"Tapi mereka banyak, bagaimana jika mengejar secara terpisah?" tanya Tang Rou.
"Ini hanya taktik mengulur waktu. Jika terus gagal dikejar, itu akan jadi permainan layang-layang. Pulau ini kecil, lawan ada lima orang, tidak mungkin leluasa. Dengan mengulur waktu sedikit, bukankah Pastor ini bisa diselesaikan?" jawab Ye Xiu.
"Mengerti." Tang Rou tersadar. Selagi berbicara, tangannya tak berhenti bergerak. Sang Pastor terus-menerus terjatuh. Bahkan ketika berhasil melakukan Ukemi, Han Yanrou-nya Tang Rou selalu berhasil tiba di depannya tepat waktu dan memberikan serangan tambahan. Semua serangan yang digunakan tanpa terkecuali bisa melontarkannya beberapa langkah, mendorongnya berputar-putar di tepi pulau kecil ini. Hanya beberapa langkah lagi dia bisa terjun ke laut, tapi kesempatan itu tak kunjung datang.
Pastor itu mengharapkan bantuan rekan-rekannya. Saat memutar kamera, dia malah melihat keempat orang itu tidak hanya gagal merebut posisi, jaraknya malah semakin menjauh. Memang Battle Mage dalam status Chakra Tanpa Sifat memiliki kecepatan gerak lebih tinggi dari keempat kelas karakter tersebut. Tapi masalahnya, Battle Mage ini terus menyerangnya sambil berlari tanpa terganggu mobilitasnya. Pastor itu langsung paham: skill operasional orang ini tidak hanya presisi, tapi juga sangat cepat, bisa menyelesaikan serangan-serangan ini sambil bergerak.
"Kalian berdua, sergap dari sana!" Player Knight juga menyadari mengejar pantat musuk bukanlah solusi. Beruntung ini pulau kecil dan musuh tidak ingin masuk air. Jika tidak, mereka bisa mendorong Pastor ini pergi begitu saja. Level Pastor ini sebenarnya cukup baik menurut rekan satu timnya, tapi sekarang dia hanya seperti bola yang ditendang terus tanpa bisa berbuat apa-apa. Mereka mulai menyadari betapa kuatnya Han Yanrou. Andai bukan karena keunggulan jumlah, pasti sudah kabur jauh-jauh.
"Tahan sebentar!" teriak Knight.
“Cepat kalian!” Pastor tidak kalah gelisah.
Kamera Tang Rou terus berpindah mengamati seluruh arena. Melihat empat lawan terpisah menjadi dua grup, dua orang berputar ke arah berlawanan, jelas ingin memotong jalur dari sisi lain. Saat Tang Rou sedang merencanakan perubahan strategi, suara Ye Xiu sudah terdengar di telinganya: “Jangan buru-buru, tunggu instruksiku.”
“Oh…” Tang Rou mengangguk. Benar saja, untuk tahap pelarian selanjutnya, dia memang belum punya strategi jelas.
Setelah mendorong Pastor tiga kali, Ye Xiu tiba-tiba berseru: “Serangan berikutnya belok kiri.”
Belum selesai bicara, Han Yanrou sudah melesat ke depan. Tang Rou yang nyaris melanjutkan dorongan ke depan buru-buru mengubah arah, mengganti dorongan maju dengan sentakan ke kiri. Pastor terlempar menyamping, Han Yanrou berputar dan langsung mengejar.
“Gunakan Telapak Bunga Rontok sekali lagi.” Ye Xiu melanjutkan. Tang Rou patuh melaksanakan, langsung menghantamkan Telapak Bunga Rontok. Arah lemparan diatur dengan presisi. Terlalu jauh, Pastor akan sempat bangun sebelum dia sampai; terlalu dekat, malah terkesan boros skill. Setiap telapak dihitung agar Pastor tak punya waktu mempersiapkan serangan lanjutan. Meski penguasaan operasional Tang Rou belum sempurna, setidaknya dia sudah mulai memahami konsep efisiensi, tak hanya asal menyerang.
“Tianji, lompat, Tarian Tongkat Bundar!”
Di tengah instruksi Ye Xiu yang beruntun, Tang Rou tak sempat berpikir panjang. Tangan langsung menari mengikuti perintah.
“Tarian Tongkat Bundar” menyerang Pastor yang melayang di udara, menghempaskannya dalam lingkaran besar tepat ke atas mulut gua batu.
“Lompat, Longya, putar arah!”
Mengikuti instruksi Ye Xiu, Tang Rou bertarung dengan sangat lancar. Empat orang yang awalnya berusaha mengepung dari kedua sisi kini terlempar ke arah yang sama di belakang mereka.
“Berhenti sebentar, serang habis-habisan!”
Di depan pintu masuk dungeon, Pastor kali ini tidak langsung didorong keluar, melainkan dihajar habisan di tepi pintu.
“Hati-hati! Jangan sampai masuk dungeon.” Ye Xiu berteriak. Tang Rou yang sedang asyik menyerang hampir melangkah melewati batas pintu masuk. Jika melewati garis itu, sistem akan mulai membaca progres masuk dungeon tanpa ampun.
“Oh!” Tang Rou menundukkan kamera dan kaget.
“Cukup, terus dorong ke arah tepi air.” Ye Xiu memberi perintah.
Tombak perang terus menyerang, Pastor yang menangis tersedu-sedu kembali dihalau ke tepi air. Skill heal-nya tak sempat digunakan. Sebagai Pastor, memulihkan HP dengan minum potion sangat memalukan! Apalagi Potion Kesehatan sedang cooldown. Melihat damage serangan lawan, Pastor tahu dirinya takkan sempat menunggu cooldown berikutnya. Nasibnya tinggal dua: mati atau diselamatkan rekan.
"Lagipula semua operasional yang dilakukan sia-sia saja." Pastor akhirnya mengirim pesan di Channel Tim, "Cepat! Aku tidak bisa bertahan lama."
"Orang ini licik sekali! Barusan hampir terkepung." Keempat orang itu kini bergegas ke arah sini.
"Cepet, cepet! Aku mau mati!" Pastor itu panik luar biasa.
Dalam beberapa pesan singkat, Pastor sudah didorong Tang Rou ke tepi air.
"Percepat pembunuhannya. Asal kecepatan tangan cukup, tidak masalah." Ye Xiu berkata.
Perkataan seperti ini bagi Tang Rou jelas sangat efektif. Bagaimanapun juga dia tidak mau akhirnya mendapat penilaian "kecepatan tangan kurang" dari Ye Xiu. Dia sangat paham bahwa kecepatan tangan adalah andalan utamanya saat ini. Jika sampai hal ini diremehkan, benar-benar akan sangat malu.
"Tak tak tak tak tak tak..."
Bunyi ketukan keyboard dan klik mouse yang bertubi-tubi menyatu. Serangan sederhana dan skill disambungkan dengan kecepatan tinggi, menghujam keras ke tubuh Pastor. Pastor sama sekali tidak menyangka ritme serangan lawan malah bisa dipercepat di saat kritis ini. Padahal sebelumnya dia sangat berharap akan diselamatkan. Namun HP yang terus merosot drastis membuat harapannya pelan-pelan mendingin. Dia melihat keempat rekannya semakin mendekat, tapi dirinya sendiri mungkin sudah tidak akan bertahan sampai saat itu.
"Tahan kuat!" Dari keempat orang itu, Elementalist setidaknya masih bisa menyerang jarak jauh. Begitu masuk radius skill, langsung mulai Chanting.
"Tang Rou juga mendengar teriakan, kamera dengan cepat melirik ke arah Elementalist, melihatnya sedang melakukan Chanting. Tapi suara Ye Xiu sudah berteriak: 'Itu Ice Wall, maju lagi dua langkah!'"
Tang Rou segera menyerang dan maju. Begitu menyelesaikan pergerakan yang diperintahkan Ye Xiu, terdengar suara retakan di belakang. Tiga dinding es telah berdiri tegak membentuk segitiga. Jika dia tidak maju dua langkah tadi, jelas akan terkunci di dalam. Elementalist ini cukup terampil bisa mengatur posisi Ice Wall seakurat ini.
"Sial! Benar-benar sial!" teriak Elementalist itu kesal.
"Kurangilah bicaramu!!" tiga orang lainnya juga ikut menggerutu.
Memang benar, jika Elementalist itu tidak berteriak "Tahan posisi!", Tang Rou tidak akan memutar kamera untuk mengecek jarak. Jika tidak memutar kamera, Ye Xiu juga tidak akan menyadari gerakan Chanting untuk Ice Wall.
Tang Rou saat ini merasa lebih khawatir. Dia sadar, tanpa Ye Xiu, pasti tidak bisa membuat pertimbangan ini. 80% kemungkinan akan terkunci Ice Wall. Meski dengan kecepatan tangan legendarisnya bisa langsung menghancurkan dinding es, tapi membunuh Pastor harus diperebutkan per detik. Penundaan sedikit saja sudah cukup mengubah konsekuensi pertempuran.
“Bahaya...” Tang Rou dalam hati juga merasa lega, tapi tangannya tidak berhenti. Suara operasional yang cepat terus berbunyi bertubi-tubi. Pastor itu melihat bahkan trik ini tidak bisa menghentikan lawan, harapan terakhirnya akhirnya pupus. Ketika Elementalist di sisi lain mulai chanting skill berikutnya, tiba-tiba Han Yanrou sudah menggeser posisi, tombak terakhirnya menghantam tubuh Pastor, akhirnya tubuh Pastor itu roboh.
Nama Pastor di tim sudah menggelap, sudah mati semati-dimatian. Hanya karena belum memilih respawn ke kota, jadi sementara belum keluar dari tim.
“Masuk air!” Ye Xiu sudah memberi instruksi baru ke Tang Rou.
“Hah?” Tang Rou terkejut, masuk air kan sama saja memamerkan kelemahan? Apa maksudnya berlatih pertarungan air di saat seperti ini?
Dengan bingung, Tang Rou tetap menyuruh Han Yanrou menyelam ke dalam air. Empat orang mengejar ketat di belakangnya, sudah dalam radius serangan.
“Ke bawah, putar badan, berenang mundur, salto!” Ye Xiu terus memberi komando. Baru sekarang Tang Rou tersadar, dengan prompt ini seharusnya dia tidak perlu khawatir. Tapi bertarung seperti ini, kurang seru!
“Jangan terlalu kaku operasionalnya! Konsentrasi, cari ritme.” Ye Xiu melihat Han Yanrou bergerak di air sesuai instruksinya, tiba-tiba menambahkan.
“Oh?”
“Longya!”
“Longya? Sekarang?” Tang Rou bertanya-tanya sambil tetap melakukan operasional.
Serangan Longya yang awalnya terlihat tidak tepat waktu di matanya, justru tepat mengenai salah satu Ghostblade yang sedang berenang melintas.
Secara refleks Tang Rou langsung mengikuti dengan serangan Tianji, namun karena karakternya mengikuti arus air yang naik-turun, serangan pengangkatannya tidak mengenai apa-apa.
“Yang kena maupun tidak, perhatikan baik-baik!” Ye Xiu berpesan.
“Oh, aku mengerti.” Tang Rou paham maksud Ye Xiu. Sejak itu ia tak lagi meragukan instruksi Ye Xiu, bahkan matanya hampir tidak mengikuti musuh - tugas ini sepenuhnya diserahkan pada Ye Xiu. Ye Xiu yang mengamati pergerakan lawan dan memberinya instruksi, sementara Tang Rou lebih fokus mengamati timing setiap serangan dan efek yang dihasilkan.
“Sial! Ini... apa yang terjadi...”
Keempat orang itu tidak bodoh. Setelah beberapa kali duel di air, mereka langsung merasakan perbedaan besar. Wanita ini sama sekali tidak terlihat tidak bisa bertarung di air. Malah bisa dibilang ahli! Dengan kondisi pertarungan seperti ini, mereka sama sekali tidak punya kesempatan. Mereka memang tidak punya keahlian bertarung di air, hanya mengandalkan jumlah personel untuk menindas, tapi ternyata lawan mereka sama sekali tidak gentar dan malah semakin lihai bertarung di bawah air.
“Sialan! Licik sekali.” Keempat orang itu merasa terjebak, tidak berani melanjutkan duel di air dan berusaha cepat-cepat naik ke darat.
Tang Rou, meski mengikuti instruksi Ye Xiu, masih sedikit terlambat. Mustahil benar-benar mengikat empat orang. Tapi akhirnya berhasil mengikat dua orang - di dasar air, keempat musuh ini benar-benar payah.
