"Kamu maksud siapa?" Chen Guo agak bingung. Nyatanya dalam dunia esports yang didominasi usia muda, semua pemain bisa disebut "anak muda", bahkan veteran seperti Ye Xiu yang sudah mau pensiun. Saat Ye Xiu sok tua menyebut "anak muda", Chen Guo tak tahu apakah yang dimaksud Gao Yingjie atau Yu Feng. Di hatinya, dia lebih menduga Yu Feng karena Gao Yingjie masih terlalu muda untuk disebut "anak muda".
"Mereka adalah masa depan Glory!" jawab Ye Xiu masih dengan gaya berbicara sendiri.
"Ngomong apaan sih..." gumam Chen Guo pelan.
"Yu Feng itu, permainannya semakin berbobot," lanjut Ye Xiu.
"Dia memang bukan pemain sembarangan!" bantah Chen Guo. Yu Feng termasuk pemain All-Star yang sudah mencapai puncak kompetisi Glory. Popularitas pemain top seperti ini, meski bukan pendukungnya, tetap akan terserap informasinya karena eksposur media yang tinggi.
"Tahun lalu dia belum masuk All-Star kan? Perkembangannya tahun ini sangat signifikan," ujar Ye Xiu.
"Oh, ya?" Chen Guo mencoba mengingat daftar pemain All-Star tahun lalu... Detail seperti itu sulit diingat.
“Lingkungan pengembangan Blue Rain, menurut saya adalah yang paling kondusif di antara semua tim.” Ye Xiu berkata.
“Bagaimana dengan Micro Grass?” Chen Guo tak tahan bertanya, mengingat Micro Grass memiliki Gao Yingjie yang dijuluki jenius tak tertandingi di kelompok usianya.
“Micro Grass... mungkin karena status sebagai tim juara, mereka terlalu keras dalam menuntut pemain baru.” Ye Xiu menghela napas. Ia teringat pada Qiao Yifan. Meski tidak seterang Gao Yingjie, Yifan ibarat permata kasar yang bisa menjadi berharga jika diasah dengan hati-hati. Fakta bahwa Micro Grass merekrutnya tapi tak membina dengan serius patut disayangkan.
Meski daftar pemain untuk pertandingan ini belum sepenuhnya diumumkan, berdasarkan performa Qiao Yifan di Weekend Bintang All-Star, Ye Xiu yakin ia tak akan mendapatkan posisi starter seperti Gao Yingjie.
Saat keduanya berdiskusi kecil, situasi di lapangan juga mengalami perubahan. Yu Feng yang telah merencanakan strategi "menyerang belakangan" akhirnya mendapatkan kesempatan. Setelah melancarkan serangan balik, dia langsung mengambil inisiatif dan terus-menerus melakukan serangan mendadak. Namun Gao Yingjie yang tiba-tiba ditekan tampak panik dan kehilangan arah. Bagaimanapun ini adalah pertandingan resmi pertamanya. Meskipun Kompetisi Tantangan Rookie di Weekend Bintang All-Star telah membangun kepercayaan dirinya, tekanan mental dalam pertandingan resmi jauh lebih berat dibandingkan pertunjukan seperti itu. Setiap pemain baru pasti akan terpengaruh mentalnya saat pertama kali tampil di panggung seperti ini. Jika berjalan mulus, performanya bisa terus memukau; tapi sedikit hambatan saja bisa membuatnya hancur karena gugup.
Nasib Gao Yingjie juga kurang beruntung karena debutnya langsung berhadapan dengan pemain level All-Star. Baik dari segi EXP maupun karakter, dia memang sedikit lebih lemah. Kini saat kelebihannya tiba-tiba dibalikkan oleh lawan, perbedaan kondisi yang mencolok ini membuatnya sulit menjaga keseimbangan. Apakah kepercayaan diri yang baru dibangunnya ini bisa bertahan, itu tergantung pada dirinya sendiri.
"Micro Grass dalam masalah ya?" Chen Guo saja bisa melihatnya.
"Kalau tidak mengambil risiko sekarang, benar-benar tidak akan bisa merebut kembali." Ye Xiu menghela napas. Di matanya, Gao Yingjie telah melewatkan tiga kesempatan yang bisa dicoba. Meski tidak 100% pasti berhasil, setidaknya itu adalah peluang untuk membuka celah.
Sekali lagi!
“Ye Xiu berkata dalam hati,” pandangannya tiba-tiba terang. Kali ini, Gao Yingjie akhirnya bertindak. Saat karakter Yu Feng "Sharp Sword" sedang berbalik arah dalam manuver taktis, dia melakukan pergeseran cepat udara-rendah jarak pendek, menyusup ke titik buta kamera Yu Feng. Yu Feng kaget dan buru-buru balik menyerang, tapi Gao Yingjie lebih cepat. Sapu Mu En menghempaskan Yu Feng ke udara.
Taktik berisiko, memanfaatkan kesempatan yang bahkan tidak layak disebut peluang. Ini adalah pertarungan refleks dan kecepatan tangan. Pada momen ini, Gao Yingjie menunjukkan kepercayaan dirinya, merebut kembali inisiatif dengan satu gerakan.
"Lumayan." Ye Xiu tersenyum memuji. Yang jauh lebih tegang dan bersemangat saat ini tentu Wang Jiexi, kapten Micro Grass. Dia lebih memahami Gao Yingjie, lebih mengerti betapa pentingnya detail ini. Jika kesempatan ini gagal direbut, itu akan menjadi pukulan bagi kepercayaan diri Gao Yingjie. Tapi jika berhasil, ini akan memperkuat keyakinannya - meski nanti kalah lagi tak masalah, setidaknya dia sudah bisa melihat harapan kemenangan, tahu bahwa dirinya punya kekuatan ini.
Performa Gao Yingjie selanjutnya membuat Wang Jiexi bersemangat. Serangan beruntun seperti badai yang chaos itu menunjukkan tidak ada sedikitpun rasa takut. Jelas, Gao Yingjie sedang mengerahkan seluruh kemampuannya untuk memenangkan pertandingan ini.
Wang Jiexi tentu juga ingin melihat hasil seperti ini, sayangnya lawan Gao Yingjie telah menunjukkan nilai seorang All-Star. Mengandalkan kelas Swordsman Ganas yang lebih tahan dibanding Ahli Sihir Gelap, ditambah kekuatan karakter yang jauh melampaui Mu En, akhirnya dia mengalahkan Mu En Gao Yingjie dengan sabar mengakumulasi kelebihan damage.
Hasil ini cukup memuaskan bagi Wang Jiexi. Dia yakin Gao Yingjie menyadari kekalahan ini bukan karena kemampuan pribadi atau teknik, melainkan karena karakter akun. Andai Gao Yingjie menggunakan Wang Buliuxing dalam pertarungan ini, hasilnya mungkin berbeda.
Logika penentu kemenangan ini sebenarnya cukup jelas, komentator dan tamu telah menjelaskannya saat menganalisis hasil. Setelah istirahat singkat, ronde kedua dimulai. Yu Feng yang mengandalkan kekuatan karakter akun untuk menggerus lawan memang dalam kondisi sangat lemah, sehingga cepat dikalahkan di ronde kedua. Kemudian pemain kedua Blue Rain tampil dengan strategi mempertahankan sedikit kelebihan yang dibangun Yu Feng melalui dua pertarungan, akhirnya berhasil membunuh lawan.
Ronde ketiga! Kapten Micro Grass Wang Jiexi sebagai jagoan bertahan tampil. Dengan kemampuan dewa dan karakter level dewa, dia membunuh lawan hampir tanpa cedera. Sementara itu, Blue Rain mengerahkan pemain andalan mereka - Huang Shaotian.
Perlawanan level dewa seperti ini memang sering terjadi di arena pertandingan. Penempatan jenderal terkuat dari kedua tim sebagai jenderal di arena sudah dianggap sebagai keputusan yang tidak diragukan lagi. Pertarungan ini juga telah lama dinantikan para penonton.
Komentator dan tamu dengan tepat saling bersahutan memanaskan suasana. Entah hanya sugesti atau tidak, babak ketiga ini terasa memiliki jeda antar-ronde yang lebih panjang dari biasanya.
Mulai pertempuran!
Meski karakter kedua belah pihak belum bertemu, layar publik sudah dipenuhi banjiran pesan. Tentu saja Huang Shaotian tidak mungkin diam selama fase pergerakan ini. Rentetan kata-kata - entah itu repetitif atau tidak - membanjiri layar. Namun omong kosong seperti ini tidak efektif untuk semua orang. Wang Jiexi jelas termasuk yang kebal terhadap serangan verbal, mengabaikan spam Huang Shaotian sambil dengan tenang mengendalikan Wang Buliuxing menuju lokasi lawan.
Huang Shaotian seperti kecanduan mengobrol, bukannya buru-buru menghadapi lawan. Karakternya malah menyelip ke sebuah gang kecil. Ketika Wang Jiexi akhirnya menemukannya, spam tersebut sudah berlangsung selama tiga menit...
Tapi tiba-tiba spam berhenti total, berganti dengan kilatan pedang yang memenuhi layar!
Wang Jiexi yang selama ini aktif mengejar, tapi saat kedua karakter akhirnya bertemu, Huang Shaotian-lah yang lebih dulu melancarkan serangan. Langsung dengan skill pamungkas Blade Master: Pedang Siluman Tanpa Wujud.
“Serangan skill besar tanpa persiapan apa pun, justru menjadi pembuka yang sempurna. Wang Jiexi jelas tidak menyangka bahwa Huang Shaotian yang awalnya bersembunyi dan mengobrol sampah membosankan, ternyata langsung nekat menggunakan skill besar. Serangan ini benar-benar mengejutkan Wang Jiexi.
Setelah susah payah menemukan Troubling Rain, Wang Buliuxing yang sedang terbang menukik tiba-tiba disambut gelombang sinar pedang. Wang Jiexi yang kaget berefleks memutar arah, melompat dari sapu lalu berbalik arah mencoba kabur.
Namun sinar pedang Troubling Rain tiba-tiba memanjang. Wang Buliuxing yang sedang berbalik arah tak sempat menghindar. Terkena serangan, karakternya langsung kaku di udara sebelum ditelan cahaya pedang berkilauan. Di babak pertama, Wang Jiexi langsung kena skill besar Huang Shaotian.
"Hmm, hmm, hmm, cukup bagus." Ye Xiu mengangguk.
"Hei hei hei!" Chen Guo kesal dengan nada Ye Xiu. Meski Ye Xiu adalah Shen favoritnya, tapi Huang Shaotian dan Wang Jiexi jelas setara dengannya! Rasanya aneh mendengar Ye Xiu memuji rekan setingkatnya dengan nada seperti mengomentari pemula.
“Apa maksudmu?” Ye Xiu sendiri sama sekali tidak merasa.
“Kamu...kamu...” Chen Guo terbata-bata lama, tak tahu bagaimana mengungkapkan maksudnya, akhirnya berbelok menjadi pertanyaan: “Bagaimana pendapatmu?”
“Baru saja dimulai.” Begitu kata Ye Xiu habis, serangan Pedang Siluman Tanpa Wujud selesai. Efek blow down dari serangan terakhir membuat Wang Buliuxing terbanting ke tembok.
Wang Buliuxing mengalami status kekakuan akibat benturan, sementara Troubling Rain juga mengalami kekakuan fase recovery setelah menggunakan skill ultimate. Durasi kedua efek kekakuan ini telah dihitung dengan cermat oleh Huang Shaotian yang ahli strategi. Begitu status kekakuan habis, karakternya langsung melesat dengan Triple Slash menghampiri Wang Buliuxing.
Jika benar bisa menciptakan selisih waktu dimana karakternya sudah bebas kekakuan sementara Wang Buliuxing masih terkunci, itu tentu ideal. Namun dalam situasi ini mustahil tercapai. Huang Shaotian sudah mencapai batas maksimal, sayangnya mekanisme balance game menyisakan celah. Wang Jiexi juga bukan lawan yang akan melewatkan celah begitu saja. Begitu kekakuan berakhir, Wang Buliuxing langsung mengendarai sapu terbang ke langit.
Tiba-tiba terdengar suara pedang menyambar, Huang Shaotian secara paksa menghentikan Triple Slash-nya lalu menggunakan Dragon Rising Slash di tengah-tengah manuver. Rupanya langkah mundur Wang Jiexi ini sudah diprediksi dalam strateginya.
