Ye Qiu dan Su Mucheng, pasangan duo terkuat di Glory ini jelas merupakan contoh sempurna dimana 1+1 hasilnya jauh lebih besar dari 2. Meski 3 lawan 2 memiliki kelebihan jumlah, meski menghadapi Jun Moxiao dengan efek penalti level rendah vs tinggi 20 level, saat mengetahui Artillery God ini adalah Su Mucheng, ketiganya sepakat dalam hati: Kami salah...
Terutama karakter Penembak Jitu Wang Ze yang sudah terkena Sinar Satelit tepat sasaran, disusul enam sinar kecil yang berputar membatasi pergerakan karakter Liu Hao dan He Ming. Ditambah Peluru Kendali Pengindera Panas yang dilepaskan pada momen tepat, membuat mereka benar-benar menyerah untuk melanjutkan pertarungan.
Pasangan bintang andalan ini bukanlah lawan yang sepadan bagi mereka.
Meski hati tidak nyaman, tapi pengakuan harus tetap diberikan. Kalau tidak, hanya akan menjadi tindakan nekad bunuh diri.
Akhirnya karakter Wang Ze tumbang, Liu Hao dan He Ming pun memilih untuk segera meninggalkan medan perang.
"Su Mucheng!!" Liu Hao menghantam meja dengan kasar. Saat ini, kebenciannya pada Su Mucheng bahkan melampaui Ye Qiu.
Wang Ze dan He Ming di samping saling pandang bingung. Ketiganya yang sedang berkumpul di tempat yang sama memang mudah berkoordinasi.
He Ming baru saja ingin mengatakan sesuatu, tiba-tiba mendengar seseorang bersenandung mendekat. Ketiganya tertegun, lalu melihat sosok cantik Su Mucheng melayang lewat di luar jendela meja mereka.
Ketiganya membeku.
Beberapa saat kemudian, Liu Hao bertanya dengan bingung: "Siapa itu tadi?"
"Sepertinya... Su Mucheng?" nada suara He Ming juga terdengar tak percaya.
Di antara tiga orang ini, satu wakil kapten, satu anggota utama, dan Wang Ze sebagai cadangan yang statusnya paling rendah. Wang Ze bangkit dan berlari ke jendela, mengintip ke luar. Yang terlihat adalah punggung Su Mucheng yang sedang berjalan menjauh dengan rambut panjangnya berkibar-kibar.
"Itu Su Mucheng..." Setelah kepala Wang Ze masuk kembali, nada suaranya akhirnya mantap.
"Kenapa dia bisa di sini?" Ekspresi Liu Hao malah semakin bingung. Bukankah Su Mucheng seharusnya sedang mengendalikan karakter game-nya di Glory? Bagaimana bisa tiba-tiba muncul di luar jendela mereka? Apa dia punya skill klon bayangan ninja?
Jawabannya sebenarnya sederhana, tapi Liu Hao benar-benar tak mau percaya. Baru saja dengan yakinnya dia bilang bahwa Artillery God di game itu pasti Su Mucheng, tapi detik berikutnya Su Mucheng melintas di luar jendelanya. Ini seperti menginjak-injak muka-nya! Si pemalas itu bahkan bersenandung riang! Amarah Liu Hao langsung meluap!
“Orang itu bukan Su Mucheng, lalu siapa dia?” He Ming masih berpikir realistis.
Masalah ini tetap tak bisa mereka pahami. Bukan Su Mucheng tapi bisa melakukan koordinasi spektakuler dengan Ye Xiu, jangan-jangan tebakan mereka salah? Mungkinkah itu kebetulan buta menemukan tikus mati? Tapi operasi sepresisi ini mustahil cuma tebakan, apalagi dilakukan dua kali berturut-turut, langsung membuat mereka tak sempat melawan...
“Zhu Yanxia.” Wang Ze di samping menyebut ID karakter tersebut.
“Itu nama orangnya?” Liu Hao matanya benar-benar hanya fokus pada Jun Moxiao, mengabaikan karakter sampingan lainnya.
“Nama ini sepertinya agak familiar?” He Ming sedang berpikir.
“Beberapa waktu lalu ada rekaman yang viral...” kata Wang Ze.
He Ming teringat mendadak: “Rekaman Insta-kill Artillery God, karakter inilah ya?”
“Apa itu?” Liu Hao belakangan terlalu fokus pada tim, sama sekali tak mengikuti gosip game online.
He Ming membuka halaman web, cepat-cepat mencari rekaman tersebut lalu memutarnya, ketiganya mengerumuni layar.
Operasi berturut-turut yang dilakukan mulus, presisi, akurat, benar-benar gaya ahli sejati. Tapi sulit mengukur seberapa kuatnya karena lawannya sama sekali tak sempat menunjukkan kompetensinya. Selain memperlihatkan sedikit tipu muslihat di awal, setelah serangan pertama kena, dia bahkan tak punya kesempatan untuk melawan.
“Setidaknya skillnya bukan level pro.” He Ming memberi komentar tentang Blade Master itu.
“Omong kosong.” Liu Hao berkata dengan kesal. Sebenarnya ada kesempatan untuk menyelamatkan situasi di tengah pertarungan, tapi Blade Master ini tidak mampu melakukannya. Skill seperti ini jelas jauh dari tingkat profesional, siapa yang tidak bisa melihatnya? Tidak perlu disebutkan lagi.
“Tapi dilihat dari serangan singkat ini, kekuatan Artillery God ini juga cukup luar biasa.” He Ming berkomentar.
“Apa rekaman video ini viral?” Liu Hao bertanya.
He Ming sebenarnya juga ingin bilang "omong kosong", tapi mengingat ini adalah wakil kapten, dia tidak berani. Hanya mengklik angka penayangan video dengan mouse dua kali: "Jumlah kliknya sangat tinggi."
“Apakah ada klub yang menghubungi orang ini?” Liu Hao bertanya dengan ragu.
“Itu tidak jelas…” jawab He Ming.
Wang Ze berdiri di samping. Dia selalu merasa tidak enak menyela pembicaraan kedua orang ini. Tapi ada detail penting di video yang sepertinya tidak mereka sadari. Akhirnya tidak tahan lagi membuka mulut: "Lihat guild dari Zhu Yanxia."
“Guild?” He Ming mengernyit. Video ditarik mundur, menghentikan frame yang menampilkan Zhu Yanxia. Di atas kepalanya tertulis gelar guild: Dinasti Jia.
Liu Hao dan He Ming langsung tertegun.
“Milik Dinasti Jia... Apakah ini akun alt Su Mucheng?” He Ming berspekulasi.
“Tapi orang yang melakukan operasional tadi pasti bukan Su Mucheng.” Liu Hao berkata. Baru saja selesai bermain game, lalu langsung muncul di luar jendelanya? Ini sama sekali tidak mungkin.
“Masuk ke guild itu dan periksa.” perintah Liu Hao.
Maka He Ming melakukan login menggunakan kartu akses untuk karakter Elementalist-nya Law Without Mercy. Meski bukan akun level dewa, tapi ini tetap karakter atlet profesional yang cukup untuk menimbulkan sensasi. Begitu Law Without Mercy muncul online, channel guild Dinasti Jia langsung dipenuhi tatapan heran. Tapi ketiga orang ini tak punya waktu untuk memperhatikan. He Ming buru-buru mencari dalam daftar anggota guild, namun karakter tersebut sama sekali tidak ada. Setelah mengecek rekaman video lagi untuk memastikan nama guild induk ini benar, akhirnya mereka mundur dengan wajah bingung.
Liu Hao tak punya pilihan lain, akhirnya mengeluarkan ponselnya: "Aku akan tanya."
Telepon tentu saja ditujukan ke Chen Yehui. Soal karakter dalam game online, Chen Yehui jelas lebih paham daripada Liu Hao dan kawan-kawan.
Hasilnya, hal-hal yang sama sekali tidak diketahui para atlet profesional ini langsung menjadi jelas setelah bertanya ke Chen Yehui. Bagi yang pernah bermain di Area 10 dan terlibat persaingan guild, siapa yang tidak tahu kalau pertarungan ini adalah tantangan Raowan Chuiyang ke Jun Moxiao! Mendengar penjelasan Chen Yehui, Liu Hao langsung tertegun. Kemudian dia bertanya lagi tentang level karakter bernama Zhu Yanxia ini.
Baik skill Chen Guo maupun karakternya tergolong bagus di kalangan pemain biasa. Menurutnya sendiri, posisinya di guild Dinasti Jia juga cukup berpengaruh. Tapi dia bukan tipe pemain profesional seperti Chen Yehui yang fokus mengurus guild, jadi meski punya pengaruh, dia bukan anggota inti Dinasti Jia. Awalnya Chen Yehui juga tidak punya kesan khusus terhadap karakter ini, baru setelah rekamannya viral, dia mulai lebih memperhatikan.
"Apalagi mengetahui karakter ini pernah dibantu oleh Ye Qiu, dan pemilik karakter ini mungkin punya hubungan tertentu dengan Ye Qiu. Hanya saja belum terpikir cara yang bisa dimanfaatkan, lalu tak lama kemudian karakter ini langsung keluar dari guild. Sepertinya sejak saat itu Ye Qiu mulai membangun Guild Xingxin di Area 10. Terlihat berkesinambungan, kalau bilang ada hubungan langsung tapi tidak ada logika, kalau bilang tidak ada hubungan, setidaknya bantuan pemain luar membuktikan bahwa Ye Xiu dan pemiliknya pasti saling kenal dan hubungannya cukup dekat?"
Setelah mendengar penjelasan Chen Yehui, ekspresi Liu Hao terus berubah. Chen Yehui kemudian menanyakan secara tidak langsung tentang perkembangan pembasmian Jun Moxiao. Pertanyaan ini langsung menyentuh titik lemah Liu Hao yang membalas dengan muka masam "Buru-buru apa?" lalu memutuskan panggilan.
"Mungkin... ini orang ada di dekat Ye Qiu." Liu Hao memberitahu hasil penyelidikannya pada He Ming dan Wang Ze.
"Apakah ini yang sedang dibina Ye Qiu?" tanya mereka berdua.
He Ming melirik rekaman itu lagi: "Kekuatan terlihat cukup mumpuni. Jangan-jangan dulu tidak ada klub yang mendekati, malah berhasil dibujuk Ye Xiu?"
"Tidak, di sini sudah Ye Qiu yang membantu main. Mereka sepertinya sudah saling kenal sejak lama." Liu Hao menggeleng.
"Dibantu pemain luar? Berarti Zhu Yanxia di rekaman ini sebenarnya Ye Qiu?"
"Hmm."
"Butuh bantuan pemain luar, artinya saat itu kemampuannya masih kurang, makanya perlu campur tangan Ye Qiu!" simpul He Ming.
“Bukan seperti itu. Saat itu yang ditantang adalah Ye Qiu, tapi Ye Qiu tidak punya karakter dengan level yang sesuai, jadi meminjam akun ini untuk dipakai.” Liu Hao menjelaskan.
Ekspresi He Ming dan Wang Ze terlihat sangat muram. Dari situ, sebenarnya seberapa kuat Zhu Yanxia ini sama sekali tidak bisa diprediksi. Jika hanya berdasarkan kontak langsung hari ini, jelas itu sangat menakutkan. Sampai-sampai dikira sebagai Su Mucheng, sehebat itukah?
Saat ini mereka hanya berharap tulus bahwa ini benar-benar kesalahpahaman. Tapi sekalipun orang ini bukan Su Mucheng, melihat gaya kedua orang hari ini, setidaknya Ye Qiu menggunakan orang ini sebagai pengganti Su Mucheng, kan? Seberapa jauh perbedaan kekuatannya? Dengan hanya bertiga, bisakah mereka mengalahkan kombinasi setengah matang ini? Jangan sampai mereka harus menggunakan karakter kelas profesional mereka bertiga?
Ketiganya terus diliputi keraguan dan kegelisahan.
Karakter He Ming sudah logout karena harus login ke Law Without Mercy. Karakter Liu Hao masih teronggok di area liar, sedangkan karakter Wang Ze malah terdampar di respawn point, terlihat sangat menyedihkan dan tak berdaya.
"Benar-benar tak tahu harus bagaimana lagi," tiba-tiba tubuh karakter Liu Hao disirami beberapa percikan darah, HP-nya turun drastis. Liu Hao yang sedang merencanakan cara menghadapi Ye Qiu, kaget bukan main saat diserang. Ia segera berguling ke depan sambil berbalik arah. Saat mengangkat kamera, yang terlihat bukan Jun Moxiao, melainkan karakter tak dikenal yang mungkin mengira pemainnya AFK, lalu nekat menyergap. Inilah ciri khas Shen Zhi Lingyu - kerugian EXP 20% memang merugikan, namun tingkat drop yang tinggi memicu budaya PK di kalangan pemain.
Melihat itu hanya karakter kecil tak jelas, amarah Liu Hao meledak. "Bahkan sampah seperti ini berani mengganggu?" Dengan kecepatan tangan luar biasa seolah menghadapi musuh bebuyutan, ia menggigit gigi dan membantai karakter kecil itu.
"Cari mati, hmph!" Dengan ekspresi angkuh, Liu Hao mengomentari pembunuhan karakter kecil di game online itu.
He Ming dan Wang Ze di sampingnya diam-diam mengusap keringat. Jelas terlihat, sang wakil kapten sedang berada di bawah tekanan besar!
