Serangan Tianlei Dihuo tidak berlangsung selamanya. Saat ini efeknya telah berakhir. Adegan di Glory setelah dihujani skill akan menunjukkan bekas kerusakan. Jalan kecil ini sekarang tampak compang-camping. Ini sudah kali ketiga kedua belah pihak menggunakan Tianlei Dihuo hari ini. Terutama yang ketiga ini, lokasinya tumpang tindih dengan yang kedua, membuat suasana terasa seperti setelah perang dengan asap mesiu masih mengepul.
Battle Mage Sun Xiang berjongkok di sebelah gumpalan asap hitam yang membara.
Karakter tidak memiliki emoji, tapi ekspresi Sun Xiang di depan komputer sudah menghitam legam. Gagal melesat keluar dari Tianlei Dihuo dengan gaya, malah terpaksa mundur sampai segini. Saat tabrakan terakhir, Xiao Bei hanya menerima damage dari Haolong Pojun, sementara Sun Xiang malang - terbang keluar melewati zona Tianlei Dihuo. Tidak bisa menghindar, terkena hantaman petir dan kobaran api. Dari asap yang mengepul di peralatannya, jelas dia menerima damage tambahan.
Zhang Jiaxing akhirnya tidak menganggur lagi, segera memberikan heal ke Sun Xiang. Di sisi lain, Shen Jian yang mengendalikan Master Bela Diri mendekati Destroying Immortality justru ketiban Tianlei Dihuo. Sambil menghindar dengan visibilitas rendah, dia mengejar siluet yang ternyata langsung lenyap dihajar Tianlei Dihuo. Begitu efek skill hilang, Destroying Immortality sudah berdiri aman di formasi lawan - rupanya tadi hanya meninggalkan Klon bayangan di zona serangan.
“Pertarungan ini tidak menentukan hasil pertarungan, tapi setidaknya dari segi konsekuensi, pihak Ye Xiu sudah unggul.”
“Terutama Zhan Lou Lan dan Xiao Bei yang berhasil memaksa Sun Xiang mundur, semangat pasukan langsung melonjak. Saat mereka hendak melanjutkan serangan, tiba-tiba pesan dari Jun Moxiao muncul di channel: 'Menarik diri!'”
“Lari?” Zhan Lou Lan terkejut.
“Bukan lari, tapi mundur teratur!”
Sambil mengirim pesan, Ye Xiu menggerakkan Jun Moxiao mundur. Enam anggota lainnya segera menyusul.
“Mau kabur!” Di sisi lain, Sun Xiang yang sudah tetap tenang langsung bersiap mengejar.
Liu Hao sebenarnya ingin mengingatkan, tapi akhirnya menahan diri. Kapten muda mereka punya sifat keras kepala yang tak mau mendengarkan siapapun. Niatnya sudah bulat, Liu Hao tahu percuma berbicara. Daripada dibenci, lebih baik diam.
“Semua waspada.” Liu Hao tidak langsung menyebut Sun Xiang, tapi menggunakan istilah umum. Dalam pikirannya, ini belum menunjukkan kekuatan sebenarnya Ye Xiu. Jika mereka dari guild Yi Zhan Tian Xia, mungkin ada ahli tersembunyi di warnet seberang. Mundurnya mereka tiba-tiba membuatnya curiga: Jangan-jangan ada penyergapan di depan?
“Jumlah kita lebih banyak!”
"Perkataan ini juga mulai bergema di benak Liu Hao. Menurutnya, Ye Qiu tidak mungkin bodoh sampai menganggap tujuh orang ini sebagai keunggulan jumlah personel. Sekarang dipikir-pikir, perkataan ini pasti mengandung makna tersirat! Jangan-jangan beberapa ahli di sekitar si pemalas itu sudah diam-diam online dan datang memberikan bantuan?"
Liu Hao tidak berani membuat Sun Xiang kesal, diam-diam membicarakan ini dengan He Ming, Shen Jian, dan Zhang Jiaxing. Mereka adalah rekan seperjuangannya, tidak ada yang perlu ditutupi. Kejadian sebelumnya juga cukup jelas, setelah dijelaskan, mereka langsung paham. Empat orang menyusul Sun Xiang dengan strategi diam-diam melindunginya di tengah formasi, mengantisipasi penyergapan lawan yang mungkin langsung menyerang Sun Xiang secara mendadak.
Sun Xiang sama sekali tidak menghiraukan, terus mengejar dengan kecepatan maksimal. Di matanya, para sampah ini telah berkali-kali membuatnya rugi. Yang ada di pikirannya hanyalah bagaimana menusuk satu per satu pemalas ini sampai berlubang seperti briket arang.
"Masuk gedung!"
Tujuh orang berhasil keluar dari jalan ini. Di belakang, Sun Xiang yang mendapat buff Chakra Tanpa Sifat memiliki kecepatan super, sudah menyusul di ujung barisan. Liu Hao hampir serasa jantungnya mau copot. Kecepatan Sun Xiang membuat mereka ketinggalan, kini dia yang pertama akan keluar dari persimpangan jalan. Jika ada penyergapan, langsung akan dibungkus seperti pangsit.
"Awas ada penyergapan!" Kali ini Liu Hao tidak peduli lagi.
"Hmph!" Sun Xiang hanya mendengus. Seperti yang diduga Liu Hao, ternyata dia sama sekali tidak mengindahkan.
"He Ming." Dengan pasrah, Liu Hao menyuruh He Ming membantu.
“Hmm.” He Ming mengangguk, Elementalist menggunakan teleportasi instan dan segera menyusul. Teleportasi instan ini merupakan skill besar penyelamat Elementalist, digunakan saat ini demi menyelamatkan nyawa Sun Xiang.
Tembok es!
Begitu He Ming maju, dia langsung melemparkan skill ke persimpangan jalan kanan. Jika ada penyergapan di sini, setidaknya bisa ditahan sebentar. Meski nanti di-counter, setidaknya Sun Xiang bisa lebih waspada.
“Apa yang kamu lakukan?” Tanya Sun Xiang penuh keraguan.
“Hati-hati penyergapan.” He Ming tetap waspada, matanya tak lepas dari persimpangan jalan kiri, siap melemparkan skill kapan saja.
“Mana ada penyergapan?” Battle Mage Sun Xiang sudah lebih dulu melesat. Jalan kiri-kanan sama sekali tak ada orang. Tujuh lawan itu berjalan lurus tanpa belok dan langsung masuk ke kamar di ujung jalan.
“Penyergapannya di dalam kamar!” Liu Hao tiba-tiba merasa tercerahkan, berteriak tanpa peduli: “Tunggu!”
Namun Sun Xiang mengabaikan teriakannya dan langsung menuju pintu kamar. Meski begitu, dia tidak masuk sembarangan—tombak perangnya berputar-putar sebagai pertahanan saat masuk.
Elementalist He Ming berbalik ke tiga anggota yang menyusul sambil mengangkat tangan gerakan pasrah.
"Liu Hao di sini sudah menahan amarah yang meluap-luap. Sun Xiang yang sombong itu, sebenarnya di matanya tidak hanya menganggap Zhan Lou Lan dan kawan-kawannya sebagai sampah, mungkin Liu Hao dan kawan-kawannya juga. Si kesombongan yang menyebalkan ini harus dihadapi dengan hati-hati, siksaan ini membuat Liu Hao menderita. Bahkan dia agak jahat berharap, Sun Xiang ini langsung hancur lebur menjadi debu begitu masuk kamar."
Namun tidak ada yang terjadi. Battle Mage Sun Xiang mengayunkan tombak perangnya dengan anggun layaknya bunga masuk ke dalam. Dari luar, semua orang bisa melihat sama sekali tidak ada pertempuran yang terpicu.
"Mereka semua kabur, nunggu bulu apa!" Terdengar teriakan marah Sun Xiang, jelas menunjukkan ketidaksukaannya pada Liu Hao yang tadi memintanya "tunggu".
Liu Hao masih bingung: "Kabur?"
He Ming yang sudah mengikuti masuk ke kamar melihat jendela terbuka lebar di tembok. Kamar sudah kosong, Sun Xiang bahkan sudah melompat keluar untuk mengejar.
“He Ming, ikuti dia!” Liu Hao mendengar situasi ini terus kesal sambil menarik-narik rambutnya. Apakah lawan benar-benar kabur atau pura-pura kabur, dia yang belum sampai di posisi pun tidak bisa menilai. Tapi jika Sun Xiang terus mengejar dengan emosi seperti ini, semakin jauh dari tim mereka, kabur palsu pun akan berubah jadi kabur sungguhan. Sun Xiang yang terpisah sendirian, menurut Liu Hao, Ye Qiu pasti mampu memimpin satu tim untuk menghabisinya. Lagipula tim itu tidak buruk, bukan sekadar rumput liar yang mudah ditemui di game online.
He Ming saat itu sedang merosot di jendela, melihat ke luar dan melihat Battle Mage Sun Xiang mengejar seseorang ke arah sana, berbelok dan menghilang. He Ming tentu sama kesal dan cemasnya dengan Liu Hao. Saat hendak melompat keluar jendela, tubuhnya baru setengah keluar, tiba-tiba melihat tanah di bawah jendela bergerak, siluet seseorang sudah melesat ke atas.
"Sial!" He Ming hanya sempat mengumpat. Seorang mage yang sedang float, apa lagi yang bisa dilakukan? Sama sekali tak bisa menghindar. Satu-satunya skill yang mungkin digunakan, Teleportasi instan, kebetulan baru saja dipakai dan masih dalam cooldown.
Siluet yang melesat itu tak lain adalah Destroying Immortality. Skill Earth-Style Decapitation-nya menyembur dari tanah, mendorong He Ming yang setengah badan sudah keluar jendela hingga tergantung di bingkai jendela. Saat Destroying Immortality mendarat, tali sudah melingkari leher mage He Ming. Dengan skill Reverse Binding Neck Technique, langsung menarik He Ming sepenuhnya keluar dari jendela.
Mengetahui dirinya terjebak, He Ming sadar serangan lawan takkan berhenti di sini. Sambil buru-buru mengirim pesan, beberapa siluet pemain telah melompat dari atap dan langsung menyerang. Sang Swordsman Ganas menggunakan Ground Splitter, membuat He Ming yang baru saja terjatuh dan sedang bangun terpental ke udara. Saat hendak melakukan Ukemi, ninja lawan menjepit lehernya dengan kaki, memutar di udara, lalu menghantamkannya ke tanah hingga wajah He Ming menghantam lantai.
Tiga peluru merikut dan pilar api langsung menyambut He Ming yang terjatuh dengan Serangan Sapuan (Sweep Attack). He Ming kini paham: setelah kabur lewat jendela, hanya satu orang yang lari ke persimpangan, sementara lainnya langsung melompat ke atap. Ninja itu menggunakan Earth-Style Decapitation untuk menyelam ke tanah dekat jendela.
Sun Xiang akan jadi yang pertama tiba - ini sudah bisa diprediksi lawan sejak melihat pengejaran mereka. He Ming sebagai nomor dua, setelah menggunakan Teleportasi instan, posisinya juga langsung terbaca.
Lawan mengalihkan Sun Xiang ke sisi lain, lalu menyerang He Ming yang datang kedua...
Berapa HP yang dimiliki Elementalist He Ming? Apalagi ini hanya akun liar dengan peralatan setara anggota guild klub. Kelompok Ye Xiu yang bisa menghabisi anggota guild besar dalam sekejap dengan AOE ini, tentu tak kesulitan menghancurkan Elementalist He Ming.
He Ming sebenarnya masih ingin bertahan, tapi setelah Jun Moxiao milik Ye Xiu mendarat dan menghantamnya dua kali, dia langsung sadar hari ini nasibnya sudah ditentukan. Meski level Jun Moxiao tidak tinggi, tujuan utamanya bukan memberi damage melainkan mengunci posisinya. Seorang Elementalist yang terkepung ingin kabur tanpa skill Teleportasi instan adalah pemikiran yang melanggar aturan dasar Glory.
Sayangnya skill Teleportasi instan masih dalam cooldown. He Ming hanya bisa berharap bantuan rekan. Saat mendengar suara Liu Hao, hatinya langsung berbunga-bunga. Nyawa karakternya masih tersisa, asal tim bisa menyelamatkannya tepat waktu...
"Sambaran Petir dan Kobaran Api."
Tapi, dia mendengar suara itu lagi.
Sambaran Petir dan Kobaran Api—skill yang paling sering digunakan kedua belah pihak sepanjang pertempuran hari ini—kali keempat diaktifkan, kali ini melalui jendela kamar.
Cahaya petir dan kobaran api langsung membuat kekacauan di dalam ruangan. Lokasi jendela pun tak terlihat lagi. Mencari jendela dengan meraba-raba mungkin lebih lama daripada mundur dan memutar lewat atap.
He Ming tahu, kali ini tidak ada harapan lagi.
