Ucapan "cuci kaki tidur" tentu hanya candaan. Andai Ye Xiu serius, dia takkan turun ke arena.
Pertandingan sudah dimulai, tapi Huang Shaotian masih khawatir si pemalas ini akan cabut secara tak tahu malu meski sudah mulai. Buru-buru ia menusukkan pedang, memanfaatkan setiap detik yang ada.
Channel publik telah dibuka oleh pemilik ruangan Zhan Loulan, namun setelah Ye Xiu bercanda "mandi dan tidur", kali ini tak ada yang merespons. Semua pandangan terpusat ke arena pertandingan saat tombak Huang Shaotian menusuk.
Jun Moxiao milik Ye Xiu melompat menghindar, membalas dengan serangan. Qianji San yang ditusukkan awalnya sepanjang pedang, tiba-tiba berubah menjadi tombak perang saat diayunkan.
Sebelum Huang Shaotian bereaksi, para atlet profesional yang menyaksikan sudah terengah-engah.
Senjata Perak Jun Moxiei ini sebenarnya sudah sedikit banyak mereka dengar dari cabang guild Area 10. Tapi disana tak ada lawan yang membutuhkan pertarungan serius para Shen, jadi seberapa akurat informasi tentang senjata ini, tak ada yang tahu pasti.
Fitur utama Qianji San tentu transformasinya. Fungsi revolusioner ini menyedot semua perhatian, sementara atribut spesifik Senjata Perak justru kurang diperhatikan. Saat ini semua ingin tahu: bagaimana mekanisme transformasi senjatanya? Seberapa cepat? Apakah ada cooldown? Informasi ini masih dicari-cari berbagai guild tanpa kepastian.
Kini di hadapan mata para atlet profesional, Qianji San akhirnya menunjukkan transformasi sejati. Kesan pertama semua orang: CEPAT SEKALI!
"Dari payung berubah menjadi tombak, hanya dalam sekejap. Perubahan panjang senjata yang tiba-tiba ini saja sudah bisa dianggap sebagai skill yang mengerikan. Huang Shaotian baru saja menghindar, tapi berapa pemain di Liga yang punya reaksi dan kecepatan operasional seperti Huang Shaotian?"
"Senjata ini, kalau tidak paham, pasti akan sangat merugikan!"
Hanya dengan satu serangan ini, semua orang di arena sudah memiliki pikiran yang sama.
Di arena pertandingan, Huang Shaotian menghindari serangan ini. Meski ada kesempatan, dia tidak melakukan Serangan Mendadak. Jelas terlihat dia lebih penasaran dengan Loner ini dan Qianji San, ingin melihat lebih banyak variasi jurus yang bisa dikeluarkan. Jadi dia tidak terburu-buru, sama sekali tidak terburu-buru.
Selama dua menit berikutnya, dia menyaksikan Jun Moxiao mengayunkan tombak perang sambil memutar-mutar lima skill low-tier Battle Mage. Beberapa skill sudah cooldown semua, kalau tidak berubah akan pasif menerima serangan, tapi si pemalas ini tetap nekad menunggu.
"Barangmu ini rusak ya?" Huang Shaotian tak tahan bertanya.
Jawabannya adalah satu telapak Falling Flower Palm.
Huang Shaotian melompat menghindar: "Bicara dong!"
Satu tusukan Longya.
"Hei hei hei hei hei!!!" Huang Shaotian berteriak kencang.
Tianji!
"Dasar ini pasti sudah melepas headphone!!" Huang Shaotian menggeretak gigi. Tapi persepsi suara sangat penting bagi atlet profesional. Kekuatan suara untuk menilai jarak target, ini semua bisa dilakukan di Glory. Larangan voice chat di liga profesional juga ada alasan terkait aspek ini.
“Sudah satu menit bertarung, Ye Xiu masih bermain-main dengan tombak perangnya. Para penonton mulai bosan, Huang Shaotian sudah tidak bisa menahan diri lagi. Si pemalas ini jelas-jelas tidak mau menunjukkan kekuatan aslinya? Jika hanya menggunakan Battle Mage level di bawah 20 seperti ini, ini benar-benar membosankan.”
Huang Shaotian bergumam sambil terus menggerutu. Meski curiga Ye Xiu tidak memakai headset, dia juga yakin si pemalas ini sebenarnya mendengar tapi pura-pura tidak dengar agar dirinya berhenti menyerang dengan kata-kata.
Dengan santai, Huang Shaotian terus berbicara sambil bertarung seperti kebiasaannya. Serangannya semakin cepat seiring ocehan yang tak henti-hentinya.
Upper Slash!
Kilatan pedang membentuk setengah lingkaran sempurna. Di bawah serangan bertubi-tubi, Ye Xiu akhirnya tak bisa menghindar dan terpental ke udara.
Bagi atlet profesional, menciptakan kesempatan float tanpa melakukan kombo serangan adalah hal yang memalukan.
Shen seperti Huang Shaotian pasti tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas. Troubling Rain melesat maju, menebaskan pedangnya seolah ingin membelah Jun Moxiao menjadi dua.
"Bang!"
Tidak terlihat semburan api senjata, tapi suara tembakan terdengar jelas.
Reaksi Huang Shaotian memang pantas menyandang gelar Shen. Hanya mendengar suara tembakan, dia langsung mulai menghindar. Namun, tanpa melihat semburan api senjata, mustahil menentukan arah tembakan hanya dari suara. Upaya menghindarnya lebih mirip mengandalkan keberuntungan.
Dorr! Tembakan tepat mengenai, percikan darah kecil muncul sekadar formalitas. Jika di dunia nyata tembakan ini bisa mematikan, di game biasa-biasa saja, damage-nya terlalu rendah untuk dipusingkan.
Meski begitu, Huang Shao agak kesal karena nasibnya kurang baik. Dari posisi tembakan ini, jika dia bodoh-bodoh saja tidak mendengar suara tembakannya, mungkin malah tidak kena.
Kesadaran yang terlalu baik justru menjadi celahnya. Tembakan lawan ini sengaja menyasar salah satu jalur penghindaran potensial Huang Shaotian. Kebetulan dia memilih jalur itu, sehingga seperti sengaja menabrak peluru.
Tapi Huang Shaotian malah tersenyum. Rupanya Qianji San akhirnya mulai menunjukkan fungsi keduanya.
Bang, bang, bang!
Rentetan tembakan sambung-menyambung. Senjata hasil transformasi Qianji San adalah senapan. Setiap serangan (tergantung senjata) bisa 2 atau 3 tembakan per gelombang, tidak seperti revolver atau pistol otomatis yang menembak bertubi-tubi.
Dari ritme suara Qianji San, jelas ini senapan dua tembakan per gelombang.
Sementara itu, Ye Xiu menggerakkan Jun Moxiao sambil menembak dan mundur dengan teknik parkour terbalik. Dengan Teknik Terbang dengan Senjata, dia memainkan Huang Shaotian seperti layang-layang.
“Terlalu naif, ya?” Di mata Huang Shaotian, ini jelas taktik tingkat TK yang mencoba digunakan melawan Shen sepertinya, sungguh tidak menghargainya.
Huang Shaotian mengamati pergerakan Jun Moxiao, beberapa peluru melesat, tiba-tiba Triple Slash menyambar membuka jalan.
Dalam tiga serangan beruntun yang dilakukan mulus itu, Huang Shaotian bahkan sempat mengubah posisi sambil menghindari tembakan peluru.
Kemudian, kilatan pedang menyambar.
Skill low-tier Slashing Draw, cepat pengaktifannya dengan radius serangan luas, merupakan skill praktis yang tidak mungkin diabaikan oleh ahli manapun.
Huang Shaotian merebut jarak dengan Triple Slash, lalu melancarkan tusukan ini, yakin lawan pasti terjebak dalam radius serangan tanpa ruang menghindar.
Maka Ye Xiu pun tidak menghindar. Dari senapan berasap itu tiba-tiba muncul tachi yang dihunuskan, menghadang serangan dengan block. Seketika ia balas mengayunkan Slashing Draw yang sama persis.
Skill lain mungkin tidak masalah, tapi Huang Shaotian merasa akan sangat memalukan jika terluka oleh skill swordsman. Melihat Ye Xiu menggunakan skill swordsman, ia spontan jadi super serius. Saat Ye Xiu menangkis dengan block sebelumnya, Huang Shao merasa harus menunjukkan level lebih tinggi, tidak boleh terperangkap dalam skill di bawah level 20 seperti Loner ini.
Menghadapi serangan Slashing Draw ini, Huang Shaotian dengan anggun menggunakan teknik Dragon Rising Slash. Troubling Rain melesat seperti kembang api, menghindar dengan sempurna. Tanpa jeda, Dragon Rising Slash berubah menjadi Phoenix Descending Slash, pedangnya menyambar ke kepala lawan.
Jun Moxiao langsung terbelah dua, membuat Huang Shaotian tertegun sejenak.
Jutsu Bunshin!
Shen yang berpengalaman langsung menangkap trik ini.
Tapi mengapa tidak terdeteksi sebelumnya? Saat menggunakan Phoenix Descending Slash, ada gerakan memutar setengah badan yang menyebabkan sudut kamera tidak bisa menangkap target sesaat.
Di momen singkat itulah, Jun Moxiao meninggalkan klon bayangan untuknya.
Tubuh aslinya di mana?
Huang Shaotian sudah punya firasat buruk. Tanpa ragu, dia langsung menggunakan Silver Light Blade, Troubling Rain jatuh bak meteor ke tanah. Berguling, lalu memutar kamera ke belakang—ternyata Jun Moxiao sedang mendarat dengan anggun, debu beterbangan di bawah kakinya.
Deretan emoji tepuk tangan membanjiri channel publik. Momen ini benar-benar spektakuler.
Hanya Shen berpengalaman seperti Ye Xiu yang bisa memanfaatkan blind spot kamera sesaat saat Phoenix Descending Slash untuk melakukan operasional tak terdeteksi lawan.
Hanya Shen seperti Huang Shaotian yang memiliki refleks gesit, bisa menyelesaikan operasional skill Silver Light Blade dengan cepat setelah menyadari keanehan, sehingga berhasil mencegah Jun Moxiao yang menggunakan Jutsu Bunshin di belakangnya untuk menginjak kepala dengan skill Tendangan Elang.
Operasional Ye Xiu hanya bisa dipahami oleh pemain di dalam situasi. Bukan berada di posisi ini, mungkin sulit menyadari bahwa saat Ye Xiu menyelesaikan Jutsu Bunshin, terdapat titik buta kamera.
Operasional Huang Shaotian justru lebih dipahami penonton. Meski sebagai pemain di posisi ini ia membuat pertimbangan, faktanya ia sendiri tidak tahu gerakan apa yang dilakukan Jun Moxiao di atas kepalanya.
Pertarungan puncak antar Shen memang luar biasa. Keduanya benar-benar mengeluarkan kemampuan terbaik.
Para atlet profesional super antusias.
Tiba-tiba terdengar suara "Doron" di arena, ledakan kecil yang tidak terlalu besar namun jelas terdeteksi.
Ledakan di mana?
Di tubuh Huang Shaotian! Huang Shao kebingungan, penonton pun sama. Hanya pemain dengan kelas terkait yang langsung mengenali skill ini: "Itu Pelacak Mekanis!"
Mechanical Tracking adalah skill level 5 Mecha Specialist, berupa robot kecil yang berjalan mencari target lalu meledak sendiri.
Skill ini termasuk dalam kategori yang bisa dipelajari Loner. Tapi kapan si pemalas ini sempat melepas Pelacak Mekanis ke tanah? Di depan mata semua orang, tak ada yang menyadarinya?
Untuk menemukan kebenaran masalah ini, kita harus mempelajari rekaman nanti. Saat ini, setelah robot pelacak mekanis meledak di sekitar Troubling Rain, Jun Moxiao langsung melancarkan Serangan Mendadak. Granat yang dilempar seolah sudah meluncur sejak mendarat. Ini sebenarnya bukan ancaman serius, tapi setelah robot pelacak mengenai Troubling Rain, segalanya menjadi berbeda.
