Kelimanya Zhan Lou Lan langsung berdiskusi seru tak lama setelah pergi.
“Apa bener itu Ye Qiu Shen?” Tentu pertanyaan ini harus dipastikan dulu, pemain Battle Mage penggemar Ye Qiu langsung buru-buru bertanya.
“Kita juga belum bisa pastiin sekarang! Tapi kalo emang Ye Qiu Shen, semua rumor yang beredar jadi masuk akal. Nyelesaiin misi perang dewa di level 50, punya senjata perak buatan sendiri, nggak pernah direkrut klub—kalo itu Ye Qiu, semua itu wajar banget kan?” kata Zhan Lou Lan.
“Memang……” seseorang lagi berkata, “Terutama tidak ada klub yang merekrut, menurutku ini yang paling bisa membuktikan identitasnya. Bakat seperti ini, yang sudah menjadi buah bibir, entah benar-benar berbakat atau tidak, ditarik untuk pelatihan percobaan dulu. Kalau cukup memadai langsung direkrut, setidaknya dalam jangka pendek bisa menarik perhatian besar. Ini kesempatan publisitas yang bagus! Tapi ternyata tidak ada klub yang melakukan ini, pastinya bukan karena tidak ada yang memikirkan, melainkan ada syarat tertentu yang membatasi mereka. Ye Qiu... Kalau identitasnya ini, tentu mereka tidak bisa berbuat apa-apa.”
“Kalau benar Ye Qiu, dia harus pensiun setidaknya satu tahun penuh, baru bisa kembali bermain pada masa transfer musim dingin tahun ini. Kalau ingin merekrutnya, setidaknya harus menunggu sampai saat itu untuk registrasi ulang.” seseorang lagi menambahkan.
“Sudah memikirkan sejauh itu?” orang keempat tertawa, “Identitasnya belum dikonfirmasi final. Bahkan kalau sudah, tidakkah dengar wanita itu bilang? Sekarang dia sudah menjadi bos Ye Qiu, dan Ye Qiu mengakuinya. Sepertinya mereka sudah menemukan partner kolaborasi.”
“Wanita itu... menurutku dia muncul berteriak-teriak karena tidak percaya diri. Kurasa dia belum membangun keyakinan penuh terhadap kolaborasi ini! Tidak sebagus si pemalas yang diduga Ye Qiu itu.” Zhan Lou Lan kembali berbicara.
“Lalu kita harus bagaimana sekarang?”
“Teruskan pekerjaan yang perlu dilakukan. Untuk si pemalas itu... Xiao Bei, kamu yang lebih memperhatikan ya? Kayaknya kamu sangat berminat!” Zhan Lou Lan tersenyum.
“Aku yang urus!” Pemuda yang dipanggil Xiao Bei ini adalah Battle Mage tersebut. Sebagai penggemar Ye Qiu, dia sangat antusias untuk berkenalan.
Setelah mengantar Zhǎn Lóu Lán pergi, Ye Xiu dan teman-temannya melanjutkan latihan level. Tidak ada yang membahas kejadian tadi, tapi perasaan Chen Guo tidak lagi tenang.
Meski Ye Xiu sendiri mengakuinya sebagai bos, bagaimana dengan dirinya sendiri? Setelah mengetahui adanya pesaing seperti ini, justru hatinya mulai goyah. Penilaian Zhǎn Lóu Lán tentangnya tepat - saat ini Chen Guo memang kurang percaya diri...
Dia mulai menyadari bahwa dengan teknik dan status Ye Xiu, modalnya ini mungkin bukan bantuan yang berarti, malah bisa membatasi perkembangannya. Aturan Liga Glory menetapkan dua tim peringkat terbawah di pertandingan reguler akan dikeluarkan setiap tahun. Artinya ada dua slot kosong untuk tim baru. Banyak investor yang berharap bisa masuk ke Liga Profesional Glory dengan membangun tim baru. Chen Guo yakin semua investor ini jauh lebih kuat darinya.
Dengan kemampuan dan reputasi Ye Xiu, investor mana yang akan menolak jika dia berminat? Tapi bagaimana dengan dirinya? Modal apa yang dimilikinya? Meski orang lain tidak tahu, tapi dia sendiri sangat paham. Nanti bahkan biaya transfer seorang atlet profesional pun mungkin tak sanggup dia tanggung. Sebagai bos tim, kemiskinannya seperti lelucon. Bisakah investor sepertinya benar-benar membantu Ye Xiu yang ingin bangkit kembali?
Chen Guo menyadari keputusannya yang dibuat secara impulsif ini benar-benar tidak matang.
"Keluar dari Guild Dinasti Jia, ini hal sepele."
"Tidak menyiarkan langsung pertandingan Jia Shi, ini juga hal kecil."
"Tapi berkoar mau membentuk tim untuk menjatuhkan Jia Shi, ngomong begitu apa tidak terlalu tidak tahu diri?"
"Mikirin apa? Fokus dikit dong!"
Kalimat tiba-tiba membangunkan Chen Guo. Melihat layar, Jun Moxiao milik Ye Xiu baru saja melesat di sampingnya, menghajar monster kecil yang menyelinap mendekat. Artillery God sebagai kelas karakter, jelas-jelas penyerang jarak jauh. Saat bertarung sampai dibiarkan musuh mendekat segitu tanpa reaksi, benar-benar keasyikan melamun.
"Oh, tidak sadar." Chen Guo berbasa-basi dengan muka pucat.
"Masih mikirin si pemalas tadi?" tanya Ye Xiu.
"Cuma mikir sebentar," jawab Chen Guo.
"Mikir apa?" tanya Ye Xiu lagi.
"Aku mikir... soal membentuk tim, kekuatan kita memang masih tipis. Mencari kolaborasi sepertinya ide yang bagus," ujar Chen Guo.
"Hmm, bagus sih. Tapi ada masalah," kata Ye Xiu.
"Masalah apa?" Chen Guo penasaran.
"Kita tidak kenal dekat dengannya," Ye Xiu tersenyum.
"Baru kenal, wajar belum akrab," sahut Chen Guo.
"Makanya dia cuma menambahkan kita ke daftar teman, bilang 'nanti hubungi lagi'. Karena mereka juga belum kenal baik dengan kita," papar Ye Xiu.
"Berhubung-berhubung, lama-lama jadi akrab..." Chen Guo berkata sambil merasa sedih. Dia benar-benar ingin membantu Ye Xiu membangun kembali tim dengan kemampuannya sendiri, tapi menurutnya dia sama sekali tidak bisa melakukan hal ini. Benarkah perlu meminjam kekuatan orang lain? Chen Guo sangat bimbang.
Tang Rou duduk di samping mereka berdua. Karena tidak berada dalam situasi itu, dia hanya tidak mendengar perkataan Zhan Loulan sebelumnya. Namun percakapan mereka berdua pada dasarnya sudah jelas. Sekarang dia juga merasakan ada sesuatu yang rumit dalam pembicaraan itu. Urusan pribadi orang lain tidak pernah diganggu oleh Tang Rou, tapi karena membahas tentang tim, dia merasa ikut terlibat sehingga menyela: "Ketemu orang seperti apa?"
"Sepertinya orang kaya." Kata Ye Xiu.
"Oh? Ada maksud apa?" Tang Rou bertanya.
"Kayanya mau membentuk tim, jadi tanya apakah saya bisa bergabung!" Jawab Ye Xiu.
"Kenapa tidak suruh dia gabung dengan kita?" Tang Rou bertanya lagi.
"Ide bagus!" Puji Ye Xiu.
Chen Guo terdiam mendengarnya. Gadis ini, lebih tidak tahu diri daripada dirinya sendiri!
"Bagaimana latihan dungeon single playermu belakangan ini?" Ye Xiu yang sedang santai membunuh monster liar ini punya banyak waktu untuk membimbing Tang Rou di sampingnya.
"Lambat memang, tapi menurutku kemajuanku cukup besar." Kata Tang Rou.
"Hmm, untukmu, naik level tidak terlalu penting. Asah terus teknikmu!" Kata Ye Xiu.
"Maksudmu teknikmu sudah di puncak, tidak perlu diasah lagi ya?" Tang Rou menyahut.
“Dalam dunia Glory saat ini, memang seperti itu.” Ye Xiu berkata dengan serius.
“Lambat laun pasti akan berubah.” Tang Rou juga menjawab penuh keseriusan.
“Semoga bisa melihat hari itu secepatnya.” ujar Ye Xiu.
“Kamu tidak takut dipermalukan jika kalah bersaing?” Tang Rou bertanya.
“Aku hanya takut tidak punya waktu untuk menunggu momen itu.” Ye Xiu menghela napas.
Tang Rou tertegun sejenak, dilanda kerinduan yang samar. Pada akhirnya, manusia tak bisa melawan hukum alam.
Ketiganya pun masing-masing larut dalam perasaan rindu, suasana tiba-tiba menjadi mencekam sampai Chen Guo tiba-tiba berseru: “Ada yang mendekat lagi.”
“Sudah kulihat.” Meski dilanda perasaan, Ye Xiu tetap waspada. Karena memilih area terbuka, tugas pengawasan ini tidak melelahkan. Tampak tiga orang berlari lurus ke arah mereka.
Seperti sebelumnya, Ye Xiu mengamati sekeliling dan tidak menemukan pasukan tambahan. Hanya bertiga ingin mengalahkannya? Menurutnya, guild klub yang tahu identitasnya takkan sembrono seperti ini. Meski ada selisih level, perbedaan teknik juga harus dipertimbangkan. Tiga orang, terlalu sedikit.
“Tidak ada nama guild…” Begitu ketiga orang itu masuk jarak pandang, Chen Guo terperangah melihat tulisan di atas kepala mereka.
“Hati-hati.” Ye Xiu segera memperingatkan. Tanpa identitas guild, kemungkinan niat jahat lebih besar. Guild-guild besar di Shen Zhi Lingyu juga memelihara akun liar.
“Mengerti.” Chen Guo mengangguk, lalu mengingatkan Lin Shanshui: “Tetap waspada.”
Tiga orang menyerbu lurus ke depan, jarak terus didekatkan.
Kelas ketiga orang itu, berdasarkan pengamatan terhadap peralatan dan senjata mereka, sudah jelas terlihat oleh Ye Xiu.
Soulblade, Sharpshooter, Elementalist.
Melihat tiga kelas ini, hati Ye Xiu tiba-tiba berdebar. Secara reflek, dia sudah menempelkan ID khusus untuk masing-masing karakter, sayangnya ID di atas kepala mereka bukan yang dia bayangkan.
"Lari!" Ye Xiu tiba-tiba berteriak.
"Lari?" Chen Guo tertegun.
"Benar, cepat!" Jun Moxiao milik Ye Xiu meluncur mundur dengan Teknik Terbang dengan Senjata.
Chen Guo sambil melakukan Terbang Meriam bertanya: "Kenapa harus lari?"
Lin Shanshui juga bingung, tapi karena Chen Guo terus bertanya dia diam saja. Dengan efek percepatan gerakan dari Chakra Tanpa Sifat, gerakannya sangat cepat.
"Mungkin orang dari Jia Shi." kata Ye Xiu.
"Apa yang perlu ditakuti dari Jia Shi?" Chen Guo tak mengerti, justru ingin balik menyerang dan meledakkan mereka.
"Kelas ketiga orang ini..." Ye Xiu melanjutkan.
"Kelas?" Chen Guo dan Lin Shanshui sama-sama bingung memandang: Soulblade, Sharpshooter, Elementalist.
Kalau dipaksakan, mereka bisa melihat bahwa ketiga kelas ini memang dimiliki karakter di Tim Jia Shi. Tapi langsung menyimpulkan sebagai orang Jia Shi? Ini terlalu berlebihan...
“Bahkan jika mereka adalah orang Jia Shi, tidak perlu sampai segitu tegangnya, kan?” Chen Guo masih berbicara.
“Yang kumaksud adalah Jia Shi, bukan Dinasti Jia.” Ye Xiu berkata.
Chen Guo terkejut: “Maksudmu… atlet profesional?”
“Tidak yakin, tapi kita bisa uji dengan berlari.” Kata Ye Xiu.
Setelah tujuh setengah tahun di Tim Jia Shi, ketika tiga karakter kelas profesional muncul bersamaan di hadapan Ye Xiu, secara naluriah mereka terasa familiar. Nalurinya seolah melihat rekan tim muncul. Intuisi inilah yang membuat kecurigaannya terhadap tiga karakter ini semakin besar.
Jika hanya anggota guild biasa, tiga orang saja terlalu meremehkan; tetapi jika ini atlet profesional, tiga orang sudah sangat kuat.
Penalti level 20, tiga atlet profesional bersatu. Tidak ada satu pun Shen di Glory yang berani menganggap remeh situasi seperti ini.
Yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga, dan langsung dengan 'obat keras'...
