“Ada apa?” Yang menjawab Bei Dengdan adalah ketua besar Lembah Bunga Ratusan, Hua Kai Kan Zhe. Di grup diskusi penuh ketua level tinggi, dia tak ingin terlihat emosional. Meski kabar buruk ini menyangkut guildnya, dia tetap tenang seperti terbiasa dengan badai.
“Jun Moxiao dan kawan-kawan! Mereka masih di Danau Ribuan Gelombang, ketemu tim kami langsung menyerang,” jelas Bei Dengdan.
“APA?!!”
Mendengar kabar ini, justru Jiang You yang pertama kali melonjak berdiri, sementara Hua Kai Kan Zhe masih santai-santai saja. Saat dibandingkan, seketika rasa superior muncul dalam hatinya.
"Ini agak merepotkan!" kata Tian Nanxing.
Anggota lain mana ada yang tidak paham implikasi dari hal ini? Seketika semua menjadi cemas.
Di Danau Ribuan Gelombang, setelah baru saja membasmi tim Lembah Bunga Ratusan yang sedang main dungeon, beberapa karakter Ye Xiu muncul mengambang di permukaan air.
"Gimana? Ini lebih seru daripada rebutan monster kan?" Ye Xiu berkata pada Qian Cheng.
Qian Cheng bingung menjawab, mengirim emoji berkeringat. Aksi rebutan monsternya bukan berarti takut yang kuat, asal mood datang, siapapun berani direbut. Tapi monster milik elite guild seperti ini memang sulit direbut. Pertama, kemampuan mereka setara dengan Qian Cheng. Kedua, mereka biasanya tidak solo, selalu beraktivitas berkelompok.
Dalam pengalaman Qian Cheng merebut monster jenis ini: Ada saat-saat di mana dia bahkan tidak berhasil merebut monster, ada saat-saat dia dibunuh setelah berhasil merebut, tentu ada juga kasus berhasil kabur setelah merebut, tapi itu jarang. Kalau sampai berhasil merebut lalu mem-PK balik orang yang datang menantang PK? Itu belum pernah terjadi.
Tapi sekarang, dengan mengikuti Shen di belakang, bukan rebut monster, langsung tebas orang. Meski ada alasannya, tapi yang ditebas beda kelasnya! Elite dari berbagai guild ini bisa dibilang ahli terhebat di Server 10. Hasilnya, satu tim lima orang mungkin belum sempat orientasi arah, sudah jadi mayat mengambang.
Qian Cheng bersama Tang Rou dan Baozi Invasion sebenarnya ingin ikut campur, namun tak mendapat kesempatan dan memang masih belum sepenuhnya beradaptasi dengan lingkungan khusus ini.
Pertempuran air, memiliki dua perbedaan utama dibanding pertempuran darat. Pertama, lebih banyak pilihan dalam pergerakan; kedua, pengaruh resistensi air terhadap operasional karakter.
Semua ini bukan soal teknik, melainkan akumulasi EXP dan kebiasaan terhadap lingkungan berbeda. Bahkan Tang Rou dan Baozi Invasion yang sudah sangat kuat dalam operasional, saat masuk air tidak menunjukkan perbedaan dengan Mei Guang.
Tang Rou saat ini sedang di dalam air bertarung dengan seekor monster kecil. Pada dasarnya mereka saling mengulur waktu. Monster kecil bukanlah pemain, kebanyakan hanya tahan damage dan nekat melawan pemain. Tang Rou ingin menghindar dan bergerak seperti di darat, namun karena pengaruh hambatan air, sama sekali tidak bisa menguasai momen emas. Tapi Tang Rou tidak menyerah, terus mencoba menghindar sambil terus melancarkan serangan ke monster kecil.
Hasilnya serangannya tetap bisa mengenai, karena monster kecil tidak punya kesadaran menghindar yang kuat. Sedangkan serangan monster kecil ke dirinya, Tang Rou sangat waspada, namun 8-9 kali tidak bisa menghindar tepat waktu.
Setelah pertempuran ini, dasarnya seperti terus berhadapan mati-matian dengan monster kecil. Tapi level Han Yanrou sebenarnya sudah sesuai dengan area leveling ini, jadi meski harus berjuang mati-matian akhirnya bisa mengalahkannya. Hanya saja setelah selesai, kondisinya terlihat cukup parah.
"Selalu tidak bisa menghindar!" kata Tang Rou setelah membunuh monster kecil itu, sambil berbicara kepada Ye Xiu yang berdiri di sampingnya.
"Gerakan di dalam air lebih lambat, jadi pertimbangan waktu berbeda dengan di darat. Tidak ada gunanya membahas data, kamu harus merasakannya sendiri perlahan!" kata Ye Xiu.
"Hmm!" Tang Rou mengangguk, lalu mencari monster kecil lagi.
"Gunakan metode latihan terkondisi." Ye Xiu menjelaskan, "Sebenarnya serangan juga tidak mudah mengenai, hanya saja monster kecil biasanya tidak menghindar. Gunakan latihan terkondisi untuk memeriksa apakah bagian yang kamu serang sesuai dengan target awal yang dikunci."
"Baik." Tang Rou mengangguk, lalu melanjutkan latihan.
Mereka dipanggil Ye Xiu ke dalam air bukan untuk diharapkan membantu, melainkan memanfaatkan kesempatan ini untuk berlatih pertarungan air. Sebagai calon atlet profesional, kelemahan besar seperti ini tidak boleh ada. Jika lawan memilih peta perairan, langsung tamat riwayat.
Di sisi lain, Baozi Invasion dan Mei Guang levelnya lebih rendah. Jika dipaksa melawan monster akan sulit. Keduanya bertarung 2 lawan 1. Untuk Mei Guang, Ye Xiu belum bisa berkomentar banyak. Tapi Baozi Invasion menurutnya punya kemampuan adaptasi lebih baik dari Tang Rou. Setelah beberapa saat bertarung di air, perkembangannya sudah terlihat.
"Sambil lawan monster, ikuti aku!" perintah Ye Xiu.
"Bos, seharusnya 'berenang'." Baozi Invasion mengoreksi.
"Baiklah, berenang. Sambil lawan monster, ikuti aku berenang." Ye Xiu memimpin Jun Moxiao-nya untuk memulai serangan. Tim satu ini sambil naik level di Danau Ribuan Gelombang, juga mulai bergerak memutar ke berbagai arah.
Setelah berhasil memburu satu tim dari Lembah Bunga Ratusan, Qian Cheng sudah memahami tujuan Ye Xiu. Berbagai guild besar ingin memburu mereka, tapi sekarang malah mereka yang menjaga Danau Ribuan Gelombang, membunuh tim dungeon guild yang mereka temui.
Mangsa yang awalnya menjadi pemburu, sedangkan pemburu asli malah jadi mangsa. Qian Cheng merasa bersemangat memikirkannya, menurutnya ini jauh lebih seru daripada sekadar merebut monster. Sementara anggota lain sambil berenang kadang membunuh monster, dia fokus mencari bayangan pemain di sekitar.
"Sini!" tiba-tiba Ye Xiu memanggilnya. Qian Cheng memutar kamera dan sadar dia terlalu menyimpang dari arah gerak tim. Sambil berenang mendekat, dia bertanya-tanya: Bukankah ini cuma muter-muter cari orang? Apa perlu sampai mengatur rute?
Tak lama setelah mengikuti arahan, beberapa siluet terlihat di depan. Semakin dekat, jelas terlihat lima pemain.
"Ada orang!" seru Qian Cheng bersemangat.
"Iya, semua perhatikan, ikuti ritme gerakanku." Ye Xiu memberi instruksi sementara Jun Moxiao-nya langsung menyelam. Berenang menyelam tetap perlu naik ke permukaan untuk bernapas, jadi biasanya pemain berenang di permukaan saat berpindah lokasi. Begitu menemukan target, mereka langsung menyelam agar tak terdeteksi.
“Perlu gitu Shen? Cuma lima orang loh…” Qian Cheng yang juga menyelam diam-diam mengirim pesan hati-hati ke Ye Xiu menyatakan keraguannya. Menurutnya, dengan kekuatan Shen, menghabisi kelimanya pasti mudah, tak perlu sembunyi-sembunyi begini.
“Mereka pasti sudah waspada terhadap kita sekarang. Lebih baik sembunyi, biar tidak kabur,” balas Ye Xiu.
“Oh…” Qian Cheng paham, maksud Shen adalah membasmi sampai tuntas...
Beberapa orang itu mengikuti Jun Moxiao milik Ye Xiu, sesekali mengubah ritme pergerakan, sesekali naik ke permukaan untuk bernapas. Kelima orang di depan tetap seperti semula, jelas tidak menyadari sesuatu di belakang.
Perubahan ritme gerakan ini tidak asing bagi Qian Cheng. Dulu di Jurang Satu Garisan, dia pernah belajar cara memaksimalkan stamina untuk meningkatkan kecepatan rata-rata. Kini tahu yang di depannya adalah Ye Qiu Shen, Qian Cheng sama sekali tak ragu lagi, langsung mengikuti sambil belajar.
Sejak dulu ikut latihan itu, Qian Cheng sudah mencoba mempelajari teknik ini. Bagi orang yang sering rebutan monster dan kabur, teknik ini sangat berguna.
Saat ini penelitiannya belum membuahkan hasil, tapi dia bisa merasakan ritme kali ini terlalu cepat. Dengan ritme seperti ini, stamina tidak akan bertahan lama, agak berbeda dengan penekanan Shen sebelumnya.
“Qian Cheng sedang bersiap untuk bertanya, tiba-tiba ingat bahwa saat ini mereka berada dalam air, mungkin gerakan di sini memang berbeda dengan di darat?” Hatinya bergumam, memilih tidak bertanya dulu sambil mengamati jarak dengan lima siluet tersebut sambil memperkirakan.
Jarak kedua pihak semakin dekat, Qian Cheng perlahan menghitung ritme penggunaan stamina. Tiba-tiba ia menyadari: meskipun ritme ini tidak memaksimalkan efisiensi stamina, tapi cukup untuk mengejar kelima orang itu.
Dengan mengutamakan pengejaran lima orang tanpa mempertimbangkan sustainabilitas stamina, berarti ini adalah cara tercepat untuk mengejar mereka dalam situasi saat ini.
Setelah berpikir kemana-mana, Qian Cheng akhirnya memahami hal ini dan semakin memuja Shen. Seberapa hebat pengalaman EXP dan kemampuan kalkulasi yang dimilikinya??
Fakta berkembang sesuai prediksi Qian Cheng. Jarak mereka dengan tim lima orang semakin dekat. Ketika cipratan air dari gerakan lima orang di depan sudah terlihat, Qian Cheng melihat Fengshu Yanmu sudah membopong meriam berat di pundaknya.
“Byur!!”
Segumpal gelembung bergulung keluar dari laras meriam, tubuh Fengshu Yanmu terdorong mundur. Untuk kelas Gunner, bahkan tembakan biasa di dalam air akan menyebabkan kemunduran akibat gaya rekoil.
Tiga peluru meriam melesat keluar, sementara Jun Moxiao milik Ye Xiu meluncur seperti torpedo.
Peluru meledak, permukaan air berturut-turut menimbulkan tiga lapisan percikan. Tiga peluru membentuk formasi segitiga, kelima anggota Tim Satu tak ada yang luput, bersama-sama terlempar ke udara di antara percikan air. Ye Xiu sebagai Jun Moxiao dengan cepat berenang menjauh, tiba-tiba mengangkat senjatanya. Gelembung-gelembung serupa bermunculan, dan kelima orang yang baru saja jatuh kembali ke air itu kembali terlempar bersama ombak.
Qian Cheng hanya bisa terpana, koordinasi sambung-menyambung seperti ini benar-benar pantas disebut kombinasi emas level pro!
Setelah dua tembakan Anti-Tank Cannon, saat kelimanya jatuh kembali, Jun Moxiao sudah menyambar. Kelima orang ini sebenarnya sudah tahu apa yang terjadi. Di hati mereka tak ada niat melawan, hanya berpikir bagaimana bisa kabur satu atau dua orang. Tapi baru masuk air sudah diserang dari segala penjuru. Jun Moxiao yang bahkan sempat menembak di tengah serangan saja sudah sampai di depan mereka, apalagi anggota lain yang fokus menerjang?
Meski anggota lain benar-benar pemula di dalam air, tapi menjadi penghalang jalan masih bisa dilakukan. Terutama Mei Guang yang memanggil semua summoning-nya secara acak, bertebaran di mana-mana. Pandangan kelima orang ini hanya melihat jalan buntu di segala arah. Saat pembunuh sejati Ye Xiu dan Su Mucheng tiba, tak ada lagi kesempatan bagi mereka untuk lolos.
Beberapa saat kemudian, di grup diskusi ketua guild, Yanyu Cangcang ketua Area 10 Paviliun Kabut Asap muncul, mengirim emoji wajah menangis: "Guild kami juga kehilangan satu tim."
