar penuh perasaan.
Huang Shaotian terdiam sejenak setelah mendengar, jarang terlihat tidak langsung melontarkan omongan, baru setelah lama berkata: "Dia benar-benar percaya diri, pikir orang tidak akan tahu?"
Yu Wenzhou hanya tersenyum, lalu menoleh dan bertanya: "Apa Ye Qiu sudah datang?"
"Mana aku tahu!" kata Huang Shaotian sambil menoleh ke arah Jia Shi, melambai ke seorang gadis cantik dengan dua jari di mulutnya sambil membunyikan siulan nakal.
Orang-orang Jia Shi melihat ke arahnya, tapi si gadis malah menarik kerah bajunya dan memalingkan kepala ke arah sebaliknya.
"Sial, perempuan sialan ini!!" Huang Shaotian kesal sekali.
Yu Wenzhou yang menyaksikan hanya bisa tersenyum kecut, melihat orang-orang Jia Shi menatap ke sini, ia melambaikan tangan memberi salam. Orang-orang Jia Shi membalas lambaian dengan bingung.
