Jin Xiang sudah dua kali dikalahkan oleh Destroying Immediatly, tentu waspada. Kelas Artillery God yang murni jarak jauh memang seharusnya tidak memberi kesempatan lawan mendekat. Dua kali sebelumnya lengah, kali ini tidak. Begitu melihat Destroying Immediatly bergerak, Jin Xiang langsung menggunakan Terbang Meriam untuk mundur. Dua pemain di sampingnya segera menghadang: seorang Battle Mage dan Swordsman Ganas. Tombak perang dan greatsword langsung menyerang Destroying Immediatly.
Destroying Immediatly melompat tinggi, menggunakan teknik Lompatan Merpati. Operasional super cepat membuat dua lawan tak sempat bertahan, bahu masing-masing ditendang.
Destroying Immediatly kali ini tidak berani menginjak lawan sampai jatuh. Musuh ada 20-an orang, petarung jarak dekat sudah mengerumun, penyerang jarak jauh sudah mulai menembak. Tidak mungkin berlama-lama di satu tempat. Setelah menendang bahu lawan, langsung salto mundur. Meski begitu, di udara masih terkena peluru. Jumlah musuh terlalu banyak, penyergapan sudah dipersiapkan, serangan benar-benar padat.
Baru satu gerakan sudah kalang-kabut. Dalam situasi ini, Destroying Immediatly sebenarnya tidak punya kepercayaan diri. Yang bisa diandalkan hanya satu jurus saja.
Baru saja mendarat, langsung membuat segel dengan cepat, mengaktifkan Shadow Dance, beberapa siluet melesat keluar, menembakkan serangan acak.
Tapi bahkan skill besar ini sekarang sudah berubah menjadi teknik bertahan. Siluet yang bergerak liar memang membuat lawan sulit mengunci target, namun serangan ini tidak terlalu diperhatikan. Semua orang melemparkan serangan sembarangan, kadang kena kadang tidak, mereka sama sekali tidak panik.
Di sisi Ye Xiu, ada yang mencoba menyerangnya. Tapi berbeda dengan Harmless Ren yang panik, menggunakan pemain lain sebagai senjata adalah taktik favoritnya dalam pertempuran kelompok. Dengan mudah dia mengalahkan dua orang yang paling depan. Kemudian menggunakan skill Green Machine Gun, menyapu area berbentuk kipas dan melumpuhkan beberapa kelas jarak jauh.
Mage dan sejenisnya, tongkat sihirnya masih teracung, tapi skill tidak keluar-keluar, membuat pose mereka terlihat sangat bodoh.
“Benar-benar hebat!”
Teknik kontrol lapangan yang ditunjukkan ini sudah cukup mengagumkan, para veteran Shen Zhi Lingyu pasti tahu nilai sebenarnya.
Kabar bahwa Jun Moxiao adalah Ye Qiu memang santer. Tapi mereka yang mau ikut Jin Xiang ke sini jelas bukan penggemar Ye Qiu yang ragu. Malah banyak yang tertarik untuk membunuh Shen ini. Membunuh Shen kelas profesional di dalam game adalah hal yang sangat layak dibanggakan.
Melihat teknik indah Ye Xiu, semangat mereka justru semakin membara, serangan semakin gencar.
Ye Xiu segera membuat Jun Moxiao berguling beberapa kali, serangan lawan yang mengejar semuanya meleset. Serangan yang terlihat akan mengenai, tiba-tiba dihalangi oleh klon bayangan dari Destroying Humiliation yang menyambar.
Kebetulan?
Disengaja untuk menghindar seperti itu?
Destroying Humiliation sengaja berkoordinasi untuk menghalangi?
Tak ada yang menganalisis detail, pokoknya hanya kejadian sesaat. Shadow Dance Destroying Humiliation dalam hujan tembakan kacau ini, dua klon palsunya cepat hancur. Semakin sedikit klon, arena semakin bersih, serangan lawan semakin terfokus.
Dalam operasional gila-gilaan, Destroying Humiration menggeser kameranya dan melihat Jun Moxiao juga berguling ke sana kemari menghindari tembakan. Mana mirip teknik "membunuh semua lawan"?
"Meriam Pelepasan Zirahku ada di siapa?" Golden Fragrance kini penuh semangat, berdiri dengan sikap pengendali situasi.
"Serahkan senjata tidak dibunuh?" Ye Xiu tertanya sambil tertawa.
"Hmph, kalau langsung menyerah, salah satu dari kalian boleh pergi," kata Golden Fragrance.
"Begitu ya, berarti hanya aku yang bisa pergi karena dia tidak bisa menyerahkan," kata Ye Xiu sambil tertawa terbahak.
"BINATANG!!" Destroying Humiliation saat ini efek Shadow Dance telah berakhir, karakternya mendarat dan langsung mendengar ucapan Ye Xiu, memandang sinis.
Golden Fragrance juga terdiam sejenak.
“Berdasarkan logika umum, di saat seperti ini bukankah seharusnya mengorbankan diri dengan gagah berani untuk menyelamatkan nyawa teman? Dengan begitu, senjata Xijia Shoupao bisa kembali dengan pasti. Lalu lepaskan Destroying Angel, bunuh Jun Moxiao, tanpa perlu ingkar janji. Semua tujuan besar tercapai, reputasi pun tetap terjaga.”
“Tapi si pemalas ini benar-benar tidak tahu malu, malah bersiap mengorbankan temannya langsung. Jun Moxiao lolos, tapi setidaknya bisa dapatkan kembali senjata tangan dengan pasti.”
“Untuk sesaat, Jin Xiang ragu-ragu. Bagaimanapun, meski target terbunuh, kemungkinan Xijia Shoupao drop tetap bergantung pada keberuntungan. Setelah respawn, target mungkin akan memindahkan Xijia Shoupao, jadi kesempatan hanya sekali ini. Secara statistik, probabilitas Xijia Shoupao tidak drop sangat besar. Kini ada kesempatan 100% untuk mendapatkannya - haruskah mengorbankan kepentingan guild dengan tidak membunuh Jun Moxiao?”
“Soal ingkar janji dengan membunuh setelah mengambil senjata... Di depan banyak anggota, Jin Xiang merasa agak memalukan.”
“Ternyata sementara dia ragu, seseorang dalam tim besar sudah membuka topik.”
“Jin Xiang, ini kesempatan emas! Tipu dia untuk menyerahkan senjata dulu, baru bunuh setelahnya,” ujar seseorang.
“Kayaknya kurang etis deh!” Jawab Jin Xiang sambil berseri-seri, lega ada yang mau jadi dalang.
“Tenang, kita hanya bunuh dia, biarkan Destroying Angel hidup. Bilang saja mereka tidak punya pilihan,” lanjut orang itu.
“Wah, ide bagus!” Jin Xiang menyadari ini benar-benar solusi sempurna.
Maka langsung berseru: “Serahkan hand cannon!”
“Lepaskan aku pergi?” Ye Xiu malah meminta konfirmasi.
Permainan kata-kata tidak berhasil, Jin Xiang langsung bingung lagi. Akhirnya teman yang memberi ide langsung membuka topik untuknya: “Kembalikan hand cannon ke Jin Xiang, kami akan melepaskanmu.”
“Kata ‘kamu’ ini merujuk siapa? Maksudnya Hui Ren Bu Juan, hahahaha!” Orang itu menjelaskan di channel.
Sangat jahat… Bahkan kawan sendiri tidak bisa menahan diri untuk meremehkan dalam hati.
“Sudah disepakati?” kata Ye Xiu.
“Ya!”
“Tidak akan menyesal?” kata Ye Xiu.
“Tidak.”
“Hmm, menurutku setelah dipikir-pikir, masih agak memalukan,” kata Ye Xiu.
“Kau!” Pada titik ini, Jin Xiang tentu paham sedang dipermainkan. Selama obrolan ini, serangan mereka sempat berhenti, memberi kedua orang itu kesempatan bernapas.
“Jangan ada yang lolos!!” Jin Xiang marah.
“Setuju!” Yang menyahut justru Ye Xiu.
Begitu Ye Xiu selesai bicara, tiba-tiba api menyala di tanah. Bukan di bawah kaki mereka berdua, tapi di bawah kaki para pemain.
Semua terkejut. Storm of Flames, skill level 60 Elementalist, yang tidak mungkin dipelajari tanpa beralih kelas. Siapa yang salah operasi sampai skill kena ke kawan sendiri?
Belum sempat bereaksi! Doron—api langsung berkobar dengan suara angin menderu, membakar mereka dengan damage nyata.
“Siapa itu!!!” Mereka panik. Jelas ada orang lain yang menyerang.
Kemudian terlihat siluet seseorang di tanah, saat menengadah, seorang Swordsman Ganas memegang greatsword dengan kedua tangan, melompat dari atap rumah, langsung menggunakan Ground Splitter menghujam ke tanah.
Di Glory, banyak skill serangan dari ketinggian yang damage dan efeknya berbanding lurus dengan ketinggian jatuh. Ground Splitter adalah salah satunya. Melompat langsung dari atap rumah jelas memanfaatkan ketinggian bangunan - ini common sense yang dipahami semua orang dalam penggunaan skill semacam ini.
Dalam kondisi seperti ini, seberapa besar radius serangan Ground Splitter?
Pemula di server baru mungkin bingung, tapi veteran di Domain of Gods setidaknya bisa memperkirakan. Tak ada yang berani menghadapi serangan ini langsung, semua orang buru-buru membentuk lingkaran kosong.
Dua siluis lain muncul menyusul, tapi tak ada yang seagresif Swordsman Ganas. Satu mengayunkan tombak perang, satu lagi kosong tangan siap menangkap. Seorang Battle Mage dan seorang Yudo. Di belakang mereka, seorang Elementalist berdiri di atap, tongkat sihirnya mengarah ke pusat badai api - jelas dialah yang menyergap dengan skill tadi.
"Siapa mereka?" teriak semua orang. Ground Splitter menghantam tanah seperti meteor, membuat semua orang gemetar. Dari titik tumbukan, retakan tanah menjalar seperti ular dengan energi pedang berkilat di celah-celahnya - ini gelombang kejut Ground Splitter. Sentuh sedikit saja, persentase kemungkinan terkena efek Pusing langsung aktif.
Untungnya semua orang sudah siaga, sudah lama bubar, Ground Splitter ini tidak mengenai satu orang pun. Tapi orang ini tiba-tiba tubuhnya memancarkan aura darah, langsung mengaktifkan Swordsman Ganas. Mata merah menyala menatap ke satu arah, tubuh merendah dengan kuda-kuda, greatsword berdiri di belakang, ujung pedang bersinar, di atasnya juga darah mendidih.
“ (Wrathful Blood Tide)！！！”
Langsung ada yang mengenali persiapan skill ini, Skill besar Level 70 Swordsman Ganas, Wrathful Blood Tide!
“Interupsi dia!!” seseorang berteriak buru-buru.
Wrathful Blood Tide kekuatannya ganas, tapi persiapan awalnya lambat, skill jenis ini langsung digunakan tanpa persiapan sama sekali adalah kesalahan besar.
Tapi Wrathful Blood Tide bukanlah skill casting seperti kelas mage, jadi bukan dengan menyerang untuk menginterupsi casting yang bisa menghentikan skill ini. Untuk menginterupsi skill seperti Wrathful Blood Tide, ada dua metode: pertama skill grab, ini bisa menginterupsi skill apapun; kedua, memberikan damage yang ditentukan sistem ke target tersebut dalam sekejap, maka bisa memaksa menghentikan Skill besar ini.
Saat ini Swordsman Ganas ini, setelah menggunakan Ground Splitter yang menghindari lingkaran orang, juga bisa dianggap sudah melakukan sedikit persiapan. Saat ini, sulit bagi orang untuk mendekat dan melakukan grab, tapi kelas jarak jauh bisa segera melancarkan serangan.
Skill besar dengan chanting panjang tidak sempat, tapi melemparkan beberapa skill cepat masih bisa dilakukan.
"Seketika, suara tembakan dan skill tak henti mengalir ke arah Swordsman Ganas ini. Tiba-tiba Jun Moxiao berguling maju, membentangkan Qianji San di tangannya dengan gemerisik, mengayunkan senjata itu untuk menahan beberapa serangan damage.
Pertahanan satu putaran ini sudah cukup. Rage Blood Wave diaktifkan, greatsword di tangan Swordsman Ganas berubah menjadi pisau darah raksasa yang menyambar ke segala arah. Saat pisau darah itu menghantam tanah, ledakan merah menyebar dengan getaran berdenyut-denyut.
"Sial!" Teriak para pemain yang gagal menghentikan serangan ini sambil menghindar. Beberapa terlambat menghindar, untung tak ada yang terkena langsung bagian inti serangan yang jelas memiliki damage terbesar.
Battle Mage dan Yudo akhirnya mendarat. Battle Mage mengangkat tombak perang sambil mengumpulkan tenaga, lalu melesatkan Haolong Pojun ke kerumunan musuh. Yudo berguling mendekati seorang pemain, dengan lihai menyambar kedua kakinya dan mengayunkan tubuh lawannya.
Skill Yudo: Xuan Tou.
