Kasihan si pemain Sharpshooter yang awalnya ingin pamer di depan cewek cantik, malah dihajar berdua. Setelah dengar komentar bahwa mereka berdua dalam satu tim, dia langsung ngambek sambil merangkak di tanah sambil berteriak: "Curang-curang, masa boleh bikin tim gitu?"
Ruangan langsung dipenuhi tawa, bahkan komentator sempat memeriksa peraturan dan menjawab di siaran: "Hmm, aturan tidak menyebutkan hal ini... Tapi selama tidak dilarang bergabung ke dalam tim, tentu diperbolehkan kan?"
Semua orang di arena menyaksikan dengan jelas. Tak ada yang merasa kasihan pada pria ini. Saat dihajar oleh dua wanita cantik, penonton justru bersorak riang disertai tepuk tangan gegap gempita.
Tapi sutradara siaran pertandingan jadi bingung. Penonton di lokasi bisa leluasa melihat keseluruhan pertandingan, bebas memilih bagian mana yang ingin ditonton. Namun siaran televisi hanya bisa menampilkan satu sudut pandang. Dari reaksi penonton, jelas semua sedang menyaksikan PK di tanah. Tapi bukankah ini event lompat tinggi? Haruskah tidak menyiarkan bintang-bintang profesional yang sedang bertarung di udara, malah menyorak tiga pemain biasa yang berantem di tanah?
Kebingungan sutradara siaran membuat komentator juga ikutan kacau. Komentator ini bertugas untuk siaran TV, sedangkan pembawa acara di lokasi hanya berperan sebagai host. Tentu tidak mungkin ada dua suara komentar bersamaan. Akhirnya komentator TV terpaksa menjelaskan adegan lompat tinggi, padahal bahkan pikirannya sendiri tertuju pada PK di bawah.
Pemain Sharpshooter hari ini benar-benar berniat mengulur waktu sampai akhir. Setelah jelas tak bisa mengalahkan Chen Guo dan Tang Rou, dia malah mulai kabur. Aksi ini langsung memicu pemikiran para pemain: Jika terus kabur seperti ini, apakah dia bisa keluar dari map sampai ke kursi penonton?
Tang Rou adalah orang yang tidak suka menyerah, Chen Guo juga sudah dibuat kesal oleh orang ini. Keduanya tidak menyerah, mengendalikan karakter mereka dan mengejar.
Tiga orang, satu di depan dan dua di belakang, berlari lurus ke tepi map. Banyak penonton yang berdiri, ingin melihat apa yang terjadi saat mencapai batas.
Tiba-tiba, Sharpshooter yang hampir mencapai tepi itu berbelok arah, mulai berputar-putar di sekitar tepi.
Penonton langsung marah. Ini melawan keinginan massa! Semua ingin melihatnya keluar map, tapi malah berputar saat tinggal selangkah lagi. Seperti mengolok-olok penonton setelah menggoda si cantik!
Arena langsung dipenuhi suara cemooh. Tapi tak lama kemudian semua diam. Dari layar elektronik terlihat, ternyata sang Sharpshooter tidak sengaja mengolok-olok. Tepi map ini memang tidak bisa dilanjutkan. Proyeksi hologram di arena tidak menunjukkan ini, tapi sudut pandang permainan di layar memperlihatkan bahwa map ini memiliki batas - dia mentok di dinding, mau bagaimana lagi selain berputar?
Tapi berputar pun ada batasnya. Chen Guo dan Tang Rou membagi dua jalur, akhirnya menjepitnya. Dijepit depan-belakang, pemain ini masih bertahan sebentar sebelum akhirnya Mati. Sorak-sorai penonton memenuhi arena. Kedua karakter Tang Rou dan Chen Guo kembali dengan gagah ke bawah papan lompat untuk melanjutkan lompat tinggi.
"Pertunjukan pertama memperlihatkan kemegahan Raja Senapan Zhou Zekai, pertunjukan kedua menghadirkan komedi dari pemain biasa. Suasana di lokasi sangat meriah, namun para atlet profesional justru terlihat tenang secara mengejutkan. Sekilas terlihat, banyak sekali percakapan berbisik-bisik di area kursi atlet profesional."
"Bagaimana?" Di berbagai tim besar, hampir semua orang membicarakan hal yang sama. Fokus perhatian mereka tentu saja Tang Rou.
"Kecepatan tangan cukup bagus." Pendapat yang disepakati bersama.
"Tapi ada satu hal yang aneh." Seorang Battle Mage berbicara, "Aku perhatikan sepanjang permainan, dia tidak menggunakan skill level 40 ke atas sama sekali. Sekalipun ada kesempatan bagus, tetap tidak digunakan."
"Apakah menurutnya lawan itu tidak perlu dihabisi dengan skill besar?"
"Mungkin! Perbedaan kekuatan dengan lawannya memang sangat besar."
Di tengah perbincangan, karakter Chen Guo dan Tang Rou kembali ke tengah arena. Tanpa basa-basi, mereka melanjutkan lompatan di papan. Saat ini Su Mucheng dan empat atlet profesional lainnya sudah mendekati puncak, penonton tadi juga sudah melewati separuh jalan. Chen Guo dan Tang Rou baru memulai dari awal, namun setelah pertunjukan spektakuler tadi, para penonton justru mendukung mereka dengan tepuk tangan dan sorakan semangat.
Beberapa menit kemudian, empat atlet profesional berhasil mencapai puncak. Su Mucheng mempertahankan keunggulan awalnya dan meraih posisi pertama.
Tiga orang lainnya menyusul naik, tapi mereka semua tahu fokus pertandingan ini sebenarnya sudah beralih ke dua pemain cantik yang bahkan belum mencapai seperempat lompatan ini.
Empat atlet profesional berbaris rapi di papan pijakan puncak sambil menatap ke bawah. Tingkat kesulitan lompatan ini jauh lebih mudah dibandingkan melompati Menara Jam di Kota Kejahatan karena titik pijakan jelas terlihat. Dengan dorongan sorak penonton, Chen Guo dan Tang Rou tak gentar, fokus melompat langkah demi langkah. Meski tak segesit atlet profesional, mereka berhasil menyelesaikan tanpa kesalahan.
"Semangat, tinggal sedikit lagi!" Dua gadis itu saling menyemangati. Melihat ke atas, penonton yang tadi sudah mencapai puncak kini tersisa hanya mereka berdua.
"Semangat! Semangat!!" Sorak penonton kini bergemuruh serempak.
"Aduh!" Tiba-tiba kerumunan penonton menjerit kaget. Tampak Chen Guo melakukan kesalahan operasional, avatar Zhu Yanxia-nya terjatuh karena kekuatan lompatan tak cukup saat mencoba mencapai papan yang lebih tinggi.
Tang Rou segera menggerakkan Battle Mage-nya melompat, menusukkan tombak dengan skill Tianji di udara tepat mengenai Zhu Yanxia. Avatar itu terangkat float ke atas, lalu mendarat persis di papan yang gagal dituju sebelumnya.
"Xiao Tang!" teriak Chen Guo sambil menggeser kamera untuk melihat ke bawah. Tampak Battle Mage Tang Rou telah mendarat di papan dua tingkat di bawahnya - rupanya dia sudah memperhitungkan titik pijakan saat melakukan serangan tombak tadi.
"Aku baik-baik saja," kata Tang Rou sambil tersenyum.
“Tempat langsung kembali dipenuhi tepuk tangan. Meski sama-sama serangan, tapi serangan antar dua teman ini saling mendukung. Dibandingkan pertarungan yang saling menjegal dan merusak, adegan ini membuat penonton merasa sangat tersentuh.”
Bahkan dari pijakan di puncak, terdengar suara tepuk tangan. Beberapa pemain membuat karakter mereka melakukan gerakan "bertepuk tangan".
Zhu Yanxia milik Chen Guo berdiri kembali di papan pijakan, tidak terburu-buru melompat ke atas. Mereka menunggu sampai Battle Mage Tang Rou kembali ke ketinggian ini, baru berdua melanjutkan usaha. Setelah itu semuanya berjalan lancar, akhirnya mereka berhasil melompat ke puncak diiringi sorak penonton.
Pemandu acara langsung memanfaatkan atmosfer ini untuk semakin memuncakkan emosi penonton. Tujuh karakter di puncak serempak melambaikan tangan ke penonton, lalu satu per satu menghilang. Dari arah panggung pertandingan, satu per satu pemain kembali.
“Selamat kepada Mucheng yang meraih juara pertama, ada yang ingin disampaikan?” Biasanya wawancara juara ditutup di akhir, tapi kali ini pemandu acara justru membalik urutan dengan langsung mewawancarai Su Mucheng si pemenang di awal.
“Saya senang. Tapi yang lebih membahagiakan adalah bisa menyaksikan momen mengharukan dalam pertandingan seperti ini. Saya ingat seseorang sering bilang, Glory bukanlah game satu orang. Saya sangat suai pernyataan itu. Dan mereka berdua telah membuktikannya dengan baik, saya sangat tersentuh.” Kata Su Mucheng.
“Apakah ini juga yang paling ingin kamu lihat dengan sengaja memilih dua penonton yang mungkin adalah teman?” kata pembawa acara.
“Iya, terima kasih atas penampilan luar biasa mereka.” Su Mucheng tersenyum.
Seluruh ruangan tepuk tangan meriah, pembawa acara segera menghampiri Chen Guo dan Tang Rou. Keduanya menjadi bintang utama di segmen ini.
“Selamat untuk kalian berdua,” kata pembawa acara. “Dari reaksi penonton, kami tahu tidak hanya Mucheng, semua hadirin sangat mengapresiasi kalian. Apa kalian senang?”
“Tentu saja...” Chen Guo sebenarnya ingin bilang pertanyaan ini bodoh banget, tapi... ini siaran langsung, ditahan deh.
“Persahabatan yang kalian tunjukkan dalam game sangat mengharukan. Sudah berapa tahun kalian berteman?” tanya pembawa acara.
“Lebih dari dua tahun!” Chen Guo tetap menjawab, sementara Tang Rou tersenyum manis di sampingnya.
“Dua tahun lebih... hmm...” Waktu dua tahun tidak bisa dibilang baru kenal tapi juga belum lama. Pembawa acara bingung mencari kata tepat, sempat *hang* sebentar lalu buru-buru lanjut: “Kelihatan kalian sangat akrab. Apa kalian kenal lewat Glory?”
“Bukan.” Jawaban jujur Chen Guo malah kurang nyambung.
“Oh, pasti sekarang sering main Glory bareng ya?” tanya pembawa acara.
“Eh... nanti pasti akan.” Kata Chen Guo.
“Nanti? Kenapa dulu enggak?”
“Soalnya dia baru mulai main Glory belum lama!” Chen Guo menatap Tang Rou.
Kali ini, keributan terbesar justru berasal dari area atlet profesional. Dalam menilai kemampuan seseorang, tentu mereka yang paling berpenglihatan tajam. Pemain cantik yang menarik perhatian mereka ini, tiba-tiba mengaku baru bermain Glory belum lama, maka performa operasional yang ditunjukkannya sebelumnya memiliki nilai yang jauh berbeda.
"Belum lama, maksudnya berapa lama?" Pembawa acara mengajukan pertanyaan yang menjadi perhatian para atlet profesional.
"Lebih dari sebulan!" jawab Chen Guo.
"Lebih dari sebulan, maksudnya sebelumnya sama sekali tidak pernah menyentuh Glory?" Pembawa acara bertanya dengan heran.
"Hanya sedikit bersentuhan," ujar Tang Rou.
"Sedikit itu seberapa?" Pembawa acara bertanya lagi.
"Hanya sesekali membantunya bermain di Arena," kata Tang Rou.
"Dan membantu saya menyelesaikan tantangan Shen Zhi Lingyu!" Chen Guo menambahkan sukarela.
Seluruh ruangan gempar. Tantangan Shen Zhi Lingyu, seseorang yang jarang menyentuh Glory ternyata bisa menyelesaikannya! Melihat operasional PK-nya tadi, mana mungkin seperti pemain baru yang hanya bermain sebulan? Banyak pemain bertahun-tahun pengalaman pun belum tentu sehebat ini!
Di sisi atlet profesional, mereka saling pandang penuh keraguan. Tantangan Shen Zhi Lingyu? Hal yang dianggap sulit oleh pemain biasa itu sama sekali tidak berarti di mata mereka. Seberapa kuat operasional Tang Rou, mereka memahami lebih akurat, dan lebih menyadari arti memiliki skill setinggi ini hanya dalam sebulan.
Jika sebelumnya penilaian lingkup profesional terhadap Tang Rou hanya sekadar "Wah, ini lumayan" yang membuat terkesan; kini setelah mengetahui dia hanya pemain baru sebulanan, muncul perasaan kagum yang mendalam.
