Dalam All-Star Game, meski ada pemimpin tim, kadang ketika beberapa pemain bertindak emosional, sang pemimpin tidak akan terlalu keras mencegah. Bagaimanapun ini hanya hiburan, sebuah pertunjukan. Penonton ingin terhibur, sementara banyak pemain juga ingin bermain bebas. Seperti strategi berisiko tinggi yang mungkin dihindari di liga reguler karena perhitungan kemenangan, di panggung All-Star Game justru bisa digunakan tanpa ragu.
Tindakan tegas yang sebelumnya dilakukan Chu Yunxiu jarang terlihat dalam pertandingan resmi. Namun kali ini, dia kembali menunjukkan keberanian besar. Melihat Su Mucheng yang sangat dekat dengannya sedang diintimidasi Wang Jiexi, Chu Yunxiu langsung bertindak impulsif. Dia meninggalkan tim besar, dan dengan gagahnya Elementalist-nya bagaikan War God Titan, bersiap melakukan penyelamatan.
Yu Wenzhou melihat situasi ini, "Hah, mulai kacau."
Adegan seperti ini sama sekali tidak asing baginya. Sebagai veteran Shen, dia telah berkali-kali berpartisipasi dalam All-Star Game dan memimpin tim. Saat pertarungan memanas, selalu ada pemain yang ingin unjuk kebolehan sendirian - hal seperti ini selalu terjadi di setiap All-Star Game, dan semua orang sudah terbiasa.
Hanya saja kali ini, pemain pertama yang "berulah" di tim mereka justru Chu Yunxiu. Ini cukup mengejutkan Yu Wenzhou. Shen yang terkenal suka gagal di saat penting ini, hari ini terlihat sangat menikmati permainan?
Tapi setelah dipikir-pikir lagi, dalam komposisi tim mereka kali ini, jika benar-benar harus ada yang membuat masalah tak terduga, Chu Yunxiu memang satu-satunya kandidat.
Di pihak mereka, Yu Wenzhou sendiri jelas tidak mungkin melakukannya. Huang Shaotian adalah rekan setimnya, mengganti pemimpin mungkin membuatnya memberontak. Tapi dengan kehadiran Yu Wenzhou, setidaknya dia harus menghormati sang kapten. Selanjutnya, Su Mucheng adalah pemain yang terbiasa berkolaborasi, selama bertahun-tahun tak pernah mencari sorotan pribadi. Zhou Zekai yang lain, tekniknya benar-benar spektakuler meski karakternya cenderung pendiam dan patuh. Tampil mencolok adalah gaya tekniknya, tapi secara kepribadian dia tidak suka pamer.
Bahkan Chu Yunxiu sebenarnya tidak seperti tipe pemain yang akan melakukan hal seperti ini. Namun dibandingkan dengan empat lainnya, dia justru menjadi yang paling memungkinkan. Fakta membuktikan, Chu Yunxiu kini mulai bermain semaunya tanpa peduli konsekuensi.
Ini hampir menjadi pola tetap dalam All-Star Game. Entah dimulai dengan kekacauan lalu semakin serius, atau awalnya serius lalu beberapa mulai bermain sembarangan... Pertandingan hari ini awalnya sangat intens, dan sekarang akhirnya muncul momen khas gaya All-Star Game.
Tak ada yang menyimpan keluhan tentang hal ini. Yu Wenzhou langsung memerintahkan yang lain untuk mendukung saat melihat Chu Yunxiu nekat menyerang. Meskipun ini bukan pilihan strategi terbaik saat ini, tak ada yang benar-benar mempermasalahkannya.
Tim kedua segera memahami maksud tim pertama. Han Wenqing, Zhang Xinjie, dan Deng Fusheng maju bersama. Han Wenqing fokus menyerang, Deng Fusheng memberikan perlindungan samping, sementara Zhang Xinjie memberi dukungan. Bisa dikatakan ini adalah kombinasi segitiga besi lagi. Ketiganya bertarung dengan ritme yang teratur, untuk sementara berhasil menahan lima orang yang menyerang secara membabi buta.
"Bubar dan serang." Yu Wenzhou tetap perlu memberikan instruksi.
Berhadapan langsung dengan formasi segitiga besi adalah tindakan tidak bijak. Musuh memiliki perlindungan Knight berpertahanan tinggi dan kemampuan heal Pastor. Sedangkan tim mereka? Hanya output murni, harus menyerang habis-habisan. Setiap kerusakan yang diterima tidak bisa dipulihkan.
Meski mendapat instruksi dari Yu Wenzhou, formasi mereka tetap menyebar. Troubling Rain milik Huang Shaotian terus menahan serangan frontal, sementara Yiqian Chuanyun milik Zhou Zekai mengitari sayap sambil menembak dan mendekati area Wang Jiexi dan Su Mucheng. Chu Yunxiu yang ingin menyelamatkan Su Mucheng sama sekali tidak ragu, mengabaikan ketiga lawannya dan langsung menyerbu untuk menyelamatkan. Sementara itu, Yu Wenzhou berkoordinasi dengan Huang Shaotian, keduanya bekerja sama untuk mengganggu formasi segitiga besi tersebut.
Tim kedua bertiga ini sambil fokus menghadapi musuh, juga terus mundur mengikuti serangan lawan. Mereka harus menjaga koordinasi dengan Wang Jiexi agar tidak membuatnya terisolasi. Meski saat ini hanya berempat, kehadiran healer membuat mereka tetap tenang. Zhang Xinjie sebagai Pastor kelas top player memang ahli dalam sustain.
"Aduh... aduh aduh..." Di tribun penonton, Chen Guo gemetar gugup menyaksikan Su Mucheng - atlit idamannya - terjepit dalam situasi sulit.
Sebagai mantan Artillery God, Chen Guo paham kelemahan kelas ini. Meski memiliki jangkauan serangan terjauh di antara 24 kelas, kemampuan jarak dekatnya payah. Terjepit oleh Wang Jiexi yang ahli menggunakan Penyihir dengan gaya serangan multi-dimensional, Su Mucheng benar-benar tak bisa kabur.
"Berapa lama lagi aku bisa bertahan?" batin Su Mucheng. Meski ini cuma All-Star Game, menyerah begitu saja saat kesulitan bertentangan dengan kualitas profesional. Dia terus berjuang, melihat Chu Yunxiu dari tim satu yang panik berusaha menolong. Tapi anehnya, di hatinya justru muncul perasaan kesal yang tak terungkap.
Dia tanpa sadar memikirkan seseorang. Jika dia ada di sini, apakah Wang Jiexi berani mengintimidasi dirinya seperti ini?
Hmm, intimidasi... Kata ini mungkin terdengar berlebihan, tapi melihat konsekuensi saat ini, benar-benar terlihat seperti itu. Su Mucheng sama sekali tidak bisa mengatasi serangan Wang Jiexi.
Bukan berarti dia tidak percaya pada rekan setimnya. Strategi dan komando Yu Wenzhou tidak kalah dari Ye Xiu. Teknik Huang Shaotian dan Zhou Zekai juga kelas atas. Saat Chu Yunxiu bergegas membantu dirinya, dia benar-benar mengorbankan segalanya... Dia tahu semua ini, tapi tetap saja merasa: jika Ye Xiu ada di sini, pasti tidak akan seperti ini. Bahkan jika hanya sendirian, dia pasti bisa mengatasinya.
Su Mucheng menyadari, pada akhirnya dirinya tidak cukup kuat.
Kadang-kadang bisa bersikap tegas, itu pun karena yakin meski dia tidak ada di samping, tapi selalu ada di balik layar menyangga segalanya. Biarpun langit runtuh, pasti dia yang menahan. Dirinya bisa saja jongkok di pojok menggambar lingkaran-lingkaran tanpa masalah.
Tapi kali ini...
Su Mucheng refleks melirik ke arah tertentu di tribun penonton. Tidak terlihat apa-apa, tapi dia tahu: posisi itu kosong. Hari ini dia tidak akan datang. Apalagi seperti kemarin, tiba-tiba muncul di pertunjukan langsung, mengambil alih pertandingan, dan menghajar lawan dengan Falling Flower Palm.
Harapan sejatinya, bagaimanapun juga, tidak mungkin terjadi.
Saat ini, yang benar-benar bisa diandalkan hanyalah dirinya sendiri. Yu Wenzhou? Huang Shaotian? Zhou Zekai? Bahkan Chu Yunxiu yang memiliki hubungan baik, Su Mucheng tidak pernah berpikir untuk mengandalkan mereka.
Harus mengandalkan diri sendiri!
Padahal saat dia pergi, dirinya sudah bertekad seperti ini. Tapi mengapa begitu melihatnya berada di dekat sini, semua tekad itu langsung terlupakan?
Keadaannya sekarang tidak baik-baik saja, kalau masih bergantung, itu malah akan menjadi beban baginya?
Dia senang menjadi figuran di sisinya, tapi tidak ingin menjadi beban!
Sudah saatnya mengandalkan diri sendiri!
Su Mucheng sekali lagi menegaskan hal ini dalam hatinya, melihat situasi saat ini, tiba-tiba mengeluarkan serangan Pull Strike yang kilat.
Pull Strike adalah skill pengambangan tingkat terendah Artillery God, mengayunkan hand cannon untuk melontarkan lawan ke udara.
Hasilnya, kena!
Bahkan Su Mucheng sendiri tidak yakin apakah ini karena emosi yang memicu peningkatan visi, penilaian, dan operasional, atau sekadar kebetulan.
Yang pasti, ketika Wang Buliuxing milik Wang Jiexi melesat seperti roket menuju Muyu Chengfeng-nya sambil mengendarai sapu, Pull Strike-nya berhasil mengenai Wang Buliuxing dengan akurat.
"Wang Buliuxing" yang sedang mengendarai broomstick langsung terpukul hingga float. Operasional dasar Su Mucheng juga sangat solid, langsung menyusul dengan BBQ. Bahkan "Shen" seperti Wang Jiexi yang memiliki refleks super cepat pun sama sekali tidak sempat menangkis.
Lutut menghantam tubuh Wang Buliuxing, melemparkannya lebih tinggi. Kemudian meriam berat dikeluarkan, lidah api menyemburkan rentetan peluru yang menghujam tubuh Wang Buliuxing.
Skill rendah level ini mungkin damage-nya tidak berarti dalam duel top-tier ini. Tapi setelah BBQ ini, akhirnya Wang Buliuxing milik Wang Jiexi berhasil dijauhkan.
Memanfaatkan BBQ ini, Su Mucheng juga berhasil menyelesaikan operasional Ya Qiang dengan sempurna. Bahkan ada niat untuk melemparkan Wang Buliuxing ke tengah formasi segitiga besi untuk menghancurkan mereka.
Perubahan situasi ini benar-benar mendadak. Jangankan orang lain, bahkan Su Mucheng sendiri terkejut bahwa usahanya untuk berjuang lebih keras benar-benar berhasil mematahkan gangguan Wang Jiexi.
"Apa yang terjadi dengan para gadis hari ini? Sepertinya status mereka semua luar biasa shen (dewa)!" Yu Wenzhou bergumam heran, tapi tangannya tetap bekerja dengan presisi. Melihat situasi berubah, dia segera membuat pengaturan baru.
"Datang bagus!" Di sisi lain, Huang Shaotian juga semangatnya membara. Pedangnya langsung diayunkan untuk menyambut Wang Buliuxing yang jatuh.
BBQ pada dasarnya bukan skill yang bisa memaksa jatuh, bahkan dengan teknik Ya Qiang pun tidak ada paksaan sistem. Bagi Wang Jiexi, mustahil untuk menjadikan Wang Buliuxing-nya sebagai bom manusia yang menabrak anggota tim sendiri dengan mudah.
Huang Shaotian ingin membantu, melihat Wang Buliuxing turun, tiba-tiba melompat ke udara. Sword Rain's Cacophony menghunus pedang di udara, menggunakan skill "Phoenix Fall Slash" untuk menghantam Wang Buliuxing ke bawah.
Wang Jiexi sudah mengantisipasi, masih bisa bergerak di udara. Dengan cepat memutar sapu, tubuhnya berputar seperti gasing. Serangan sapu yang berputar ini memiliki radius besar, berhasil mendahului Phoenix Fall Slash Huang Shaotian.
Huang Shaotian mengubah jurus dengan gesit. Melihat serangannya gagal, langsung menggunakan block di udara untuk menahan sapu tersebut dan terpental mundur.
Tiba-tiba sinar terang jatuh dari langit menyelimuti Wang Buliuxing yang masih berputar-putar. Pilar cahaya ini kemudian membelah menjadi enam sinar kecil yang menyapu area. Tiga anggota tim termasuk Han Wenqing langsung kocar-kacir menghindar. Semua tahu ini adalah skill ultimate level 70 Artillery God "Satellite Beam" - terkena sedikit saja akibatnya fatal.
“Gadis-gadis hari ini benar-benar sangat brutal ya？” Yu Wenzhou bergumam lagi. Sinar Satelit ini, jelas hanya Su Mucheng yang bisa menggunakannya.
