Kelimanya Zhan Lou Lan semakin terkejut.
Jika kekalahan Xiao Bei/Gui Qulai Xi terlihat tanpa suspense, maka kekalahan Qianfang Gehai kali ini bisa dibilang cukup memalukan.
Langsung mati karena kombo udara, situasi seperti ini sangat langka terjadi di Liga Profesional. Bahkan perbedaan antara Shen kelas profesional paling top dengan pemain baru paling hijau pun seharusnya tidak sampai separah ini.
"Ada apa tadi?" Zhan Lou Lan bertanya kesal saat Qianfang Gehai kalah turun dari arena.
"Ritmenya terlalu baik, dia selalu bisa mengantisipasi niatku sebelum aku bertindak," jawab Qianfang Gehai.
"Niatmu?"
"Benar, semuanya terbaca olehnya." Qianfang Gehai mengangguk. Justru karena ini, skill mereka sebenarnya tidak main-main - setidaknya mereka kalah dengan kesadaran penuh, tidak sampai kebingungan.
"Xiao Ye, giliranmu!" Zhan Lou Lan bersuara berat. Awalnya mereka tidak terlalu mempedulikan menang-kalah, tapi dua kekalahan beruntun ini mulai memalukan. Meskipun lawannya adalah Shen kelas profesional, mereka tidak menganggap diri sebagai pemain biasa. Target mereka juga adalah menjadi atlet profesional - mustahil ada jurang sebesar ini antar atlet profesional!
"Baik."
Karakter pemain yang dipanggil Xiao Ye ini bernama Ye Xi, kelas Yudo.
"Semangat Xiao Ye!" Xiao Bei kembali berteriak. Namun berbeda dengan Qianfang Gehai yang sempat bercanda, Ye Xi langsung memasuki arena dan segera memulai pertandingan melawan Ye Xiu.
Kali ini, Ye Xi sama sekali tidak bermain-main. Dia bertarung dengan serius layaknya pertandingan sesungguhnya.
Yudo adalah kelas yang mutlak membutuhkan pertarungan jarak dekat. Ye Xiu melanjutkan strategi sebelumnya melawan Depan Laut, menggunakan skill low-tier dari Elementalist dan Ahli Sihir Gelap untuk kontrol jarak menengah-jauh, sementara serangan Battle Mage-nya sudah siap menyerang.
Pertarungan kali ini akhirnya tidak sepihak seperti dua pertarungan sebelumnya. Zhan Lou Lan akhirnya bisa sedikit lega. Xiao Bei dan Depan Laut agak canggung. Skill Ye Xi sebenarnya tidak lebih unggul dari mereka, jelas ini masalah sikap. Jika bermain serius, ternyata mereka seharusnya tidak mudah dikalahkan Shen.
Tentu saja, faktor penting lain adalah mereka dua kali terkejut oleh serangan Shen. Dalam situasi kedua belah pihak kekurangan informasi, pengalaman Shen seperti Ye Xiu menjadi kelebihan besar.
Meski akhirnya kalah, kekalahan Ye Xi masih dalam batas yang dapat diterima. Setelah turun, Zhan Lou Lan akhirnya maju sendiri.
Masih ada satu anggota lagi dalam grup lima orang mereka, karakternya bernama Qianye Liruo, perempuan. Kelasnya Pastor, tampaknya tidak akan bertarung. Ini menunjukkan sebagai Pastor pendukung, duel semacam ini tidak ada gunanya.
"Harap banyak diberi petunjuk, Shen!" Zhan Lou Lan membuka percakapan dengan ucapan formal di arena.
“Tenang saja. Di Correction Field, Zhan Feng-mu sayang sekali.” Ye Xiu berkata. Mekanisme koreksi di Correction Field menyesuaikan berdasarkan atribut dasar dan peralatan karakter, menyamakan level kedua pihak. Meski Zhan Feng bisa mengubah damage dengan mengganti item di quick slot, setiap perubahan data akan melalui proses koreksi Correction Field. Jadi atribut akhir yang muncul tetap setara, membuat kemampuan peningkatan damage ekstremnya tidak terlihat.
“Yang penting skill, peralatan tidak penting.” Zhan Lou Lan menyahut.
“Menguasai Zhan Feng juga membutuhkan skill tingkat tinggi!” kata Ye Xiu.
“Hmm.” Zhan Lou Lan mengangguk. Sebagai pengguna senjata ini, dia paham betul mekanismenya. Bukan sekadar memaksimalkan damage. Jika 12 quick slot diisi senjata, pengaruh Beban berat harus diperhitungkan. Proporsi optimal untuk operasional terbaik membutuhkan adaptasi jangka panjang.
Tapi di Correction Field yang tak perlu mempertimbangkan faktor ini, Zhan Lou Lan langsung berkata “Mulai!” dan pertarungan segera dimulai.
Zhan Lou Lan bertarung dengan serius seperti Ye Xi, tanpa sedikitpun kecerobohan.
“Oh oh... Kamu bisa. Lebih kuat dari mereka bertiga.” Di tengah pertarungan, Ye Xiu memberi penilaian.
“Terima kasih!” sahut Zhan Lou Lan. Tapi ini bukan hal baru bagi mereka. Mereka sering saling duel, jadi level kemampuan masing-masing sudah jelas.
“Tapi sepertinya Shen masih lebih kuat.” Lan Louzhan melanjutkan. Setengah pertempuran, dari HP yang tersisa di kedua sisi dan konsekuensi situasi, Lan Louzhan berada dalam kekurangan.
“Sebaiknya memang begitu.” Ye Xiu tersenyum.
Pertarungan ini akhirnya berjalan tanpa gejolak, berakhir dalam kesunyian. Lan Louzhan akhirnya gagal meraih kemenangan dari Ye Xiu. Tim mereka yang akan segera dibentuk, empat orang bergiliran bertarung, kalah total. Meski sebelumnya berpikir tak perlu memusingkan menang/kalah, tapi ini jelas merupakan pukulan bagi semangat pasukan.
Dulu mereka hanya bisa menonton rekaman video dan rekaman pertandingan, lalu membandingkan diri dengan Atlet profesional dan Shen kelas profesional. Ini pertama kalinya benar-benar bertarung melawan Shen kelas profesional, membuat mereka benar-benar merasakan kesenjangan. Empat pertarungan tanpa kemenangan bukanlah kunci utamanya, melainkan kesenjangan yang dirasakan dalam empat pertarungan tersebut membuat mereka menurutku tidak mudah untuk ditarik dekat.
Di saat seperti ini, justru mereka kekurangan semangat Tang Rou yang sama sekali tak melihat kesenjangan, seperti anak sapi baru yang tak takut harimau.
“Coba lagi?” Lan Louzhan berdiskusi dengan rekan setimnya, lalu mendengar Ye Xiu bertanya penuh semangat: “Mau pilih kelas apa lagi?”
“Eh... Kalau begitu kami ingin belajar dari Jun Moxiao yang sedang kamu gunakan sekarang!” Hasil diskusi Lan Louzhan dan kawan-kawan akhirnya menyatakan.
“Oh, ini... ini lebih hebat lagi.” Ye Xiu sambil mengganti akun, Jun Moxiao login. Selisih level 20 di Correction Field tentu hilang sama sekali, Zhan Loulan dan tiga rekannya tetap dengan urutan penampilan sebelumnya, masing-masing bertarung satu per satu.
Hasilnya... Zhan Loulan benar-benar menyesali keputusan mereka untuk mencoba melawan Jun Moxiao.
Empat pertarungan berturut-turut ini, kekalahan mereka lebih parah dari sebelumnya.
Menghadapi Battle Mage, Xiao Bei dan Qianfang Gehai terlalu ceroboh, ditambah kurang persiapan terhadap strategi Ye Xiu sehingga kewalahan. Ye Xi dan Zhan Loulan yang tampil berikutnya jelas lebih baik.
Di babak ini, sejak Xiao Bei mulai sudah sangat serius. Yang tampil berikutnya juga sudah melalui observasi dan pemikiran, namun tetap kalah telak.
Menghadapi Loner dengan 24 skill kelas yang bercampur, keempatnya jelas ketinggalan dalam pengalaman dan pertimbangan. Setelah berturut-turut kalah, Pastor Qianye Liruo berkomentar: "Bahkan dalam arena pertandingan, kalian tetap kalah di babak ini."
Makna arena pertandingan adalah: total damage empat orang terhadap Jun Moxiao tidak bisa menghabiskan HP-nya. Meski terlihat seperti empat duel terpisah, sebenarnya ini bisa disebut 1 vs 4.
Keempatnya terdiam. Bukan karena tak siap dengan selisih level, tapi tak menyangka perbedaannya sebesar ini. Keyakinan awal mereka kini terasa sangat kekanakan, seperti gelembung sabun.
"Keren!" Chen Guo sama sekali tidak mempertimbangkan perasaan pihak yang kalah, memuji Ye Xiu habis-habisan.
“Seharusnya begitu.” Ye Xiu masih tersenyum sambil berkata.
“Hari ini, cukup sampai di sini...” Zhan Loulan berkata dengan nada yang jelas terdengar kurang semangat.
Semua orang menarik diri dari Arena, berdiri di kedua sisi pintu, dan untuk sementara tidak ada yang berbicara.
“Ada apa? Sikap seperti ini tidak seperti calon pemain pertandingan pro!” kata Ye Xiu.
“Dengan perbedaan sebesar ini, buat apa ikut pertandingan pro?” Xiao Bei akhirnya meluapkan isi hatinya.
“Jangan-jangan kalian benar-benar berpikir begitu masuk Liga Profesional, langsung bisa merebut gelar juara liga?” tanya Ye Xiu.
“Itu hanya candaan,” Zhan Loulan menjawab, “Tapi kami selalu mengira skill kami cukup untuk masuk playoff.”
“Lalu di playoff kalau hoki lagi bagus, tanpa sengaja menjuarai liga juga mungkin, ya?” Ye Xiu tertawa.
“Eh... Itu...” Zhan Loulan agak canggung. Memang mereka pernah berkhayal seperti itu. Karena playoff menggunakan sistem eliminasi, terkadang satu kesalahan bisa menghancurkan seluruh usaha sepanjang musim. Di saat seperti itu, jelas keberuntungan menjadi faktor penting. Kalau benar-benar hoki sedang bagus, mungkin saja bisa menjuarai liga. Jadi saat obrolan pribadi, khayalan seperti ini sebenarnya juga cukup sering.
“Tetap realistis, langkah demi langkah...” kata Ye Xiu.
“Kalau kami masuk Liga profesional sekarang, peringkat berapa yang bisa kami capai?” Xiao Bei tak tahan bertanya.
“Hanya kalian ini? Di mana rekan tim lainnya?” tanya Ye Xiu.
“Kami ada enam orang, satu orang beberapa hari ini tidak online, tapi skill-nya juga setara dengan kami. Anggota lain aku akan cari cara untuk merekrut lagi.” Zhan Lou Lan berkata.
“Merekrut atlet profesional?” Ye Xiu bertanya.
“Sepertinya iya.” Zhan Lou Lan menjawab.
“Ada kandidat yang sudah kamu incar?” Ye Xiu bertanya lagi.
Zhan Lou Lan ragu. Timnya sudah sampai tahap persiapan ini, sebenarnya dia sudah menyusun daftar kandidat. Setelah aplikasi ke liga disetujui, tanpa perubahan, dia akan segera melakukan pendekatan. Tapi urusan SDM termasuk rahasia, Zhan Lou Lan bimbang apakah tepat membahasnya dengan Ye Xiu sekarang.
Ye Xiu bahkan tidak menunggu jawabannya, langsung melanjutkan: “Kalian PASTI butuh atlet profesional veteran. Jangan pernah berpikir kalian berenam bisa jadi anggota utama, lalu asal cari 4-5 orang sebagai cadangan atau rotasi.”
“Hmm...” Kelimanya serentak mengirim emoji keringat deras. Jelas, itu rencana awal mereka.
“Di liga profesional, kalian semua masih(pemain baru)!” Ye Xiu menegaskan. “Kalian perlu merekrut veteran, belajar banyak dari mereka.”
“Oke...” Zhan Lou Lan mengangguk.
“Masih ada.” Ye Xiu menambahkan.
Kelima telinga langsung menyembul (emoji telinga tajam).
“Jangan terlalu dipikirin pertandingan hari ini.” Ye Xiu menghibur. “Bukan kalian yang kurang kuat, tapi lawannya terlalu hebat.”
Kelimanya serentak mengalirkan air mata (emoji tangisan), sampai lupa kirim emoji. Kata-kata ini, pantaskah datang dari sang lawan sendiri???
