Kelompok pemain yang mengepung dan membunuh BOSS Wild Ranger ini awalnya adalah tim berjumlah 15 orang.
Dari segi persiapan, tim ini seharusnya sudah cukup untuk mengalahkan Wild Ranger level 65. Tapi Ye Xiu tidak tahu masalah apa yang terjadi, sejak kedatangannya di lokasi, situasi yang terlihat hanyalah aggro yang kacau-balau. Di bawah serangan gila Wild Ranger, Pastor lawan kewalahan dan menderita. Meski begitu, mereka tetap gagal menguasai arena. Saat Ye Xiu tiba, anggota mereka sudah tersisa 12 orang. Angka 15 ini sebenarnya adalah jumlah ideal yang Ye Xiu perkirakan berdasarkan komposisi kelas mereka.
"Butuh bantuan?" Sebenarnya saat melihat situasi kritis ini saat lewat, Ye Xiu sempat berniat membantu.
"Tidak perlu!!" Namun semua anggota tim itu bereaksi seakan menghadapi musuh, beberapa orang serentak berteriak.
Akhirnya Ye Xiu diam-diam pergi, berputar dua kali lalu masuk ke gubuk kosong untuk Beralih kelas menjadi penjemput barang.
Kini, saat pesan ini muncul di World Channel, Ye Xiu langsung tahu bahwa bukan hanya dirinya yang mengintip pertunjukan ini.
Tapi pihak lain ini pasti juga penjemput barang. Karena mereka yang mengincar BOSS takkan berani membuat keributan di World Channel. Kebiasaan seperti ini khas penjemput barang yang menyukai arena pertempuran kacau - entah itu perburuan BOSS atau PK akibat perebutan BOSS. Di mana ada konflik dan korban jiwa, di situ ada penjemput barang.
"Aksi licik seperti ini, Ye Xiu tentu juga memahaminya. Hanya saja dia tidak melakukannya, dan ketika hendak membicarakannya dengan Chen Guo, ternyata sudah ada orang yang melakukan hal ini."
"Tampaknya sudut seperti ini belum tentu benar-benar aman!" Ye Xiu menghela napas, menarik tubuh Jun Moxiao sedikit ke belakang, mulai mengamati pemandangan sekitar untuk mencoba menemukan penonton lain. Chen Guo baru menyadari bahwa Jun Moxiao berada di dalam ruangan kosong, menempel di jendela menyaksikan pemain lain melawan BOSS.
"Ini akan segera kacau, ya?" kata Chen Guo.
"Sudah jelas!" Ye Xiu terus menyesuaikan sudut kamera, namun dari balik jendela ini, selain adegan pembunuhan BOSS, tidak terlihat pemain lain.
"Bersembunyi di mana..." gumam Ye Xiu. Di luar jendela, cahaya putih kembali menyala- seorang lagi gugur. Saat ini, tim besar tersebut hanya tersisa enam orang, dan bahkan Pastor sudah tumbang. Dalam situasi aggro yang kacau seperti ini, jika tidak segera dipulihkan, hasil akhirnya pasti akan membuat aggro tertuju pada Pastor yang sibuk. Begitu Pastor tumbang, aktivitas membunuh BOSS bisa dibilang sudah berakhir.
"Masih tidak kabur?" Namun Ye Xiu melihat enam orang yang tersisa sepertinya masih berusaha bertahan. Setelah mengamati sebentar, dia menyadari niat mereka - mereka ingin mengambil kembali barang-barang yang dijatuhkan rekan mereka yang gugur. Benar saja, setelah berputar-putar membersihkan area, keenam orang itu segera kabur. Ternyata mereka juga pemain berpengalaman, melihat pesan di World Channel, mereka sudah tahu pasti ada pemulung yang bersembunyi di sekitar.
Para scavenger ini juga memiliki gaya masing-masing.
Ada tipe "pemberani nekat" yang hanya menerobos ke medan perang tanpa peduli HP sendiri, mengumpulkan sebanyak mungkin. Jenis ini umumnya akan mati di medan perang, tapi mereka tidak peduli kehilangan EXP asal bisa dapat peralatan langka.
Selain itu, ada yang ingin mengumpulkan barang sekaligus menjaga keselamatan diri. Tipe ini lebih hati-hati, biasanya tidak masuk saat pertempuran berlangsung. Karena siapapun yang masuk saat itu - baik penjarah BOSS maupun scavenger - pasti akan diserang tanpa ampun.
"Dia scavenger yang cukup hati-hati juga!" gumam Ye Xiu melihat scavenger tersembunyi itu yang tidak bergerak bahkan saat target mengumpulkan peralatan dan bersiap pergi.
Saat enam pemain mulai mundur, Wild Bounty Hunter tidak membiarkan mereka begitu saja. Kejar-kejaran ini akan menarik BOSS menjauh, memaksa semua scavenger berpindah posisi.
Ye Xiu tidak terburu-buru. Jun Moxiao tetap di jendela, memperlihatkan setengah kamera sambil mengamati sekeliling. Tepat seperti dugaannya, saat enam pemain menarik BOSS, para pemain bermunculan dari sudut jalan, atap, dan gedung.
Ye Xiu berkeringat dingin. Tadinya dikira cuma satu orang, ternyata banyak si pemalas yang bersembunyi di sekitarnya.
"Para pemulung ini terlihat cukup kompak. Mungkin mereka juga tidak saling mengetahui keberadaan satu sama lain, tapi saat ini melihat pun tidak terlalu terkejut. Sepertinya tidak ada permusuhan di antara mereka. Semua fokus, langsung mengejar ke arah Wild Bounty Hunter yang kabur."
Ye Xiu masih diam, menunggu lagi beberapa saat. Tak ada orang lain yang muncul. Melihat dirinya sendiri hampir kehilangan jejak, dia segera mengendalikan Jun Moxiao untuk mengejar.
"Kecerdikan! Sangat licik!!" Chen Guo terus-menerus mencibir sambil mengendalikan Zhu Yanxia-nya bergegas ke sini. Shen Zhi Lingyu sangat luas, untungnya Chen Guo akhir-akhir ini sering menemani Ye Xiu naik level. Karakternya tidak seperti dulu yang selalu berada di area high-level. Kali ini tidak butuh waktu lama untuk sampai. Terus memandang koordinat di layar Ye Xiu, akhirnya bertabrakan dengan Jun Moxiao di sebuah persimpangan.
"Arah sini." Ye Xiu berkata sambil berlari di depan, Chen Guo mengikuti dari belakang.
"Sudah mati semua?" tanya Chen Guo.
"Enam kabur, BOSS masih ada." jawab Ye Xiu.
"Bagaimana dengan kita?" Chen Guo bertanya lagi.
"Lihat situasi."
"Maksudnya lihat kesempatan untuk memulung!" sahut Chen Guo.
"Tergantung kondisi, tergantung kondisi." Ye Xiu menjawab diplomatis.
"Kenapa aku tidak melihat BOSS?" Di sudut pandang Chen Guo sama sekali tidak terlihat Wild Bounty Hunter, di layar Ye Xiu juga kosong. Chen Guo pun bingung.
“Aku tahu di mana! Sekarang bawa kamu cari tempat persembunyian yang bagus.” Kata Ye Xiu. Tak lama kemudian, mereka sudah sampai di luar sebuah tembok.
“Lompati.” Kata Ye Xiu, karakternya melompat sambil mengaktifkan Mechanical Rotor, langsung naik ke atas. Tembok ini memang tidak tinggi, operasinya tidak sulit. Zhu Yanxia milik Chen Guo juga langsung melompat, berbalik arah dengan Terbang Meriam, membentuk garis lengkung indah melewati puncak tembok. Di udara, terdengar suara Ye Xiu “Aduh”, saat mendarat Chen Guo melihat satu garis hitam di kepala.
“Tempat persembunyian bagus?” Tanya Chen Guo pada Ye Xiu.
“Tentu, lihat, sudah banyak orang bersembunyi di sini...” Ye Xiu memutar kamera, kelimanya—lima orang sudah lebih dulu bersembunyi di sini. Melihat dua orang jatuh dari tembok, mereka terkejut, lalu segera ada yang mengangkat pedang.
Chen Guo bereaksi cepat, hand cannon Zhu Yanxia sudah diarahkan ke musuh. Tapi salah satu dari lima orang itu tiba-tiba melesat di antara mereka, tubuhnya berputar kiri-kanan, kedua tangan menyilang di depan dada memberi isyarat ke kedua pihak.
“Ini mau apa? Mau melepaskan gelombang cahaya bergerak?” Chen Guo bingung.
Ye Xiu malah tertawa: “Dia mau bikin isyarat pause, operasionalnya gagal, tangannya miring.”
Chen Guo langsung paham. Di Glory ada tipe orang seperti ini, suka pamer operasional, sering menggerakkan karakter dengan gerakan-gerakan kecil.
“Kalian berdua jangan bicara lagi!!” Orang ini membuat gerakan sinar dinamis dengan tangan, tampak sangat malu. Melihat kedua orang masih mengobrol, dia buru-buru menghentikan. Kemudian mengirimkan undangan bergabung tim ke Jun Moxiao dan Zhu Yanxia.
Di saat yang sama, orang yang tadi melarang Ye Xiu dan Chen Guo bicara ini tiba-tiba berteriak: “Aduh! Jun Moxiao??”
“Oh?” Emoji mata melotok bermunculan, beberapa orang lain mendekat.
“Jangan pakai emoji, sialan!!” Orang sebelumnya berbisik keras.
Ye Xiu dan Chen Guo saling pandang, akhirnya menerima undangan. Kemudian terdengar suara rendah: “Jangan bicara, jangan pakai channel publik, gunakan Channel Tim untuk chat!”
Orang yang bicara bernama Anxiang Shuying, si pemalas yang tadi ingin membuat pose pause malah jadi Ultraman sinar dinamis. Dia kapten tim dengan kelas Blade Master. Blade Master memang kelas paling populer di Glory. Tim lima orang ini semuanya Blade Master.
“Kalian ngapain disini?” Zhu Yanxia bertanya di channel.
Tapi tak ada yang merespons! Semua sedang mengerumuni Jun Moxiao!
“Aduh, beneran Jun Moxiao nih!”
“Apa ini Ye Qiu Shen?”
“Boleh kusentuh?”
Ye Xiu mengirim emoji keringat, tapi tidak ada yang terlalu memperhatikan. Sambil mengobrol, semua orang dengan cepat membuka profil karakter Jun Moxiao untuk mengagumi peralatannya. Hasilnya, selain senjata perak yang atributnya tidak bisa dilihat, peralatan lainnya begitu sederhana sampai membuat pemain Shen Zhi Lingyu ini hampir muntah.
"Kak, benarkah kau Ye Qiu?" An Xiang Shu Ying juga bertanya! Kabar panas ini belakangan menjadi perhatian semua pemain Glory.
"Tebaklah." Jawab Ye Xiu.
"Kurasa kau bukan." Suara An Xiang Shu Ying terdengar sangat percaya diri.
"Kenapa?" Tanya Ye Xiu.
"Mungkinkah Ye Qiu Shen mau ikut mengais barang memalukan seperti ini bersama kami?" Balas An Xiang Shu Ying.
"Ha ha ha ha..." Chen Guo sambil mengirim pesan, melirik Ye Xiu di sebelahnya dengan tatapan penuh arti, menunggu jawabannya.
"Aku Ye Qiu!" Kata Ye Xiu.
"Cih..." An Xiang Shu Ying sama sekali tidak percaya.
"Cih cih cih cih!" Yang lain ikut-ikutan. Chen Guo tertawa sampai tidak bisa berdiri lurus.
"Bagaimana kalian bisa masuk ke area ini?" Ye Xiu tidak peduli, dia justru penasaran dengan masalah ini. Setelah mengejar dari jauh, dia menemukan Wild Bounty Hunter berhenti di area ini. Setelah observasi, menurutnya ini tempat persembunyian yang bagus. Tapi untuk mendekat dari depan pasti akan memancing Wild Bounty Hunter, jadi dia mundur dan memutar lewat tembok. Kecepatannya hampir sama dengan para pengais barang, tapi tidak melihat mereka memutar atau memanjat tembok. Rupanya mereka punya metode lain yang sama sekali tidak terpikir oleh Ye Xiu.
"Hei, di sebelah sana ada lubang kecil. Bisa masuk dengan merangkak, tapi tertutup tumpukan jerami jadi orang biasa tidak tahu." An Xiang Shu Ying sambil menunjukkan ekspresi bangga dengan kacamata hitam.
Ye Xiu terdiam. Memang dia dikenal sebagai Shen Glory yang serba tahu, tapi brengsek ada lubang anjing di bawah tumpukan jerami dekat tembok ini, settingan ini benar-benar tidak dia ketahui.
