Tiba-tiba beberapa orang muncul, masing-masing menggunakan skill yang sangat kuat. Dalam sekejap, jalanan dipenuhi oleh lautan api dari Flame Storm, kolam darah dari Raging Blood Wave, jalur berdarah yang ditembus oleh Haolong Pojun, dan area kosong yang tercipta dari Spiral Throw - masing-masing menguasai posisi strategis. Kelompok Jin Xiang tidak ada yang mati, namun formasi mereka langsung tercerai-berai oleh serangan bertubi-tubi dari empat orang ini.
"Jangan biarkan mereka kabur!!"
Jin Xiang yang berkelas Artillery God berdiri agak jauh, tidak terkena dampak serangan apapun. Melihat lingkaran kepungan kacau, dia segera berteriak panik.
"Tenang, tidak akan ada yang lolos!" Jawaban datang dari Ye Xiu. Jun Moxook yang baru saja melindungi serangan Swordsman Ganas itu langsung menerjang ke kolam darah Raging Blood Wave untuk mencari keuntungan. Meskipun terkesan licik, penguasaannya dalam memanfaatkan kesempatan benar-benar sempurna.
Pastor di atap rumah mulai chanting, cahaya putih healing menyinari tubuh Jun Moxiao.
Menggunakan perisai untuk menahan serangan hanya mengurangi damage. Dalam situasi bisa menghindar, tidak ada yang suka menggunakan cara ini. Jun Moxiao yang cuma level 52 ini memaksakan diri melindungi Swordsman Ganas, membuat health bar-nya turun cukup banyak.
“Hui Ren Bu Juan” mengangkat tangan dan melempar tiga shuriken, karakternya langsung mengejar Jun Moxiao untuk menyerang. Dia sama sekali tidak terkejut - para pemain ini sebelumnya sudah bergabung ke tim satu per satu sebelum menyerang. Dia sudah tahu bakal ada sekutu yang datang, tinggal menunggu serangan gabungan ini!
“Orang-orang macam apa ini?!” teriak pemain di pihak Jin Xiang marah-marah. Tapi para pemain yang datang ini namanya tidak dikenal, tidak ada gelar guild di atas kepala mereka, membuat asal-usul mereka sulit dilacak.
Empat pemain yang mengacaukan formasi ini langsung berkumpul kembali. Bersama Jun Moxiao, mereka melancarkan serangan ke pemain yang terkena peluru meriam Doron dari Skill "Nue Xue Kuang Tao".
Begitu beberapa karakter ini fokus menyerang, output damage-nya langsung mengerikan. Hanya dalam sekejap, satu pemain di pihak lawan sudah tumbang dengan HP habis.
“Kiri tembok es!” Ye Xiu baru saja berteriak, Pastor langsung mulai chanting skill tembok es. Beberapa tembok es muncul di sebelah kiri mereka, menghalau kelompok penyerang yang sedang mendekat. Kelompok ini tidak menghindar, langsung menghujani tembok es dengan serangan sampai hancur. Tapi dalam waktu sesingkat itu, satu orang dari mereka sudah roboh lagi.
“Pastor ngapain sih?!”
Dua orang berturut-turut tumbang tanpa bisa diselamatkan, membuat Jin Xiang kesal dan menyalahkan Pastor di timnya.
“Cepat... Terlalu cepat...” Pastor juga mengelusuk dengan pasrah. Semua terjadi terlalu cepat. Jun Moxiao bersama lima anggota timnya langsung mengepung dan menyerang. Siapa yang diserang? Tubuh karakter terhalang, nama di atas kepala bertumpuk seperti bunga. Para Pastor bahkan tak sempat melihat jelas!
Melompat untuk melihat nama karakter di dalam kerumunan, atau mencari tahu siapa yang diserang melalui daftar anggota tim - itu semua cara yang mungkin, tapi TERLALU LAMBAT!
Menunggu melompat melihat target lalu baru menggunakan skill saat mendarat; atau menyadari bar HP yang menyusut drastis dari 20-an anggota tim - padahal bar HP itu langsung turun drastis hingga habis, tanpa jeda sama sekali.
Dua orang sudah tumbang seperti ini. Bukan insta-kill, tapi hampir mirip. Bagi para Pastor ini, skill mereka sama sekali tak bisa mengimbangi ritme secepat ini.
Tembok es hancur, sekelompok orang langsung menyerbu. Tapi Jun Moxiao hanya mengibaskan lengan bajunya - sebuah Dark Cloak terlontar.
Dark Cloak termasuk skill grab. Damage-nya tak tinggi tapi radiusnya luas. Bayangan gelap ini menyapu grup penyerang yang panik ingin menghindar, tapi karena formasi posisi terlalu rapat, mereka saling menghalangi sendiri - beberapa orang terlambat menghindar.
Beberapa yang terjerat bayangan ini langsung ditarik, membuat mereka semakin berhimpitan.
Fú Lóng Xiáng Tiān!
Thunderclap: Kiamat!
Tornado Slash!
Flame Cleave!
Quake Pulse!
Hampir bersamaan, lima orang di sekitar Jun Moxiao melakukan serangan. Waktu serangan sedikit berbeda, namun akhirnya semua serangan mendarat tepat saat Dark Cloak mengikat kelompok musuh menjadi satu.
Skill Dark Cloak memiliki damage yang tidak besar. Fungsi utamanya adalah untuk menginterupsi serangan lawan (seperti skill grab lainnya), dan memanfaatkan radius luasnya untuk mengumpulkan monster.
Kali ini fungsi pengumpulan monster berhasil tercapai, meskipun yang dikumpulkan bukan monster melainkan pemain.
Serangan dari kelimanya mungkin bukan yang terkuat di kelas masing-masing, tapi jelas merupakan pilihan paling tepat di momen ini.
Gelombang sihir, raungan kilat, pusaran pedang besar, api yang menyala di mata pedang, dan gelombang seismik dari pukulan ke tanah - semua menghantam kelompok musuh yang terkumpul rapat tanpa terkecuali.
Ye Xiu sebagai Jun Moxiao menambahkan serangan Mountain Crusher setelah fase recovery Dark Cloak. Meski damage Jun Moxiao paling rendah di antara semua orang, setidaknya lebih baik daripada tidak sama sekali. Melewatkan kesempatan seperti ini akan merusak reputasi Shen kelas profesional.
Begitu gelombang serangan pertama selesai, semua langsung menggunakan skill lagi dengan cepat. Dalam sekejap, lima orang tumbang.
Taktik ini sangat umum digunakan saat membersihkan monster kecil di dungeon, terutama saat menekan dungeon level rendah, yaitu strategi AOE setelah menarik dan mengumpulkan monster. Tapi sekarang justru terwujud dalam perang tim besar PK. Lima orang, setengah tim pemain, dua gelombang serangan, semuanya berhasil ditaklukkan.
Jinxiang masih sibuk mengatur pasukan! Meskipun kewalahan oleh serangan mendadak, melihat lawan hanya empat orang, Jinxiang tidak terlalu mempedulikan. Keunggulan psikologis jumlah personel sangat dominan di pikirannya. Lima orang datang lagi？Pihak kami masih memiliki keunggulan jumlah tiga kali lipat!
Tak disangka dalam waktu kurang dari 30 detik sejak kemunculan lima orang ini, tujuh anggota mereka sudah mati!
Jinxiang bahkan belum selesai menyusun strategi. Masih sibuk mengamati posisi anggota dan daftar tim, bersiap mengatur formasi saat CREK CREK CREK CREK, tujuh ikon kepala kecil yang bersinar seperti lampu hias di daftar tim tiba-tiba padam.
Jinxiang terkejut!
Setelah syok datang panik. Serangan lawan secepat angin, ganas seperti api. Bagaimana dengan dia? Pikirannya kini kosong. Belum pernah dia melihat serbuan seganas ini. Kesadarannya tak mampu mengikuti, pengalamannya tertinggal, sama sekali tak tahu harus berbuat apa.
Ditambah lagi, kumpulan orang mereka ini sebenarnya dibentuk dengan tergesa-gesa. Yang mereka mainkan hanyalah mengintimidasi dengan jumlah personel. Strategi? Koordinasi? Mereka tidak banyak memikirkan hal-hal ini. Meskipun ada beberapa teman dengan chemistry kebiasaan, tapi tidak berguna. Menghadapi serangan gencar lawan saat ini, semua orang sama seperti Jin Xiang. Mereka tidak tahu harus mulai dari mana, tidak menemukan cara untuk memecahkan logika lawan, kecuali beberapa orang yang sedang diserang. Saat pedang besar menghunjam ke kepala, mereka akan melakukan perlawanan bawah sadar.
Tapi apa gunanya perlawanan seperti ini?
Para pemain yang baru saja menghindari Dark Cloak dan masih merasakan efeknya, menyaksikan rekan yang terjerat cloak musnah seketika. Serangan lawan langsung bergulir ke mereka tanpa jeda.
Sekejap, dua orang lagi tumbang. Sejak awal hingga kini, selain pernah menghancurkan perisai payung Jun Moxiao dan tembok es, mereka tidak melakukan output sama sekali.
Tim satu yang pernah bersama-sama menyerbu dan menghancurkan tembok es, kini hanya tersisa tiga orang. Kekurangan jumlah personel tiba-tiba menjadi milik mereka.
Tiga orang yang panik bahkan lupa bahwa sebenarnya masih ada anggota tim besar lainnya. Melihat dua orang lagi terbunuh dan serangan segera datang, mereka secara serentak muncul satu pikiran: Lari!
Hanya bisa lari.
Harus lari.
Selain ini, pilihan apa lagi yang ada? Mereka tidak tahu, dan tidak sempat tahu. Mereka sudah lari cukup cepat, tapi...
Sebuah siluet berjongkok di depan mereka; siluet lainnya langsung melesat ke udara di atas mereka.
Slashing Draw!
Ninjutsu: Sparrow Fall!
Jun Moxiao dan Destroying Amateur yang muncul dari klon bayangan langsung menggunakan dua skill. Tiga orang yang fokus melompat ini sama sekali tidak mengantisipasi serangan tambahan.
Kilatan pedang menyambar, tendangan mendarat. Ketiganya terpental ke belakang. Di belakang mereka, pemain Yudo sudah menyambar: tangan kiri mencengkeram satu, tangan kanan mencengkeram satu, lalu karakternya melompat dan menjepit satu lagi dengan tendangan terbang.
Ketiganya langsung terjebak dalam cengkeraman pemain Yudo.
Si pemalas ini ternyata menyelesaikan dua skill Yudo sekaligus: Flying Hands dan Air Strangle! Penggunaan seperti ini bisa terjadi selama mekanika sistem pertarungan mengizinkan.
Dengan gerakan menjepit dan melempar, pemain Yudo memutar tubuh di udara. Tiga pemain terempas jadi satu tumpukan, sementara dia mendarat dengan jongkok di samping.
Swordsman Ganas, Battle Mage, Elementalist - ketiganya jelas sudah siap siaga. Di sisi lain, Jun Moxiao dan Destroying Amateur melanjutkan serangan mereka. Gelombang AOE berikutnya menghujam, dan tiga mayat langsung berserakan.
12 orang!
Hingga saat ini, 12 dari 25 anggota tim Jin Xiang telah terbunuh - lebih dari separuh kematian terjadi hanya dalam satu menit.
Jin Xiang bukan sama sekali tidak punya ide taktik. Dia mengincar Pastor di atas atap, dan mengirim orang untuk menaklukkannya terlebih dahulu.
Taktik ini tentu tidak salah. Dalam pertarungan tim, membunuh Pastor lawan terlebih dahulu bisa dikatakan membuat pihak kita berada di posisi tak terkalahkan.
Tapi, taktik konvensional seharusnya digunakan pada momen-momen konvensional.
Membunuh Pastor dulu? Sejujurnya, saat mempersiapkan ini Jin Xiang merasa dirinya terlalu hati-hati. Ini jelas bukan momen konvensional - dengan keunggulan jumlah personel sebesar ini, masih perlu strategi seperti ini?
Sekarang dia tahu, ternyata ini memang bukan momen konvensional.
Pastor? Benarkah Pastor bisa berperan dalam pertempuran ini? Jin Xiang meragukannya. Selama 12 anggota tim mereka dibunuh, Pastor tim tidak bisa melakukan satu pun penyembuhan efektif.
Cepat! Sangat cepat.
1 menit membunuh 12 orang, kecepatan strategi AOE. Tapi strategi AOE biasanya digunakan saat ada keunggulan level yang jelas atau jumlah personel yang dominan. Menurut logika Jin Xiang, seharusnya merekalah yang menggunakan AOE pada lawan, bukan sebaliknya - tim mereka yang dibantai dengan strategi AOE lawan?
"Mereka terlalu kuat, ayo mundur!"
Mereka bukan pemula. Setelah dikalahkan seperti ini, jika masih tidak menyadari kekuatan lawan, itu benar-benar keterlaluan.
"Mundur dulu, aku akan panggil bantuan!" Jin Xiang juga buru-buru berkata.
"Mau mundur? Ini sangat merepotkan... Perkataan kita harus ditepati. Sudah bilang tidak ada yang boleh kabur, berarti semuanya tidak boleh lari!" Suara Ye Xiu bergema di belakang mereka.
