Ye Xiu terus mengoperasikan karakternya sambil mengobrol. Tatapan orang itu tidak pernah lepas dari layar. Menit pertama, senjata dan kelas karakter membuatnya terkejut; menit kedua, operasional brilian Ye Xiu dan pertarungannya membuatnya terpana lagi.
Tapi kali ini ekspresinya tidak banyak berubah. Dia sudah menunjukkan ekspresi terkejut maksimal menurut pengetahuannya, tapi tak menyangka lawannya terus-menerus mengejutkannya. Dia benar-benar kehabisan cara mengekspresikan keterkejutan.
“Luar biasa... Benar-benar luar biasa...” Gumamnya sambil menyaksikan Ye Xiu menumpas musuh sendirian. Sebagai pemain yang bukan newbie, dia cepat menyadari damage Ye Xiu memang agak lemah. Tapi wajar untuk level 50 melawan monster, justru ini membuktikan betapa mengerikannya kekuatan orang ini.
Tak lama, pertarungan berakhir. Melihat mayat-mayat berserakan dan HP bar penuh karakter lawan, ekspresinya berkedut. Karena tak bisa menunjukkan keterkejutan, dia memilih membuat wajahnya kejang.
“Luar biasa!” Akhirnya, dia memaksakan diri mengucapkan tiga kata itu. Setelah mengatakannya, dia ingin menampar wajahnya sendiri—hanya tiga kata ini sama sekali tidak bisa menggambarkan perasaannya saat ini! Tapi selain ini, apa lagi yang bisa dikatakan? Orang ini menyadari ekspresi wajahnya tidak cukup ekspresif, kemampuan verbalnya juga payah.
“Lumayanlah!” Ye Xiu berkata, “Agak lambat.”
“Tentu saja, kamu baru level 50.” Orang itu buru-buru menanggapi.
Melihat Ye Xiu keluar dari scene, orang ini akhirnya memberanikan diri: “Bro, ada waktu untuk duel di Arena?”
“Hmm?” Ye Xiu terkejut.
“Saya dari Server 8, nama karakter Sheng Kong.” Orang itu memperkenalkan diri.
“Gila!” Ye Xiu tiba-tiba berteriak, membuat Sheng Kong kaget dan Chen Guo juga terkejut.
“Ada apa?” Sheng Kong panik.
“Tidak apa, buat ruangan saja, saya segera ikut.” Ye Xiu buru-buru menjawab.
“Oke!” Sheng Kong segera mengangguk, bangkit dan berlari ke komputernya.
“Kamu kenapa?” Chen Guo masih heran dengan reaksi Ye Xiu tadi. Si pemalas yang selalu tenang ini tiba-tiba sangat bersemangat. Sheng Kong? Apakah dia figur penting?
“Aku jadi bodoh.” Kata Ye Xiu.
“Iya, menurutku juga.” Jawab Chen Guo.
Ye Xiu memandang Chen Guo yang tak menyia-nyiakan kesempatan mengejeknya, lalu melanjutkan: “Arena itu lintas server, setting dasar ini malah kulupakan. Menurutmu ini bukan kebodohan?”
“Hah?” Chen Guo tertegun.
"Masih sibuk ngitung berapa lama pemain Area 10 bisa naik ke Level 50, ck ck ck!" Ye Xiu menggeleng-gelengkan kepala.
"Kenapa kamu nggak ingetin aku?" Ye Xiu yang selesai menggeleng bertanya pada Chen Guo.
"Aku juga ikutan bego, oke?!" Chen Guo kesal. Ini memang hal super mendasar, tapi Shen kelas profesional malah lupa. Dirinya yang sudah punya pengalaman main lima tahun juga tiba-tiba blank, malah ikut kasihan sama Ye Xiu di sana. Belum lagi Su Mucheng. Saat bertiga main game selama Tahun Baru Imlek, masalah ini sempat dibahas. Tapi Su Mucheng juga lambat ngeh, ikutan bingung sama masalah tersebut.
Apa... mereka semua benar-benar blank sesaat?
Chen Guo semakin berpikir, tiba-tiba merasa ragu.
Ye Xiu pasti blank, itu jelas. Tapi dia dan Su Mucheng juga berturut-turut blank, ini perlu dipikirkan. Masalah dasar begini, nggak mungkin satu per satu nggak kepikiran.
Atau jangan-jangan ini karena dia dan Su Mucheng punya kepercayaan buta pada Ye Xiu?
Hanya karena ini si pemalas yang bilang, mereka berdua langsung nggak mikir. Kekhawatirannya langsung jadi kekhawatiran mereka juga, sibuk cari solusi tapi nggak sadar kekhawatiran itu sendiri bermasalah.
Si pemalas ini, sebegitu bisa diandalkannya?
Chen Guo sulit percaya, pria lesu ini ternyata sudah mendapat kepercayaan sebesar itu darinya.
Mungkin karena identitasnya...
Chen Guo begitu menjawab pertanyaan sendiri. Sementara Ye Xiu sudah buru-buru menuju ke area Arena. Si Shengkong tiba-tiba berlari kembali: "Bro, aku sudah buat room, Correction Field 5, room 4689, passwordnya poiuy."
"Poiuy? Artinya apa?" Chen Guo penasaran dengan password aneh itu.
Shengkong menoleh melihat Chen Guo: "Lihat keyboardmu."
Chen Guo melihat ke bawah - poiuy, urutan tombol di pojok kanan atas keyboard yang diurut dari kanan ke kiri...
"Correction Field? Nggak perlu, kita ke regular field saja!" Ye Xiu malah protes tentang penggunaan correction field.
"Hah?" Shengkong terkejut.
"Aku... ada misi." Ye Xiu menjawab lemah. Sulit menjelaskan ini. Karakter level 50 lawan level 70, kalau tanpa koreksi sistem bisa dianggap meremehkan lawan. Meski Ye Xiu tidak bermaksud begitu. Dia hanya tahu hasil pertarungan di correction field tidak masuk hitungan EXP, juga tak berguna untuk misi. Tapi setelah dipikir, satu dua match tidak masalah. Jika lawan bersikeras, Ye Xiu memutuskan untuk mengalah.
Ternyata Shengkong tidak mempermasalahkan, mengangguk: "Tunggu sebentar." Dia kembali berlari dan tak lama kemudian membuat room baru di area regular, lalu memberitahu Ye Xiu.
Melihat karakter Jun Moxiao Ye Xiu masuk ke room, Shengkong segera berlari kembali dan tak sabar memulai pertandingan.
Shengkong adalah Mecha Specialist level 70 yang terlihat berpengalaman dalam PK. Begitu pertandingan dimulai, dia langsung gesit bergerak memutar di arena.
"Ye Xiu tidak sungkan, menolak koreksi sistem. Kalau masih terlalu sopan, pasti akan dianggap tidak tahu diri." Maka Ye Xiu langsung menyerang, menyelesaikan pertandingan ini dalam 1 menit 14 detik.
Waktu agak lama, tapi ini tak bisa dihindari. Level suppression level 20 dan perbedaan peralatan level 20 bukan hal sepele. Meski terus berhasil memukul musuh ke udara, damage yang diberikan banyak tereduksi.
Tapi di mata pemain biasa, ini sudah merupakan pertandingan yang sangat sepihak. Sejak terkena serangan pertama, Sheng Kong sama sekali tidak punya kesempatan membalas, langsung dikombo sampai HP habis.
"Hei, perlu segitunya?" Chen Guo sudah tidak tega melihatnya.
"Aku takut dia salah paham. Khawatir dia mengira menolak koreksi berarti meremehkannya, jadi harus tunjukkan bahwa aku benar-benar ahli," kata Ye Xiu.
"Luar biasa!" Begitu Ye Xiu selesai bicara, Sheng Kong langsung mengetik tiga kata itu.
Tangan Ye Xiu terhenti di keyboard. Ingin membalas tapi bingung mau berkata apa. "Kamu juga jago"? Padahal lawan dari awal sampai akhir hanya dikombo tanpa sempat menyerang, mana ada "jago"-nya? Pujian palsu itu terlalu tidak tulus. Akhirnya Ye Xiu hanya membalas dengan emoji senyum.
"Coba lagi?" Kata Sheng Kong, dengan perubahan diksi yang hati-hati - bukan "bertarung" tapi "mencoba", sepertinya dia juga sadar mungkin sama sekali tidak punya kesempatan untuk "bertarung".
"Baik." Ye Xiu setuju, kemudian kedua pihak memulai ronde kedua. Ronde pertama sudah membuat Shenkong menyadari kesaktiannya, di ronde ini Ye Xiu tidak lagi sekejam sebelumnya, bermain lebih santai dan menyelesaikan Shenkong dalam 1 menit 30 detik.
"Benar-benar luar biasa..." Shenkong kembali berkomentar, meskipun ronde ini tidak separah sebelumnya, bentuk penghancuran sepihak tetap tak berubah.
"Masih biasa saja..." Ye Xiu merendah.
"Repot." Kata Shenkong.
"Hm? Tidak lanjut bermain?"
"Tak mungkin menang, jurang perbedaannya terlalu besar. Kayaknya aku perlu latihan lama." Jelas Shenkong.
"Semangat." Kata Ye Xiu. Setelah itu keduanya menarik diri dari kamar. Ye Xiu menoleh ke Chen Guo: "Lihat, orang yang paham situasi. Dia sadar akan perbedaan!"
"Si paham situasi datang lagi." Chen Guo mengangkat kepala melihat Kawan Shenkong berlari kencang mendekat.
"Bro kalau tidak keberatan, boleh beri kontak? Nanti ada kesempatan mau minta bimbingan!" Shenkong berkata dengan tulus.
"Kamu di Shen Zhi Lingyu?" Tanya Ye Xiu.
"Ada!"
"Aku juga akan segera kesana, sampai ketemu nanti." Kata Ye Xiu.
"Oke, janji ya." Shenkong mengangguk, lalu melihat Ye Xiu dan Chen Guo dengan malu-malu berkata "Tidak ganggu lagi", sebelum kembali berlari kencang.
"Shen Zhi Lingyu!" Ye Xiu mengepal ke arah Chen Guo. Episode kecil dengan Shenkong ini tidak dia pedulikan, hanya sekadar mengenal satu pemain lagi. Sebagai gamer senior, hal seperti ini sudah biasa bagi Ye Xiu.
“Cepatlah kau!” kata Chen Guo.
“Sekalian duel beberapa ronde.” Jun Moxiao masih di Arena, Ye Xiu langsung masuk ke berbagai kamar acak untuk mencari pertandingan. Di area biasa, ada Arena dengan batasan level dan Free Field. Karena Jun Moxiao memiliki selisih 20 level dengan Sheng Kong tapi tidak ada Arena level dengan jarak 50-70, akhirnya mereka bertarung di Free Field.
Di Free Field, pemain level berapapun bisa masuk. Tapi Ye Xiu tidak bisa melawan karakter dengan level lebih rendah dari dirinya. Setelah mengatur syarat masuk kamar, dia memulai perjalanannya.
Perjalanan tanpa hambatan.
Skill Ye Xiu meski 20 level lebih rendah tetap bisa mengalahkan pemain biasa. Di Free Field, pemain high-level biasanya datang untuk mencari kesenangan dengan mengalahkan pemain rendah. Pemain serius akan masuk Level Field untuk mencari lawan setara. Hasilnya, banyak pemain yang ingin unjuk gigi justru tumbang di tangan Jun Moxiao. Selisih 20 level dan perbedaan peralatan seolah tak berarti. Andai Glory tidak memiliki sistem anti-cheat yang baik, pasti banyak yang menuduhnya pakai cheat.
Meski begitu, banyak yang mencurigainya. Bukti terbesar adalah senjata aneh di tangannya yang terus berganti-ganti bentuk. Senjata apa ini? Apa cheater sekarang sudah berani pakai cheat terbuka seperti ini?
Saat Ye Xiu tak terkalahkan di Arena, namanya mulai bermunculan berulang kali di bagian pengaduan forum resmi. Di bagian kompetitif, juga muncul banyak diskusi tentangnya. Popularitas Jun Moxiao akhirnya mulai melampaui Server 10 dan menyebar ke seluruh Glory.
Bagaimana dengan Ye Xiu? Dengan menghitung kemenangan demi kemenangan, dia hanya melihat Domain of Gods sedang melambai padanya.
