Sambil menyaksikan pertandingan, Qiao Yifan kembali ke area Tim Micrograss.
"Yifan!" Hanya Gao Yingjie yang menyambutnya dengan gembira, sementara yang lain hanya melirik sekilas.
Jika dulu, Qiao Yifan pasti akan merasa malu sampai tak berkutik. Tapi setelah keluar-masuk arena, pola pikirnya sudah berubah total. Perlakuan dingin dan hinaan dari tim tidak lagi penting baginya. Selama punya kemampuan yang cukup, tak perlu khawatir tidak ada tempat yang mau menerima.
"Ke toilet," jawab Qiao Yifan sambil tersenyum pada Gao Yingjie sebelum duduk diam di sebelahnya, di posisi semula.
"Tang Hao sedang menantang Lin Jingyan! Sungguh tidak sopan, baru masuk sudah bilang 'mengalahkan yang lebih tinggi'. Keduanya pakai akun sendiri, pertarungannya benar-benar seru." Begitu Qiao Yifan duduk, Gao Yingjie segera menjelaskan situasi pertandingan ini padanya.
"Hmm, hmm." Qiao Yifan mengangguk cepat-cepat, segera menonton pertandingan dengan serius. Di dalam hati, dia merasa sangat berterima kasih. Dia menyadari betul bahwa penjelasan temannya ini bukan sekadar melengkapi plot yang terlewat, tetapi ingin mengalihkan perhatiannya. Kekalahan sebelumnya jelas meninggalkan rasa tidak enak di hati siapa pun. Gao Yingjie yang pemalu tidak bisa mengucapkan kata-kata penghiburan langsung, hanya bisa membantu mengalihkan pikiran Qiao Yifan dengan cara yang agak kikuk ini.
Di area Atlet profesional, banyak suara diskusi terdengar. Beberapa sampai ke telinga Qiao Yifan. Semua membahas pertandingan saat ini, bahkan banyak yang membandingkannya dengan pertarungan sebelumnya antara Gao Yingjie dan Wang Jiexi.
Jelas ada perbedaan signifikan dalam New Challenger Competition kali ini. Gao Yingjie dan Wang Jiexi bertarung sungguhan, akhirnya sang newbie tanpa ampun mengalahkan sang Kapten senior.
Di pertandingan kali ini, sejak awal sikap Tang Hao terhadap Lin Jingyan sudah membuat semua orang tahu ini akan menjadi tontonan seru. Benar saja, sejak awal kedua pihak langsung bertarung sengit tanpa sedikit pun niat menarik diri. Ucapan Tang Hao sudah sangat keras. Jika Lin Jingyan masih mau mengalah sekarang, jelas tidak akan dianggap sebagai sikap bermartabat. Untuk menunjukkan kelas seorang senior, setidaknya harus membuat Tang Hao menyerah dulu sebelum memberi kesempatan mundur yang elegan.
Namun, ini hanyalah situasi ideal. Tang Hao sama sekali bukan rookie biasa. Di tahun mana pun, rookie selevel ini biasanya enggan tampil di Tantangan Rookie karena mereka merasa sudah setara dengan senior ahli.
Namun, Liga justru sangat mendukung partisipasi rookie berkemampuan tinggi seperti ini dalam Tantangan. Batas kualifikasi rookie selama 2 tahun memang dirancang untuk tujuan ini.
Sikap Tang Hao ini agak bertolak belakang dengan nuansa kekeluargaan yang biasa ada di Tantangan Rookie, tapi justru semakin memanasakan atmosfer. Terbukti dari sorak-sorai penonton yang jauh lebih heboh dibanding pertandingan sebelumnya.
Wartawan yang sempat mengira kekalahan Wang Jiexi oleh Gao Yingjie akan menjadi headline malam ini, kini kembali menyemangati diri.
Meski kemenangan Gao Yingjie atas Wang Jiexi cukup sensasional, sikap ragu-ragu si rookie jenius kurang cocok jadi bahan pemberitaan. Mana bisa menyaingi kesan kuat dari slogan Tang Hao "mengalahkan yang lebih senior"?
Sambil menikmati pertandingan, banyak wartawan mulai merangkai kata-kata untuk artikel. Meski duel di panggung sengit, pemain Glory berpengalaman bisa melihat situasi Lin Jingyan semakin terjepit.
Raja Rogue legendaris ini memang sudah mengalami penurunan performa. Meski karakter Tang San Da-nya lebih kuat daripada Deliluo milik Tang Hao, dalam pertarungan nyata justru tertekan di segala aspek.
Tang Hao bereaksi lebih cepat, operasional lebih cepat, hampir sejak awal mengambil status ofensif aktif. Reaksi dan operasional Tang Hao sudah tidak memiliki ketajaman ini, hanya mengandalkan pengalaman yang lebih matang untuk bermain-main dengan Tang Hao. Dia sudah sangat menyadari, dalam pertandingan ini, jangan bicara tentang memenangkan gaya, bahkan bisa menarik diri dengan utuh sekarang sudah menjadi harapan yang muluk.
Satu-satunya harapannya adalah Tang Hao melakukan kesalahan.
Seorang dengan karir kurang dari dua tahun, kesalahan apapun tidak perlu dikagetkan. Lin Jingyan yang berpengalaman berjuang keras menopang pertandingan, memperpanjang waktu, berharap bisa menangkap lebih banyak kesalahan Tang Hao untuk memberikan serangan balik. Berhadapan langsung, dia sebenarnya sudah mulai kehabisan tenaga.
Lin Jingyan telah mengambil cara respons terbaik yang bisa dia lakukan, namun hasilnya tetap tidak bergerak ke arah yang dia harapkan.
Tang Hao tentu pernah melakukan beberapa kesalahan, namun reaksinya cepat, perbaikan juga cepat. Separuh kesalahan yang dilihat Lin Jingyan, saat ingin menangkapnya, Tang Hao sudah memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut dengan cepat.
Sebagian sisanya yang berhasil dia tangkap, namun damage dari serangan balik tidak bisa sebanding dengan damage yang diterimanya dari serangan gencar Tang Hao.
Lin Jingyan tahu, dirinya terlalu lambat. Terlalu banyak celah yang dia lihat tapi tidak bisa tangkap, hanya bisa memandangi Tang Hao memperbaikinya. Terlalu banyak celah yang berhasil ditangkap, tapi tidak bisa dimanfaatkan sempurna. Operasional Tang Hao yang lebih cepat selalu dengan sigap menetralisir serangan baliknya.
Tidak ada kesempatan lagi?
Banyak orang berpikir demikian. Namun, ketabahan veteran tidak akan mengizinkan penyerahan diri yang prematur. Lin Jingyan masih bertahan, masih menunggu. Sebelum momen terakhir tiba, tak ada yang tahu hasilnya. Mungkin kesalahan fatal yang lebih besar menanti di depan. Menyerah sekarang masih terlalu cepat.
Pertandingan berlanjut.
Tema "yang lemah mengalahkan yang kuat" sejauh ini terwujud dengan cukup sempurna.
Tang Hao dan Lin Jingyan sama-sama bukan pemain kandang. Jumlah penggemar mereka di antara penonton hampir seimbang. Tang Hao sebagai pendatang baru berbeda dengan Gao Yingjie atau Qiao Yifan yang belum pernah ikut pertandingan resmi. Performansi level dewa di musim ini telah membantunya mengumpulkan popularitas yang cukup tinggi.
Teriakan pendukung dari kedua belah pihak jelas mencerminkan keunggulan situasi mereka saat ini.
Di sisi Lin Jingyan, lebih banyak terdengar sorakan penyemangat dan dorongan.
Bagaimana dengan sisi Tang Hao? Penggemarnya sudah histeris berteriak tanpa makna jelas, memasuki kondisi euforia.
Serangan ganas Tang Hao terlihat semakin tak terkendali. Kelas Rogue sebenarnya bukan karakter penyerang frontal langsung. Bata, Sand Toss, Poison Coating - nama-nama skill ini saja sudah menunjukkan sifat licik kelas ini. Tapi saat ini, Delilo milik Tang Hao sekilas hampir seperti Master Bela Diri paling agresif di antara kelas tempur.
Serang. Serang. Terus menyerang.
Tunggu. Sabar menanti.
Emosi para fans di luar sama sekali tidak mempengaruhi veteran seperti Lin Jingyan. Dia masih menunggu dengan sabar kesalahan yang bahkan dia sendiri tidak tahu apakah akan muncul.
Dapat!
Saat HP sudah memasuki status Darah Merah, mata Lin Jingyan berbinar. Tang Hao yang selama ini menyerang dengan ganas akhirnya menunjukkan celah besar karena operasional yang kurang tepat. Untuk pertandingan yang sudah mendekati akhir, meski celah ini tidak cukup untuk membalikkan keadaan, bisa menjadi awal pembalikan.
Lin Jingyan tidak berpikir panjang. Memanfaatkan kesempatan tipis ini, Tang San Da-nya langsung melancarkan serangan.
Tangan kanan bergerak cepat, Tang San Da menggunakan skill Lock Throat langsung menyambar Delilo milik Tang Hao.
Tapi Tang Hao yang seharusnya tidak bisa melihat serangan ini, justru seperti tahu akan ada serangan tersebut. Delilo tiba-tiba bergeser ke samping.
Lin Jingyan kaget. Saat berusaha menyesuaikan, layar tiba-tiba gelap. Delilo yang melayang dengan kedua kaki terkatup menghantam keras dahi Tang San Da dengan lutut.
Skill Rogue: Knee Strike Kuat.
Lin Jingyan sadar situasi buruk. Persiapan matang lawan ini menunjukkan celah tadi hanyalah perangkap?
Knee Strike Kuat tidak cukup untuk menjatuhkan lawan, tapi saat melintasi Tang San Da, Delilo mengulurkan lengan menggunakan skill Lan Shan Hu. Kali ini berhasil menjatuhkan Tang San Da ke tanah.
Delilo langsung berguling, gerakannya lebih cepat setengah detik dibandingkan Ukemi yang dioperasikan Lin Jingyan. Tang San Da tak sempat bangkit, malah ditindih Delilo ke lantai arena, disusul hantaman tinju yang berjatuhan bagai hujan.
Skill tingkat tinggi Rogue: Overpowering Combo Fist.
Lin Jingyang yang sangat familiar dengan Rogue sepenuhnya memahami damage yang akan ditimbulkan skill ini. Melihat HP-nya sendiri, kali ini akhirnya tak ada harapan lagi.
Di bawah operasional gila Tang Hao, Overpowering Combo Fist ini melesat lebih cepat, lebih banyak. Setelah combo selesai, HP Tang San Da akhirnya habis, tak mungkin bangkit lagi. Dengan kemunculan dua karakter besar "Glory", pembawa acara langsung berseru mengumumkan pemenang akhir.
Yang lemah mengalahkan yang kuat, terwujud sempurna.
Media hanya membutuhkan lebih banyak sensasi. Mereka tak akan memihak pihak manapun karena sentimen pribadi.
Kedua pemain turun dari panggung pertandingan, berjabat tangan di tengah arena.
"Pertarungan yang bagus..." Lin Jingyan memaksakan senyum. Bertahun-tahun di lingkup profesional, dia sudah terbiasa menyembunyikan emosi aslinya.
"Yang lemah mengalahkan yang kuat." Tang Hao menggenggam tangan Lin Jingyan, masih mengulang empat kata itu dengan senyum.
Bahkan pembawa acara di samping merasa situasi ini canggung, hendak melerai tapi jabat tangan sudah usai. Tang Hao berdiri tegak, mengangkat kedua tangan ke penonton lalu berbalik meninggalkan arena.
Pembawa acara memandang Lin Jingyan dengan tatapan memelas, dia bahkan tidak tahu bagaimana melanjutkan acara.
Lin Jingyan tetap tersenyum tipis pada pembawa acara, lalu melambaikan tangan ke penonton sebelum turun dari arena dengan diam-diam. Untuk orang biasa, usianya masih terhitung muda, tapi di dunia esports, bayangannya yang menjauh terlihat agak tertatih-tatih.
Para atlet profesional saling pandang tak percaya. Tindakan Tang Hao benar-benar menjadi tantangan terbesar terhadap tradisi. Meskipun Gao Yingjie sebelumnya mengalahkan kaptennya, tidak ada sedikitpun sikap tidak hormat yang ditunjukkan.
Saat para penonton masih berdiskusi, komentator sudah memanfaatkan momentum untuk mengumumkan pertandingan selanjutnya.
Rookie Challenger: Sun Xiang dari Tim Jia Shi.
Yang Ditantang: Han Wenqing dari Tim Dominant Hero.
Komentator kemudian mengumumkan dengan penuh semangat bahwa dalam pertandingan ini, rookie juga meminta menggunakan akun profesional.
Teriakan dan sorak penonton hampir menyulap arena.
Permintaan kali ini memiliki nilai signifikansi yang jauh melebihi pertandingan sebelumnya.
Delilo milik Tang Hao hanyalah karakter biasa di lingkup profesional. Meskipun Tang San Da milik Lin Jingyan dijuluki Rogue nomor satu, akun tersebut belum mencapai level dewa. Namun akun yang dipegang Sun Xiang dan Han Wenqing sangat berbeda.
Dewa Perang, Yizhiyeqiu.
Kaisar Tinju, Desert Dust.
Ini adalah dua karakter level dewa yang telah bertarung sengit sejak berdirinya Liga Glory.
