Level tertinggi di Area 10 saat ini adalah 42. Karakter-karakter dalam level ini memiliki EXP yang bervariasi, tapi tidak terlalu jauh. Kelebihan utama semuanya berasal dari kolaborasi dengan Ye Xiu selama Misi Natal.
Karakter Ye Xiu, Su Mucheng, dan Tang Rou juga termasuk dalam kelompok pertama ini. Tapi level awalnya lebih rendah, ditambah tiga hari All-Star yang tidak produktif, dan ketidakmungkinan beroperasi 24 jam non-stop seperti karakter guild besar, membuat mereka sekarang berada di peringkat terbawah kelompok pertama dengan level 41.
Karakter kelompok pertama yang paling dekat dengan ketiganya justru akun ketua guild Lan He, Blue River.
Akun ketua guild ini sebenarnya cukup menonjol levelnya, tapi tidak tahan lima hari tidak digunakan. Kelebihan dari Acara Natal tidak akan hilang dalam lima hari biasa, tapi di antara kelompok elit yang sama-sama memiliki kelebihan ini, lima hari tidak naik level langsung membuatnya tertinggal dari karakter-karakter elite lain yang rajin.
Ketika Ye Xiu tiba-tiba menyebutkan peran ketua guild Lan He, hal itu mengingatkan Lan He. Selama lima hari tidak login ke akun ketua, meskipun urusan guild tidak terhambat, level karakternya pasti akan tertinggal. Meski level ketua tidak harus yang tertinggi di guild, level tetap menjadi simbol paling langsung dalam game online. Logis jika ketua diharapkan menjadi yang terkuat. Level ketua yang lebih tinggi juga membuatnya lebih percaya diri saat berbicara. Saat ini, karakter Lan He masih termasuk top di guild, tapi jika terus dibiarkan tertinggal, ini bukan hal yang baik.
"Aku harus kembali ke Pavilion Blue River untuk melihat." Pikir Lan He. Akhirnya dia mengirim pesan ke Jun Moxiao, lalu karakter Juese segera log out. Seketika itu juga, dia login ke akun Lan He-nya.
"Cepat sekali, aku belum selesai bicara!" Pesan Jun Moxiao justru menyusul datang.
"Ada apa lagi?" Tanya Lan He. Begitu karakternya login, banyak salam yang masuk. Urusan mata-mata adalah rahasia tinggi guild. Hanya sedikit yang tahu bahwa selama lima hari ini Lan He menggunakan karakter "Juese" menyusup di guild Xingxin. Kebanyakan anggota mengira ketua mereka mengalami masalah, sehingga kedatangan Lan He kembali disambut hangat, membuatnya sangat tersentuh.
Pavilion Blue River tetaplah rumahnya, tempat banyak teman dan kenangan...
Lan He sambil membalas sapaan semua orang, dalam hati merasakan kekaguman. Di sisi lain, Ye Xiu sudah mengirim pesan lagi: "Dari orang-orang level tinggi di Peringkat Level ini, menurutmu adakah yang kemungkinan bisa digali?"
“Tidak mungkin.” Lan He bahkan tidak melihat nama-nama orang di papan peringkat sebelum memutuskan. Karakter-karakter itu, pasti semuanya adalah penggemar fanatik guild, karakter yang dibina intensif oleh guild. Mana mungkin bisa ditarik dengan mudah.
“Tidak ada satu pun?” Ye Xiu membalas.
“Hmm…” Lan He awalnya sangat percaya diri, tapi cara bertanya Ye Xiu ini membuatnya ragu-ragu lagi. Tidak ada yang mutlak di dunia ini! Dia tidak mungkin memahami guild lain seperti guildnya sendiri, bagaimana bisa yakin semua orang ini tidak bermasalah?
"Yang dari guild lain mungkin masih belum kamu pahami, lebih baik lihat dulu yang ada di guildmu sendiri." Ye Xiu berkata.
"Sial, kamu tahu ini milik Pavilion Blue River kami?!" Lan He membalas pesan sambil menyelipkan emoji kolaps.
"Kalau hati sudah tidak di sini, memaksakan keberadaan juga tak ada artinya." Ye Xiu menjawab.
"Kamu bilang hati siapa yang tidak di sini?!" Lan He membalas, tiba-tiba merasa bersalah. Karena beberapa hari terakhir, dirinya sendiri memang terlihat tidak fokus. Tapi saat login ke akun Lan He tadi, sapaan penuh semangat dari seluruh anggota guild dari atas ke bawah membuatnya kembali merasakan rasa kepemilikan terhadap Pavilion Blue River.
"Oh, itu cuma perumpamaan." Ye Xiu membalas.
“Karakter-karakter ini, meskipun hati sudah tidak ada, orangnya pergi, karakternya harus tetap tinggal!” Perkataan Lan He ini tidak salah. Karakter-karakter ini dilatih oleh 2 bahkan 3 orang secara bergiliran oleh pihak guild untuk menjaga levelnya. Jelas terlihat semua karakter adalah milik guild, bukan milik pribadi yang bisa dibawa pergi sembarangan saat seseorang ingin keluar.
“Tidak ada satu pun pengecualian?” Ye Xiu kembali bertanya dengan cara seperti ini. Kali ini, setelah menerima pesan, Lan He kembali ragu. Karena saat melihat daftar anggota guild mereka, dia menemukan di kelompok pertama, Pavilion Blue River mereka memang memiliki satu pengecualian.
Qian Cheng...
Pencuri monster ini, karakternya hanya dilatih sendiri tanpa bantuan guild. Namun kemampuan teknisnya di game online memang layak disebut sebagai pemain top. Jadi saat ada kesempatan mendapatkan karakter kuat, Qian Cheng biasanya juga diajak.
Saat Misi Natal lalu, Qian Cheng akhirnya sengaja dipanggil. Karena itu levelnya melonjak drastis. Setelah itu dia melanjutkan gaya bermainnya. Peningkatan levelnya tidak secepat karakter yang terus-menerus online, tapi masih bertahan di kelompok pasukan utama.
“Saya tahu metode pelatihan karakter elite yang digunakan guild-guild ini. Tapi karena game Glory mengharuskan login menggunakan kartu akun, praktik seperti 2 orang satu akun atau 3 orang satu akun agak terbatas. Jadi jumlah karakter yang dilatih dengan cara ini oleh guild-guild besar tidak terlalu banyak. Dari karakter-karakter di peringkat level tertinggi saat ini, yang berada di puncak pasti yang dilatih dengan cara ini. Tapi yang di posisi bawah, masih ada beberapa karakter yang naik level sendiri, kan?” Ye Xiu menjelaskan pada Lan He.
Ini... benar-benar menguasai Glory sampai detail terkecil! Lan He merasakan kelelahan saat membaca pesan Ye Xiu. Karena penilaian Ye Xiu itu 100% akurat. Ambil contoh peringkat level saat ini - dirinya sendiri turun karena lima hari terakhir, sementara Qian Cheng dari Pavilion Blue River mereka yang naik level sendiri memang berada di ekor kelompok pertama yang terdiri dari 90+ orang.
“Jadi, kalau menghitung dari bawah ke atas di peringkat level, masih bisa dicoba!” Ye Xiu melanjutkan.
“Coba bagaimana?” Lan He tidak tahan bertanya. Meski analisis Ye Xiu benar, ini hanya menunjukkan bahwa tidak semua karakter elite milik guild - beberapa masih bisa dibawa pergi oleh pemiliknya. Tapi sama sekali tidak berarti mereka tidak loyal ke guild. Orang yang dipilih untuk dilatih sebagai elite pasti dinilai loyalitasnya. Menarik orang-orang seperti ini sangat sulit, Lan He penasaran metode apa yang akan digunakan orang ini.
“Ah, sudah begini tak ada cara lain. Terpaksa mengesampingkan muka tua ini, memberitahu bahwa aku adalah Ye Qiu, lihat apakah mereka mau bergabung denganku.” Ye Xiu membalas.
“Sial!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” Lan He gemetar tangannya, langsung mengetik serangkaian tanda seru. Bagaimana bisa dia lupa Skill besar ini?
Identitas Ye Qiu...
Memikirkan ini, saat matanya menyapu daftar nama, penglihatan Lan He langsung gelap sejenak.
Qian Cheng!! Yang lain tak perlu disebut, anggota guild sendiri mana mungkin tidak dia kenal? Meski Qian Cheng anggota Pavilion Blue River, atlet profesional favoritnya justru Ye Qiu!
Lagipula, bagi pemain Battle Mage yang benar-benar mencintai kelas ini, berapa banyak yang tidak mengidolakan Ye Qiu? Daya pukul semacam ini persis sama prinsip guild klub yang mengandalkan latar belakang tim untuk menarik fans!
Mendukung tim sendiri dan menyukai pemain individual dari tim lain, sebenarnya tidak bisa disebut bertentangan.
Apalagi seperti Ye Qiu, Huang Shaotian, Han Wenqing, Zhou Zekai - mereka adalah representasi puncak di bidang masing-masing. Dewa Perang, Sword Saint, Kaisar Tinju, Raja Senapan... Pemain yang menguasai karakter dengan gelar seperti ini, mana mungkin tidak menjadi idola massal para pemain kelas tersebut?
“Eh... Yang pertama, yang pertama adalahmu... Akun ketua guildmu tidak bisa bergabung ya?” Ye Xiu sudah mulai bertindak.
“......” Lan He tak bisa berkata-kata.
“Lalu ada……Qian Cheng, eh, sepertinya aku kenal orang ini, bukannya dia anggota guild kalian?” Ye Xiu bahkan memberikan siaran langsung ke Lan He.
Lan He terdiam, sama sekali tidak tahu harus berbuat apa……Haruskah menyapa Qian Cheng dulu? Tapi bagaimana cara menyapanya? Apa harus memberitahu Qian Cheng bahwa nanti Jun Moxiao akan bilang dia Ye Qiu jangan percaya, itu penipu ulung?
Masalahnya……sebenarnya ini fakta, kalau benar-benar mengatakan itu, maka penipu besar itu justru akan menjadi dirinya sendiri……Tapi ngomong-ngomong, cara apa yang bisa dia pakai untuk membuktikan identitasnya agar Qian Cheng percaya?
Lan He masih bingung! Tiba-tiba pesan berkedip lagi, dikira pesan Jun Moxiao yang mau ngomong sesuatu, tapi saat dibuka ternyata dari Qian Cheng.
“Jun Moxiao bilang dia Ye Qiu!! Kamu tahu tidak?” Pesan Qian Cheng masuk.
“Hah?” Lan He kaget, “Kenapa tanya begitu?”
“Orang itu menambahiku sebagai teman, bilang dia Ye Qiu, katanya kalau tidak percaya tanya padamu.” Kata Qian Cheng.
“Sialan!!!!!!!!!!” Tangan Lan He gemetar lagi. Tak disangka akhirnya malah memakai dirinya sebagai saksi, harus jawab bagaimana ini? Bagaimana?
“Ada apa?” Balasan Qian Cheng cukup cepat. Karena terlalu emosi, Lan He tanpa sengaja mengirim "Sialan" ke Qian Cheng.
“Jun Moxiao benar-benar brengsek!” Balas Lan He.
“Hah? Dia berpura-pura jadi Ye Qiu?” Tanya Qian Cheng.
Setelah pergolakan batin yang hebat, akhirnya Lan He dengan tegas membalas: “Ya, si penipu besar itu!”
“Eh……Ketua, kalau kamu bilang begitu, jangan-jangan takut aku bakal pindah ke guild Xingxin karena ini?” Tiba-tiba Qian Cheng membalas.
“Masa sih!” Lan He langsung membalas, tapi kemudian tertegun karena menyadari ucapan Qian Cheng sebenarnya ada benarnya.
“Karena dia bilang……kamu pasti tidak mau membantu membuktikan identitasnya, takut aku akan bergabung dengannya……” kata Qian Cheng.
“Dasar orang ini keterlaluan!!!” Lan He hampir hilang akal.
“Ketua……apakah dia benar-benar?” tanya Qian Cheng.
“Kalau iya……apakah kamu akan pergi?” Lan He balik bertanya.
Keheningan berkepanjangan. Akhirnya, pesan berkedip. Lan He buru-buru membuka dan melihat jawaban Qian Cheng hanya satu karakter: Pergi.
“Dia bukan!” Lan He membalas tegas.
“Ketua……” Qian Cheng sudah mulai menangkap maksudnya.
“Baiklah……Dia adalah Ye Qiu, memang benar……sudah banyak yang tahu. Kalau mau pergi, silakan!” Lan He menghela napas sambil mengirim pesan.
“Terima kasih Ketua!” Balasan Qian Cheng disertai emoticon senyum. Detik berikutnya, pemberitahuan muncul di channel guild Pavilion Blue River: Pemain Qian Cheng keluar dari guild.
