GLORY!!
Dua karakter besar melesat megah di layar proyeksi, seolah hendak menerpa wajah setiap orang. Bukan hanya Ye Xiu dan Chen Guo, para pemain yang menyaksikan pertandingan Jia Shi pun serentak menghela nafas lega. Pertarungan menegangkan ini akhirnya menemui pemenang. Pertandingan semacam ini, meski penonton tak punya ikatan emosional, tetap memberikan kepuasan luar biasa karena kualitasnya yang spektakuler.
Para pemain yang baru saja menyaksikan pertandingan itu masih terhanyut dalam kesan mendalam, sama sekali melupakan pertandingan Jia Shi yang masih berlangsung di depan mata.
"Benar seperti prediksimu..." ujar Chen Guo kepada Ye Xiu sambil menyaksikan rekaman ulang pertandingan dan mendengar analisis pasca-pertandingan dari komentator dan tamu ahli.
Ye Xiu mengangguk tanpa berkomentar lebih. Semua analisisnya telah disampaikan sebelumnya. Alur pertandingan akhirnya mengikuti skenario dimana Huang Shaotian sengaja melewatkan kesempatan Serangan Mendadak untuk menciptakan ketidakseimbangan, berharap bisa membuka celah baru. Namun Wang Jiexi justru mengambil alih kendali penuh, tak memberi ruang bagi teknik Satu Pukul Satu Bunuh khas Huang Shaotian. Terpaksa, Huang Shaotian mencoba memaksakan serangan di situasi tak menguntungkan - sebuah taktik yang bukan keahliannya, apalagi melawan Wang Jiexi yang kekuatannya setara. Akhirnya pertarungan berakhir dengan kekalahannya.
Hingga saat ini, Tim Micrograss telah meraih empat poin dalam dua babak pertarungan, sementara Blue Rain hanya mendapat satu poin. Pertandingan tim yang akan datang memiliki nilai besar lima poin. Dalam pertandingan reguler hanya poin yang dihitung, bukan kemenangan/kekalahan, jadi meskipun Blue Rain hanya mendapatkan satu poin dengan penuh penyesalan, itu sudah menjadi masa lalu. Pertandingan tim adalah awal baru, lima poin masih bisa diperjuangkan secara aktif.
Namun, kekalahan berturut-turut pasti memberikan pengaruh berat pada semangat pasukan. Para pendukung Blue Rain saat ini sedang diliputi perasaan sedih.
Waktu istirahat setelah pertandingan arena cukup lama. Mengingat pemain pertandingan tim seringkali adalah enam orang yang sama dari pertandingan single player dan arena (mereka bisa tampil kembali), tetap diberikan waktu istirahat.
Ye Xiu berjalan-jalan keluar untuk merokok, sementara Chen Guo memeriksa kerugian warnet setelah keributan malam ini. Saat mereka kembali, siaran masih dipenuhi pembicaraan tak henti antara host dan tamu tentang pertarungan sengit antara Huang Shaotian dan Wang Jiexi tadi. Namun Chen Guo yang sudah mendengar analisis singkat Ye Xiu, merasa diskusi mereka tidak berkualitas - pembahasan berputar-putar tidak menyentuh inti, membuatnya curiga apakah mereka sengaja main di tepi aturan.
Setelah menunggu sebentar, pertandingan tim akhirnya dimulai. Karena kehebatan pertandingan sebelumnya, beberapa pemain yang menonton pertandingan Jia Shi mulai tak sadar melirik layar besar dengan perasaan sangat sulit menentukan pilihan.
"Komposisi pemain untuk pertandingan tim kedua belah pihak ternyata tidak mengalami perubahan besar, hanya kumpulan pemain yang sudah bertanding di babak sebelumnya. Satu-satunya perbedaan adalah di sisi Blue Rain, seorang pemain digantikan, dan Kapten Yu Wenzhou akhirnya muncul secara langsung dalam pertandingan tim."
"Perubahan ini sudah menjadi hal biasa di Blue Rain. Karena kelemahan bawaan Yu Wenzhou dalam hal kecepatan tangan, jika benar-benar harus bertarung satu lawan satu, kerugiannya akan besar. Oleh karena itu, Blue Rain jarang menurunkan Yu Wenzhou di dua babak awal. Namun dalam pertarungan tim, master strategi ini tidak pernah absen, dan selalu menjadi target utama yang ingin dibunuh tim lawan terlebih dahulu, benar-benar membuat senang sekaligus khawatir."
"Pertandingan segera dimulai. Sepuluh karakter (kecuali dua cadangan) memasuki map dan langsung mulai menyusun strategi."
"Melihat Ye Xiu yang terus menatap screen proyeksi dengan seksama, Chen Guo menahan diri cukup lama sebelum akhirnya bertanya: 'Bagaimana?'"
"'Bos, kalau kondisimu seperti ini, ngapain nonton? Mending naik ke atas tidur saja. Nanti kalau sudah selesai kuberi tahukan hasilnya,' kata Ye Xiu dengan pasrah."
"'Nggak mau! Aku cuma ingin dengar pendapatmu, tidak boleh?' bantah Chen Guo."
"'Kalau dengar pendapatku, biasanya malah jadi spoiler!' jawab Ye Xiu."
“……”Meskipun Ye Xiu telah berkali-kali melihat situasi dan memprediksi akhirnya, mengklaim kesimpulannya sebagai spoiler tetap membuat Chen Guo terdiam karena kekurangajaran. Citra Shen terus merosot. Menurut Chen Guo, jika terus hidup berdampingan dengan Ye Xiu seperti ini, paling lama satu bulan lagi, rasa kagumnya terhadap Shen akan lenyap tanpa bekas.
"Tonton baik-baik, mulai sekarang." kata Ye Xiu.
Pertandingan tim tak kalah seru dari duel dua Shen sebelumnya. Meski Yu Wenzhou dijuluki salah satu Empat Master Strategi Glory, ada pendapat di Liga bahwa jika batasan "empat" diubah menjadi lima, Wang Jiexi pasti tak diragukan lagi akan masuk dalam daftar.
Ini membuktikan bahwa meski tanpa gelar resmi, Wang Jiexi memiliki kemampuan sepadan. Memimpin Micro Grass merebut dua gelar juara liga sama sekali bukan keberuntungan semata.
Pertandingan ini mempertontonkan duel strategi, kompetisi teknik, serangan mendadak, hingga pertarungan frontal. Berbagai taktik bersilangan hingga babak tengah. Cuplikan siaran yang berganti-ganti membuat sutradara siaran kebingungan memilah momen paling epik, karena semua bagian terasa sayang untuk dilewatkan.
"Beban di pundak Wang Jiexi... terlalu berat." Tiba-tiba Ye Xiu menyela dengan komentar tak terduga.
“Hmm?” Chen Guo menjawab sambil mengangguk dengan pikiran melayang. Kali ini dia juga sangat fokus menonton pertandingan tim, sampai lupa menanyakan hasilnya.
“Belakangan ini, Micro Grass agak terancam.” Ye Xiu berkata.
“Apa? Kamu bisa melihat itu lagi?” Tanya Chen Guo. Sebelumnya dia tidak bertanya, tapi sekarang Ye Xiu malah spoiler.
“Wang Jiexi memang butuh seseorang untuk membagi tekanannya!” kata Ye Xiu.
“Tidak ada? Bagaimana dengan Deng Fusheng? Li Yihui?” Kedua nama yang disebut Chen Guo adalah pemain Micrograss yang terpilih sebagai All-Star.
“Percayakah kamu, jika bukan di Micrograss, mungkin mereka tidak akan terpilih sebagai All-Star.” Ye Xiu berpendapat.
“Maksudmu...”
“Pemilihan All-Star sebenarnya tidak bergantung pada skill, tapi popularitas dan daya tarik di mata fans. Meski ini perlu diraih dengan performa luar biasa, tapi ada faktor lain. Contohnya, di tim lemah, kemampuan individu yang kuat lebih mudah terlihat. Sedangkan di tim kuat, prestasi tim bisa menutupi kekurangan individu.” Ye Xiu menjelaskan.
“Jadi Deng Fusheng dan Li Yihui termasuk kategori kedua, terpilih karena aura juara Tim Micrograss?” Chen Guo menyimpulkan.
“Intinya, All-Star tidak berarti level tertinggi di Liga. Ambil contoh Deng Fusheng yang Knight, menurutku Xu Bin dari Tim 301 lebih unggul darinya.” Ye Xiu membandingkan.
“Raja Penggiling Xu Bin...” Chen Guo tentu mengenal pemain ini.
"Hmm." Ye Xiu mengangguk, "Micro Grass tanpa Wang Jiexi, atau jika performa Wang Jiexi buruk, langsung akan kacau berat. Mereka terlalu bergantung pada Wang Jiexi."
"Glory sampai hari ini sudah melewati fase heroisme individu. Selisih kemampuan antar pemain semakin mengecil. Tim harus bisa menghasilkan kekuatan 1+1>2, baru bisa disebut tim unggul." Ye Xiu melanjutkan.
"Menurutmu, adakah tim seperti itu di Liga saat ini?" tanya Chen Guo.
"Blue Rain." Ye Xiu langsung menjawab, "Tim yang paling mendekati tren perkembangan masa depan ini pasti Blue Rain. Tapi tragisnya... Kapten mereka Yu Wenzhou adalah tulang punggung tim, namun keterbatasan tangan lumpuhnya yang legendaris di lingkup profesional justru banyak menghambat."
"Aku pernah dengar." Chen Guo mengangguk, kondisi tangan Yu Wenzhou sama terkenalnya dengan sifat cerewet Huang Shaotian.
"Tapi... justru karena tangan lumpuh inilah, dialah yang akan bertahan paling lama di Liga. Soalnya kecepatan tangannya sudah tidak mungkin turun lagi. Aku curiga, jangan-jangan dia sengaja tidak latih kecepatan tangan agar bisa memperpanjang 'masa aktif'-nya di lingkup profesional?" kata Ye Xiu.
"Masa aktif..." Chen Guo merasa aneh mendengar istilah game seperti "sustain" digunakan dalam konteks nyata.
Kedua orang ini sedang mengobrol, pertandingan di arena tak berhenti. Perkembangan situasi ternyata kembali mengikuti ramalan Ye Xiu, Tim Micrograss kehilangan anggota pertama mereka - sinyal berbahaya dalam pertarungan tim. Tren selanjutnya semakin jelas: saat Micrograss akhirnya berhasil membunuh satu anggota Blue Rain, mereka sendiri sudah kehilangan tiga orang.
5 vs 3. Dengan situasi seperti ini dan lawan sekuat ini, membalikkan keadaan sangat sulit. Akhirnya Blue Rain dengan mulus mengalahkan Micrograss, mengambil 5 poin dari pertarungan tim. Mereka akhirnya unggul di babak ini dengan total 6 poin, dua poin lebih banyak dari Tim Micrograss.
"Masalah kronis yang tidak diselesaikan akhirnya akan dieksploitasi lawan sebagai celah." Komentar akhir Ye Xiu jelas merujuk pada ketergantungan berlebihan Micrograss pada Wang Jiexi. Sementara komentator dan tamu siaran sibuk menganalisis detail pertarungan tim ini, membuat daftar 1-2-3-4-5 kesalahan fatal Micrograss, lalu memilih satu sebagai "penentu kemenangan". Masalah yang disebut Ye Xiu sama sekali tidak disentuh.
Chen Guo terdengar bingung. Jujur saja, meski mendengar analisis Ye Xiu, dia sama sekali tidak melihat buktinya. Menurutnya analisis 1-2-3-4-5 komentator justru lebih teknis, sementara penjelasan Ye Xiu terdengar terlalu abstrak.
“Sepertinya levelku belum cukup ya…” Chen Guo memandang jauh dengan sedih. Kalau sebelumnya, dia punya alasan untuk meragukan apakah Ye Xiu sedang membual. Tapi sekarang, status Ye Xiu seperti apa? Meski agak aneh, Chen Guo merasa dibandingkan komentator dan tamu tadi, dia lebih meyakinkan.
“Sudah, selesai ditonton!” Ye Xiu berdiri sambil mengayunkan lengannya: “Saatnya naik level.” Setelah berkata begitu, dia langsung menuju kursi khususnya.
Melihat sosok yang menjauh itu, Chen Guo kembali merasa galau. Orang yang bisa sepenuhnya membaca niat para Shen di lapangan, bahkan memprediksi hasil akhir pertarungan, ternyata hanya mengubur diri di warnetnya. Di server baru dengan level 40-an, melakukan misi membasmi monster dan main dungeon layaknya pemain biasa – betapa sia-sianya sumber daya!
“Harus masuk lingkup profesional!” Chen Guo mengepal tinju sambil menatap layar proyeksi besar.
