Di tepi Danau Ribuan Gelombang, kebanyakan monster latihan level adalah reptil amfibi. Saat ini, Qian Cheng sedang berburu monster kecil ini. Kelimanya anggota yang dipimpin Chun Yi Lao ini membentuk tim dungeon standar. Mereka sekarang bersembunyi di semak-semak tepi danau, tidak terburu-buru muncul setelah teriakan Leiming Dianguang.
"Kita observasi dulu," kata Chun Yi Lao.
Kelimanya berjajar rapi di tepi hutan. Saat kamera Lan He berputar, dia melihat gerakan di semak sebelah kiri. Setelah sedikit mengangkat badan ke arah itu, dia melihat ID karakter yang melayang di antara rumput – anggota elite Zhong Cao Tang yang dikenalnya.
"Zhong Cao Tang ada di sana," Lan He melapor ke Chun Yi Lao dan yang lain.
"Hmm, anggota guild besar sudah mulai berdatangan," kata Chun Yi Lao.
"Daerah sekecil ini, mana mungkin bisa dibuat pertahanan besar!" bisik Xi Zhou.
"Mungkin di dalam air?" tebak Leiming Dianguang.
"Tidak mungkin bisa bersembunyi lama di air," jawab Chun Yi Lao.
"Semua karakter di Glory secara alami bisa berenang dan menyelam. Namun saat menyelam akan muncul kebutuhan oksigen. Jika terus-terusan menyelam tanpa muncul ke permukaan, akhirnya pasti tenggelam. Durasi ketahanan ini ditentukan oleh stamina karakter, tapi bagaimanapun juga, mustahil ada stamina yang memungkinkan karater terus bertahan di dasar air. Jadi sangat mudah melihat apakah ada penyergapan di dalam air. Saat ini meski riak air terus bergulung di Danau Ribuan Gelombang, tidak terlihat satu pun kepala yang muncul."
"Bagaimana?" Chun Yi Lao kali ini cukup langka berbicara di channel.
Ini adalah channel tim besar yang mereka bentuk bersama. Tim dasarnya diorganisir per guild, setiap guild mengirim sekitar lima orang. Semuanya adalah top player peringkat 100 besar level di Server 10. Sedangkan guild yang tidak memiliki player sekelas ini, sama sekali tidak berminat ikut campur dalam rencana mengganggu upaya guild Xingxin merebut rekor dungeon.
"Di sisi kami tidak menemukan apa-apa," jawab perwakilan Zhong Cao Tang pertama kali.
"Tidak ditemukan." Selanjutnya giliran Dominant Hero.
"Sama seperti di atas."
“+1。”
“+2。”
Beberapa guild yang datang dalam formasi tim besar kini telah mengepung Qian Cheng di area kecil ini. Semua orang mengamati sekeliling, tapi sama sekali tidak menemukan petunjuk apapun.
"Mungkin Xingxin sama sekali tidak punya persiapan?" seseorang berkomentar.
"Menurutku, kalau Xingxin mau mengatur sesuatu, lokasi ini juga merugikan mereka! Anggota guild mereka level berapa? Kalau datang ke sini, jangan PK, monster kecil saja sudah cukup membuat mereka pusing kepala," tambah orang lain.
“Pendapat satu orang ini jelas masuk akal.” Di Danau Ribuan Gelombang yang dipenuhi monster kecil level 40-43, mayoritas anggota guild Xingxin adalah pemain yang baru mencapai level 30-an. Hari ini baru ada sedikit tambahan anggota level tinggi, itupun paling hanya level 36-37. Orang yang benar-benar cocok untuk naik level di sini ya hanya anggota guild mereka sendiri. Selain itu, semua pemain lain di Server 10 yang datang ke sini pasti melebihi level mereka.
“Sepertinya kita terlalu paranoid.” Tian Nanxing dari Zhong Cao Tang menyimpulkan.
“MD!” Jiang You mengumpat dengan rasa kesal. Andai saja tahu bahwa musuh sama sekali tidak waspada, mengapa perlu keributan besar seperti ini? Meski Qian Cheng adalah top player di game online, kemampuan mereka juga tidak kalah. Cukup bentuk tim kecil saja sudah aman, tidak perlu mengerahkan puluhan orang sekaligus.
“Tunggu sebentar.” Chun Yi Lao tiba-tiba mengirim dua kata.
“Mari kita amati lagi. Mungkin gerakan kita terlalu cepat, orang-orang Xingxin belum sempat menyiapkan jebakan? Tunggu lebih lama, mungkin justru pasukan mereka yang akan masuk perangkap kita.” Di pihak Pavilion Blue River, Xi Zhou menjelaskan maksud Chun Yi Lao secara detail melalui pesan.
Para anggota setuju. Kali ini mereka justru tidak takut ada jebakan dari guild Xingxin, malah khawatir jika tidak ada jebakan sama sekali. Melihat situasi yang tenang, mereka merasa agak kecewa. Jika menunggu bisa menyaksikan drama besar, perjalanan ini pun tidak sia-sia.
Maka semua orang yang bersembunyi di samping kembali diam, hanya saja mengamati Qian Cheng bukan lagi fokus utama, yang penting adalah memperhatikan apakah ada aktivitas di sekitar. Yang lebih penting adalah menyampaikan instruksi ke seluruh guild, memastikan semua pemain yang sedang naik level di berbagai tempat memperhatikan pergerakan pemain guild Xingxin, terutama ketika melihat karakter elite guild Xingxin seperti Jun Moxiao, Fengshu Yanmu, Han Yanrou, harus segera mengirim pesan.
Hasilnya, berbagai guild besar menunggu dengan sabar selama setengah jam, tidak ada kabar sama sekali dari berbagai sisi.
"Hei, seharusnya sudah cukup seperti ini!" kata Tian Nanxing.
"Lawan kita tetap Ye Qiu, jika dia menyadari ada yang tidak beres, gerakannya tidak mungkin selambat ini?" kata Jiang You. Meskipun anggota Dominant Hero tidak menyukai Ye Qiu sebagai rival besar, mereka harus mengakui kemampuan Ye Qiu.
"Hmm..." Chun Yi Lao yang sebelumnya menganjurkan untuk menunggu, sekarang juga harus menyetujui pertimbangan ini.
Hanya Lan He yang terkejut di dalam hati. Karena hanya dia yang tahu dengan jelas bahwa Ye Qiu sudah memprediksi situasi saat ini sebelumnya. Tapi mengapa benar-benar terlihat tidak ada persiapan, dia juga tidak bisa menebak. Menurutnya, jika tidak ada cara menghadapi yang baik, selalu bisa menyuruh Qian Cheng logout sementara untuk menghindari masalah, skill besar ini benar-benar tak terkalahkan. Tapi sekarang, semuanya tidak sesuai dengan bayangannya. Dia sebelumnya mengingatkan Chun Yi Lao, jelas Chun Yi Lao hanya menganggap peringatan Lan He sebagai kesimpulan yang sama dengan mereka, tidak tahu bahwa Lan He sebenarnya memberikan peringatan berdasarkan intel akurat. Saat ini Lan He kembali bingung apakah harus menjelaskan atau tidak. Jika dijelaskan, berarti akan ketahuan perilaku bermuka duanya, sungguh memalukan!
Tapi kali ini benar-benar tidak ada waktu untuknya bimbang. Jiang You dari Dominant Hero di sisi lain sudah lama tidak sabar, melihat semua orang tidak punya usulan baru, langsung berkata: "Untuk apa lagi menunggu? Ayo serang! Kita sudah menghabiskan banyak waktu untuk anak ini, suruh yang di respawn point bersiap."
Setelah pesan dikirim, tim-tim guild mulai bergerak. Untuk lawan satu orang seperti Qian Cheng, memang sama sekali tidak perlu dianggap serius, bagaimanapun cara membunuhnya pasti bisa mengalahkannya.
Para pemain dari berbagai guild keluar dari persembunyian, tanpa semangat berlebihan, juga tanpa teriak-teriak. Untuk hal mudah seperti ini, jika dibuat terlalu meriah, malah terlihat seperti orang kampungan bukan?
Pemain kelas Penembak jarak jauh sudah mulai menembak, ketenangan Danau Ribuan Gelombang pun pecah. Monster kecil merayap yang bersembunyi di rawa-rawa dan lumpur langsung banyak yang terkejut. Tapi ini tidak perlu diperhatikan, yang penting adalah reaksi Qian Cheng ini sangat gesit, mendengar suara tembakan langsung menghindar, lalu loncat ke Danau Ribuan Gelombang.
"Memang pantas disebut Qian Cheng!" Seru anggota Pavilion Blue River yang muncul, melihat reaksi cepat Qian Cheng.
"Hmph..." Zhiyue Qingcheng dari Pavilion Blue River mendengus sinis. Sebagai pemain perempuan, dia lebih membenci tindakan merebut monster dan menindas pemain lain seperti Qian Cheng ketimbang pemain pria. Dia paham asal-usul kekaguman anggota guild ini, tentu karena kebiasaan buruk Qian Cheng inilah yang melatih kewaspadaannya. Di Shen Zhi Lingyu, tak terhitung orang yang ingin membunuhnya saat melihatnya. Dia sudah terbiasa terus-menerus terlibat PK. Lagipula dia punya perjanjian dengan Pavilion Blue River bahwa guild tidak akan membantunya menyelesaikan permusuhan pribadi, jadi selama ini dia sendirian mengatasi - kadang selamat, kadang terbunuh. Singkatnya, Qian Cheng punya banyak pengalaman menghadapi situasi seperti ini.
Saat serangan dimulai, Qian Cheng langsung lari ke Danau Ribuan Gelombang tanpa panik atau bertanya, jelas sudah memperhitungkan tidak ada penyergapan di area itu.
Tapi para pemain dari berbagai guild besar tetap tidak terlalu memikirkannya. Biar saja turun ke air, semua sama-sama bisa, terus kejar saja, ada apa yang besar? Yang datang juga adalah ahli berpengalaman, ketua-ketua guild besar, kemampuan orang-orang seperti ini bahkan melebihi Qian Cheng, sama sekali tidak ada yang perlu ditakuti.
"Jangan biarkan dia kabur!" Jiang You saat itu tidak sabar berteriak. Dia masih menggunakan Elementalist bernama Ai Cou Renao yang biasa dipakainya, sambil mengejar dia mengacungkan tongkat sambil melakukan Chanting, sebuah Frostball melompat dari ujung sihirnya, menggelinding mengejar Qian Cheng.
Pemain dari berbagai guild dan kelas lain juga menggunakan berbagai cara. Yang bisa menyerang menyerang, yang bisa membatasi membatasi, yang harus dekat langsung berlari mempercepat. Dari arah berbeda, karakter-karakter berbeda maju, menghitung perkiraan jalur kabur Qian Cheng, mempersiapkan penjagaan.
"Arah sana!" Frostball Jiang You akhirnya juga tidak mengenai Qian Cheng, dia buru-buru terus mengejar sambil memerintahkan anggota lain untuk menyerang dari arah berbeda.
Semua adalah veteran. Perintah kadang tidak perlu mendengar cara spesifik, hanya timing yang perlu diperhatikan. Saat Jiang You bicara, keempat anggota Dominant Hero langsung terbagi dua kelompok. Dua orang langsung masuk air, bersiap menyelip diagonal; dua lainnya langsung mengejar ke arah Qian Cheng, memutus jalur mundurnya.
Guild-guild lain juga memiliki strategi masing-masing. Hanya dalam sekejap, setengah dari pemain sudah terjun ke air. Permukaan Danau Ribuan Gelombang yang awalnya hanya beriak tiba-tiba dipenuhi cipratan ombak. Setiap karakter seperti torpedo, sementara target yang ingin mereka tenggelkan adalah Qian Cheng yang sudah lebih dulu masuk ke air dan sedang berenang cepat lurus ke depan.
"Penembak, halangi dia!" teriak Jiang You lagi. Dia cukup blak-blakan, tak peduli apakah anggota guild lain mau mendengarnya atau tidak. Selagi ada kebutuhan, dia pasti akan memberi instruksi tanpa ragu.
Pemain kelas Penembak yang mengandalkan serangan jarak jauh ini tidak buru-buru masuk ke air. Mereka membidik Qian Cheng dan melepaskan tembakan bertubi-tubi.
Ini juga tindakan berdasarkan pengalaman. Di dalam air, karakter tidak akan diam melainkan terus bergerak naik turun akibat apungan. Apalagi dengan banyaknya pemain yang baru saja terjun, ombak menjadi ganas sehingga gerakan naik turun ini semakin ekstrem. Dalam kondisi seperti ini, jelas semakin menyulitkan kelas jarak jauh untuk membidik. Maka mereka memilih berdiri stabil di tepi sambil terus menembak.
Qian Cheng seolah merasakan ancaman dari serangan terpusat ini. Tiba-tiba karakternya menyelam masuk ke dalam air. Melihat ini, pemain lain juga ikut menyelam. Jika Qian Cheng menyelam terlalu dalam, mereka tidak bisa melacak pergerakannya dari permukaan.
Tak disangka, tiba-tiba muncul cipratan ombak sangat tinggi dari permukaan danau disertai suara ledakan menggelegar. Di tengah cipratan air, seorang pemain terlempar tinggi ke udara...
