“Kenapa baru datang sekarang?” Ye Xiu dengan karakter Jun Moxiao-nya berdiri di tepi atap. Zhan Lou Lan, Destroying Immortality dan lainnya menyusul berbaris, enam karakter berjajar horizontal di tempat tinggi, terlihat sangat perkasa.
Liu Hao? Mendengar suara Sun Xiang sama sekali tidak memberinya kelegaan. Melihat enam orang yang berbaris rapi, terutama Jun Moxiao di tengah, hatinya sudah sepenuhnya dikuasai rasa kekalahan.
Swoosh!
Sebuah siluet telah melesat ke udara, ternyata Destroying Immortality. Di udara, ia mengayunkan tangan, tiga shuriken melesat cepat. Karakter tersebut, di bawah perlindungan shuriken, langsung menerjang Battle Mage Sun Xiang.
"Huh, trik receh." Sun Xiang melihat enam orang yang berbaris rapi, sama sekali tidak takut. Setelah mendecakkan kedinginan, dia tidak menghindar. Battle Mage-nya menarik tombak perang ke belakang, mengarah miring ke langit, lalu mengibaskan - kilatan cahaya dingin langsung menembus udara. Battle Mage mengintegrasikan sihir ke seni bela diri, sehingga meskipun bertipe jarak dekat, banyak skill-nya memiliki radius dan jarak serang yang luar biasa.
Sprint Haolong Pojun tidak hanya terbatas pada ujung tombak.
Sedangkan skill Naga Marah Menembus Hati kali ini, jarak serangnya bisa mencapai lima langkah.
Serangan ini langsung melesatkan satu shuriken, momentumnya tak berkurang. Destroying Immortality di udara juga tak bisa menghindar, langsung tertusuk cahaya dingin hingga tubuhnya miring dan terjatuh. Namun kelima anggota tim lainnya ikut terjatuh bersamanya. Karena Sun Xiang menggunakan skill besar, recovery frame-nya lambat sehingga tak bisa menyerang yang lain. Kelimanya mendarat dengan mulus, sementara Destroying Immortality sedikit terluka tapi segera diselubungi cahaya putih healing spell.
"Hmm…" Sun Xiang baru saja ingin berkata sesuatu, namun Zhan Lou Lan sudah lebih dulu bergerak. Pedangnya menyambar dengan Slashing Draw. Cahaya pedang belum menghilang, diikuti Mountain Crusher. Keduanya adalah skill dasar kelas Blade Master yang memiliki kecepatan aktivasi tinggi. Dua jurus ini saling melengkapi, mencakup seluruh area horizontal dan vertikal di sekitarnya.
Tapi Sun Xiang bukanlah orang biasa. Karakternya menyambar miring, menyelinap di antara cahaya Slashing Draw. Tombak perangnya menusuk diagonal, berusaha menjatuhkan Zhan Lou Lan yang sedang melompat di udara. Gerakan ini menunjukkan kepercayaan diri luar biasa. Jika serangan ini meleset, gelombang seismik dari Mountain Crusher setelah menghantam tanah akan membuat Sun Xiang kesulitan menghindar.
Hasilnya, gerakan penuh percaya diri ini benar-benar mengenai Zhan Lou Lan di udara. Zhan Lou Lan tertancap di ujung tombak dan dilempar ke bawah. Tapi sebelum tubuhnya menyentuh tanah, tiang api Serangan Api yang Dahsyat sudah muncul di bawah kaki Battle Mage Sun Xiang. Namun dia menyadarinya, segera membatalkan Tarian Tongkat Bundar dan melakukan backstep.
Tiang api itu nyaris luput darinya, tapi tiba-tiba dua tendangan terbang menyambar dari belakang, mengunci Battle Mage yang sedang berada di tengah backstep di udara.
Battle Mage di udara membalikkan tombak perangnya, sekali lagi menggunakan Tianji dengan posisi membelakangi. Operasional gaya sulit seperti ini selalu berhasil diselesaikan dengan baik oleh Sun Xiang. Serangan udara Yudo Ye Xi gagal mencekik lawan, terpental oleh serangan Tianji ini. Battle Mage Sun Xiang hampir mendarat, tiba-tiba tanah berbalik dan muncul seorang lagi.
Destroying Immortality!
Earth-Style Decapitation!
Kali ini Sun Xiang akhirnya tak bisa menghindar. Destroying Immortality menyembul dari tanah, langsung menebas leher Battle Mage Sun Xiang hingga darah menyembur. Destroying Immortality tak berhenti, langsung mengikuti dengan serangan Duanmie.
Kedua serangan ini sangat cepat. Dalam ketergesa-gesaan, Sun Xiang sedikit bereaksi terhadap serangan Duanmie kedua, tapi tetap terlambat. Tendangan ini langsung melemparkannya ke udara.
Sun Xiang murka. Rumput liar ini sudah berkali-kali mempermalukannya. Saat terlempar ke udara, dia merencanakan bagaimana menghabisi Destroying Immortality. Tiba-tiba terdengar suara tembakan - Jun Moxiao sudah mengarahkan laras senjatanya ke arahnya.
Menghindari serangan di udara sangatlah sulit, atau lebih tepatnya, kecuali untuk beberapa kelas yang bisa melakukan perpindahan posisi di udara, gerakan penghindaran besar hampir mustahil dilakukan. Gerakan kecil seperti memutar tubuh tidak banyak membantu. Mendengar suara, Sun Xiang hanya bisa mengeluarkan serangan terburu-buru, tiga tembakan Anti-Tank Cannon berhasil diledakkan dua, sedangkan yang ketiga akhirnya lolos dari jangkauan serangannya dan langsung menghantam tubuhnya.
Gelombang ledakan mengubah arah Sun Xiang yang sudah dalam kondisi float. Saat ini dia sangat ingin mendarat, tapi Zhan Lou Lan sudah siap siaga. Mengincar momentumnya, sebuah Serangan Salib meluncur, dua pedang beraura darah menggorok Battle Mage itu hingga terlihat melayang di udara. Ye Xi dengan Yudo-nya langsung menyusul, mencengkeram Sun Xiang di udara dan menghantamkannya ke tanah dengan kekuatan yang seolah ingin membuat lubang di permukaan.
Di bawah teknik tangkapan, teknik Ukemi pun tak berguna. Sun Xiang terjepit di tanah, amarahnya memuncak. Tapi serangan musuh semakin ganas, Elementalist Qianfang Gehai sedang melakukan chanting gemuruh untuk Thunder's Apocalypse. Kilat mengaum turun dari langit tepat saat Sun Xiang terjatuh, ke mana lagi dia bisa menghindar?
Setelah kilatan cahaya, rambut Battle Mage-nya berdiri semua seperti landak. Dia langsung berguling bangun sambil berjongkok, persis seperti seekor landak.
“Bagus, koordinasi tim cukup baik. Lanjutkan!” Ye Xiu berkata sambil menyuruh Jun Moxiao-nya melakukan gerakan tepuk tangan.
Sun Xiang menggerakkan kamera untuk melihat situasi, namun baru setengah berputar sudah mendengar suara di belakang. Para pemain ini licik - semua karakter dalam radius kamera diam saja, serangan justru datang dari belakang. Meski ahli bertarung membelakangi musuh, pertahanan seperti ini mengandalkan pertimbangan dan memiliki tingkat kesalahan lebih tinggi. Terus-terusan menghadapi serangan seperti ini pasti tidak sanggup.
Mendengar suara di belakang, Sun Xiang buru-buru berbalik. Swordsman Ganas sudah mengarahkan Ground Splitter ke kepalanya.
Jika Sun Xiang ingin melawan serangan dengan serangan balik, sebenarnya masih ada waktu operasional cukup. Tapi dia tahu begitu menyerang, pasti ada serangan dari belakang lagi. Musuh jelas menggunakan pola permainan beruntun seperti ini.
Akhirnya dia memilih menghindar, melompat dua kali ke samping untuk keluar dari radius Ground Splitter. Sekaligus mendekati Elementalist Qianfang Gehai untuk melancarkan serangan balik. Namun sebelum sempat menyerang, Destroying Immortality sudah menggunakan Jutsu Bunshin dan muncul tepat di depannya.
“Kau lagi!” Sun Xiang marah besar, terus diganggu oleh pengacau ini hingga giginya hampir hancur terkunci. Dengan kekuatan seakan ingin menghancurkan keyboard, dia menggerakkan operasional satu serangan dahsyat ke arah Destroying Immortality di depannya. Gerakan Destroying Immortality ternyata cukup cepat. Sebenarnya semua orang di sini mungkin akan kalah dalam duel melawan Sun Xiang, tapi bukan berarti tidak bisa membalas sama sekali. Beberapa kali serangan masih bisa dilakukan. Destroying Immortality malah tidak menghindar, justru berdiri di depan Sun Xiang sambil mempertahankan diri dengan serangan balasan.
Melihat ini, Sun Xiang semakin berang. Si pengacau ini berani menantangnya dalam duel operasional? Tidak ada hukum lagi! Saat hendak menunjukkan keahliannya untuk memberi pelajaran, tiba-tiba tubuhnya bergerak mundur sendiri lalu terangkat ke udara.
Elemental Force!
Sun Xiang segera menyadari.
Ini adalah skill mengudarakan Elementalist. Ke-24 kelas memang memiliki skill sejenis yang sudah tersedia default sejak level 1. Meski skill dasar ini memiliki ciri khas masing-masing kelas. Elemental Force milik Elementalist merupakan skill mengudarakan paling lambat di antara 24 kelas, karena termasuk skill dengan chanting.
Namun, justru kelas ini memiliki radius serangan terbesar di antara 24 kelas yang ada, bahkan bisa disebut sebagai skill area. Di balik perlindungan Destroying Immortality, Qianfang Gehai diam-diam melakukan chanting untuk Elemental Force. Sun Xiang yang terlalu emosi ingin menghajar Destroying Immortality sama sekali tidak menyadarinya. Begitu terhisap oleh Elemental Force, sudah terlambat untuk bereaksi.
Di belakangnya, gumpalan energi mistis mengambang di udara, sangat berbeda dengan bola listrik mengerikan yang dihasilkan skill Soulblade. Dengan gerakan mengambang halus, Battle Mage milik Sun Xiang terlempar ke udara. Gumpalan energi Elemental Force pun menghilang.
Mungkinkah Destroying Immortality yang ada di dekatnya melewatkan momen emas seperti ini?
Tentu tidak. Si pemalas ini langsung menggunakan skill besar: Shadow Dance!
Bayangan-bayangan menyerbu ke arah Battle Mage Sun Xiang. Sungguh ahli, Sun Xiang masih bisa menangkis beberapa serangan. Tapi yang bergerak bukan hanya Destroying Immortality. Qianfang Gehai sedang menyiapkan skill baru, Swordsman Ganas Zhan Lou Lan sudah mengayunkan pedang, Yudo Ye Xi mengincar posisi jatuh Sun Xiang untuk grab. Lalu Ye Xiu sebagai Jun Moxiao? Saat ini sedang mengayunkan Qianji San untuk menggunakan skill Pastor memberi heal pada beberapa orang. Sedangkan Pastor asli, Qianye Liruo, entah kemana menghilang.
“Sun Xiang sudah hampir gila, sekelompok sampah biasa ini benar-benar membuatku tak bisa melawan?”
Sudut pandang Sun Xiang berputar, tak sengaja melihat Soulblade milik Liu Hao di atap yang ternyata hanya berdiri bodoh sebagai penonton.
“Liu Hao, apa yang kau lakukan?” Sun Xiang membentak.
“Oh? Kau butuh sekutu?” Ye Xiu justru menyambut ucapannya.
Wajah Sun Xiang di depan komputer memucat, langsung terdiam. Meminta bantuan orang lain—kalimat itu terasa sangat memalukan baginya.
“Tak apa, panggil saja! Jumlah kami lebih banyak untuk mengintimidasi yang sedikit, memanggil bala bantuan bukanlah hal memalukan.” Ye Xiu berkata.
Sun Xiang mengatupkan gigi, tak lagi bicara bahkan tak sekilas melihat ke arah Liu Hao, hanya bertahan mati-matian dari serangan bertubi-tubi lingkaran orang ini.
Liu Hao di atap saat ini dilanda kebingungan parah. Jika ingin membantu, dia sudah bisa bertindak sejak lama—bukankah ini pertanda dia sedang bimbang?
Menurutnya hari ini sudah kalah telak. Bahkan Sun Xiang sampai dibuat sekasar ini dalam kepungan lawan, apa gunanya dia turun tangan? Bisakah mengubah konsekuensi ini? Tidak. Turun ke bawah hanya akan menambah satu orang yang dipermalukan saja!
Aku datang ke sini untuk menginjak Ye Qiu, melihatnya terjepit; bukan untuk diinjak dan dipermalukan. Sudah tahu ini situasi yang akan membuatku terinjak, masih juga mau maju—untuk apa?
Tapi, kalau tidak maju, Sun Xiang yang sudah terlihat tidak sanggup ini pasti akan sangat kecewa padanya, dan ini juga tampaknya sangat buruk.
Liu Hao tidak menyangka bahwa memanggil Sun Xiang justru menciptakan dilema maju mundur seperti ini baginya.
