Dibandingkan dengan kegembiraan umum di pihak atlet profesional, tribun penonton justru lebih hening. Sorakan dan tepuk tangan hanya datang dari penonton netral. Emosi mereka mudah terbangkitkan, tapi bagi mayoritas penonton kandang yang mendukung Du Ming, meski memuji permainan bagus dengan bertepuk tangan, itu hanya sekadar sopan santun dan penghormatan. Bagaimanapun, Du Ming kalah dan akhir ini tak mungkin membuat mereka senang.
Namun kali ini, meski Du Ming kalah, tak ada cercaan. Karena semua pemain Glory yang kompeten bisa melihat lawan Du Ming bukan lagi pemain sembarangan, melainkan ahli sejati. Bahkan beberapa veteran pemain, seperti atlet profesional, telah melihat legenda "Kepala Naga Terangkat".
Sulit dipercaya, tapi terjadi di depan mata semua orang.
Siapakah sebenarnya penantang ini?
Semua orang bertanya-tanya tentang hal ini.
Chen Guo yang awalnya bersorak dan melompat-lompat, menjadi membatu saat "Kepala Naga Terangkat" muncul. Posisinya masih terpaku dengan lengan teracung menyemangati hingga Blade Master Du Ming roboh.
Kepala Naga Terangkat!
“Chen Guo juga merupakan pemain lama Glory, dan telah menjadi penggemar Ye Qiu selama bertahun-tahun. Bagaimana mungkin dia tidak mengenal jurus andalan Ye Qiu ini?”
Pikiran Chen Guo langsung melayang kembali ke malam bersalju itu.
“Aku beri tahu rahasia, sebenarnya aku adalah Ye Qiu...”
Kalimat itu masih teringat jelas oleh Chen Guo. Namun saat itu, dia sama sekali tidak percaya. Alasannya sederhana: dia sudah melihat KTP Ye Xiu dengan jelas. Nama bisa diubah sesuka hati, tapi KTP pasti tidak mungkin salah, bukan?
Dokumen itu menghilangkan semua keraguan Chen Guo terhadap Ye Xiu. Selama ini, dia menganggap Ye Xiu hanya sebagai mantan pemain lingkup profesional yang gagal total, hingga akhirnya terdampar di warnetnya.
Meski Ye Xiu menunjukkan skill yang luar biasa, Chen Guo menganggap wajar karena dia pernah berkecimpung di lingkup profesional. Menurutnya, meski skill para pemain profesional bervariasi antara level 8 hingga 10, pasti tetap jauh di atas pemain biasa yang hanya level 1, 2, atau 3. Justru aneh kalau tidak hebat!
Tapi sekarang, Long Tai Tou!
Teknik yang hingga kini belum berhasil ditiru oleh siapapun itu, tiba-tiba digunakan oleh Ye Xiu ini...
“Jangan-jangan dia benar-benar Ye Qiu?” Pikiran Chen Guo kacau balau sambil terdiam di tempat.
Bukan hanya Chen Guo yang panik. Saat Blade Master Du Ming tumbang, kepala pembawa acara langsung berdengung. Dia seperti melihat pengulangan adegan sebelumnya - duo komedi yang tak kunjung usai...
“Ah... benar-benar tak terduga, sepertinya Du Ming kita hari ini sangat sopan! Kali ini, dia kembali secara tak terduga kalah dari penonton yang menantang. Hehe, pasti penantang ini sangat senang bisa mengalahkan atlet profesional?” Pembawa acara ini segera mengumumkan hasil pertandingan, namun sudah mulai mencari alasan untuk Du Ming. Makna tersirat dalam kata-katanya, seolah-olah menunjuk Du Ming sengaja mengalah.
Pembawa acara ini bukan orang yang tidak mengerti Glory sama sekali, namun dari ucapannya, jelas terlihat dia sama sekali tidak memperhatikan pertandingan ini.
Dalam pertandingan ini, Du Ming sama sekali tidak menunjukkan sikap mengalah, dia benar-benar ditekan dari awal sampai akhir, bukan sekadar terlihat sopan.
Begitu pembawa acara selesai bicara, langsung terdengar suara hinaan dari penonton. Suara ini ditujukan untuknya. Orang ini, situasi yang sudah jelas begini bisa dijelaskan seperti itu, benar-benar tidak tahu malu.
Mendengar reaksi penonton, pembawa acara mulai merasa situasi mungkin memburuk. Matanya terus menatap layar elektronik, khawatir Du Ming tidak mau berhenti dan kembali memulai tantangan.
Hasilnya, tantangan baru tidak muncul. Di layar elektronik justru sedang memutar momen "Longtaitou" dalam skill Fulong Tianxiang. Komentator siaran langsung bahkan berteriak penuh semangat: "Mari kita lihat rekam ulang, lihat rekam ulangnya."
"Semuanya lihat, Silver Light Blade, seharusnya sudah dihindari, tapi... kepala berputar, menggigit! Tidak diragukan lagi, Kepala Naga Terangkat, operasi Kepala Naga Terangkat yang mutlak! Siapakah sebenarnya Challenger Misterius Nomor Dua ini? Karena ada masalah teknis tadi, kami tidak merekam gambarnya saat naik panggung, tapi sekarang pertandingan sudah selesai, siapakah orang hebat ini? Saya rasa banyak penonton mungkin memikirkan nama yang sama dengan saya: Ye Qiu!"
Setelah melihat rekaman berulang Kepala Naga Terangkat, komentar penyiar ini hampir bisa dibilang mewakili perasaan pembawa acara.
"Apakah orang itu adalah Ye Qiu Shen?" Pembawa acara mengingat-ingat wajah orang tersebut, tapi samar. Saat itu hatinya sedang cemas, sama sekali tidak memperhatikan penampilan orang.
"Kamu melamun apa! Cepat cari challenger ini untuk diperkenalkan ke semua orang." Suara sutradara siaran kembali terdengar di headphone pembawa acara. Dia tersadar, melirik layar besar - karakter kedua belah pihak memang sudah keluar dari game, proses event tampaknya kembali normal.
Pembawa acara berjalan ke tengah arena sambil mempersilakan orang dari kedua sisi panggung pertandingan.
Du Ming turun, kini wajahnya sama sekali tidak menunjukkan kesedihan kalah dari Tang Rou seperti sebelumnya, dipenuhi keheranan dan kebingungan.
Di sisi ini, Tang Rou juga turun, dengan senyum sama seperti sebelum naik panggung, berjalan perlahan.
Tapi di sampingnya? Kosong!
Challenger Nomor Dua yang mengaku sebagai cadangannya justru tidak muncul.
“Dia di mana?” Pembawa acara malah tidak menghiraukan atlet profesional Du Ming terlebih dahulu, justru mendekati Tang Rou dan bertanya.
“Dia yang mana?” Tang Rou bertanya.
“Temanmu, yang baru saja melakukan tantangan tadi,” kata pembawa acara.
“Oh, dia pergi ke toilet.”
“Toilet...” Pembawa acara hampir pingsan. Sutradara siaran di belakang panggung yang jelas memantau situasi langsung berteriak: “Orang itu mana? Ke mana dia pergi?”
“Ke toilet...” Pembawa acara memiringkan kepala dan berbisik, lalu suara terjatuh terdengar dari headphone.
Saat ini yang memperhatikan penantang ini bukan hanya pembawa acara dan kru belakang panggung. Penonton, bahkan para atlet profesional, siapa yang tidak ingin melihat wajah aslinya?
“Nyalakan lampu!” Pemimpin acara di belakang panggung memberi instruksi. Arena seketika terang benderang, semua mata langsung menjelajah ke segala penjuru, namun selain tiga orang di atas panggung, tidak ada sosok lain yang terlihat.
“Erm, penantang itu sakit perit, pergi ke toilet...” Pembawa acara berbicara samar.
Suasana live langsung ricuh.
“Kami...”
“Saya sarankan jangan bilang mau menunggunya kembali...” Tang Rou mendekat dan berbisik pada pembawa acara.
Pembawa acara frustasi. Alasan toilet ternyata hanya dalih. Apakah orang ini kabur? Kalau begitu... Mungkinkah dia benar-benar Ye Qiu Shen, legenda yang tak pernah menampakkan wajah di publik?
Pembawa acara kembali melamun, dan langsung diteriaki dua kali oleh sutradara siaran belakang panggung.
Di sisi para atlet profesional, setelah menunggu lama akhirnya tetap tidak melihat kebenaran, hanya bisa mulai berdiskusi masing-masing.
"Itu pasti dia, pasti dia!" Huang Shaotian berkata pada Yu Wenzhou, "Ke toilet? Kamu percaya? Pasti kabur karena tidak mau menampakkan diri!"
"Hmm." Yu Wenzhou mengangguk: "Bermain petak umpet ini dia memang ahli, mungkin sudah tidak akan ketemu."
"Hei, Long Tai Tou..." Huang Shaotian bergumam sambil menatap replay di layar elektronik, lalu melihat ekspresi Sun Xiang dari Jia Shi yang seperti menginjak kotoran: "Ini tamparan telak, apa dia konspirasi dengan Han Wenqing?"
"Pada saat itu, menggunakan Long Tai Tou memang wajar." Yu Wenzhou hanya berkata datar.
Tim Dominant Hero, Tim Micro Grass, dan tim-tim lainnya yang mengenal Ye Qiu sama sekali tidak sedikit, semuanya sedang menatap replay berulang di layar elektronik.
"Long Tai Tou ya..."
Han Wenqing berpikir dalam hati.
Teknik yang tidak digunakan selama dua tahun ini, tiba-tiba muncul di momen yang sangat diperhatikan ini, apakah hanya kebetulan dalam pilihan teknik?
Long Tai Tou... Apakah ini pernyataan bahwa dia tidak akan menundukkan kepala? Apakah ini deklarasi akan kembali bermain?
Lebih banyak atlet profesional semakin yakin dari tindakan mengundur diri diam-diam ini bahwa sang penantang adalah Ye Qiu, hanya dia yang akan melakukan tindakan seperti ini.
“Namun, perdebatan tetaplah perdebatan. Pada dasarnya ini bukanlah hal besar. Hanya saja semua orang sebelumnya tidak punya persiapan mental, sehingga benar-benar terkejut. Saat ini Ye Qiu telah mundur dengan diam-diam, bagaikan naga yang hanya terlihat kepala tanpa ekornya seperti di setiap liga yang pernah diikutinya. Yang tertinggal hanyalah rekor pertempuran yang gemilang.”
“Hanya Du Ming yang kasihan...”
Melihat Du Ming yang sudah kembali ke kursi dengan wajah seperti kehilangan nyawa, banyak orang mengungkapkan simpati.
Mereka hanyalah penonton biasa. Terkejut dan ketakutan? Siapa yang bisa menandingi Du Ming yang berada di posisi ini. Awalnya hanya interaksi santai dengan pemain biasa, tapi Du Ming malah seperti dihancurkan. Saat kembali ke tim, butuh waktu lama baginya untuk merespons ucapan orang lain, seolah-olah Zhou Zekai merasuki dirinya.
Ye Qiu.
Ye Qiu.
Ye Qiu.
Di setiap sudut venue, nama ini terus bergema. Pembawa acara memaksakan diri melanjutkan alur kegiatan yang sudah direncanakan, memanggil atlet profesional kedua untuk berinteraksi. Namun tepuk tangan hanya terdengar seadanya, jelas perhatian penonton masih belum fokus ke sini.
Tang Rou juga telah kembali ke tempat duduknya. Perhatian penonton padanya bahkan melebihi atlet profesional yang baru naik panggung.
Chen Guo akhirnya berhenti berdiri seperti patung, beralih menjadi patung duduk. Melihat Tang Rou kembali, dia menatap kosong dan bertanya: "Dia mana?"
“Aku pergi dulu.” Tang Rou sambil berbicara sambil melihat ke sekeliling. Penonton di sekitar melirik ke arah mereka, penonton yang duduk di sebelah Tang Rou malah mendekat: “Apakah itu Ye Qiu Shen?”
Sekeliling sunyi senyap, semua orang menunggu pertanyaan Tang Rou.
“Ayo kita pergi!” Chen Guo tiba-tiba berdiri, menarik Tang Rou keluar.
Para penonton ini tidak bisa menghalangi, hanya bisa memandangi kedua orang itu pergi tanpa menjawab mereka.
Di arena, pembawa acara sedang memimpin pengundian penantang beruntung untuk naik panggung, tapi siapa yang peduli sekarang?
