Saat semua orang sudah mempersiapkan kesabaran untuk menyaksikan pertarungan panjang, situasi di arena tiba-tiba berubah. Blade Master yang sabar mencari celah tiba-tiba terkena serangan meriam, dan sebelum sempat bereaksi, serangan bertubi-tubi Artillery God menyusul. Gelombang ledakan bertumpuk menghempas, Blade Master bagai perahu kecil yang terombang-ambing di tengah badai, akhirnya hancur berkeping-keping.
Glory!!
Dua karakter besar menyala masuk ke pandangan semua orang, semua orang membuka mulut lebar. Mereka mengira Artileri God yang menggunakan aliran licik, ternyata dengan kombo terus menerus langsung menghabisi Blade Master. Semua ini terjadi terlalu cepat, semua orang dari tidak peduli, sampai menyadari ada yang tidak beres, lalu tertegun melihat Blade Master sudah terbunuh, baru tersadar seperti bangun dari mimpi.
"Sial!" seseorang pertama kali berteriak kaget.
"Ada yang merekam tidak??" teriak yang lain.
Pertarungan di Arena tidak otomatis direkam sistem, harus ada yang memilih fungsi rekaman, dan pemilik ruang bisa mengatur larangan rekaman, meski umumnya pemain tidak menggunakan fitur ini.
Begitu disebut rekaman, semua pun tersadar.
Blade Master kalah, ini sudah diketahui semua, tapi bagaimana awalnya? Sekarang semua agak bingung. Semua ingin melihat ulang pertarungan, tapi ini harus ada rekaman, akhirnya semua saling pandang, saat menonton tadi benar-benar tidak menyangka kejadian seperti ini.
Ekspresi Ma Chenyi saat ini sudah sangat buruk. Sejujurnya dia juga tidak melihat jelas apa yang terjadi sesaat itu, tapi hasil akhirnya mereka kalah. Targetnya adalah mengalahkan semua lawan, tapi baru lawan kedua sudah kalah, itupun dengan kekalahan yang dilakukan mulus, Ma Chenyi menegakkan kepala dengan tegas, berkeras tidak menoleh ke arah Chen Guo.
Penonton yang tak bisa menyoroti momen gemilang itu, akhirnya beralih mengerubungi pihak terkait. Orang yang mengumbar kata-kata besar akhirnya diinjak-injak, ini tetaplah hal yang disukai penonton. Ma Chenyi akhirnya menyadari, meski tak menatap Chen Guo, pandangan penuh tanya dari semua orang di sekitarnya tetap membuatnya tak tahan. Harga dirinya telah dirayakan dengan kejam.
Dibandingkan dengan ini, pemain Blade Master yang kalah justru menunjukkan ekspresi yang natural. Bahkan ia bangkit berdiri, memandang ke arah lawan tadi. Para pemain yang melihatnya berpikir: "Ternyata ahli ini benar-benar pernah mengalami situasi besar." Dalam pertarungan seperti ini, mustahil ada ahli yang tak pernah kalah. Memiliki mental yang tepat saat menghadapi hasil pertarungan, inilah kualitas yang layak dimiliki seorang ahli matang.
Ma Chenyi tidak ingin melihat Chen Guo, namun Chen Guo pasti akan melihat ke arahnya. Saat ini Chen Guo tersenyum menatap Ma Chenyi yang pura-pura tidak tahu keberadaannya: "Bos Ma, kenapa tidak berteriak? Ronde ini seharusnya lebih gemilang daripada ronde sebelumnya kan?"
"Jangan bersenang-senang, kalahkan kami berdua dulu." Ma Chenyi masih bersikeras seperti air Sungai Kuning yang tak mau berbalik, tapi sebenarnya kepercayaan dirinya saat pertama masuk sudah hilang. Sebenarnya saat mendengar nama Jun Moxiao, semangatnya untuk event menginjak kehormatan hari ini sudah terkikis. Meski Jun Moxiao tidak ada, lalu bagaimana? Jika benar ada ahli kelas berat yang menetap di sini, meski menang saat orangnya tidak ada, setelah kembali pasti bisa dengan cepat merebut kembali harga diri. Saat ini Ma Chenyi sudah terjebak dalam situasi sulit yang tak bisa mundur.
Di Arena, karakter pemain Blade Master telah keluar dari mode tonton, sementara karakter Sharpshooter yang menantang justru masuk ke arena. Alih-alih menghadapi lawannya Artillery God, karakter tersebut malah minggir.
Saat semua orang bingung menatap, terdengar suara pemain itu: "Ganti orang."
"Bos Ma, tidak adil kalau kamu bisa pakai dua orang, sementara aku hanya boleh pakai satu orang untuk melawan?" kata Chen Guo dari samping.
Sebuah karakter baru masuk ke arena saat itu juga. Semua orang terperangah melihat kehadiran Ahli Sihir Gelap. Orang-orang mulai mencari-cari di sekitar warnet, hingga seseorang berdiri dari kursinya untuk menunjukkan diri sambil bertanya: "Bisa mulai sekarang?"
Para pemain buru-buru kembali ke kursi masing-masing. Kali ini tidak ada yang lupa untuk mengaktifkan fitur rekaman sejak awal.
Pertarungan dimulai. Aksi kedua pemain langsung memukau dengan gaya ofensif yang agresif. Ahli Sihir Gelap dan Sharpshooter memiliki kesamaan dalam hal kemampuan serangan jarak dekat maupun jarak jauh. Teknik terbang menggunakan sapu sihir dan manuver aerial dengan recoil senjata menjadi ciri khas gerakan khusus kedua kelas ini. Pertarungan berlangsung dinamis dengan pergerakan konstan.
Serangan jarak dekat? Serang! Jarak sedang? Serang! Jarak jauh? Tetap serang! Sejak dua karakter ini bertemu, tidak ada jeda sepersekian detik. Meski terus bergerak, radius pertarungan tetap terjaga dalam jangkauan kemampuan serangan kedua kelas.
Hanya saja, pertarungan seimbang seperti ini sebenarnya tidak bertahan lama. Dalam serangan balasan yang spektakuler, semua orang bisa melihat dengan jelas bagaimana sang Sharpshooter ditekan oleh Ahli Sihir Gelap. Pemain Sharpshooter mencoba merebut kembali inisiatif melalui serangan, namun sia-sia. Akhirnya, setelah dipukul beberapa kali dengan sapu ke sudut arena oleh Ahli Sihir Gelap, ruang geraknya benar-benar hilang. Berbagai prop magis yang telah disiapkan Ahli Sihir Gelap pun diluncurkan, mengakhiri pertarungan ini dengan mudah.
Glory!
Dua karakter besar berkilauan.
Kali ini, para penonton tidak terlalu terkejut. Karena pertandingan ini berjalan dengan transparansi yang luar biasa. Dari awal hingga akhir, setiap segmen, setiap detail, tidak ada yang membingungkan. Jika pertandingan sebelumnya terasa aneh karena serangan kombo mendadak Artillery God, pertandingan ini sama sekali tidak menyisakan keraguan.
Jelas terlihat, gamblang, kemenangan Ahli Sihir Gelap murni karena kemampuannya yang lebih kuat. Setiap aspek selama pertandingan menunjukkan hal ini, dan semua orang bisa merasakannya saat menonton. Rekaman pertandingan ini justru tidak banyak ditonton ulang.
Pertandingan berakhir. Kali ini, Ma Chenyi benar-benar kehilangan semangat. Berdebat tanpa dasar sudah tidak berarti. Ma Chenyi yang tidak pandai berdebat pun tidak bisa mengucapkan kata-kata yang bisa menyelamatkan harga diri, akhirnya hanya bergumam: "Kartu akun akan kuantar nanti."
"Sudah mau pergi?" Chen Guo bertanya dengan riang.
“Tidak usah terburu-buru.” Kata Pemain Blade Master yang duduk di sana tiba-tiba menyela saat Ma Chenyi hendak berbicara.
Semua orang terkejut, termasuk Ma Chenyi yang sudah bersiap berbalik arah untuk keluar.
Meski tantangan ini bisa dianggap lelucon, kedua penantang justru terlihat tenang. Tak seperti Ma Chenyi yang wajahnya memerah karena malu. Pemain Blade Master itu melanjutkan dengan santai: "Warnet Bos ini tidak bisa kami rebut. Tapi ahli di sini memang hebat, bolehkah kami minta beberapa pertandingan lagi?"
“Tentu saja boleh.” Chen Guo tersenyum, lalu menatap Ma Chenyi: “Bos Ma mau lanjut menonton?”
Ma Chenyi tertegun sejenak, lalu menyadari situasi canggungnya mulai membaik. Dua orang ini kalah dengan elegan, sikap rendah hati mereka membuat orang lain enggan merendahkan.
“Baiklah, saya lanjut nonton!” Ma Chenyi mengangguk.
“Lawan siapa lagi yang kalian mau hadapi? Masih dua orang tadi?” tanya Chen Guo.
Keduanya bersemangat: “Ada ahli lain di sini? Kalau memungkinkan, perkenalkan juga dong!”
Kini bukan hanya mereka berdua yang penasaran. Ma Chenyi dan semua penonton ingin tahu siapa lagi jagoan di Warnet Xingxin.
“Boleh!” Chen Guo mengangguk. Ruang pertandingan yang belum ditutup itu segera kedatangan seorang Assassin baru.
Assassin dan Blade Master, keduanya adalah karakter yang mengandalkan pertarungan jarak dekat. Dibandingkan dua pertarungan sebelumnya, sensasi pukulan di pertarungan ini lebih intens, setiap tebasan terlihat darah. Di tengah percikan darah yang beterbangan, arena pertarungan tetap terlihat jelas. Tak lama setelah pertarungan dimulai, keunggulan Assassin sudah sangat nyata. Melihat situasi ini, jika bukan karena kemenangan Blade Master di pertarungan pertama yang benar-benar menunjukkan kekuatan, mungkin tidak ada yang menyangka ini juga seorang ahli dengan skill yang bagus. Hal ini justru semakin menunjukkan betapa mengerikannya kekuatan beberapa ahli di Warnet Xingxin.
Setelah Blade Master kalah, giliran Sharpshooter yang masuk. Kali ini pihak Warnet Xingxin mengerahkan seorang Master Bela Diri. Semua orang terkesiap, ternyata Warnet Xingxin benar-benar memiliki banyak ahli handal!
Ekspresi Ma Chenyi semakin suram. Skill Blade Master dan Sharpshooter itu, setelah dilihatnya, menurutku termasuk level langka yang kuat. Kalau tidak, darimana dia mendapatkan keyakinan untuk menantang kehormatan ini?
Tapi di Xingxin, ahli muncul satu demi satu. Melihat ID dan orangnya, semuanya belum pernah terlihat sebelumnya. Bagaimana bisa tiba-tiba semua berkumpul di Xingxin?
Orang sehebat ini, satu saja sudah cukup menjadi penjaga kehormatan di warnet. Tapi Chen Guo sudah mengerahkan yang keempat. Berapa lagi yang tersisa? Belum lagi Jun Moxiao sang legenda dengan Senjata Perak yang bisa mengabaikan efek level suppression 20 level!
Saat Ma Chenyi sedang melamun, pertarungan baru sudah dimulai. Pertarungan ini juga tidak memberikan keunikan apa pun bagi penonton, hanya menunjukkan kekuatan ahli dari Warnet Xingxin. Fighter yang mendekat dari belakang, serangan bertubi-tubi seperti harimau membuat Sharpshooter tak berkutik. Dibandingkan sebelumnya, pertarungan ini adalah yang paling cepat berakhir.
Pada titik ini, fokus semua orang bukan lagi pada hasil pertarungan, melainkan siapa lagi yang akan muncul dari pihak Warnet Xingxin selanjutnya.
Setelah pertarungan ini selesai, Chen Guo tersenyum dan berkata: "Sudah cukup, bukan?"
"Tidak ada lagi?" Keduanya bertanya.
Chen Guo hanya tersenyum tanpa menjawab.
"Kalau begitu biarkan kami bertarung dengan dua orang yang belum kami lawan?" Blade Master itu mengajukan permintaan.
"Aku juga." Sharpshooter itu ikut meminta.
"Baiklah!" Chen Guo mengangguk menyetujui.
Tanpa kehadiran karakter baru, minat Penonton langsung turun drastis. Beberapa ahli dari Warnet Xingxin memiliki kekuatan yang benar-benar dominan, kedua orang ini jelas bukan lawan seimbang. Pertarungan tanpa ketegangan biasanya tidak menarik banyak orang.
Tapi, menonton pertunjukan ahli tetaplah menyenangkan. Meski semangat Penonton berkurang, mereka tetap menyaksikan sisa pertarungan. Hasilnya sesuai dugaan, kedua orang ini kalah lagi dua pertarungan masing-masing, total mengalami delapan kekalahan dari empat ahli.
