Di Warnet Xingxin, liburan masih berlanjut sampai tanggal 7. Hanya Ye Xiu dan Chen Guo yang menjaga kehormatan. Saat malam tiba dan harus mempersiapkan siaran pertandingan, hanya dua orang yang sibuk mondar-mandir sampai berkeringat. Untungnya Chen Guo memiliki EXP yang cukup, dulu pernah mencoba mengadakan acara serupa sendirian. Dia sangat paham betapa rumitnya mengurus ini dengan sedikit orang, jadi persiapan matang telah dilakukan agar tidak menyita waktu siaran pertandingan.
Namun karena sebelumnya sudah menyinggung fans setia Jia Shi, meskipun hari ini menyiarkan pertandingan Jia Shi, hanya sedikit yang sengaja datang untuk itu.
Hal ini sudah tidak dipedulikan Chen Guo lagi. Memang suasana seperti dulu sudah hilang, tapi tingkat kehadiran masih cukup bagus. Apalagi hari ini ketika akan menyiarkan pertandingan Jia Shi, banyak orang yang lewat langsung mampir masuk.
Untuk mengurus bisnis, area depan kasir tetap harus ada yang jaga. Akhirnya mereka berdua tidak berebut tempat duduk bagus, duduk bersama di depan kasir sambil menyambungkan komputer ke siaran langsung pertandingan.
Komentator dan tamu sudah mulai pengantar pemanasan sebelum pertandingan. Karena hasil Jia Shi di musim ini sangat buruk, membuat bobot pertandingan ini berkurang. Saat ini mereka lebih banyak membahas kegagalan Sun Xiang dalam tantangan melawan Han Wenqing di Weekend Bintang All-Star, berharap bisa membangkitkan emosi penonton.
Fakta membuktikan topik ini cukup tepat. Fans Jia Shi di Warnet Xingxin benar-benar bergelora, berharap hari ini Jia Shi bisa menghancurkan Dominant Hero, terutama pemain Dominant Hero Han Wenqing, biar kalah dengan memalukan. Perlu diketahui, insiden Sun Xiang yang memprovokasi tapi malah dikalahkan di Weekend Bintang All-Star membuat fans Jia Shi sangat malu. Terutama dalam perang mulut dengan fans Dominant Hero, karena pertarungan ini mereka sering diolok-olok tanpa bisa membalas.
"Kalahkan Dominant Hero dalam satu pertandingan!"
Sejak Weekend Bintang All-Star, ini hampir menjadi harapan terbesar fans Jia Shi untuk musim ini. Adapun kemungkinan masuk playoff yang hanya ada secara teori, fans Jia Shi sudah tidak berkhayal lagi.
Pertandingan yang sangat dihargai pendukung, tentu merupakan pertandingan yang sangat penting bagi tim. Dalam konferensi pers pra-pertandingan, Jia Shi telah menunjukkan kepercayaan diri dan tekad.
Pertandingan segera dimulai. Di pertandingan single player pertama, yang tampil mengejutkan adalah Su Mucheng dengan Muyu Chengfeng-nya. Chen Guo langsung menurunkan semua urusannya, matanya tidak berkedip sama sekali mulai fokus mengikuti pertandingan.
Belakangan ini tidak ada siaran langsung pertandingan Jia Shi. Bagi Chen Guo, yang paling disayangkan tentu tidak bisa menonton pertandingan langsung idolanya. Meskipun setelahnya selalu mencari rekaman video untuk ditonton, tetap tidak seasyik saat siaran langsung ketika bisa diam-diam memberi semangat. Hari ini ada kesempatan langka ini, Chen Guo tentu akan memberi semangat sepuasnya.
"Hmm, pemain pertama dari pihak Jia Shi adalah Su Mucheng! Sejak Weekend Bintang All-Star, kondisi Su Mucheng cukup luar biasa." kata komentator.
"Ya, benar." jawab tamu.
"Apakah ini terkait dengan penampilan Ye Qiu di Weekend Bintang All-Star yang menggunakan Long Tai Tou untuk menunjukkan bahwa dia pasti akan kembali bermain?" komentator mulai mengorek kabar, tentu sebenarnya semua itu dikatakan untuk didengar penonton.
“Mungkin ada alasan di balik hal ini? Tapi ini hanya spekulasi semua orang. Su Mucheng belakangan ini selalu menghindari pertanyaan serupa dalam wawancara.” kata tamu tersebut.
“Sekarang sudah ada rumor bahwa Ye Qiu sedang mempersiapkan tim sendiri untuk kembali ke Liga Profesional. Jika benar begitu, mengingat hubungan dekat Su Mucheng dan Ye Qiu, pasti dia akan bergabung dengan tim Ye Qiu. Bagaimana pendapat Pelatih Li?”
Komentator dan tamu siaran hari ini kembali diisi oleh Pan Lin dan Li Yibo. Pasangan komentator ini termasuk yang cukup terkenal di lingkup Glory e-sport, sering ditugaskan untuk pertandingan-pertandingan penting.
“Begini… Jika Ye Qiu kembali bermain, itu baru bisa terjadi di periode transfer musim dingin musim depan. Saat itu tentu tidak mungkin tim baru langsung bergabung ke liga. Jadi jika Ye Qiu membentuk tim sendiri, jalur tercepat untuk masuk liga adalah Musim 10. Bagaimana dengan kontrak Su Mucheng? Saat ini masih tersisa satu setengah tahun, tepat akan berakhir saat Musim 10. Dari segi waktu, kemungkinan ini memang tidak ada hambatan. Tapi mengingat masih ada satu setengah tahun, bahkan rumor tentang Ye Qiu membentuk tim sendiri pun masih sebatas spekulasi, kita tidak bisa mengambil kesimpulan terburu-buru.” Gaya komentar Li Yibo sebagai tamu jelas mengalami perubahan. Kini dia tidak lagi memberikan pernyataan kategoris, selalu menyisakan banyak ruang gerak dalam analisisnya.
"Oh, baiklah, mari kita fokus ke pertandingan ini dulu." Setelah pengumuman daftar pemain dan perkenalan singkat, babak pertama sudah dimulai. Pan Lin sang komentator buru-buru mengalihkan topik kembali ke pertandingan.
"Menurut Pelatih Li, apakah gaya bermain Su Mucheng juga banyak berubah sejak Weekend Bintang All-Star?" Meski gaya pembawaan Li Yibo sebagai tamu sudah berubah, Pan Lin tetap seperti biasa, secara refleks mengarahkan topik ke Li Yibo untuk memberikan pendapat.
Menanggapi pertanyaan ini, Li Yibo tampak cukup percaya diri. Ia tidak menghindar dan menjawab langsung: "Benar, sebelumnya Su Mucheng lebih banyak berperan sebagai pendukung dalam kerja sama dengan Ye Qiu. Namun di beberapa pertandingan terakhirnya, baik di mode single player maupun tim, jelas terlihat lebih aktif dan agresif. Sekarang justru lebih mirip pemain penyerang utama."
"Menurut Pelatih Li, apakah perubahan ini lebih karena upaya pribadinya untuk berkembang, atau kebutuhan taktis dari tim?" tanya Pan Lin.
"Sulit dipastikan, tapi saya yakin apapun gaya bermain yang dipilih pemain, kemenangan tetaplah tujuan utama mereka." Li Yibo menghindar dengan cerdik dari pertanyaan ini.
Dulu Chen Guo cukup suka mendengarkan analisis dan diskusi dari komentator dan tamu ahli. Tapi sejak beberapa kali menyaksikan penjelasan dan prediksi Ye Xiu, setiap kali ada momen seperti ini, dia sudah refleks menoleh ingin mendengar pendapat Ye Xiu.
Kali ini Ye Xiu sama sekali tidak bersuara. Chen Guo tidak puas, menyenggol lengan Ye Xiu dengan sikutnya: "Hei, katakan sesuatu."
“Ngomong apa?” Ye Xiu heran.
“Mereka bilang gaya bermain Mu Mu ada perubahan dan sebagainya.” Chen Guo dan Su Mucheng sudah menjadi teman dekat, panggilannya pun jadi lebih akrab "Mu Mu".
“Mereka benar, memang ada perubahan.” kata Ye Xiu.
“Lalu perubahan ini...?” Ini adalah masalah yang dihindari Li Yibo tadi.
“Secara individu, dia jadi lebih kuat.” kata Ye Xiu.
“Benarkah?” Chen Guo senang, tapi segera menyadari Ye Xiu sepertinya masih ada lanjutan, “Lalu secara tim?”
“Seperti yang mereka katakan, dari fokus sebagai supporter, berubah menjadi attacker.” jelas Ye Xiu.
“Perubahan ini baik atau buruk?” tanya Chen Guo.
“Ini tidak bisa dinilai hanya dari satu orang saja, harus melihat kondisi seluruh tim.” jawab Ye Xiu.
“Jawab langsung aja!” Chen Guo tidak sabar.
“Untuk kondisi tim Jia Shi saat ini, perubahan ini bisa dibilang meningkatkan kekuatan tim!” kata Ye Xiu.
“Kenapa?”
“Karena core player Jia Shi saat ini masih tipe yang individualis. Gaya support Su Mucheng sebelumnya bukan sekadar menambahkan ritme core player, tapi perlu ada sinkronisasi dua arah. Saat core player melakukan serangan, harus mempertimbangkan bagaimana memaksimalkan support dari partner. Sun Xiang mungkin punya kemampuan itu, tapi saat ini dia belum memiliki kesadaran tersebut. Jadi ketika Su Mucheng bermain sebagai supporter di sampingnya, efeknya justru kurang bagus. Lebih baik dia juga berperan sebagai attacker, sehingga kekuatan tim justru bisa lebih kuat.” papar Ye Xiu.
“Sun Xiang si pemalas!” Chen Guo langsung berkata dengan nada merendahkan.
“Kalau dia benar-benar pemalas, di Liga mana ada orang yang berani mengaku jago.” Ye Xiu geleng-geleng kepala.
“Pemalas tetap pemalas!” Chen Guo mengutuk dengan sengit.
“Ayo fokus nonton pertandingan dulu.” Ye Xiu menghela napas.
Pertandingan single player pertama berlangsung cukup singkat. Kedua tim tampil baik, tapi akhirnya Su Mucheng berhasil merebut kesempatan dan membantu tim Jia Shi meraih poin pertama.
“Bagus, luar biasa!!!” Chen Guo bertepuk tangan gegap gempita.
“Iya iya.” Ye Xiu menyambut dengan datar.
“Asal-asalan!” Chen Guo menangkap nada tidak seriusnya.
“Iya iya.” Ye Xiu bahkan mengulang kata yang sama.
Chen Guo menahan dorongan untuk mengambil bangku dan menghajarnya, hanya melototi Ye Xiu sambil menunggu penjelasan si pemalas ini.
“Saya mengerti dukunganmu sebagai fans fanatik, tapi dari segi kualitas pertandingan, reaksimu benar-benar berlebihan.” kata Ye Xiu.
“Kalau semua penonton sepertimu, buat apa nonton pertandingan?” Chen Guo menyeringai.
“Jadi saya profesional, dan kamu cuma penonton.” Ye Xiu berkata dingin.
Chen Guo kalah lagi...
Kemudian di pertandingan kedua dan ketiga, Chen Guo mulai merasa bimbang. Jia Shi sekarang adalah tim yang tidak disukainya, tetapi di tim ini ada pemain favoritnya. Untuk sementara, dia tidak tahu apakah harus berharap Jia Shi menang atau kalah. Sebelumnya dengan sengaja tidak menonton pertandingan Jia Shi, sehingga terhindar dari kebimbangan ini. Sekarang dengan mata kepala sendiri menyaksikan, perasaannya justru tidak tahu harus berpihak ke mana, membuat pertandingan yang ditontonnya terasa sangat mengganggu.
Di tengah kegelisahannya, Jia Shi malah kalah dua kali berturut-turut. Chen Guo akhirnya menemukan posisi hatinya, mencaci habis-habisan dua pemain Jia Shi yang bertanding, sambil memuji-muji pemain Su Mucheng yang berhasil meraih kemenangan pertama.
Dalam babak grup setelah pertandingan single player, formasi yang diturunkan kedua tim masih menggunakan pola biasa. Pemain andalan masing-masing tim, Han Wenqing dan Sun Xiang, masing-masing bertugas sebagai jenderal penutup.
Pertandingan segera dimulai. Kali ini dua pemain Jia Shi yang berturut-turut turun ke arena akhirnya tidak memberi kesempatan pada Chen Guo untuk mencibir lagi, performa mereka sangat gemilang. Tidak hanya mengalahkan lawan, tetapi juga mempertahankan keunggulan besar. Ketika memasuki pertarungan melawan Han Wenqing di babak ketiga, sebelum gugur secara heroik, mereka berusaha keras mengurangi HP Desert Dust milik Han Wenqing hingga hampir setengah.
Setelah itu, Sun Xiang naik ke panggung. Pertarungan antara kedua orang ini sebenarnya adalah pertarungan utama yang sangat dinantikan semua orang, namun Han Wenqing's Desert Dust bertarung dengan setengah darah, kekurangan yang sangat besar. Sun Xiang memanfaatkan keunggulan ini dengan stabil, mengambil strategi yang sangat pragmatis, akhirnya menjatuhkan Han Wenqing dan memenangkan kemenangan dalam group.
Namun, hanya mengalahkan Han Wenqing yang setengah darah, hal ini sama sekali tidak memberikan kepuasan balas dendam bagi fans Jia Shi. Menurut mereka, Sun Xiang hanya melakukan hal yang seharusnya dia lakukan. Untuk membuat semua orang lega dari kekesalan di dada, seharusnya dia yang setengah darah mengalahkan Han Wenqing yang darah penuh.
Dengan demikian, semua harapan tertumpu pada pertandingan tim terakhir.
