"Cepat lari!" Ye Xiu melihat situasi ini, buru-buru memutar kamera untuk memanggil Hui Ren Buxuan. Tapi saat melihat, dalam waktu dia menengok ke guild-guild tersebut, Hui Ren Buxuan sudah lari sejauh N langkah.
"Kurang ajar! Lari tanpa bilang-bilang." Ye Xiu menggerutu sambil lari.
Hui Ren Buxuan yang berlari di depan terlihat gerakannya sedikit kaku mendengar omelan ini. Omongan macam apa! Dari tadi dia sudah terus lari, kalau bukan karena si pemalas ini terus menempel, pasti sudah lama menghilang.
"Jangan biarkan mereka terputus pertarungan!!" Pemain guild besar berpengalaman, begitu terputus pertarungan, pemain bisa logout. Dengan teknologi sekarang yang cepat, jangan harap karakter akan tertinggal di sana menunggu dibunuh. Kecuali dalam status bertarung lalu mematikan game paksa, karakter baru akan diam di situ, bisa dibunuh delapan kali pun cukup.
Perintah turun, serangan skill kelas jarak jauh menghujani. Meski tampaknya tidak kena, masuk-tidaknya status pertarungan tidak dihitung dari damage, sistem yang akan menentukan.
Jun Moxiao milik Ye Xiu dan Hui Ren Buxuan sudah lama bertarung, status pertarungan mereka tidak bisa dihentikan. Melihat guild-guild besar masih sangat hati-hati seperti ini, akan membutuhkan usaha ekstra untuk melepaskan diri.
Chen Guo juga sama gugupnya, saat mendengar panggilan Ye Xiu, dia langsung menggunakan teknik Terbang Meriam untuk lari. Tapi setelah lari beberapa saat, dia sadar dirinya sama sekali tidak masuk status pertempuran - para anggota guild itu hanya fokus pada Jun Moxiao dan Destroying Ambition Summer, dirinya benar-benar dianggap sebagai orang biasa.
Chen Guo marah besar. Melihat masih tak ada yang memperhatikannya, dia langsung mengeluarkan skill besar.
Three Great Guilds terlalu asyik mengejar Jun Moxiao dan Destroying Ambition Summer. Yang menyerang sibuk menyerang, yang merekam sibuk merekam. Tiba-tiba ada kilatan cahaya, pemain berpengalaman langsung panik. Saat mengangkat kamera, ternyata Sinar Satelit skill besar kelas Artillery God sudah menghujam dengan gagah.
Sinar itu mendarat, hembusan anginnya menggerakkan ujung jubah peralatan karakter sekitar. Yang kena sinar langsung kehilangan banyak HP. Chen Guo masih belum puas, terus mengoperasionalkan sinar-sinar kecil yang akan terpecah-pecah dari skill besar. Para pemain buru-buru menghindar, formasi tim besar jadi kacau balau. Chen Guo yang awalnya diabaikan akhirnya puas membalas dendam, lalu mendengar Ye Xiu di sampingnya berkata kesal: "Masih main? Cepat lari!"
Chen Guo sebenarnya masih bisa mengoperasikan skill besar ini beberapa saat lagi. Tapi serangan meriam yang menghujani kepala ini pasti sudah diketahui oleh anggota Three Great Guilds. Berbagai serangan gila langsung menyambarnya. Peringatan Ye Xiu hanyalah formalitas belaka. Dengan level teknik Chen Guo yang terbatas, situasi ini bagaikan domba masuk ke kawanan serigala. Baru beberapa langkah lari, Zhu Yanxia sudah dikepung oleh berbagai skill howling dan langsung menjadi mayat.
"Kamu ini... puas main sebentar langsung mati ya?" Ye Xiu memberikan komentar singkat.
"Hmph, terserah aku!" Chen Guo bersikap keras kepala, tapi langsung membuka inventory. EXP dan uang pasti berkurang, itu sudah pasti. Yang penting adalah peralatan...
"Sialan!" Setelah melihat inventory, Chen Guo langsung mengumpat. Dua item di equipment slotnya hilang, termasuk senjata di tangannya yang kini kosong.
Senjata memang paling diutamakan pemain. Saat punya uang, pilihan pertama untuk upgrade pasti senjata. Tapi sistem drop rate di game ini adil - senjata dan ikat pinggang punya persentase kemungkinan yang sama. Chen Guo tidak hanya kehilangan dua item, tapi senjata ikut ter-drop. Keberuntungannya benar-benar payah.
"Ck ck ck ck." Ye Xiu menggelengkan kepala berkali-kali.
“Aku tidak peduli dia! Yang penting senang dulu.” Chen Guo melihat ekspresi Ye Xiu yang masih ingin terus bersikap keras kepala. Tapi kali ini hanya omong kosong belaka. Serangan Sinar Satelit-nya tadi murni dorongan impulsif, sama sekali tidak mempertimbangkan konsekuensi. Alih-alih membunuh setengah orang, malah dirinya yang dijatuhkan. Sudahlah dijatuhkan, sekarang Meriam Mawar Ungu level 70-nya malah terjatuh. Chen Guo sebenarnya hanya ingin menangis saat ini.
“Jangan nangis, jangan nangis. Yang lama pergi, yang baru akan datang.” Ye Xiu benar-benar menghibur dengan mantra itu berulang-ulang.
“Siapa yang nangis.” Chen Guo tetap bersikap keras kepala, tapi gerak-geriknya telah mengkhianatinya. Saat ini, Chen Guo begitu sedih sampai lupa untuk respawn, hanya termangu memandangi mayatnya yang terbaring. Sedangkan barang yang dijatuhkannya sudah diambil orang entah siapa.
“Meriam Mawar itu sebenarnya hanya...” Ye Xiu hendak menganalisis nilai peralatan untuk menghibur Chen Guo, tapi melihat wajahnya yang putus asa, langsung menghentikan ucapannya.
Dari perspektif Shen kelas profesional seperti dirinya, Rose Cannon memang tidak istimewa. Tapi bagi pemain biasa, setiap peralatan Ungu level 70 adalah harta yang sulit didapat.
Tingkat drop peralatan dengan kualitas ungu ke atas memang sangat rendah. Level 70 adalah level maksimal, dan peralatan yang tereliminasi karena update sangat sedikit. Oleh karena itu, peralatan level 70, bahkan yang biru sekalipun, sangat bernilai di pasar. Sedangkan untuk anggota inti guild besar, mungkin tidak terlalu sulit mendapatkan peralatan ungu. Mereka memiliki kelebihan sumber daya guild besar - guild dengan 10.000 anggota memiliki banyak tim yang bisa mencatat rekor dungeon dan memprioritaskan memberikannya kepada mereka.
Bagi pemain biasa, perjuangannya jauh lebih berat. Mereka harus terus-menerus mencatat rekor dungeon yang dibutuhkan, dan meski berhasil, belum tentu item tersebut masuk ke dalam tas mereka. Alternatifnya adalah membeli di pasar, tapi untuk barang yang begitu sulit didapatkan, harga di pasar mana mungkin murah?
Sebenarnya bagi Chen Guo, menginvestasikan uang sungguhan mungkin tidak sulit untuk mendapatkan peralatan ungu. Tapi setelah dua bulan berinteraksi, Ye Xiu tahu Bos Besar Chen Guo sangat memperhatikan cara bermain game - dia tidak pernah menggunakan mata uang nyata untuk berinvestasi dalam game.
Bagi pemain seperti ini, kehilangan senjata ungu benar-benar menyakitkan hati.
Menyakitkan, tapi tak bisa berbuat apa-apa. Karena Domain of Gods memiliki mekanika berbeda dari server biasa: peralatan di Domain of Gods tidak bisa di-bind. Jika ada fungsi binding, semua orang akan langsung mengunci barang berharga mereka, dan tidak akan ada industri scavenging. Sedangkan peralatan dari server biasa memang bisa di-bind, tapi itu semua adalah barang kelas rendah di Domain of Gods - hanya berguna untuk didekomposisi jadi material, bahkan para scavenger pun akan mengeluh jika menemukannya.
Melihat ekspresi sedih Chen Guo, kali ini Ye Xiu akhirnya tidak meremehkan kerugian Chen Guo dari sudut pandang seorang Shen.
"Apa lagi yang jatuh?" tanya Ye Xiu.
"Perlengkapan kepala juga jatuh," kata Chen Guo. Perlengkapan kepala mengacu pada item yang dipasang di kepala, tidak selalu topi - kadang ikat kepala, penutup wajah, atau aksesori rambut. Glory bahkan menyediakan pernak-pernik unik seperti permen karet atau rokok sebagai bagian dari variasi peralatan.
Ye Xiu tahu perlengkapan kepala Zhu Yanxia milik Chen Guo adalah pita rambut. Karakter Zhu Yanxia di game memiliki kuncir kuda tinggi seperti penampilan aslinya. Saat pita rambut itu hancur, mayat Zhu Yanxia yang terjatuh terlihat berantakan dengan rambut terurai. Menahan keinginan untuk mengkritik, Ye Xiu mengangguk: "Jangan khawatir, senjata artileri dan pita rambut akan ada lagi."
"Hmm?" Chen Guo tersentak dari lamunannya.
"Apa yang kau rencanakan?" Chen Guo mulai menangkap maksud tertentu.
"Aku akan scavenging," kata Ye Xiu sementara Jun Moxiek berhenti dan berbalik.
"Kau gila! Kau pikir kau super..." Ucapan Chen Guo terpotong saat melihat Jun Moxiek berbalik lagi dan berlari kencang.
"Kau... kau..." Chen Guo tampak bingung.
"Aku cuma menengok untuk menghitung jumlah Artillery God di tim mereka," jelas Ye Xiu.
"Urusi dirimu sendiri dulu! Peralatan bisa dicari lagi, tidak masalah," kata Chen Guo sementara Zhu Yanxia sudah respawn.
Selain menjatuhkan peralatan, EXP dan uang juga akan berkurang. Setelah pengurangan EXP ini, meskipun level karakter masih menunjukkan data level 70, semua atribut yang seharusnya dimiliki di level 70 telah terpotong. Bahkan atribut yang diberikan oleh peralatan akan dikurangi. Alasan level tidak turun sama sekali adalah untuk mencegah pemain memanfaatkan celah dengan sengaja menurunkan level demi mencatat rekor misi atau dungeon yang memiliki batasan level. Sekarang dengan sistem potong atribut tanpa turun level, pemain pasti frustrasi setengah mati.
"Kau urus saja urusanmu, aku akan mulai serangan besar-besaran." Ye Xiu menggerakkan karakternya sambil menggulung lengan bajunya secara simbolis di kedua sisi.
"Masih terlalu dini untuk bicara kabur..." Chen Guo memandang layar Ye Xiu. Sekarang bukan hanya dikejar dari belakang, blokade dari depan akhirnya muncul juga. Para guild akhirnya mendapat kesempatan. Untuk membunuh BOSS seperti Wilderness Bandit, satu tim besar cukup. Tapi untuk membunuh BOSS level Ye Qiu, semakin banyak orang semakin baik.
"Hmm, Dinasti Jia, Dinasti Jia bagus!" kata Ye Xiu.
"Bagusnya di mana?"
"Di Dinasti Jia, jumlah Artillery God lebih banyak," jawab Ye Xiu.
"Kamu..." Chen Guo tertegun. "Tidak perlu, fokus saja pada kabur darimu. Rose Cannon kan biasa saja, aku bisa beli dengan menjual beberapa kartu isi ulang. Bagaimana jika Senjata Perakmu jatuh?"
"Di sinilah kau salah. Justru Senjata Perak yang paling tidak takut jatuh. Peralatan kalian perlu waktu untuk mencatat rekor, tapi Senjata Perak? Aku bisa membuat satu, pasti bisa membuat yang kedua. Tahukah kau, tombak Quexie milik Yizhiyeqiu sebenarnya ada berapa buah?" tanya Ye Xiu.
"Tidak tahu..."
“Tiga! Selain satu yang dipakai Yizhiyeqiu, masih ada dua lainnya khusus untuk penelitian dan uji coba. Kalau satu rusak, langsung dibuat yang baru.” Ye Xiu berkata.
“Kalau menurutmu, Senjata Perak justru paling tidak berharga dan harusnya bertebaran di mana-mana?”
“Tentu tidak.” Ye Xiu berkata, “Beberapa material langka memastikan jumlah Senjata Perak tidak mungkin banyak. Tapi yang kupegang ini baru level 45, belum sampai tahap itu. Dan saat ditingkatkan ke level 70 nanti, entah berapa kali akan rusak. Jadi jangan khawatir, ini cuma produk setengah jadi.”
“Oh…”
“Lagipula… Aku sangat tertarik kenalan dengan orang yang berhasil meledakkan peralatanku.” Ye Xiu berkata.
“Semoga tidak kebanyakan sampai kau tidak sanggup mengingat semuanya.” Chen Guo berkata.
“Hahaha, ngomong-ngomong ada satu di sini! Lihat Ninja ini, lari tidak fokus, terus mengintipku sepanjang jalan. Pasti mengincar Senjata Perak-ku ya?” Ye Xiu berkata.
