Menguji skill dengan berlari, trik ini bukan pertama kali digunakan Ye Xiu. Saat pertama kali dipakai di Area 10, yang dihadapi adalah pihak Jia Shi. Kini sejarah terulang, hanya lokasinya berpindah dari Area 10 ke Shen Zhi Lingyu, lawannya berubah dari pemain Dinasti Jia yang dengan mudah dikalahkan menjadi calon atlet profesional yang bahkan Ye Xiu harus perhitungkan.
Medan terbuka yang dipilih Ye Xiu memang memungkinkan deteksi lawan lebih awal, namun saat ingin melarikan diri justru menyulitkan, karena lawan bisa dengan mudah melacak rute pergerakan mereka. Namun saat ini Ye Xiu belum terburu-buru melarikan diri, dia masih ingin memastikan identitas lawan.
Atlet profesional Jia Shi tentu sangat familiar baginya. Liu Hao yang menggunakan akun samaran Li Hen Jian tidak bisa menipunya, begitu pula anggota lainnya. Meski hanya berlari dan bergerak, dalam operasional dasar ini setiap orang memiliki kebiasaan dan detail kecil tersendiri. Jun Moxiao milik Ye Xiu menggunakan Teknik Terbang dengan Senjata sambil mundur, kamera karakter justru menghadap sempurna ke tiga orang yang mengejar dari belakang.
Tiga orang ini jelas-jelas mengejar mereka. Melihat mereka pergi, tiga karakter itu langsung mengejar tanpa ragu. Karakter Sharpshooter di tengah berbalik arah, membelakangi mereka sambil menggunakan Teknik Terbang dengan Senjata. Saat melompat, karakter tersebut sesekali berputar di udara untuk memastikan arah target. Setelah beberapa kali manuver, ritme operasional yang terlihat membuat Ye Xiu 80% yakin.
"Wang Ze!" Kata Ye Xiu.
"Ah!" Chen Guo dan Lin Shanshui serentak berteriak. Sebagai mantan fans Jia Shi, nama ini tentu tidak asing bagi mereka. Ini adalah salah satu atlet profesional Jia Shi yang menggunakan karakter Sharpshooter, salah satu dari pengejar di belakang mereka.
“Dua lainnya itu Liu Hao dan He Ming?” Chen Guo berteriak. Liu Hao dan He Ming adalah pemain Soulblade dan Elementalist dari tim Jia Shi. Dibandingkan Wang Ze yang belum menjadi anggota utama, Liu Hao dan He Ming jelas-jelas pemain inti dengan reputasi kuat di lingkaran profesional.
“Pisahkan diri dan lari!” Ye Xiu tidak menjawab pertanyaan Chen Guo, hanya memberikan instruksi singkat.
“Berpisah...” Chen Guo tertegun, sementara Lin Shanshui yang patuh langsung berlari ke arah berbeda.
Awalnya Chen Guo ingin protes bahwa mustahil mereka bisa menyaingi atlet profesional jika berpisah. Tapi setelah melihat trio pengejar mengabaikan Lin Shanshui dan tetap fokus mengejar mereka, barulah ia paham: strategi pisah bukanlah taktik pengalihan, karena di mata lawan, target utama mereka hanyalah Jun Moxiao milik Ye Xiu. Karakter dia dan Lin Shanshui hanya bonus - jika bisa dibunuh ya syukur, kalau tidak juga tidak masalah.
“Lari apaan? Adu nyali aja sekalian!” darah panas Chen Guo langsung mendidih.
“Adu apaan? Adu nyali itu bunuh diri!” Ye Xiu geleng-geleng, “Harus pakai strategi.”
“Berpisah itu strategi?” Chen Guo mencibir. Drama "kalian kabur duluan, aku yang tangkis" menurutnya terlalu klise untuk diterima.
“E... sebenarnya berpisah itu biar nggak perlu repot jagain kalian...” Ye Xiu blak-blakan.
Kejujuran Ye Xiu sekali lagi membuat Chen Guo menangis terisak-isak, tapi tetap bersikeras: "Jangan diurus, mati ya mati! Cuma turun sedikit EXP, lagian ini kan bukan mati beneran yang nggak bisa hidup lagi."
"Peralatanmu semua sudah di-bind?" tanya Ye Xiu.
"Jangan bicara seolah-olah aku pasti mati!" protes Chen Guo.
"Ini cuma peringatan baik hati," kata Ye Xiu.
"Kalau Senjata Permu sudah di-bind?" tanya Chen Guo.
"Sudah terlambat," jawab Ye Xiu.
"Aku juga," kata Chen Guo.
"Makanya kita sama sekali nggak boleh mati!" seru Ye Xiu.
"Pasti!" tegas Chen Guo.
"Kalau gitu cepat lari dong?"
"Urus saja urusanmu sendiri!!!" Chen Guo marah. Dia tak perlu mengirim emoji di game, cukup memperlihatkan wajah kesalnya ke Ye Xiu di sebelahnya.
"Baiklah, ikuti aku dari belakang," Ye Xiu tidak memaksa.
"Aku bukan nggak tahu kemampuan diri!" Chen Guo membela diri, "Cuma ingin bertempur bersama. Mati sekali di game kan nggak masalah? Nggak perlu terlalu dipikirin. Suruh aku jadi umpan juga gapapa."
"Katanya tahu kemampuan diri, nilai jadi umpan pun nggak ada," ejek Ye Xiu.
"Dasar... Nggak bisakah kamu sedikit diplomasi!!!" teriak Chen Guo.
"Lompat ke batu di koordinat 1456,856," suara Ye Xiu tiba-tiba berubah tegas. Chen Guo tertegun sejenak, tanpa bertanya lagi langsung mencari posisi tersebut. Ternyata memang ada batu raksasa, dia segera berlari ke sana.
“Lompatannya tidak mudah, harus di titik tertinggi. Aku cek bebanmu dulu.” Ye Xiu berkata.
Chen Guo membuka panel, Ye Xiu menoleh dan melirik: "Beban agak tinggi, bawa barang apa di inventory?"
"Ada beberapa peralatan cadangan!" Chen Guo yang percaya diri langsung membuka inventory, memilih beberapa item dan membuangnya. Beban di panel langsung berkurang.
"Gimana?" tanya Chen Guo.
"Sial, buang-buang barang ngapain?" Jun Moxiao milik Ye Xiu menghentikan teknik terbang senjata dengan Silver Light Blade, lalu cepat-cepat memungut semua peralatan yang dibuang Chen Guo.
Chen Guo terdiam, meragukan apakah "Shen" ini benar-benar legenda Glory yang berpengalaman.
"Beban sudah cukup. Sekarang lompat, harus di titik tertinggi. Atur posisi dengan benar, di sini." Ye Xiu menyuruh Chen Guo melihat layarnya, mengklik posisi tertentu di batu besar menggunakan mouse.
Chen Guo kembali ke layarnya sendiri, mencari posisi yang tepat, lari ke bawah batu, lompat, terbang meriam, lalu menabrak batu dan terjatuh...
"Perhatikan sudutnya," kata Ye Xiu.
Chen Guo mencoba lagi. Kali ini tidak nabrak batu, tapi sudut terlalu hati-hati hingga karakternya gagal mencapai batu.
Melihat ke belakang, tiga musuh semakin mendekat. Chen Guo panik.
"Gimana kalau tidak bisa naik?" tanyanya.
"Kita akan jadi badut yang diejek musuh," jawab Ye Xiu.
Chen Guo langsung marah setelah mendengar - ketiga kalinya, sekali langsung sukses. Saat mendarat di batu besar, dia masih bingung: Bagaimana operasional kali ini?
“Terus?” Chen Guo yang berhasil melompat ke batu besar bertanya.
“Mundur ke belakang, mundur lagi, mundur sekali lagi, hmm, benar.” Ye Xiu memberi instruksi.
Batu raksasa ini cukup luas seperti platform. Chen Guo mematuhi perintah dengan membuat karakter Zhu Yanxia terus mundur. Saat Ye Xiu menyuruh berhenti, dia menyadari pemandangan di bawah sudah sama sekali tak terlihat.
“Lalu?” Chen Guo bertanya lagi.
“Tunggu instruksiku.” Jawab Ye Xiu.
Chen Guo duduk tegak, tangan kanan memegang mouse dan kiri di keyboard, siap melakukan operasi paling kompleks. Dia ingin melihat aktivitas Ye Xiu, namun tahu lawan sudah dekat. Mungkin strategi Ye Xiu adalah pengepungan penting? Tak berani lengah, matanya tak lepas dari monitor.
Posisinya di sini, kamera sepenuhnya diblokir oleh tepi batu besar, dia sama sekali tidak bisa melihat apa-apa. Tapi, suara yang datang dari headphone semakin jelas, suara langkah kaki yang cepat semakin dekat, dentuman senjata dengan ritme kuat semakin mendekat. Chen Guo tahu ini adalah Teknik Terbang dengan Senjata dari Sharpshooter lawan, mereka sudah mengejar sampai ke sisi ini, mungkin saat ini sedang di bawah? Ataukah dengan maju beberapa langkah, dia bisa menyerang mereka dari posisi tinggi?
Tapi dia tidak berani bergerak, dia tidak tahu tujuan Ye Xiu dalam menyusun strategi seperti ini, mungkin menempatkannya di tempat tinggi ini sebagai umpan, lalu ada gerakan lanjutan darinya.
Hanya saja... Chen Guo memutar kamera melihat sekeliling, tidak ada serangan yang mengenai batu besar ini. Batu ini sangat tinggi, dari tiga kelas lawan itu, Soulblade dan Elementalist tidak mungkin bisa naik ke sini. Sharpshooter hanya mengandalkan recoil senjata, yang tidak sekuat hand cannon, juga tidak akan mencapai ketinggian ini. Kecuali Sharpshooter tersebut juga mempelajari skill terbang vertikal dari Mechanist.
Chen Guo sedang berpikir macam-macam, tiba-tiba mendengar ritme dentuman senjata di bawah semakin keras, nyaris terus-menerus terdengar. Jelas ini bukan lagi teknik terbang dengan senjata, tapi sudah baku tembak. Bersamaan dengan itu, terlihat semburan cahaya melesat vertikal. Meski tidak melihat keseluruhan adegan, dia masih bisa menangkap sedikit efek cahaya - jelas Elementalist lawan sudah mulai bertindak.
Saat ini kalau masih bisa menahan diri untuk tidak melihat hakikatnya, tentu itu bukanlah Chen Guo. Hanya saja dia juga tidak berani menggerakkan karakternya sendiri dengan sembarangan, hanya berbalik melihat layar Ye Xiu.
Dalam kamera Ye Xiu, bisa dikatakan peluru beterbangan, skill menyapu acak-acakan. Chen Guo panik melihat selama setengah menit, namun hasilnya sama sekali tidak menunjukkan kejelasan. Si pemalas ini ketika serius beroperasional, pergerakan kamera karakternya benar-benar terlalu cepat. Chen Guo tidak bisa melihat tujuannya, apalagi situasi pertarungan saat ini. Tapi setidaknya dia bisa melihat nilai HP dan MP Jun Moxiao yang terlihat masih cukup baik kondisinya.
Chen Guo sangat ingin tahu apa yang bisa dia lakukan, tapi saat ini mana berani bersuara mengganggu Ye Xiu. Layar si pemalas itu terus berganti adegan dengan cepat sampai membuat pusing, variasi skill Loner pun sangat banyak. Chen Guo seringkali baru tersadar setelah adegan berganti beberapa kali: Oh, tadi dia melakukan serangan seperti itu.
Chen Guo yang sama sekali tak paham dari adegan akhirnya menemukan cara pintar. Dia mulai melihat koordinat Jun Moxiao, dari situ akhirnya bisa menilai arah pergerakan si pemalas ini. Hasilnya, koordinat besar masih berubah terkendali, sedangkan koordinat kecil berganti secepat jarum detik jam. Chen Guo tetap tak bisa melihat pola apapun.
Tiba-tiba Ye Xiu mengulurkan tangan kirinya ke arahnya sambil berteriak: "Berikan mouse!!"
"Apa?" Chen Guo kaget, tangan kanannya yang memegang mouse langsung melepas.
Tangan kiri Ye Xiu mencengkeram mouse Chen Guo, sementara tangan kanannya mengetik keyboard seolah mengoperasikan pergerakan, sambil berteriak: "Ci She Dan!"
Chen Guo hampir hanya bisa menebak, tapi mendengar teriakan Ye Xiu segera melakukan operasi skill "Ci She Dan". Lalu Ye Xiu mengontrol mouse-nya untuk mengarahkan sudut, sebuah skill Ci She Dan pun dilepaskan.
"Bisa seperti ini juga?" Chen Guo membeku.
