Saat pertandingan terakhir berakhir, tepuk tangan penonton terdengar kaku. Jelas bukan berasal dari kegembiraan hati, hanya sebatas tepuk tangan formal yang sopan.
Menanggapi semua ini, bintang andalan Lun Hui, Zhou Zekai, justru terlihat tak ambil pusing. Begitu pertandingan usai, ia melambaikan tangan ke penonton, mengucap "terima kasih" lalu buru-buru meninggalkan arena.
Sejak opening show sudah dipromosikan habis-habisan, ingin dijadikan bintang paling cemerlang malam ini, tapi hasil akhirnya malah seperti penampilan di waktu sampah setelah jam 12 di Chunwan. Seluruh anggota Lun Hui menghela nafas. Meskipun New Challenge kali ini jelas akan menjadi yang paling epik dan sukses sepanjang sejarah, tapi dalam event spektakuler ini justru tak ada sorotan untuk atlet mereka. Ini membuat frustrasi mereka semakin menjadi-jadi.
Pertandingan Tantangan Rookie berakhir, ini menandakan hari pertama All-Star Weekend resmi selesai. Meski setiap pertandingan satu lawan satu tidak terlalu panjang, ditambah sesi transisi, sambutan, dan opening show, total sudah berjalan hampir 2 jam.
Selanjutnya diadakan proyeksi hologram dan aktivitas seperti undian berhadiah. Di tahun-tahun sebelumnya, banyak penonton sudah mulai meninggalkan arena selama sesi tambahan ini. Tapi tahun ini dengan teknologi proyeksi hologram yang baru, mayoritas penonton justru betah menikmati tontonan hingga akhir.
Sesi penutupan ini berlangsung sekitar 30 menit sebelum akhirnya hari pertama event All-Star resmi ditutup. Selama setengah jam terakhir ini, petugas keamanan sudah bersiap mengatur kerumunan penonton. Lampu stadion dinyalakan bertahap hingga terang benderang, penonton mulai berduyun-duyun keluar. Beberapa fans fanatik masih melirik ke sana kemari, berharap bisa bertemu idolanya.
Tapi panitia sudah mengantisipasi hal ini. Area atlet profesional memiliki jalur eksklusif yang terpisah dari penonton biasa. Saat lampu menyala terang, ketika penonton melihat ke area atlet, para pemain profesional sudah lama meninggalkan tempat duduk mereka.
Orang-orang yang berdesak-desakan perlahan-lahan bergerak keluar dari venue, memakan waktu hampir 30 menit. Semua orang berkeringat deras. Begitu keluar, suasana langsung terasa lebih segar. Di bawah lampu, terlihat penonton-penonton yang terengah-engah mengeluarkan uap napas putih.
Penonton lokal yang lebih berpengalaman menonton pertandingan langsung, begitu keluar langsung berebut pinggir jalan. Meski beberapa sopir taksi yang cerdik sudah menunggu di sekitar area ini sebelum pertandingan usai, tetap saja permintaan melebihi pasokan. Keributan di pinggir jalan semakin menjadi-jadi, para penggemar Glory sama sekali tidak menunjukkan sikap saling membantu, malah saling berebut taksi dengan sengit.
Pemandangan seperti ini sebenarnya tidak asing bagi ketiganya. Ye Xiu sudah pasti tahu. Chen Guo dan Tang Rou yang memiliki warnet di seberang kandang Jia Shi juga sering melihat situasi serupa setiap kali ada pertandingan kandang. Tapi baru kali ini mereka benar-benar mengalaminya langsung. Setelah berjuang selama 30 menit, akhirnya mereka berhasil mendapatkan satu taksi.
Kembali ke hotel, ketiganya kelelahan dan kelaparan. Makan malam mereka hanya seadanya di pesawat. Begitu tiba di Kota S, mereka langsung menuju hotel tanpa istirahat cukup dan buru-buru menonton pertandingan. Sepanjang perjalanan yang terburu-buru, mereka juga tidak menyiapkan camilan saat menonton. Saat fokus menonton pertandingan, mengantri keluar, dan menunggu taksi, rasa lapar belum terasa. Tapi begitu sampai tujuan, perut langsung keroncongan. Tanpa ragu, mereka langsung menyerbu restoran hotel.
Setelah memesan beberapa hidangan secara acak, pandangan ketiga orang itu tertuju pada layar elektronik besar di restoran yang sedang menayangkan program.
Saat ini industri esports juga berkembang pesat, dengan Liga Glory menjadi yang terdepan. Ditambah basis pemain Glory yang sangat besar dan basis penggemar yang solid, Weekend All-Star Glory yang diselenggarakan ini tentu menjadi acara utama di kota S baru-baru ini. Saat ini layar menampilkan sorotan spektakuler dari hari pertama Weekend All-Star, yaitu Kompetisi Tantangan Rookie.
Opening show, satu per satu pertandingan tantangan.
Beberapa adegan ini baru saja mereka saksikan langsung di lokasi, namun saat menonton rekaman highlights di siaran TV, sensasinya berbeda. Chen Guo masih bersemangat, selalu memanggil dua rekannya saat tiba adegan seru. Satu-satunya momen hening adalah ketika Han Wenqing mengalahkan Sun Xiang. Meski ini klimaks malam itu, bagi Chen Guo momen ini jelas tidak menyenangkan.
Setelah tayangan highlights selesai, siaran TV kemudian menayangkan konferensi pers setelah penutupan acara hari pertama.
Sebagai penyelenggara, meski Lun Hui merasa frustrasi, mereka tak bisa mengeluh langsung. Dalam konferensi pers, mereka memuji kesuksesan teknologi holografik dan keseruan Kompetisi Tantangan Rookie.
Para bintang esports yang diundang sebagian besar mengikuti narasi resmi, memuji acara ini dengan antusias. Namun para wartawan tak mudah dihibur. Pertarungan sengit antara veteran dan rookie yang muncul dalam Kompetisi Tantangan Rookie ini tentu menuai banyak pertanyaan kritis.
Namun Liga jelas sudah mempersiapkan ini dengan matang. Anggota yang dikirim ke konferensi pers semuanya adalah karakter yang ahli dalam berdiplomasi dengan media. Menghadapi pertanyaan tajam ini, mereka semua hanya memberikan jawaban berbelit-belit. Mereka menekankan sikap profesional para pemain, menyatakan bahwa persaingan antara senior dan rookie adalah hal yang positif, serta mencerminkan perkembangan sehat Liga.
Jelas bahwa dari para pemain yang hanya sekadar memenuhi kewajiban ini, para wartawan tidak bisa menggali topik menarik. Mereka menunggu karena tahu sesuai peraturan, sebagian peserta Tantangan Rookie wajib hadir untuk diwawancarai.
Akhirnya, empat orang peserta Tantangan Rookie (baik senior maupun rookie) muncul di konferensi pers. Dari sisi rookie ada Dai Yanqi dari pertandingan pertama dan rookie dari Lun Hui di pertandingan keenam. Sedangkan dari sisi senior, yang muncul justru Wang Jiexi dan Zhou Zekai.
Para wartawan langsung menyadari: Licik sekali! Tokoh-tokoh kontroversial yang mereka harapkan tidak muncul. Dai Yanqi dan dua rookie dari Lun Hui itu, apa lagi yang bisa ditanyakan? Satu-satunya yang bernilai berita di tempat itu hanyalah Wang Jiexi.
Segera para wartawan mengerumuni Wang Jiexi, segudang pertanyaan dilontarkan ke arahnya, tentu berfokus pada kekalahannya dari Gao Yingjie di pertandingan tersebut.
Wang Jiexi adalah veteran yang sudah berpengalaman bertahun-tahun. Apalagi pertandingan itu sepenuhnya adalah rekayasanya sendiri. Situasi saat ini sepenuhnya sudah dia antisipasi. Kehadirannya di konferensi pers justru merupakan inisiatifnya sendiri, mana mungkin dia grogi?
Menghadapi berbagai pertanyaan wartawan, Wang Jiexi dengan tenang dan sistematis menjawab satu per satu.
Meski tidak mendapatkan pernyataan sensasional yang diharapkan, sikap serius Wang Jiexi dalam menjawab pertanyaan tetap dihargai oleh para wartawan. Mereka yang sering menerima tatapan sinis dari selebritas besar saat mengajukan pertanyaan tajam, kali ini juga tidak ragu mengajukan pertanyaan provokatif kepada Wang Jiexi. Bahkan pertanyaan tentang apakah sengaja mengalah pun terlontar secara tidak sengaja, namun Wang Jiexi tetap sabar memberikan penjelasan.
Berbeda dengan Zhou Zekai dan dua pemula lainnya yang kurang diperhatikan, hanya wartawan yang tidak bisa mendekati Wang Jiexi yang mengajukan beberapa pertanyaan kepada tiga orang ini.
Situasi seperti ini sebenarnya sangat umum dalam wawancara, bahkan para pemula pun tidak menganggapnya aneh. Bagi kebanyakan orang, sering diwawancarai wartawan bukanlah hal menyenangkan - mereka justru senang jika diabaikan dalam wawancara pasca pertandingan.
Contohnya Zhou Zekai, pemain Glory paling populer saat ini, yang justru terlihat bahagia mengalami pengabaian seperti ini.
Namun dibandingkan dua pemula lain, Zhou Zekai tetap lebih menarik perhatian. Pendapat seorang Shen tentu lebih menarik daripada pendapat pemula. Wartawan yang tidak bisa mendekati Wang Jiexi kebanyakan beralih ke sisi Zhou Zekai.
“Anda saat ini bisa disebut sebagai pemain generasi menengah yang sedang berada di puncak karier. Menghadapi semangat berani para pemula dalam Kompetisi Tantangan Pemula kali ini, apakah menurut Anda ini merupakan bentuk ketidakhormatan terhadap veteran?” tanya seorang wartawan.
Diam... Diam yang berlangsung lebih dari sepuluh detik. Zhou Zekai terlihat sedang berpikir, lalu setelah beberapa saat mengangkat kepala dan berkata dengan serius: “Lumayanlah?”
Kemudian, tidak ada kelanjutannya. Setelah mengucapkan tiga kata itu, Zhou Zekai sudah mulai memperhatikan para wartawan dengan serius, jelas memberi sinyal bahwa pertanyaan berikutnya bisa diajukan.
Para wartawan cukup terdiam. Mereka tentu sudah lama tahu bahwa mewawancarai Zhou Zekai adalah hal yang sulit. Pria yang dijuluki pria tertampan sepanjang sejarah Glory ini terlihat sangat profesional saat tampil, namun sangat pendiam dalam berkomunikasi. Terutama saat berhadapan dengan media, pertanyaan panjang lebar kadang hanya dijawab dengan “Hm”, “Oh”, “Ah!” atau “Lumayanlah!” seperti sekarang. Ucapan “Tidak ada” ini memang secara teknis menjawab pertanyaan, tapi... apa artinya jika ditulis?
“Wahahaha...” Chen Guo yang sedang menonton siaran langsung tertawa terbahak, menunjuk layar dan berkata: “Aku suka lihat wawancaranya.”
Sementara Tang Rou yang pertama kali melihat wawancara Zhou Zekai langsung menyadari keunikan orang ini, bertanya heran: “Apa ucapan barusan itu sudah dianggap sebagai jawaban?”
“Ya.” Ye Xiu mengangguk.
Mana mungkin para wartawan cepat menyerah. Kesempatan langka mewawancarai Zhou Zekai tanpa perlu berebut ini membuat mereka bertekad untuk menaklukkan tantangan wawancara ini.
“Tang Hao mengalahkan Lin Jingyan, menurutmu apakah dia bisa disebut sebagai pemain Rogue terbaik di Liga?” Pertanyaan yang sangat langsung.
Zhou Zekai berpikir lagi belasan detik, lalu menjawab: "Semua sangat hebat."
“Semua? Semua maksudnya siapa?”
“Hmm...” Berpikir, “Semua orang lah!”
“Semua orang? Apa menurutmu skillmu setara dengan Yu Nian?” Yu Nian adalah rookie yang menemani Zhou Zekai berakting hari ini.
“Ehh... Dia sangat giat!” Kata Zhou Zekai.
“Rajin, bukan berarti skillnya bagus kan?” Tanya seseorang.
“Yang penting berusaha maksimal.” Zhou Zekai menjawab setelah lama diam.
Para wartawan menangis terisak-isak, di sisi Chen Guo sudah tertawa sambil memukul meja. Tang Rou juga tak bisa menahan tawa, bertanya ke Ye Xiu: “Dia beneran seperti ini, atau sedang mempermainkan wartawan?”
“Percayalah, dia memang seperti ini.” Ye Xiu mengangguk.
