10 menit. Waktu ini termasuk sangat lama untuk duel tunggal.
Di era awal Liga profesional Glory, pertandingan memiliki batas waktu. Untuk pertandingan 1vs1 waktu itu dibatasi lima menit. Jika belum ada pemenang saat waktu habis, persentase HP tersisa yang menentukan kemenangan.
Pengaturan batas waktu awalnya dimaksudkan untuk memudahkan siaran, namun karena aturan ini justru memunculkan banyak strategi tidak sportif. Misalnya, setelah mencapai keunggulan tertentu dalam rasio HP, pemain tidak lagi bertarung langsung dengan lawan, melainkan memilih bermain petak umpet di map.
Dengan demikian, pilihan strategi bertambah banyak, namun taktik petak umpet ini sangat tidak menarik untuk ditonton. Lawan frustasi, penonton pemain juga sangat tidak menyukainya, bahkan komentator pun terdiam saat menghadapi situasi seperti ini. Akhirnya Liga segera mengadakan sidang dengar pendapat dan menghapus pengaturan batas waktu. Sejak itu, tidak ada batasan waktu dalam pertandingan apapun sampai ada pihak yang benar-benar kalah.
Dengan cara ini, bahkan aliran bermain menghindar pun harus aktif, tidak bisa sepenuhnya mengandalkan pelarian, sehingga daya tarik tontonan tetap terjamin. Di sisi penyiaran, tanpa batas waktu memang agak merepotkan dalam pengaturan program, tapi setidaknya masih bisa diatasi. Daya tarik tontonan tetap menjadi jaminan rating, pihak penyiar juga tidak ingin hanya demi kepraktisan menayangkan tayangan membosankan seperti petak umpet.
Meski sistem batas waktu dihapus, pilihan waktu lima menit di era awal sebenarnya cukup ilmiah. Lima menit cukup untuk menyelenggarakan duel satu lawan satu yang padat. Dalam format pertandingan sampai mati saat ini, sebagian besar duel bisa diselesaikan dalam lima menit.
Pertandingan yang melebihi lima menit biasanya melibatkan strategi hati-hati dari kedua belah pihak yang saling menggerogoti perlahan.
Namun pertarungan kali ini jelas sama sekali tidak seperti itu. Yizhiyeqiu dan Desert Dust saling bertabrakan dengan sengit, hampir seperlima map hancur akibat duel mereka, mana ada bayangan licik sedikitpun?
Dengan strategi seperti ini, kedua pihak ternyata bisa bertahan selama 10 menit - benar-benar sangat langka. Bahkan, 10 menit jelas bukan akhir, HP kedua karakter masih tersisa seperempat!
Penonton tertegun, komentator yang awalnya hanya monoton menjelaskan skill dan jurus yang digunakan pun mulai bosan. Saat ini dia buru-buru mencari beberapa data untuk mengisi waktu.
"10 menit! Pertarungan 1v1 antara Sun Xiang dan Han Wenqing telah mencapai 10 menit. Saat ini HP masing-masing masih seperempat, jika mengikuti ritme ini mungkin akan mencapai 13 menit. Pecinta rekor di Glory mungkin merasa durasi ini tidak terlalu spektakuler, tapi perlu diketahui bahwa rekor durasi panjang biasanya dihasilkan dari strategi aliran licik. Untuk pertarungan intens seperti ini yang melebihi 10 menit, setidaknya dalam karir saya sebagai komentator, ini pertama kalinya saya menyaksikan langsung." Komentator terus berbicara tanpa henti. Karena situasi tak terduga ini, persiapan sebelumnya jelas kurang. Pencarian kilat data hanya bisa mengungkap informasi terbatas. Dia pun mengandalkan pengalamannya yang luas sebagai bukti untuk menegaskan keistimewaan pertandingan ini.
Pemain Glory yang sudah punya pengalaman, mana perlu dia ngomong panjang lebar. Siapa yang belum pernah duel di Arena? Konsep 10 menit semua orang paham. Pertarungan kali ini seru, semua juga lihat. Omongan panjang komentator ini malah gak ada yang peduli, semua fokus ke pertandingan di lapangan.
"Siapa yang menang?" Chen Guo mencengkeram lengan Ye Xiu bertanya. Pertandingan kali ini memang seimbang, susah dibedakan mana yang unggul. Chen Guo curiga kemampuan sendiri kurang makanya gak bisa lihat, jadi pengin minta info dari Ye Xiu yang lebih jago.
"Sekarang masih belum bisa dipastikan." Kata Ye Xiu.
"Kenapa?"
"Darah masih banyak." Jawab Ye Xiu.
"Maksudnya?" Chen Guo bingung.
"Sekarang kedua pihak belum bisa merebut inisiatif penuh. HP masih seperempat lebih, mustahil menang dengan satu kesempatan. Masih harus nunggu sampai Darah merah mungkin!" Ye Xiu menjelaskan.
"Kalau sudah Darah merah?" Tanya Chen Guo.
"Saat Darah merah, satu Skill besar damage tinggi bisa menentukan hasil pertandingan." Kata Ye Xiu.
“Oh……” Chen Guo mengangguk setengah mengerti. Di sisi lain, Tang Rou juga menyaksikan pertarungan ini dengan penuh perhatian. Bagaimanapun juga, Battle Mage adalah kelas karakter yang sedang digunakannya sekarang. Dari pertandingan ini, dia bisa melihat beberapa rahasia layaknya pemain semi-profesional. Hanya saja Han Yanrou-nya belum mencapai level 40, masih banyak skill yang belum terbuka, sehingga wawasan yang didapat tetap terbatas. Namun dari skill low-tier yang sudah dikuasai Han Yanrou, Tang Rou bisa melihat jurang perbedaan yang sangat lebar.
Baik itu sang pengendali, maupun karakternya...
Penonton sudah tidak lagi bersorak. Pertarungan berlangsung sangat ketat, kedua pihak terus menyerang sekaligus menangkis serangan lawan. Setiap kali penonton mengira akan ada klimaks, ternyata sorakan mereka sia-sia belaka. Setelah beberapa kali berteriak kosong, semua merasa malu. "Terlalu sering begini kan menunjukkan kita tidak berbakat, ya?"
Semua diam-diam menyaksikan, diam-diam menunggu hasil akhir pertandingan ini.
Hanya sesekali terkejut: "Astaga! HP kedua karakter sudah turun segini banyak."
Tapi bagaimana tepatnya HP itu berkurang, tak ada yang bisa melihat semua detailnya. Apakah pertandingan ini tergolong sengit? Banyak penonton yang bingung. Dua karakter terus bertarung, tapi seolah tak ada yang terjadi, hanya menyisakan fakta bahwa HP terus merosot. Begitu berlus sepuluh menit lebih, tiba-tiba HP kedua karakter menyala merah bergantian.
"Darah merah!" teriak Chen Guo.
“Hmm, saatnya menentukan kemenangan, perhatikan baik-baik.” Ye Xiu berkata.
Saatnya menentukan kemenangan telah tiba.
Ternyata tak hanya Ye Xiu yang paham prinsip ini. Di kursi atlet profesional, semua kini menahan napas dan memfokuskan pandangan.
Sepuluh menit sebelumnya hanyalah pemanasan. Momen terakhir inilah klimaksnya – satu-satunya puncak sekaligus titik akhir pertandingan.
Yizhiyeqiu di arena tiba-tiba mundur setelah kontak sesaat. Di momen krusial ini, dia mengubah strategi, menghentikan serangan membabi buta. Dengan mobilitas tinggi Battle Mage yang diperkuat status Chakra dan tekad tempur, dia mulai bergerak memutar, mengintai kesempatan untuk memberikan serangan mematikan.
Bagaimana dengan Han Wenqing? Di detik-detik akhir ini, dia justru konsisten melanjutkan serangan agresifnya.
“Waaaah!!!!” Tribun penonton yang lama sunyi tiba-tiba meledak – teriakan, tepuk tangan... Di mata penonton awam yang tak sepenuhnya paham taktik, perubahan ini membuat Han Wenqing tampak mendominasi. Meski alasan mereka keliru, timing soraknya tepat sekali. Klimaks pertandingan benar-benar akan dimulai.
“Sial, Sun Xiang si pengecut ini!!!” Chen Guo saat ini juga berteriak marah. Beberapa waktu terakhir ini dia sama sekali bukan penggemar netral, kali ini dia 100% berharap Sun Xiang menang. Tapi ini lebih karena dukungannya pada tim, untuk Sun Xiang sendiri, orang ini kan belum lama bergabung ke Jia Shi, Chen Guo belum jadi penggemar gilanya! Begitu melihat aksinya yang tiba-tiba ragu-ragu, langsung mencibir dengan penuh ketidaksukaan.
“Jangan buru-buru, lihat perlahan.” Ye Xiu buru-buru menenangkan.
“Lihat itu si pengecut!” Chen Guo berteriak.
“Menurutku, dia bertarung cukup tenang.” Tang Rou yang jarang ikut diskusi, pertama kalinya membuka mulut berkomentar.
“Hmm.” Ye Xiu juga mengangguk.
“Benarkah? Kalau begitu lebih baik...” Chen Guo tidak keras kepala, di saat genting ini mendengar bahwa Sun Xiang sebenarnya tidak akan menyerah kalah, hatinya justru merasa lega.
Serangan mendadak, terus serang mendadak!
Han Wenqing di momen penentu kemenangan ini, seolah tetap tidak tahu apa itu kehati-hatian dan ketenangan, terus menerus melancarkan serangan ganas.
Doron Pukulan Penghancur! Desert Dust mengayunkan tinju keras, Yizhiyeqiu yang baru saja mendarat terpaksa berguling mundur panik.
Cyclone Kick！Desert Dust mengejar ke depan, mengayunkan tendangan di udara. Dua skill terhubung dengan cepat, tapi operasional Sun Xiang lebih cepat lagi. Yizhiyeqiu yang sedang berguling ke belakang sama sekali tidak bangkit, langsung berguling ke sisi lain. Ini hanya gerakan dasar, tapi menghubungkan dua gulingan secara mulus seperti ini sama sekali bukan hal mudah. Jika gagal, sedikit tersendat di antara dua gulingan, pasti akan kena sabetan Cyclone Kick tadi.
！！！
Han Wenqing kembali menggunakan skill high-level di saat yang tidak menciptakan peluang bagus. Desert Dust melompat ke depan, kedua kaki diangkat untuk menginjak Yizhiyeqiu.
“Prak！”
Kali ini, bahkan gulingan mulus pun tak bisa menghindar. Kaki Desert Dust menghantam langsung dada Yizhiyeqiu, menginjaknya hingga terpelanting. Desert Dust justru memanfaatkan tenaga injakan ini untuk melompat ke belakang Yizhiyeqiu, berputar di udara siap mengayunkan Tendangan Elang untuk menghabisi. Damage dari tidak cukup untuk disebut sebagai bunuhan, tapi ditambah satu skill utuh lagi sudah cukup.
“Semua orang mengira pertandingan akan berakhir seketika. Chen Guo hampir mengumpat, tiba-tiba Yizhiyeqiu yang sudah terinjak melakukan backflip, menggunakan Ukemi untuk tidak terjatuh. Tubuhnya belum sepenuhnya berbalik, namun tombak Quexie sudah menusuk ke atas dengan teknik Tianji miring.”
“Semua terpana. Tianji adalah skill terendah Battle Mage, tapi kali ini digunakan hampir membelakangi lawan. Dengan cara ekstrem ini, Yizhiyeqiu berhasil menyambar serangan, bertabrakan dengan Tendangan Elang Desert Dust.”
“Satu tendangan ke bawah, satu tusukan ke atas.”
“Dua skill bertabrakan dengan kekuatan setara. Yizhiyeqiu terpeleset mundur satu langkah, Desert Dust terlempar ke belakang di udara.”
“Yizhiyeqiu segera menarik tombaknya. Quexie yang hitam legam mengangkat kepala seperti naga, energi magis berkumpul di badan tombak. Battle Mage pada dasarnya adalah mage - kekuatannya tak hanya berasal dari fisik, tapi juga dukungan sihir.”
“Quxie menusuk ke depan, energi magis yang terkumpul berubah menjadi naga hitam bergemuruh, menerbangkan serpihan debu dan menerjang Desert Dust.”
“Skill terkuat Level 70 Battle Mage:! (Fú Lóng Xiáng Tiān/Naga Terbang Menguasai Langit)”
“Penonton kembali mengira pertarungan usai. Kali ini Chen Guo sudah bersiap untuk bersorak.”
“GLORY!!!”
Layar elektronik juga telah menampilkan dua karakter besar tersebut.
Namun setelah melihat sosok naga dari Quexie dalam Fulong Xiangtian menghilang, para pemain terkejut menemukan Desert Dust berdiri di samping Yizhiyeqiu.
Target yang terkena Fulong Xiangtian sama sekali tidak mungkin berada di dekatnya. Jelas, serangan Fulong Xiangtian ini tidak mengenai sasaran.
Pemenang Glory ternyata adalah Han Wenqing dengan Desert Dust-nya. Yizhiyeqiu, tumbang.
