Namun, tanpa bukti yang jelas, membayangkan pemain game online sebagai top player level pro masih di luar imajinasi pemain biasa. Terutama bagi pemain yang semakin familiar dengan Glory, semakin tidak berani membayangkan dengan begitu nekat.
Semua mata-mata yang dikirim adalah veteran, namun setelah berpikir panjang, tetap tidak berani menyimpulkan identitas asli kedua orang ini.
Saat ini semua masih berharap. Lagipula kontrol aggro yang diminta terlalu ketat, sedikit kesalahan dalam mekanisme tarikan bisa menyebabkan kekacauan.
Sedangkan aggro out of control selalu menjadi penyebab wipeout terbanyak. Jika benar-benar terjadi kekacauan seperti itu, berpura-pura noob atau mati mungkin justru lebih mudah.
Hanya pemain seperti Lan He yang mengetahui identitas asli mereka, sudah merasakan keputusasaan saat ini.
Siapa mereka berdua? Mereka adalah duo partner terbaik yang terus memenangkan penghargaan di lingkup profesional Glory. Jika kombinasi seperti ini sampai membuat kesalahan saat melawan NPC, itu benar-benar tidak pantas dengan gelarnya.
Lan He yang sudah putus asa ini masih menerima pesan dari anggota mata-mata lain, tetap menganalisis konsekuensi situasi dengan sabar.
Identitas asli Jun Moxiao di Pavilion Blue River hanya diketahui oleh anggota inti level tinggi, demi menghindari rasa takut dan keinginan mundur saat menghadapi kompetitor ini.
Lan He sekarang sudah dikuasai perasaan ini, namun sulit berbagi dengan Bro. Melihat semua masih sabar menanti kesempatan, hatinya memutuskan untuk juga menunggu keajaiban. Benar! Bagi Lan He, menunggu kedua orang ini melakukan kesalahan sama seperti menunggu keajaiban.
“Serang!”
“Mundur!”
“Serang!”
“Mundur!”
Instruksi Jun Moxiao hanya dua ini. Saat serang, akunnya dan Fengshu Yanmu jadi penunjuk posisi. Saat mundur, Han Yanrou dan Baozi Invasion jadi penuntun. Tanpa kesalahan, setelah beberapa kali, semua sudah mahir. Mau salah pun jadi malu.
Keajaiban adalah sesuatu yang hampir mustahil terjadi.
Lan He menanti keajaiban, tapi kebanyakan orang hanya punya ekspektasi biasa. Bagi mereka, operasional sepresisi ini terus berlanjut tanpa masalah justru adalah keajaiban.
Hasilnya...
HP Iblis Api terus merosot. Penunggu keajaiban tak mendapatkannya, sementara yang takut keajaiban justru menyaksikannya terwujud perlahan.
Para mata-mata sudah tidak lagi berdiam diri menunggu kesalahan kedua orang itu. Mereka mulai mengambil inisiatif dengan menyerang sekeras mungkin, berusaha membuat aggro lepas kendali. Awalnya yang melakukan trik ini masih takut ketahuan Jun Moxiao, tapi karena tidak ada yang menghentikan, akhirnya semua penyerang bisa mewujudkan mimpi sebagai DPS sejati: menghujani damage tanpa peduli aggro.
Namun ritme kontrol aggro Jun Moxiao dan Fengshu Yanmu tetap stabil. Keduanya terus menarik Guardian Iblis Api ke kiri-kanan. Para mata-mata akhirnya sadar, serangan brutal mereka justru mempercepat kematian Guardian Iblis Api.
Tak ada yang berniat seperti ini. Begitu tahu gagal mengacaukan aggro, rencana segera dibatalkan. Serang cepat tidak nyaman, serang lambat takut ketahuan. Para mata-mata terjepit, bermain setengah hati sampai pertarungan hampir berakhir. Kolaborasi Jun Moxiao dan Fengshu Yanmu jelas takkan gagal. Mata-mata dari berbagai guild saling berkoordinasi via grup diskusi QQ yang terus berdering. Lan He sempat melirik notifikasi sambil tetap fokus pada pertarungan yang bergerak tak menentu ini.
Sekilas membaca, belum sempat memahami maksudnya, di dalam game sudah ada pesan masuk. Ternyata grup diskusi ini cukup cepat mencapai kesimpulan.
Instruksi atasan: mengingat ada banyak mata-mata yang menyusup, tidak masalah mengorbankan satu dua orang. Bagaimanapun juga harus mengurangi momentum kemajuan guild Xingxin yang semakin perkasa, menunjukkan kepada pemain Server 10 bahwa mereka juga akan menghadapi hambatan.
Rencana konkretnya adalah memilih karakter yang siap mengorbankan identitas mata-mata mereka untuk sengaja membuat kekacauan, mengacaukan situasi, dan menciptakan kondisi wipeout tim.
Akhirnya karena Pavilion Blue River dan Dominant Hero masing-masing memiliki 4 mata-mata yang menyusup, kedua guild ini memutuskan untuk mengorbankan satu orang masing-masing. Setelah menerima instruksi, Lan He berdiskusi dengan tiga rekannya. Tak disangka ketiganya berebut ingin melakukan tugas ini. Sebagai ketua guild, Lan He tentu harus menjaga citra dengan tidak berebut kuota. Apalagi ia tahu akun mata-mata ini hanya sementara. Di game Glory tidak bisa multi-account, ia masih harus mengurus akun utamanya. Mana mungkin ketua guild sendiri yang jadi mata-mata.
Akhirnya di pihak Pavilion Blue River, korban ditentukan dengan lempar dadu. Dominant Hero juga menggunakan metode serupa. Setelah berkoordinasi dengan atasan lagi, perintah turun: segera mulai!
Saat ini sudah tidak banyak waktu tersisa. Dua korban yang terpilih justru mulai membuat keributan di bawah tatapan iri semua orang. Meski mata-mata dalam game online tidak seseram di dunia nyata, selain beberapa penggemar menyimpang, tidak banyak yang suka melakukan pekerjaan ini. Menjadi mata-mata berarti berteman dengan orang lain lalu mengkhianatinya. Apakah mewakili keadilan atau tidak, pola tindakan pada akhirnya tetaplah seperti itu.
Kebetulan kedua pemain yang ditugaskan berada di tim yang sama. Karena tim kiri dan kanan bergantian mengejar pertempuran, berada di tim yang sama memungkinkan mereka berdua bekerja sama mengacau. Saat ini tim mereka sedang mengejar punggung Guardian Evil God, setelah memastikan instruksi, tanpa ragu lagi mereka mulai melanggar batas posisi yang ditetapkan Ye Xiu.
Di bawah tatapan penuh antisipasi para mata-mata, terdengar dua notifikasi sistem beruntun. Dua pesan guild segera berkedip di channel guild.
Pemain Tiaoweisheng telah diusir dari guild oleh ketua Jun Moxiao.
Pemain Qingrun telah diusir dari guild oleh ketua Jun Moxiao.
Mata-mata yang masih berpura-pura tiba-tiba terhenti serangannya, hampir membeku di tempat.
Sungguh keputusan yang cepat dan tegas!
Tiaoweisheng dan Qingrun, kedua orang ini baru melangkah melewati batas posisi Jun Moxiao satu langkah, tapi Jun Moxiao langsung mengusir mereka tanpa bertanya...
"Menantang Dewa Penjaga harus menjadi anggota guild," kedua orang ini langsung diusir dari dungeon. Meski tidak sampai mati, tapi pada akhirnya usaha dan pengorbanan mereka sia-sia belaka.
Para mata-mata baru saja pulih dari keterkejutan, langsung melaporkan ke atasan. Lan He mendengar suara notifikasi QQ di grup diskusi kembali berdering kacau, diskusi tampak lebih panas dari sebelumnya.
"Sudah terlambat..." gumam Lan He dalam hati. Saat ini Dewa Penjaga nyaris kehabisan HP.
Lan He melihat jelas, bagaimana dengan yang lain? Meski Dewa Penjaga akan tumbang dalam hitungan detik, mereka benar-benar tak punya cara untuk menghentikannya.
"Haruskah berhenti?" Pesan rahasia kembali dikirim. Beberapa orang mulai mengurangi intensitas serangan sampai level yang mencurigakan.
"Jangan..." Lan He tiba-tiba bertindak tegas, menghentikan kedua anggota guildnya.
"Sudah tidak ada artinya," kata Lan He.
Sebenarnya semua tahu bahwa mengusir pengacau dari guild bisa mengurangi masalah. Mereka hanya tak menyangka Jun Moxiao bisa secepat itu bertindak. Diharapkan Jun Moxiao akan berkomunikasi dulu, memberi kesempatan untuk melakukan sabotase maksimal. Tapi dua pengacau langsung diusir begitu melakukan kesalahan, benar-benar di luar perkiraan.
Dengan cara ini, meskipun ada korban yang terpilih lagi, mereka akan langsung di-kick tanpa ragu. HP Guardian Iblis Api yang tersisa sedikit ini juga sama sekali tidak membutuhkan banyak bantuan. Guild Xingxin toh masih memiliki empat anggota asli sendiri, menghabiskan sisa HP Guardian Iblis Api ini pasti tidak masalah.
Sedangkan Lan He, alasan sebenarnya dia menyerah total di saat-saat terakhir adalah karena pertimbangan lebih dalam. Menurutnya, ketegasan Jun Moxiao dalam mengambil keputusan ini mungkin karena sudah lama mengetahui niat jahat mereka. Masuknya anggota level tinggi secara tiba-tiba ini memang mudah menimbulkan kecurigaan, semua orang berusaha menghilangkan keraguan dengan pura-pura jadi newbie dan melakukan wipeout, sekaligus mencapai dua tujuan.
Tapi siapa sangka kerja sama dua orang ini begitu sempurna, persiapan yang dibuat sampai ke detail terkecil, justru karena kesederhanaannya membuat para mata-mata sulit melakukan kesalahan sengaja. Ambil contoh Tiaoweisheng dan Qingrun! Meski langsung di-kick dari guild, seandainya mereka berhasil kabur, apakah kekacauan yang mereka buat benar-benar bisa merusak situasi? Tidak ada yang yakin tentang ini.
Sekarang semuanya beres, mereka tidak perlu khawatir lagi. HP Guardian Iblis Api akhirnya habis, dengan suara tertawa menggelegar, sosok itu pun berlutut dan roboh.
“Menantang Dewa Penjaga bukan berarti membunuhnya, tapi menaklukkannya. Setelah itu, dewa iblis ini akan menjadi Dewa Penjaga guild Xingxin. Ketika mencapai level 10, dewa iblis akan memberontak karena perkembangannya menolak kepemimpinan guild, sehingga perlu menantang lagi dewa iblis yang sudah naik ke level 2.”
Dalam tawa gila Dewa Iblis, pesan sistem muncul bersamaan di World Channel dan channel guild Xingxin, mengumumkan keberhasilan guild Xingxin menaklukkan Dewa Iblis sehingga memperoleh perlindungan kekuatan atribut.
Channel guild riuh dengan sukacita. Setelah memahami fungsi perlindungan ini, pemain dari berbagai kelas telah mempelajari cara menggunakan poin bebas langka ini.
Beberapa orang menatap poin bebas tambahan dengan hati-hati, belum tega menggunakannya dan memilih menyimpannya sementara.
Ada juga yang dengan penuh semangat langsung menggunakan poin bebas tersebut dengan penuh keyakinan.
Lan He dan yang lain saat ini sedang merasa frustasi, tapi harus berpura-pura gembira. Sebagai peserta tantangan Dewa Penjaga, seharusnya mereka lebih bersemangat. Para mata-mata ini, baru hari pertama menyusup ke guild Xingxin, sudah harus menunjukkan ekspresi bertolak belakang dengan perasaan sebenarnya. Untung ini hanya di game online, kalau bertatap muka langsung, pasti ketahuan semua.
“Ketua, kenapa tadi ada dua orang yang dikeluarkan? Sepertinya dari timmu ya?” Tiba-tiba seseorang bertanya.
