“Ini kartu akun Battle Mage.” Ekspresi licik sekilas muncul di wajah Liu Hao. Kartu karakter yang sudah disiapkan segera disodorkan ke Sun Xiang.
Sebenarnya sebelum bergabung dengan Jia Shi, kelas yang digunakan Sun Xiang bukanlah Battle Mage. Namun kemampuan Battle Mage-nya juga cukup solid. Setelah direkrut Jia Shi untuk mengendalikan Yizhiyeqiu, banyak yang berspekulasi: Apakah Sun Xiang sejak awal sudah berniat menggantikan Ye Qiu, sehingga berlatih keras di kelas Battle Mage? Berani mengincar posisi Dewa Perang, ambisi si pemalas ini memang tidak main-main.
Menggunakan akun liar sekalipun, Sun Xiang tetap bisa menunjukkan skill tinggi dengan kelas aslinya. Tapi Liu Hao tetap memberinya Battle Mage - kelas yang baru ia kuasai di pertengahan liga ini. Harus diakui Liu Hao sudah sangat memahami sifat Sun Xiang.
Memberi Sun Xiang akun kelas aslinya mungkin bisa meningkatkan performanya. Tapi dengan sifat arogannya, tindakan ini pasti tidak akan dipahami malah membuatnya kesal. Ini jelas menunjukkan ketidakpercayaan terhadap kekuatan Battle Mage-nya, yang merupakan titik sensitif baginya.
Sun Xiang sangat ingin membuktikan Battle Mage-nya bisa menggantikan Ye Qiu. Di All-Star Game, dia bahkan tak sabar menantang Han Wenqing - musuh bebuyutan Jia Shi sekaligus rival lama Ye Qiu. Hasilnya sebenarnya hanya kalah tipis, tapi dalam konteks saat itu, kekalahan tipis itu membuatnya dipermalukan. Terutama ketika Han Wenqing secara terbuka menyatakan dia tidak selevel Ye Qiu di depan semua orang...
“Sun Xiang sudah kalah, tentu tidak bisa membantah, saat itu juga tidak kehilangan sikapnya. Hanya rekan satu tim yang tahu betapa marahnya dia setelah pertandingan itu, selama beberapa hari berturut-turut performanya buruk. Mereka yang berbaik hati menghiburnya justru ditolak mentah-mentah. Saat ini dia sedang dipenuhi ambisi untuk membuktikan kehebatannya kembali. Lebih baik lagi jika bisa membuat Ye Qiu dan Han Wenqing sama-sama tak berkutik.
Nah, sekarang Ye Qiu malah muncul di game online.
Game online biasa, mana mungkin orang sombong seperti Sun Xiang mau menganggapnya. Tapi di antara penonton waktu itu, dia juga ikut menyaksikan. Saat itu dia ingin turun bertarung melawan Ye Qiu, sayangnya Ye Qiu tidak memberi kesempatan pada siapapun, langsung kabur setelah mengalahkan Huang Shaotian, membuat Sun Xiang sangat kesal.
Semua ini diperhatikan Liu Hao, lalu dimanfaatkannya. Hari ini, akhirnya bisa digunakan.
Sambil memberikan kartu akun Battle Mage kepada Sun Xiang, Liu Hao juga memanggil He Ming dan beberapa orang lainnya. Separuh anggota Tim Jia Shi sekarang mengikuti perintahnya sebagai wakil kapten.
"Untuk apa perlu banyak orang?" Sun Xiang yang mendengar Liu Hao memanggil orang, berkata dingin.
"Hehe, biar seru, kita semua bisa senang bersama." Liu Hao tidak berani meremehkan, tentu saja dia tidak akan berkata begitu pada Sun Xiang. Dia takut kalau berkata demikian, si pemalas sombong ini malah menolak bantuan mereka, jadi malah kacau.
Setelah mendengar penjelasan Liu Hao, Sun Xiang ternyata tidak berkata apa-apa lagi.
Setelah menghubungi semua personel, satu per satu mereka login. Karena semuanya adalah akun liar level maksimal, tentu berada di Shen Zhi Lingyu. Liu Hao dan Chen Yehui berkoordinasi sebentar, lalu segera mulai mengorganisir tim.
Beberapa karakter sudah berhenti di lokasi yang sama seolah sudah dipersiapkan sebelumnya, tim pun cepat terbentuk.
Battle Mage, Soulblade, Elementalist, Master Bela Diri, Pastor.
Ini adalah komposisi kelas akhir tim. Liu Hao tidak mau menyepelekan setelah mendengar ada Pastor di tim lawan. Di pihaknya ada lima orang: Sun Xiang, dirinya sendiri, He Ming, Shen Jian, Zhang Jiaxing.
Dari kelimanya, hanya He Ming yang berada di antara anggota utama dan cadangan, sering menjadi orang keenam dalam pertandingan tim. Sementara empat lainnya adalah pilar utama Jia Shi. Jika bisa mengajak Su Mucheng, komposisi ini langsung menjadi formasi reguler tim Jia Shi di Liga.
Tentu Liu Hao tidak mungkin mengajak Su Mucheng. Apalagi, mengajak terlalu banyak orang akan terlihat seperti takut pada Ye Qiu. Meski Liu Hao tidak keberatan, kehadiran Sun Xiang membuatnya khawatir sang bintang baru ini merasa tidak nyaman. Lima orang - jumlah standar tim liga - diharapkan bisa diterima Sun Xiang.
Seperti yang Liu Hao prediksikan, Sun Xiang hanya mendengus dingin saat melihat formasi tim lima orang, tapi akhirnya tidak berkomentar.
"Di mana lokasinya?" Sun Xiang sudah tidak sabar ingin menggerakkan Battle Mage-nya.
“Desa Liar. Posisi spesifik masih dalam proses konfirmasi.” Liu Hao berkata sambil mengirim pesan ke Chen Yehui, memerintahkannya untuk menguasai pergerakan Ye Qiu dan timnya dengan segala cara.
Chen Yehui tentu saja sangat kooperatif. Saat ini, tim Ye Qiu telah menyatu menjadi tim besar yang kuat. Di sisi guild mereka, jika jumlah personel sedikit, mereka bukan lawan. Jika jumlahnya terlalu banyak, gerakan menjadi kaku dan situasi menjadi deadlock. Kedatangan Liu Hao yang cepat kali ini membuat Chen Yehui lega. Dengan cepat dia membentuk tim berani mati untuk melacak posisi Ye Qiu dengan segala cara.
Tim berani mati bisa juga disebut tim bunuh diri. Organisasi Chen Yehui ini benar-benar menggunakan individu sebagai unit. Jika bertemu tim Ye Qiu, pasti akan menjadi korban. Pokoknya, jika bisa kabur harus kabur. Jika tidak bisa kabur dan menjadi mayat, tetap harus memantau. Intinya, posisi lawan harus terus dilaporkan.
Dengan unit individu, area yang bisa dipantau tentu lebih luas. Chen Yehui juga rela mengorbankan beberapa orang. Setelah organisasi selesai, dia langsung memberi tahu mereka: "Jika ada peralatan yang tidak ingin hilang, serahkan dulu ke orang lain." Ini adalah pernyataan langsung bahwa persentase kematian mereka sangat tinggi.
Orang-orang ini juga sadar diri. Setelah menerima perintah, mereka langsung menyebar dalam radius luas.
Metode ini ternyata efektif. Segera ada laporan dari pemain yang bergerak ke timur: jejak tim tujuh orang terdeteksi, bergerak dengan kecepatan tinggi namun tujuan tidak jelas.
Tujuan?
Chen Yehui sekarang tidak lagi mempedulikan niat, karena yang akan bertarung selanjutnya bukanlah tim mereka. Yang dia ingin tahu sederhana: posisi, lalu menyampaikan informasi tersebut ke pihak Liu Hao.
Pemain pertama yang menemukan target ini cukup beruntung, dia tidak ketahuan. Tapi karena perintahnya adalah memantau sampai mati, meski tidak ketahuan, dia harus terus mengawasi sampai akhir.
Orang ini tentu tidak bodoh sampai terlalu mendekat, hanya mengawasi dari jarak sangat jauh sehingga ID tidak terlihat. Setelah belokan di suatu persimpangan, saat kembali, siluet target sudah menghilang. Metode pantau seperti ini pasti akan kehilangan jejak.
Tapi dengan koordinat awal yang diketahui, Chen Yehui telah mengerahkan semua pasukan pengintai ke area ini. Segera, pengintai nomor dua menemukan target. Namun kali ini tidak seberuntung sebelumnya - setelah menemukan target dan mengirim informasi, dia gugur dengan heroik.
"Katanya lawan sedang mengumpulkan pasukan, kok bisa ketemu yang sendirian, itupun cuma satu orang tipis begini?" Setelah membunuh target tunggal itu, Zhan Lou Lan bertanya.
"Mereka kehilangan jejak kita. Ini mungkin tim bunuh diri yang dikirim mati-matian untuk melacak pergerakan kita," kata Ye Xiu.
"Berarti sekarang kita sudah ketahuan," kata Zhan Lou Lan.
"Saat ini iya, tapi kita juga tidak akan berdiri bodoh di sini kan?" Ye Xiu menjawab.
Tim tujuh orang terus bergerak maju. Di sisi Chen Yehui, anggota tim berani mati terus bergacor. Dari koordinat yang terhubung, jelas tujuh orang ini berjalan semaunya tanpa pola, tak ada yang bisa memprediksi langkah selanjutnya.
Chen Yehui kembali mengerahkan Pastor untuk membangkitkan mayat di berbagai lokasi dengan summoning, lalu melanjutkan kesibukannya.
Koordinat hasil pengintaian terus dikirim Chen Yehui ke Liu Hao. Kelima anggota tim Liu Hao yang sudah sampai di Wilderness Town pun kebingungan menghadapi koordinat yang terus berubah-ubah, terpaksa langsung menyerbu ke arah mana pun koordinat baru muncul.
Tian Nanxing dan Che Qianzi masih belum menyerah. Mereka mengomandoi pasukan elite Dinasti Jia untuk membentuk formasi kotak di Wilderness Town, berusaha menciptakan pertemuan kebetulan. Keduanya sesekali mengeluh, tapi Chen Yehui sudah tak punya waktu menghiraukan mereka - masih ada lima bos dari Tim yang harus diurus!
Setengah hari tak ada progres, Chen Yehui mulai panik. Dia menambah pasukan lagi, menyebar mereka bak menabur kacang. Kali ini akhirnya berhasil - bahkan pernah dua orang sekaligus mengirim koordinat. Dengan peningkatan pengawasan ini, informasi koordinat mulai membanjir, memberi arah yang jelas pada tim Liu Hao.
"Kalian sadar nggak? Sepanjang jalan kita bunuh, semuanya anggota Dinasti Jia," tiba-tiba Xiao Bei bicara dalam tim tujuh orang.
“Benarkah?” Qianfang Gehai terdengar malas. Selama ini hanya satu target, dan sama sekali tidak melawan, langsung kabur begitu bertemu, sungguh membosankan. Awalnya sangat seru, menghabisi satu tim demi satu tim. Sekarang situasinya seperti hidangan utama sudah selesai baru disajikan appetizer, dan itu tak kunjung berakhir.
“Waspada, intensitas pengawasan lawan meningkat.” Ye Xiu berkata, “Pasti ada bala bantuan, jadi mereka menambah personel.”
“Ya, jangan lengah!” Zhan Lou Lan sebagai bos grup Yi Zhan tetap tenang.
“Eh, eh, ada tim di sana!” Xiao Bei tiba-tiba menemukan sesuatu.
“Hmm?” Qianfang Gehai langsung bersemangat, karakternya berputar-putar di tempat, jelas setelah mendengar kabar mulai memutar kamera mencari.
“Cuma lima orang…” Setelah melihat, Qianfang Gehai tak menyembunyikan kekecewaannya.
“Masih lebih baik daripada sendirian.” Kata Xiao Bei.
“Sekali gebrak langsung selesai.” Kata Qianfang Gehai.
“Harus hati-hati.” Ye Xiu bicara dengan nada serius.
“Jangan-jangan ini jebakan?” Tanya Zhan Lou Lan.
“Hadapi dengan waspada.” Ye Xiu tidak menjawab langsung.
Kelima orang muncul di ujung timur jalan, melihat tujuh orang, langsung menyambangi. Hal ini membuat semua orang merasa ada yang aneh. Sepanjang pengejaran ini, bahkan tim 10 orang lawan langsung kabur melihat mereka. Sekarang cuma tim lima orang, malah nekat mendatangi. Seharusnya lawan sudah tahu kekuatan mereka, tapi masih berani seperti ini...
“Yang datang bukan sembarangan.” Zhan Lou Lan menyimpulkan.
“Sehebat apa lagi?” Kata Qianfang Gehai.
“Apa mungkin ada penyergapan lain?” kata Qianye Liruo, Pastor dalam tim.
“Tidak, cara kita bergerak maju ini juga merupakan bentuk pengintaian dalam radius tertentu,” kata Ye Xiu.
“Kalau begitu, ini benar-benar ahli!” Zhan Lou Lan mulai tegang.
“Ahli malah lebih baik!” Qianfang Gehai bersemangat. Elementalist ini adalah petarung tulen.
