Tim pertama dengan cepat melakukan penyesuaian gerakan. Pemain Glory yang berpengalaman langsung menyadari bahwa ini adalah penyesuaian khusus untuk menghadapi formasi tim kedua. Tapi penonton yang tidak pernah naik ke arena pertandingan, sama sekali tidak tahu ada kesalahan besar di sistem pertandingan. Mereka terkagum-kagum, mengira master strategi tim pertama Yu Wenzhou bisa meramalkan langkah tim kedua.
Pendukung tim kedua langsung gempar melihat tim mereka bagai domba terjebak. Mereka panik bukan main, sampai ingin naik ke panggung untuk memberi tahu pemain tim kedua.
Saat pemain tim pertama mulai mendekat, banyak penonton cemas berdiri. Tiba-tiba formasi tim kedua berubah lagi, anggota yang tersebar berkumpul membentuk formasi serangan balik yang justru menciptakan situasi mengeroyok titik tertentu dari tim pertama.
Reaksi Tim 1 juga sangat cepat, strategi sebelumnya langsung dibatalkan, formasi dikerucutkan, bersiap untuk melawan Tim 2 secara frontal.
Penonton yang paham di tribun bertepuk tangan dengan meriah, berdecak kagum akan dua master strategi yang bisa meramal segalanya.
Mereka tak tahu, di arena pertandingan kedua pemimpin Yu Wenzhou dan Zhang Xinjie justru sama-sama menyunggingkan senyum pahit.
Dirinya cerdik, lawan juga tak bodoh. Faktanya kedua belah pihak melihat proyeksi holografik melalui jendela arena. Mana ada ramalan dewa? Ini cuma menyusun strategi berdasarkan gambar! Karena kedua pihak adalah top player dengan kematangan strategi tinggi, meski bukan satu tim namun koordinasi tetap mulus. Penyesuaian strategi mereka seperti duet yang kompak. Penonton yang tak tahu tentu mengira ini strategi brilian.
Yu Wenzhou dan Zhang Xinjie sama-sama jeli. Taktik menyergap/menjebak tak mungkin dilakukan. Pertandingan ini jelas hanya akan menjadi uji alot strategi frontal.
Dalam perlawanan langsung, Zhang Xinjie merasa timnya punya kelebihan. Lagipula tim mereka adalah tim profesional dengan komposisi seimbang, sementara Tim 1 yang bertipe serangan keras hanya bisa mengalahkan lawan lemah. Tapi di sini kedua belah pihak adalah bintang kelas berat dengan kekuatan setara, mana mungkin mudah ditaklukkan?
Begitu memikirkan itu, Zhang Xinjie pun tidak bermain-main lagi. Begitu perintah diberikan, kelima anggota tim dua maju dengan formasi posisi X untuk menghadapi lawan secara frontal.
Penonton mengira pertarungan akan segera dimulai. Tapi siapa sangka, tim satu yang awalnya menyerang dengan agresif tiba-tiba terlihat ragu-ragu. Alih-alih menyambut pertempuran, mereka malah mulai mundur. Pengaturan pergerakan mereka membuat penonton bingung. Yang lebih membingungkan, saat tim satu mengundurkan diri, tim dua tiba-tiba berhenti melangkah.
Penonton saling pandang. Ada makna strategis apa di balik perlawanan strategi kali ini? Mereka sama sekali tidak bisa memahaminya!
Penonton bingung, sementara keringat mengucur deras di dahi Zhang Xinjie saat ini.
Mengapa tim dua tiba-tiba berhenti maju? Karena setelah tim satu mundur, dari jendela arena pertandingan, posisi pasti anggota tim satu sama sekali tidak terlihat olehnya. Kelimanya memanfaatkan hambatan sudut pandang kamera dari posisinya, bersembunyi sepenuhnya.
Zhang Xinjie tentu saja terkejut. Ia segera menyadari bahwa visi strategis Yu Wenzhou ternyata lebih unggul satu langkah darinya. Sejak awal, Yu Wenzhou telah mempertimbangkan perbedaan pertandingan ini dengan pertandingan biasa: kedua komandan akan menggunakan proyeksi holografik untuk memantau situasi global - hal yang mustahil terjadi di liga normal. Dengan kehadiran Zhang Xinjie di Tim 2, posisi komandan sudah pasti tak diragukan lagi. Maka Yu Wenzhou sengaja memperhatikan posisi arena pertandingan Zhang Xinjie untuk menentukan titik buta dalam proyeksi holografik ini. Kini, dengan memanfaatkan hal tersebut, ia berhasil menyembunyikan kelimanya di Tim 1. Situasi berubah drastis: musuh dalam keadaan tersembunyi sementara kami terbuka. Zhang Xinjie sama sekali tidak memperhatikan posisi arena Yu Wenzhou, dan tidak bisa sembarangan menebak, sehingga terpaksa menghentikan timnya sementara.
Zhang Xinjie tidak berusaha menyembunyikan situasi, segera menjelaskan keadaan saat ini secara detail.
"Di sisiku terlihat." Wang Jiexi langsung menjawab. Posisi keenam arena berbeda-beda, sudut pandang jendela beragam. Titik buta Zhang Xinjie justru terlihat dari sisi Wang Jiexi.
"Kalau begitu kau yang memimpin!" Zhang Xinjie menyerahkan kendali komando.
Meski disebut master strategi, bukan berarti dengan arahan mereka kemenangan pasti terjamin. Hanya saja dalam perbandingan, Zhang Xinjie adalah pilihan terbaik. Menghadapi kesulitan seperti ini, mundur dengan komando Wang Jiexi juga tidak bisa dianggap sebagai pertanda kekalahan. Zhang Xinjie masih ada di tim. Saat tim satu menyiapkan jebakan, mereka tidak terburu-buru maju. Setelah mengamati formasi tim satu, Wang Jiexi memahami rencana lawan, sehingga tim dua pun melakukan penyesuaian.
Penyesuaiannya sederhana.
Tujuannya hanya untuk menghindari kerugian, bukan mencari keuntungan dari pengamatan formasi lawan. Pertandingan ini terlalu transparan. Desain arena pertandingan yang salah ini membuat kedua belah pihak saling mengenal dengan baik. Meski Yu Wenzhou menggunakan sudut pandang Zhang Xinjie untuk mengkalkulasi, begitu komando digantikan Wang Jiexi, semuanya kembali ke titik awal tanpa ruang tipu muslihat.
Bahkan jika Wang Jiexi tertipu, masih ada Li Xuan, Deng Fusheng... Mereka semua adalah kapten atau wakil kapten. Mana ada yang tidak mampu memimpin tim sendiri? Apakah Yu Wenzhou bermaksud menemukan titik buta pandangan semua orang? Jika benar begitu, ruang gerak mereka akan terfragmentasi dan tak mungkin lagi melakukan serangan taktis mendadak.
Pertarungan ini benar-benar menunjukkan kemampuan para ahli dari kedua belah pihak. Namun bagi penonton di lokasi yang tidak tahu situasi sebenarnya, ini agak membingungkan. Hanya seseorang seperti Ye Xiu, yang juga ahli dan pernah naik ke arena pertandingan, yang langsung memahami situasi aneh yang dihadapi kedua tim saat ini, dan malah menanggapinya sebagai lelucon.
"Aiyalah, begini nggak seru. Kalian bisa lihat kami, kami juga bisa lihat kalian. Main petak umpet? Mending kita semua keluar dan bertarung di arena, satu lawan satu!"
Hingga saat ini kedua tim belum bertemu langsung, namun Huang Shaotian dari Tim Satu yang terkenal dengan "tembakan meriam map obrolan" akhirnya mulai beraksi, berbicara tanpa henti. Teks-teks ini tidak terlihat di proyeksi holografik, tapi jelas terpampang di layar siaran elektronik dan monitor komputer para atlet profesional.
Melalui rangkaian kata-kata yang meluncur cepat, Huang Shaotian mengusulkan agar semua orang keluar dan bertarung satu lawan satu.
"Berani tidak?"
"Mau tidak?"
"Takut ya?"
"Apa harus saya lawan kalian berdua sendirian?"
Tim Dua tetap diam. Huang Shaotian tentu saja melemparkan ejekan, menyiratkan bahwa Tim Dua tidak berani menghadapi tantangan, terlalu pengecut.
Banyak penonton yang jelas tidak seekar atlet profesional, sudah mulai bersemangat. Tim Satu menghina Tim Dua sebagai pengecut, sementara Tim Dua mengejek Huang Shaotian tidak profesional karena ingin main duel dalam pertarungan tim.
Untuk sementara, di lapangan belum terjadi apa-apa, tapi di tribun penonton sudah penuh ketegangan, hampir-hampir terjadi perkelahian fisik.
Tim kedua tetap tenang, pertama karena sudah terbiasa, kedua... Meski Huang Shaotian terus mengejek, dia benar - tim kedua memang tidak berani.
Duel? Tergantung komposisi tim. Dalam tim besar, tim kedua punya pendukung dan kontrol yang lengkap. Tapi kalau duel, semua anggota tim satu adalah karakter kekerasan. Pastor pendukung Zhang Xinjie dari tim kedua pasti kalah telak. Mana mungkin tim kedua mau duel?
Tapi Huang Shaotian memang paham betul kelemahan ini. Dia sengaja membanjiri channel dengan ejekan karena yakin tim kedua tidak akan melawan. Anggota tim kedua yang semua bintang All-Star ini hanya tersenyum getir. Sebenarnya ada yang ingin menantang Huang Shaotian, sayangnya Han Wenqing sedang di posisi cadangan!
Ejekan Huang Shaotian yang tak berujung mulai memalukan. Tim kedua maju agresif, tapi tim satu sengaja mundur sambil membiarkan Huang Shaotian terus mengoceh.
Andai tim kedua punya ahli omong kosong, pasti sudah mengebal balik tindakan tim satu. Tapi kelimanya memang bukan tipe suka berdebat. Hasilnya, channel publik benar-benar dikuasai sang Raja Omong Kosong dari tim satu.
Mundur terus. Tim satu terus mundur, tim kedua terus mendesak maju.
"Omong kosong", hal seperti serangan psikologis ini, apakah benar-benar efektif atau tidak, bahkan pihak yang terlibat pun kadang tidak jelas. Tim kedua mengira mereka bisa tetap tenang menghadapi Huang Shaotian, tetapi dari sudut pandang orang luar, keinginan mereka untuk segera bertempur dengan tim satu sebenarnya juga dipicu sebagian oleh omong kosong Huang Shaotian.
Tim kedua terus maju, hampir sampai di titik pertempuran, tiba-tiba kelima anggota tim satu berpencar ke segala arah. Tim kedua belum sempat bereaksi, karakter-karakter tim satu sudah menghilang dari kamera mereka.
Kelimanya hampir secara refleks langsung melihat ke jendela kecil arena pertandingan untuk memeriksa proyeksi holografik.
"Tidak ada!"
"Tidak ada."
"Tidak ada."
"Aku juga tidak melihat."
"Tidak ada..."
Setelah bertukar pesan ini, kelimanya langsung panik. Apakah lawan benar-benar bersembunyi di titik buta yang tidak terlihat oleh semua orang?
"Cepat mundur!" Zhang Xinjie langsung berteriak. Dia sudah menyadari ini adalah jebakan lawan, sepertinya sengaja memancing mereka ke area ini. Apakah medan tempur ini...
Sambil mundur bersama anggota lain, Zhang Xinjie kembali mengamati medan tempur melalui proyeksi holografik, mencari titik-titik buta yang mungkin tidak terlihat.
"Jaga jarak formasi posisi!" Zhang Xinjie kembali mengingatkan dengan cepat. Dia menemukan terlalu banyak titik buta yang bisa dimanfaatkan lawan untuk penyergapan di area ini.
Pada saat inilah serangan pertama pertandingan resmi dimulai.
Hanya terdengar suara "syuur", kelima anggota Tim Dua dengan sigap melangkah ke samping. Sebuah laser cannon langsung membentuk formasi mereka menjadi dua bagian.
"Hahaha, akhirnya kita bisa bertindak sekarang!" Troubling Rain milik Huang Shaotian muncul dengan gelembung teks di atas kepala, melompat dari sudut tak diketahui. Dengan Silver Light Blade dari udara, langsung menerjang formasi lima orang.
