"Apakah ini bisa dianggap serangan pribadi?!" Chen Guo berusaha menahan tawa sambil mengingatkan Ye Xiu dengan serius.
"Tidak mungkin, aku hanya menyatakan fakta. Kalau tidak percaya, duduklah di sini!" Ye Xiu menggeser kursinya menjauh sambil bicara. Chen Guo ragu sejenak, perasaannya menjadi tidak karuan setelah ditegur begitu, buru-buru mengangkat bangku dan menyusul. Sepanjang jalan tidak berani menoleh ke layar proyeksi, takut melihat adegan menyeramkan seperti yang dideskripsikan Ye Xiu.
Saat mereka berdua selesai mengatur posisi duduk, pertandingan single player pertama sudah mendekati akhir. Pemain Blue Rain membunuh lawan dari Micro Grass dengan kombo sempurna yang tak terbantahkan, meraih kemenangan pembuka.
"Bagus!" Chen Guo langsung berteriak kencang begitu duduk dan melihat hasil tersebut.
"Kamu mendukung tim mana?" tanya Ye Xiu tak tahan.
"Sembarangan," jawab Chen Guo.
"Lalu kenapa teriak-teriak?"
"Pertarungannya keren, ya diteriakin!" Chen Guo bersikap seolah tak ada orang lain. Warnet ini selain berantakan, juga terasa sepi. Bahkan di jam sibuk biasa pun tidak pernah separah ini, apalagi di hari pertandingan. Di tengah kekosongan yang berantakan itu, sebenarnya hanya mereka berdua yang masih menonton proyeksi besar.
"Pertandingan tanpa dukungan emosional, terasa agak membosankan," ujar Ye Xiu.
"Lalu kamu mendukung tim mana?" tanya Chen Guo.
“Saya? Saya profesional, melihat pertandingan dengan sudut pandang penelitian. Lihat, ini semua akan menjadi lawan kita nanti.” Ye Xiu menunjuk dua karakter kelas di rekaman pertandingan single player pertama yang baru saja berakhir di layar.
Chen Guo merasa sedikit emosi mendengarnya, terutama karena Ye Xiu menggunakan kata "kita", membuatnya merasa seperti telah melangkah masuk ke lingkaran elit Glory.
Pertandingan kedua segera dimulai, seluruh warnet masih hanya mereka berdua yang memperhatikan. Penonton lain yang menonton pertandingan, juga tetap menyaksikan pertandingan Jia Shi sambil memutar film masing-masing secara diam-diam.
Sebenarnya bagaimana mungkin hati Chen Guo tenang-tenang saja melihat warnetnya jadi seperti ini? Warnet Xingxin-nya yang berlokasi tepat di seberang klub Jia Shi, selalu menjadi favorit fans Jia Shi. Kebetulan sang bos sendiri adalah pemain Glory fanatik sekaligus penggemar berat Jia Shi, sehingga dengan sukses menjadikan tempat ini sebagai basis berkumpulnya pemain Glory dan fans Jia Shi. Tindakannya hari ini jelas telah menyakiti banyak fans loyal Jia Shi, agak merusak reputasi sendiri. Masa depan seperti apa yang menanti, Chen Guo juga merasa gelisah. Namun, dia bukan tipe orang yang bisa menahan diri. Karena sudah beralih dari penggemar menjadi anti terhadap Jia Shi, malas lagi melayani para fans Jia Shi ini. Tindakan hari ini bisa disebut impulsif, tapi seandainya diulang kembali, Chen Guo yakin dirinya tetap akan melakukan hal yang sama.
Saat ini hatinya juga gelisah, tapi dia tidak ingin orang lain melihatnya, jadi berusaha menunjukkan ekspresi acuh tak acuh. Melihat Ye Xiu di sampingnya, baru benar-benar tak peduli. Duduk di tengah kekacauan, menonton pertandingan dengan penuh konsentrasi seolah tak ada orang lain.
"Keren!" Ye Xiu tiba-tiba berteriak, membuat Chen Guo yang sedang melamun nyaris jatuh dari bangku. Dia yang sedang pura-pura menikmati pertandingan buru-buru menatap layar sambil membenarkan: "Iya iya, keren."
Perhatiannya kembali ke pertandingan, melihat pemain Micro Grass sedang unggul dengan kelebihan jelas. Chen Guo tak tahu bagian mana yang membuat Ye Xiu berteriak "keren", tapi tak bisa bertanya. Setelah pemain Micro Grass menang, replay memperlihatkan momen ketika pemain yang semula pasif ini berhasil merebut keunggulan dengan operasional brilian setelah menemukan celah, membuat Shen seperti Ye Xiu pun berkomentar.
Di pertandingan ketiga, Chen Guo malu untuk melamun lagi. Tapi saat menyapu pandang ke Ye Xiu, justru mendapatinya tidak fokus. Alih-alih menatap proyeksi layar, matanya tertuju pada layar komputer tamu di sebelah.
“Tamu ini sedang mencari siaran langsung pertandingan Jia Shi di internet sendiri. Chen Guo hanya melirik sebentar, langsung menyadari bahwa dalam pertandingan ini, wakil Jia Shi yang bertanding adalah Su Mucheng...
Seketika, kedua orang yang duduk tegak di depan layar proyeksi, bersama-sama memiringkan kepala mengamati pertandingan Jia Shi dari kejauhan, tentu karena sama-sama peduli dengan hasil pertarungan Su Mucheng.
Hasilnya, dalam pertandingan ini Su Mucheng dari Jia Shi meraih kemenangan gemilang. Lawan Jia Shi, Ming Qing, adalah tim kelas bawah sejati. Berusaha mempertahankan posisi di Liga sudah menjadi target perjuangan tim mereka. Kemampuan pemain di tim ini tidak kuat, karakter akun juga relatif lemah. Jarak di atas kertas dengan pemain level All-Star seperti Su Muccheng sudah cukup besar. Performa Su Mucheng juga stabil, tidak menghadapi tantangan berarti dan berhasil menang.
Dua penonton dadakan ini langsung kembali setelah menyaksikan pertandingan Su Mucheng, namun saling menyadari perubahan pada diri masing-masing.
"Ahem..." Keduanya batuk ringan, hendak mengatakan sesuatu. Tiba-tiba admin jaringan warnet yang akhirnya tertipu akting Bos Besar Chen Guo - merasa hari ini sang bos anehnya tenang, seakan warnet hampir hancur tidak membuatnya marah - memberanikan diri datang melapor hasil bersih-bersih mereka.
"Tahu. Barang yang rusak dibuang saja setelah dibereskan, besok cari orang untuk mengganti." Chen Guo mendengar jumlah kerusakan dengan tenang, terus bersikap datar tanpa gejolak.
“Yang lama tidak pergi, yang baru tidak datang.” Ye Xiu bergumam di samping.
“Ini maksudnya menghibur?” Chen Guo bertanya.
“Tidak, hanya menyampaikan fakta.” Ye Xiu menjawab.
Saat itu pertandingan single player Tim Micrograss vs Blue Rain telah berakhir sepenuhnya. Micrograss menang dua pertandingan, memperoleh dua poin; Blue Rain menang satu pertandingan, satu poin. Tiga pertandingan itu ditonton Chen Guo dengan setengah hati, tak meninggalkan kesan sedikitpun di pikirannya.
Setelah istirahat sejenak, group dimulai. Komentator dan tamu pun menjadi sangat antusias. Saat menerima daftar kehadiran, mereka menemukan satu nama tambahan di lineup Tim Micrograss: Gao Yingjie.
“Jika saya tidak salah ingat, sebelum Weekend Bintang All-Star, Gao Yingjie belum pernah tampil di pertandingan resmi kan?” ujar komentator.
“Benar, tapi penampilan spektakulernya di Kompetisi Tantangan Rookie Weekend Bintang All-Star masih membekas di ingatan semua orang. Sekarang akhirnya performanya itu memberikannya posisi resmi di Tim Micrograss.” Tamu pun ikut berkomentar panjang lebar.
“Yang belum jelas apakah dia akan bermain di pertandingan tim nanti. Kita belum menerima daftar pemain untuk pertandingan tim.” Komentator melanjutkan.
“Jika dia bisa mempertahankan performa seperti di Weekend Bintang All-Star, menurutku dia layak mendapat posisi utama di pertandingan tim.”
“Micrograss benar-benar berhasil membina rookie yang luar biasa!”
“Memang, di kelompok usianya saat ini, belum ada pemain kedua di Liga yang bisa bertarung berimbang dengan Shen kelas atas seperti Wang Jiexi.”
“Dan dia juga menang.”
“Hasil pertarungan satu pertandingan tidak bisa benar-benar membuktikan Gao Yingjie sudah melampaui Wang Jiexi.”
“Tapi di usia semuda ini sudah punya kekuatan seperti ini, apakah pernah ada pemain seperti ini di lingkup profesional Liga?”
“Hmm...” Tamu undangan jelas tidak mempersiapkan materi ini, lubang jebakan yang digali komentator ini ternyata tidak bisa diisi, hanya bisa tertawa canggung. Untungnya pertandingan sudah dimulai, komentator dengan gesit mengambil alih pembicaraan dan mulai menjelaskan jalannya pertandingan.
“Gao Yingjie, apakah anak ini benar sehebat itu?” Chen Guo bertanya pada Ye Xiu.
“Juga cukup luar biasa,” kata Ye Xiu.
“Kalau bertarung denganmu?” tanya Chen Guo.
“Hehe.” Ye Xiu tertawa tanpa menjawab.
“Bilang dong!” Chen Guo mendesak.
“Harus lihat di pertarungan nyata, susah dijelaskan,” kata Ye Xiu.
“Artinya kamu juga tidak yakin 100%?” tanya Chen Guo.
“Di lingkup profesional, tidak ada yang berani bilang yakin 100%,” kata Ye Xiu.
“Oh.”
“Biasanya aku bilang 90%, harus menyisakan ruang untuk rendah hati!” Ye Xiu menambahkan.
“……” Chen Guo terdiam.
Pertandingan di arena dimulai. Gao Yingjie sepertinya benar-benar mendapatkan kepercayaan diri dari pertandingan Weekend Bintang All-Star, dalam liga nyata yang sama sekali bukan pertunjukan ini dia tampil sangat gemilang. Tapi performa luar biasa Gao Yingjie tidak bisa merebut kelebihan signifikan, karena lawannya juga tidak lemah.
Yu Feng dari Tim Blue Rain, ini adalah pemain level All-Star. Dibandingkan dengannya, Gao Yingjie masih agak mentah. Dan jika dibandingkan keduanya, ada perbedaan mutlak di atas kertas: karakter akun.
Swordsman Ganas Yu Feng, "Sharp Sword", meski bukan akun level dewa, tapi sudah mendekati level itu. Sebaliknya, Penyihir Mu En yang dipegang Gao Yingjie masih jauh tertinggal.
Gao Yingjie adalah bibit pemain baru yang dibina Micro Grass untuk menggantikan Wang Jiexi. Wang Buliuxing akan menjadi karakter yang nantinya dia kendalikan. Tim Micrograss tidak memiliki strategi dual-Penyihir, sehingga klub tidak terlalu mengembangkan Mu En milik Gao Yingjie. Bisa dibilikarakter ini hanyalah produk sampingan dari proses pelatihan Gao Yingjie. Perbandingan dengan akun yang dipegang pemain All-Star tentu sangat mencolok.
Penampilan spektakuler Gao Yingjie di Weekend Bintang All-Star memang membangun kepercayaan dirinya, namun juga meningkatkan kewaspadaan semua tim lawan. Tak ada yang meremehkannya meski masih hijau. Sikap Yu Feng yang menunggu inisiatif lawan justru menjadi faktor utama keunggulan Gao Yingjie saat ini, bukan semata-mata kemampuan si pemain baru.
Bagaimanapun, informasi tentang pemain baru yang belum pernah turun resmi ini sangat terbatas di seluruh liga.
Weekend Bintang All-Star membuktikan kekuatannya. Tapi seperti apa gaya tekniknya? Kebiasaan operasional seperti apa? Preferensi penggunaan skill? Data-data ini masih dikumpulkan perlahan. Menghadapi lawan kuat yang belum dipahami, sikap hati-hati Yu Feng sangatlah wajar.
"Anak muda, begitu melepaskan belenggu, benar-benar maju tanpa henti!" Ye Xiu berkomentar sambil menyaksikan pertandingan. Dedikasi Wang Jiexi di Weekend Bintang All-Star, dia sepenuhnya memahaminya.
