“Hebat-hebat……” Ekspresi dua ahli pengusik arena yang kalah delapan kali ini tidak semenyeramkan yang dibayangkan orang, membuat para Penonton terkesan. Kehormatan yang berhasil dipertahankan ini bahkan menguntungkan Ma Chenyi, sehingga situasi tidak terlalu memalukan.
Setelah selesai menonton pertandingan, para penonton tentu ingin melihat lebih dekat para ahli. Namun keempat ahli tersebut tidak sadar sedang diamati, hanya duduk di posisi masing-masing tanpa bergerak. Sikap ini membuat orang langsung merasa itulah ciri khas ahli - hal yang dianggap luar biasa oleh orang biasa, mungkin hanya hal sepele di mata mereka.
Penonton biasa mungkin tidak masalah. Dua pengusik arena, setelah bangkit, tetap menemui keempat orang satu per satu untuk memberikan pujian tulus. Setelah menyatakan keinginan untuk duel lagi di kesempatan lain, mereka pergi bersama Ma Chenyi. Berkat sikap sportif kedua orang ini, kepergian trio tersebut tidak terlihat terlalu memalukan, bahkan memunculkan simpati sebagian orang. Dalam situasi ini, Chen Guo pun tidak mempermalukan mereka lebih lanjut. Meski kalah pertarungan, Ma Chenyi setidaknya tidak kehilangan muka.
Setelah trio itu pergi, keempat ahli dan Chen Guo saling pandang sejenak sebelum kembali ke posisi masing-masing untuk melanjutkan bermain game. Banyak pemain penasaran di antara penonton yang ingin duel dengan keempat ahli, namun semuanya ditolak dengan sopan. Para penonton akhirnya pasrah, tampaknya badai pengusikan arena ini sudah berlalu.
Tang Rou menjaga di depan kasir, namun tidak bisa login sendiri ke game untuk menonton pertandingan. Karena karakternya masih berada di Area 10, sedangkan pertarungan-pertarungan ini melibatkan karakter dari Shen Zhi Lingyu yang terjadi di Arena Domain of Gods.
Meskipun Arena Glory bersifat lintas area, namun tidak terhubung dengan Shen Zhi Lingyu. Arena Domain of Gods bisa dipahami sebagai arena kompetisi level lebih tinggi. Hasil pertarungan pemain dihitung terpisah antara Arena area biasa dan Arena Domain of Gods. Kedua jenis arena ini juga memiliki misi dan hadiah yang berbeda.
Tang Rou akhirnya hanya bisa menyaksikan beberapa pertandingan melalui layar orang terdekat. Awalnya dia mengira akan diminta maju untuk menerima tantangan menginjak kehormatan ini, namun ternyata Chen Guo sama sekali tidak mengatur demikian.
Mengenai empat orang yang disebut ahli itu, Tang Rou sebenarnya mengenal semuanya. Di antaranya ada pelanggan tetap Warnet Xingxin, ada juga admin jaringan warnet tersebut. Setelah sekian lama di Xingxin dan sekarang juga bermain Glory, tentu dia sangat paham bahwa keempat orang ini sama sekali bukan ahli. Di saat yang sama, dia juga tahu bahwa keempat orang ini pasti belum pernah dilihat Ma Chenyi. Pengaturan Chen Guo ini jelas memiliki maksud tersembunyi. Sedangkan tentang status "ahli" mereka, Tang Rou sudah bisa menebak sebagian besar alasannya.
"Perhatikan baik-baik, aku naik dulu." Chen Guo jelas menyadari bahwa ini bukan hal yang sulit ditebak oleh Tang Rou. Setelah memberikan kode mata dan pamitan, dia segera kembali ke lantai dua.
"Ruang VIP lantai 2 nomor 213?" Setelah Chen Guo mendorong pintu masuk, pikiran pertamanya adalah: Sistem ventilasi ruangan ini masih jauh dari memadai, perlu ditingkatkan lagi.
Berapa banyak rokok yang dihisap orang ini padahal aku baru pergi sebentar? Chen Guo yang merasa pusing karena asap, merasa kabut rokok membuatnya sulit menemukan Ye Xiu.
"Hm? Dia pergi?" Suara Ye Xiu dari balik asap terdengar samar-samar.
Chen Guo membuka pintu lebar-lebar untuk mengeluarkan asap, sambil bersembunyi di luar ruangan. Empat komputer di ruang VIP semuanya menyala, dua yang terlihat oleh Chen Guo sudah berhenti di desktop.
"Pergi." Katanya sambil...
"Reaksinya gimana?" Tanya Ye Xiu.
"Ga ada reaksi khusus, mengakui kekalahan dengan rendah hati lalu pergi." Jawab Chen Guo.
"Oh." Ye Xiu hanya mengangguk singkat.
"Lagi ngapain?" Tanya Chen Guo.
"Nonton delapan pertandingan tadi." Jawab Ye Xiu.
Chen Guo menguatkan hati dan akhirnya masuk ke ruangan, duduk di sebelah Ye Xiu. Ternyata Ye Xiu memang sedang meninjau pertandingan tadi. Tapi tidak sedetail saat menganalisis pertandingan pro - langsung pakai kecepatan 2x tanpa mengubah sudut pandang. Awalnya Chen Guo kira pakai kamera utama, tapi setelah dilihat ternyata yang dipakai adalah kamera utama lawan.
"Gimana skill mereka?" Tanya Chen Guo.
"Skill mereka cukup baik, tapi masih jauh dari level pro." Jawab Ye Xiu.
“Tentu saja tidak mungkin atlet profesional. Atlet profesional bisa masuk pintu warnet?” kata Chen Guo.
“Siapa pun tidak penting, apakah mereka merekam?” tanya Ye Xiu.
“Sudah.” Kata Chen Guo, “Setiap pertarungan direkam.”
“Sepertinya tebakanku tepat!” Ye Xiu mengangguk.
“Tapi kenapa warnet Hongtai ikut campur?” kata Chen Guo.
“Ini bukan hal kunci kan? Hanya mencari alasan untuk datang.” Kata Ye Xiu.
“Bagaimana pertarungan delapan ronde-mu?” tanya Chen Guo.
“Empat gaya.” Ye Xiu, “Orang biasa mungkin tidak merasakan, tapi jika ada atlet profesional yang menganalisis rekamannya, pasti akan mengira ini orang berbeda.”
“Orang Jia Shi seharusnya sangat familiar denganmu!” kata Chen Guo.
“Mereka hanya familiar dengan Yizhiyeqiu.” Jawab Ye Xiu datar.
“Apakah kelas karaktermu yang lain sama hebatnya dengan Battle Mage?” Chen Guo terkejut. Julukan Ye Xiu sebagai Ensiklopedia Hidup Glory memang benar, terutama karena dia termasuk pemain paling awal di lingkaran ini. Saat itu Liga Profesional bahkan belum terbentuk, Glory masih sekadar game online biasa. Saat itu dia sudah menjadi pemain legendaris dengan penelitian dan berbagai kelas yang tersebar luas dan berpengaruh. Setelah bergabung dengan Liga Profesional, selama lebih dari tujuh tahun dia hanya menggunakan Battle Mage Yizhiyeqiu. Meski julukan ensiklopedia tetap melekat, orang lebih mengenalnya sebagai Dewa Perang.
“Tidak sampai segitanya.” Jawaban Ye Xiu membuat Chen Guo sedikit lega.
“Tapi tidak terlalu berbeda.” Namun tambahan kalimat Ye Xiu berikutnya membuat Chen Guo kembali terpancing karena keanehannya. Dengan skill levelnya, kalau tidak terlalu berbeda, berarti semua kelas setidaknya sudah mencapai level pro ya?
“Darimana kamu punya waktu sebanyak ini!” Chen Guo terkagum-kagum. 24 kelas, kalau latih satu kelas sejam per hari, tidak ada waktu untuk melakukan hal lain.
“Akumulasi.” Ye Xiu menjawab.
Chen Guo mengangguk.
“Tentu saja, ada juga faktor bakat.” Ye Xiu menambahkan.
Chen Guo memalingkan pandangan ke layar komputernya, tidak ingin melanjutkan percakapan. Tapi dalam hati dia harus mengakui, para Shen puncak Glory ini sebenarnya bisa disebut jenius dalam dunia Glory.
“Aku penasaran bagaimana reaksi mereka saat menonton rekaman nanti!” Chen Guo mengeklik ikon desktop secara acak sambil berkhayal.
Susah payah meminjam akun, mengatur segalanya, menyusun konsekuensi seperti ini, tapi tidak bisa melihat hasil klimaksnya, benar-benar membuat frustasi.
Warnet Hongtai.
Setelah meninggalkan Warnet Xingxin, dua ahli pengganggu kehormatan ini juga menyampaikan permintaan maaf kepada bos Hongtai, Ma Chenyi.
Apa lagi yang bisa dikatakan Ma Chenyi? Dia sudah menyaksikan skill kedua orang ini. Seharusnya bisa mengalahkan satu warnet dengan mudah, siapa sangka Warnet Xingxin diam-diam memiliki banyak monster belakangan ini. Kalau mau disalahkan, harusnya dia sebagai lawan kompetisi yang tidak mengumpulkan informasi sama sekali sebelum gegabah menyerang kehormatan orang.
Apalagi performa kedua orang ini, meski kalah pertandingan, tapi tidak kehilangan harga diri. Bagi Ma Chenyi yang selalu terpuruk setiap kali kalah, hasil ini sudah cukup baik. Ingat, saat dia tahu Warnet Xingxin punya ahli level Shen seperti Jun Moxiao, rasanya lebih sakit daripada mati. Tapi setelah kalah telak, dia justru pergi dengan tenang. Setelah beraksi besar-besaran lalu kalah, bisa dapat perlakuan seperti ini sudah lumayan.
Akhirnya Ma Chenyi juga mengucapkan terima kasih dan memberi semangat pada mereka, terus menyambut keduanya untuk sering main di tempatnya. Akhirnya kedua pihak berpisah sementara dalam keharmonisan, Ma Chenyi kembali ke warnetnya, sementara kedua orang ini setelah jalan-jalan sebentar, akhirnya menyusup ke Klub Jia Shi.
Di ruang kerja guild klub Jia Shi, melihat kedua orang ini kembali, Chen Yehui langsung melompat berdiri.
"Bagaimana?" Chen Yehui langsung bertanya.
"Dapat." Kembali ke markas mereka sendiri, akhirnya ekspresi kedua orang ini menjadi muram.
"Hmm, ikut aku." Chen Yehui membawa mereka keluar. Bahkan di ruang kerjanya sendiri, beberapa pembicaraan tidak bisa dilakukan sembarangan. Alasannya tidak lain karena lawan mereka adalah Ye Qiu, Shen paling legendaris dalam sejarah Jia Shi. Untuk berurusan dengan Ye Qiu, hal seperti ini hanya berani dibahas Chen Yehui secara diam-diam dengan orang kepercayaan. Fakta bahwa Jun Moxiao adalah Ye Qiu, meski sudah diketahui banyak anggota inti guild lain, tapi di Guild Dinasti Jia, Chen Yehui sama sekali tidak berani memberitahu siapapun.
"Apa yang terjadi?" Chen Yehui membawa kedua orang itu keluar, bergegas menuju area tim sambil mulai bertanya kepada mereka di perjalanan.
"Ada total empat ahli!" kata mereka berdua.
"Bukan?" Chen Yehui terkejut hingga berhenti melangkah, bahkan lupa untuk terus berjalan.
"Kami berdua melihatnya langsung." Keduanya bersumpah dengan yakin.
Chen Yehui ragu-ragu, membawa mereka terus berjalan hingga akhirnya bertemu dengan Liu Hao.
"Sudah menyelidiki Warnet Xingxin." Chen Yehui langsung ke inti.
"Oh?" Liu Hao kini juga menunjukkan minat terhadap hal ini.
Chen Yehui tidak melanjutkan, melainkan memberikan kesempatan bicara kepada kedua orang yang pergi menyelidik langsung.
"Warnet Xingxin punya empat ahli!" Hampir saja mereka berebutan bicara.
"Ahli? Sehebat apa?" Liu Hao jauh lebih tenang dibanding Chen Yehui saat mendengar kabar ini. Pengalaman atlet profesional memang berbeda. Terlalu banyak yang disebut ahli di lingkup game online, tapi bagi atlet profesional itu hanya angin lalu.
"Kami punya rekamannya." Kata mereka.
"Putar." Perintah Liu Hao.
Salah seorang maju mengoperasikan komputer, login ke cloud storage tempat file rekaman pertarungan disimpan. Delapan file rekaman pertandingan segera diunduh. Sambil menyingkir dari depan komputer, ia menjelaskan: "Satu Artillery God, satu Ahli Sihir Gelap, satu Assassin, satu Master Bela Diri."
"Apakah Artillery God itu Zhu Yanxia?" Chen Yehui menyela dengan pertanyaan.
“Bukan……empat orang semuanya laki-laki……” Saat dua orang menjalankan tugas ini, Chen Yehui sudah memberikan instruksi khusus, Zhu Yanxia adalah target investigasi utama. Hasilnya sekarang Zhu Yanxia belum jelas, muncul lagi empat karakter baru……
Di layar, Liu Hao sudah membuka sebuah rekaman, yaitu pertandingan karakter Artillery God tersebut.
