“Karena spekulasi apakah suara bisa didengar atau tidak menentukan hasil akhir pertandingan ini, cara ini membuat para atlet profesional agak terdiam. Karena jelas ini adalah situasi yang takkan pernah terjadi di arena pertandingan profesional. Seperti yang diteriakkan Huang Shaotian, dalam pertandingan resmi, aturan tentu harus diumumkan ke semua orang.”
“Tapi jelas, ini bukan pertandingan resmi. Dan larangan voice chat sebagai respons terhadap ucapan Huang Shaotian pasti akan mendapat dukungan 100%. Hanya saja tidak memberi tahu Huang Shao, ini...”
“Lagi sekali! Lagi sekali!!”
Saat yang lain masih merenungkan pertandingan, mayat Huang Shaotian sudah bangkit kembali, berteriak minta babak baru.
“Sial, kau masih mau main? Antri dulu!”
“Iya, kau harus ke belakang antrian!!”
“Aku dulu! Aku dulu!”
Para atlet profesional berebut ingin masuk arena. Lawan yang unik dan tontonan yang menggugah selera membuat banyak orang ingin turun merasakan sendiri. Tak lama, luar arena sudah ricuh memperebutkan giliran, satu-satunya konsensus: Huang Shaotian sudah main sekali, tak boleh lagi.
“Lempar dadu! Yang angka terbesar duluan!” usul seseorang.
“Nima ada ratusan orang di sini, ingat semuanya?” kata yang lain.
Jumlah penonton sudah jauh melampaui 50 orang pertama. Pesan di grup berhasil memancing lebih banyak penonton, plus beberapa wajah asing tak dikenal yang tak dihiraukan.
“Mau apa lagi!!” Jun Moxiao tiba-tiba mengirim pesan.
“Bisa kalian dengan mudah melihat melalui saya? Hahahaha!”
“Sudah selesai, semuanya bubar!”
“Sial!!”
“Bangsat!!”
“XXXX！！”
Berbagai kata-kata tidak sopan bermunculan. Di dunia profesional, penggunaan kata-kata seperti ini pasti akan dihukum. Hari ini di Arena permainan, semua tabu diabaikan, semua orang menggunakan kata-kata ini sebagai pelampiasan yang jarang dilakukan.
Ternyata Shen tidak mau berkompromi. Mengabaikan teriakan orang banyak, dengan tegas mundur ke luar arena. Beberapa masih berusaha mengundangnya, tapi Ye Xiu benar-benar mengabaikan dan langsung keluar dari ruangan. Semua orang tak bisa berbuat apa-apa. Jika orang sudah bilang tidak mau bertarung, tidak ada yang bisa dipaksa.
Zhan Lou Lan dan kawan-kawan masih ingin terus menonton, tapi melihat Ye Qiu Shen dengan tegas mundur, mereka pun tak bisa berkomentar. Mereka juga ingin bertarung dengan semua orang ini, tapi bahkan orang buta pun tahu mengapa mereka semua datang ke sini. Jika mereka mengajak bertarung, mungkin orang-orang ini akan menolak mentah-mentah untuk melampiaskan kekesalan karena ditolak Ye Qiu Shen.
Saat mereka berencana mundur, Zhan Lou Lan tiba-tiba menerima undangan teman. Membuka pesannya, namanya membuatnya terkejut: Wang Buliuxing!
Kapten tim juara Micro Grass, Wang Jiexi dengan akun Wang Buliuxing.
Zhan Lou Lan segera menerima, berbagai keraguan, fantasi, dan YY bermunculan di pikirannya.
"Halo." Setelah menjadi teman, Wang Buliuxing langsung mengirim pesan.
"Shen。" Zhan Lou Lan membalas. Jika sebelumnya dia sebagai money warrior paling terkenal di Glory tidak terlalu menganggap serius atlet profesional, sejak kontak dengan Ye Xiu, akhirnya menyadari bahwa dirinya terlalu meremehkan orang. Pertarungan dengan Huang Shaotian memberi pelajaran berharga, membuatnya tidak berani menyepelekan pemain level dewa. Orang yang sedang mengirim pesan ini telah dua kali merebut gelar juara liga dalam tiga tahun, prestasi nyata yang tidak terbantahkan, bisa dikatakan sudah mencapai puncak kesuksesan.
Seperti Zhou Zekai yang meskipun sangat populer saat ini, tapi belum memiliki piala, tetap kurang meyakinkan.
"Ganti ruangan, mau duel?" Wang Jiexi membalas.
Zhan Lou Lan benar-benar terkejut sekaligus senang, segera memberi tahu kabar baik ini ke beberapa partner. Begitu mendengar, semua juga ikut semangat. Sejujurnya mereka baru saja dihajar habis-habisan oleh Huang Shaotian, hingga diam menyendiri di sudut. Ternyata masih ada Shen yang memperhatikan mereka?
Zhan Lou Lan sekaligus memberitahu hal ini ke Ye Xiu, sambil bertanya apakah Ye Xiu mau ikut.
"Oh? Dia mengajak kalian duel? Kalau gitu pergilah! Aku tidak ikut." kata Ye Xiu.
"Oke, oke! Kami berangkat ya!" Zhan Lou Lan membalas Ye Xiu, padahal sebenarnya sudah menerima undangan Wang Jiexi lebih dulu. Wang Jiexi sudah menyiapkan kamar, setelah menerima balasan, Zhan Lou Lang segera mengajak beberapa partner berangkat.
Di sisi Ye Xiu, sudah keluar dari kamar dan meninggalkan Arena. Undangan di Arena tentu tidak bisa dikirim ke sini lagi.
Huang Shaotian mana mau menyerah begitu saja. Mencoba mengirim permintaan pertemanan ke Jun Moxiao, tapi ternyata fitur teman sudah dimatikan. Ye Xiu sejak pertama masuk Shen Zhi Lingyu sudah dibanjiri permintaan pertemanan sampai game-nya lag, akhirnya mematikan fitur ini sama sekali.
Tak bisa menghubungi lewat game, Huang Shaotian membanjiri QQ. Tahu Ye Xiu online, tidak berteriak di grup, langsung kirim pesan privat. Berbagai pesan disalin-tempel terus dikirim tanpa henti. Akhirnya dapat balasan: "Aku blokir kamu!"
Huang Shaotian memanfaatkan momen Ye Xiu online di QQ ini dengan kecepatan tangan gila-gilaan. Kirim QQ shake, undangan video, undangan voice chat, kirim gambar besar-besar untuk tunjukkan tekad pantang menyerah. Akhirnya dapat balasan lagi: "Bising! Aku logout."
Setelah itu ikon kepala langsung menghitam. Huang Shaotian tetap tidak percaya, terus mengganggu selama lima menit, tapi tidak ada reaksi. Akhirnya terpaksa menyerah.
Beralih ke grup, ternyata ramai sekali. Tengah malam tidak ada yang tidur, semua sedang mendiskusikan masalah Loner. Beberapa yang baru tahu buru-buru bertanya, meminta rekaman video.
Pertarungan itu tentu semua punya rekaman. Pemain yang antusias langsung upload ke shared folder grup. Yang belum melihat buru-buru unduh.
Sebagai tokoh utama yang pingsan di video, Huang Shaotian jelas kesal. Tapi meski kesal, dia juga merekam pertarungan. Saat ini sedang membuka rekaman dan mempelajarinya perlahan.
“Bagaimana perasaanmu?” Saat sedang melihat, kapten Yu Wenzhou mengirim pesan melalui QQ.
“Susah ditangani.” Balas Huang Shaotian, “Tapi Correction Field tetap menyembunyikan banyak masalah.”
“Tidak ada cara, levelnya terlalu rendah. Jika bertarung di area biasa, skill Longya-nya bahkan tidak bisa menembus resistensi peralatanmu.” Jawab Yu Wenzhou.
“Hmm, tapi kombo Loner ini memang sangat kompleks. Jika benar-benar dipelajari, akan menghabiskan banyak tenaga.” Kata Huang Shaotian.
“Kompetisi akhirnya tidak ditentukan oleh satu orang.” Kata Yu Wenzhou.
“Tapi aku punya firasat, setelah dia kembali pasti akan menjadi masalah besar.” Kata Huang Shaotian.
“Dia selalu seperti itu...” Kata Yu Wenzhou.
“Sayangnya, Loner seperti dia tidak ada duanya.” Huang Shaotian menderita karena tidak ada objek eksperimen.
“Bagaimana pendapatmu tentang mereka?” Tanya Yu Wenzhou, tentu merujuk pada Zhan Lou Lan dan kawan-kawan.
“Skill mereka cukup baik, tapi masih terlalu hijau, level tim kuota.” Balas Huang Shaotian. Tim kuota mengacu pada tim yang berjuang di peringkat dua terbawah setiap musim untuk mempertahankan kuota. Di paruh musim ini, Tim Jia Shi secara mengejutkan jatuh ke peran tim kuota.
“Jangan terburu-buru mengambil kesimpulan, masih ada setengah tahun sebelum mereka masuk liga profesional.” Kata Yu Wenzhou.
“Hmm... Merekrut Ye Qiu pasti sangat membantu bagi mereka.” Kata Huang Shaotian.
“Thunderclap tanpa Xiao Shiqin juga hanya setara tim kuota.” Kata Yu Wenzhou.
"Tapi Ye Qiu baru bisa mendaftar untuk comeback di paruh kedua musim, bagian awal tidak bisa bertanding." kata Huang Shaotian.
"Jadi tim ini baru akan menunjukkan kekuatan sebenarnya mungkin di Musim Kesepuluh." ujar Yu Wenzhou.
"Level seperti apa yang akan dimiliki Ye Qiu saat itu..." gumam Huang Shaotian.
"Ini sulit diprediksi. Apakah pensiun setahun akan membuatnya berkarat, atau justru memberinya istirahat yang dibutuhkan?" kata Yu Wenzhou.
"Siapa tahu konspirasi macam apa yang dia rancang..." kutuk Huang Shaotian.
Klub Dominant Hero.
Keunikan karakter Loner yang menarik perhatian pun tidak mengganggu jadwal harian Zhang Xinjie yang ketat. Ketika Huang Shaotian baru saja menerima tantangan kedua dalam pertarungan berantai, dia sudah pergi beristirahat tepat waktu. Tapi penonton dari Dominant Hero bukan hanya dia dan Han Wenqing. Saat ini, Han Wenqing hanya menyaksikan rekaman dengan tenang, tanpa berdiskusi dengan anggota timnya atau melihat obrolan di grup atlet profesional.
Layar menampilkan rekaman bagian dimana Troubling Rain terkena combo udara dari Jun Moxiao. Han Wenqing menatap layar dengan pandangan yang kurang fokus. Tapi saat Troubling Rain menggunakan Phoenix Descending Slash untuk membalikkan situasi, dia segera menggeser video mundur ke bagian dimana Jun Moxiao memulai serangan dengan Longya dan Tianji, mengganti sudut kamera, lalu melanjutkan tontonan.
Berulang-ulang, Han Wenqing terus menonton. Tiba-tiba, cahaya di matanya seakan membara, setelah mengangguk sedikit, dia dengan tegas mematikan video, mematikan komputer, lalu bangkit mematikan lampu untuk beristirahat.
Di klub Jia Shi, Sun Xiang juga sedang menonton video. Dia sama sekali tidak ikut dalam diskusi mana pun. Seperti Han Wenqing, dia menonton berulang kali, tapi yang ditontonnya adalah video lengkap dari awal hingga akhir hanya dari satu sudut pandang - sudut pandang utama Huang Shaotian. Sambil menonton diam-diam, mulutnya terus bergumam sesuatu...
Semua pemain tim yang belum tidur saat ini hampir melakukan hal yang sama: menonton video. Ada yang berdiskusi bersama semua orang di grup, ada yang berdiskusi secara pribadi dengan anggota tim mereka sendiri. Setiap tim, setiap orang, berusaha menemukan sesuatu dari video ini.
Tapi Ye Xiu tidak. Bahkan dia sama sekali tidak merekam. Setelah meninggalkan pertandingan dan arena, dia langsung pergi naik level seperti orang biasa saja.
Ini membuat Chen Guo sangat tidak puas.
Mengalahkan Huang Shaotian membuat darahnya mendidih, dia sangat menantikan Ye Xiu untuk menantang semua atlet profesional yang datang menonton dan mengalahkan mereka semua. Meskipun fantasi ini agak berlebihan, bukankah semakin berlebihan justru semakin seru?
Tapi setelah mengalahkan Huang Shaotian, Ye Xiu langsung pergi dengan gesit. Zhan Lou Lan dan yang lainnya terus bertanding dengan Wang Jiexi, tapi si pemalas ini juga tidak ikut.
"Ayo ayo! Kenapa tidak pergi?" kata Chen Guo.
“Karena saat ini sama sekali tidak perlu bagiku untuk mengenal mereka lebih dalam.” Ye Xiu berkata.
