Sekarang maju, akan diinjak oleh Ye Qiu.
Sekarang tidak maju, nanti mungkin akan diinjak oleh Sun Xiang.
Diinjak oleh siapa, ini adalah masalah, dan juga keputusan yang harus Liu Hao ambil sekarang.
Adakah solusi yang menguntungkan kedua belah pihak? Liu Hao mengamati situasi di bawah sambil berpikir dengan tidak rela. Battle Mage Sun Xiang di bawah dikepung beberapa orang, tanpa serangan terkoordinasi, hanya serangan bertubi-tubi bergantian. Sebagai atlet profesional, Liu Hao tentu paham: hanya kombo yang dihasilkan kerja sama tim-lah yang benar-benar sempurna...
Kalimat ini terdengar familiar.
Begitu kalimat ini muncul di pikirannya, Liu Hao tak kuasa menahan pikiran ini. Tapi segera ia menggeretakkan gigi. Tentu familiar! Ini adalah nasihat Ye Qiu saat masih di Jia Shi dulu. Sekarang, Sun Xiang sedang dihajar oleh kombo tim seperti ini. Untungnya koordinasi tim lawan belum sempurna, sehingga Sun Xiang masih bisa bertahan dengan mencari celah. Tapi ini hanya Sun Xiang - dengan operasional mumpuninya. Kalau orang biasa, sudah mati berkali-kali. Yang bisa Sun Xiang lakukan hanyalah bertahan, dia tak menemukan kesempatan untuk melawan balik.
Turun sendiri mungkin tidak bisa mengubah situasi, tapi mungkin bisa bekerja sama dengan Sun Xiang untuk menerobos kepungan?
Liu Hao berpikir demikian, namun ia tak bisa menahan kekhawatiran: dengan sifat arogan Sun Xiang, apakah dia mau kabur dengan memalukan? Apalagi dikalahkan oleh sekelompok orang yang sama sekali dihinanya.
Tapi, kabur itu memalukan, tewas juga sama memalukan. Seharusnya dia bisa melihat hal ini dengan jelas, bukan?
Jelas Liu Hao sudah memiliki preferensi. Dia lebih mementingkan hubungan baik dengan kapten baru, karena menyangkut kepentingan masa depannya. Sebenarnya sejak insiden sebelumnya dimana dia dikecam habis-habisan karena merusak mood dan status saat mencoba mencatat rekor dungeon hingga menyebabkan kekalahan tim, dia sudah bertekad untuk menjadikan Ye Qiu hanya sebagai pelampiasan sampingan. Fokus pekerjaannya tidak boleh tertuju pada Ye Qiu. Hanya saja sekarang Ye Qiu mulai menunjukkan tren menjadi pesaing mereka lagi, menjatuhkannya menjadi kepentingan pribadi sekaligus tim, barulah dia ikut campur lagi. Kalau tidak, mungkin sudah diserahkan pada Chen Yehui seperti dulu.
Setelah menimbang-nimbang dengan cepat, Liu Hao memutuskan untuk mengambil risiko ini. Sekalipun diinjak-injak, itu dilakukan bersama Sun Xiang. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, membangun persahabatan selevel. Bahkan jika ada kesempatan menerobos, mengorbankan diri untuk melindunginya bisa menjadi pilihan bernilai!
Semakin Liu Hao berpikir, semakin tenang pikirannya. Perlahan, dia justru menemukan potensi keuntungan dari situasi terinjak ini.
Akhirnya, tidak ada lagi keraguan. Liu Hao langsung bertindak, mengayunkan pedang dan mulai chanting untuk melepaskan Wave Formation. Tembakan terdengar hampir bersamaan dengan ayunan pedangnya, progress casting yang baru dimulai langsung terinterupsi. Di bawah, Jun Moxiao dengan mulut payung Qianji San masih mengeluarkan asap.
Sun Xiang sekarang sedang dikeroyok beberapa orang, Jun Moxiao bahkan tidak ikut menyerang. Ye Xiu sambil mengatur ritme tim, sesekali menggunakan healing spell, juga terus memantau Liu Hao di atap. Begitu melihat si pemalas ini hendak menyerang, langsung ditembak.
Liu Hao tahu serangan frontal tidak akan membawa keuntungan. Dia mengambil rute memutar, melompat dari sisi lain bangunan. Masuk ke ruangan kosong, hendak melepaskan Wave Formation dari jendela. Tapi saat mendekat, "Sial! Dari sudut jendela ini bahkan tidak ada bayangan musuh!" Ternyata lawan sudah mengantisipasi, memindahkan medan perang menjauh sehingga serangan dari jendela jadi mustahil.
Dengan terpaksa Liu Hao melompat keluar jendela. Benar saja, begitu keluar langsung melihat kerumunan orang sedang ramai di sisi lain!
Liu Hao segera menggerakkan Soulblade-nya, melepaskan Frost Wave Sword. Lapisan es merambat di tanah, tak lama sudah mencapai belakang Zhan Lou Lan.
Serangan Liu Hao ini juga tidak terlalu terencana. Intinya selama lingkaran ini masih mengeroyok Sun Xiang, menyerang siapapun bisa menciptakan kesempatan untuk menerobos.
“Ternyata, gelombang pedang es ini menyapu hingga Zhan Lou Lan pun terpaksa menghindar. Serangan beruntun empat orang langsung terinterupsi karena perubahan ini. Sun Xiang langsung bersemangat, menyambar kesempatan dengan melancarkan serangan Tianji menyamping.”
“Mundur!”
Petunjuk Ye Xiu bergema lebih cepat daripada gerakannya. Destroying Immortality dan Ye Xi sudah melompat menjauh. Sementara Qianfang Gehai, Elementalist memang bukan kelas yang menyerang jarak dekat.
Ruang kosong ini dimanfaatkan Battle Mage Sun Xiang untuk menerobos keluar. Mengejar Destroying Immortality dengan tusukan Longya lagi.
Liu Hao menyadari prediksinya benar: Sun Xiang sama sekali tidak berniat kabur. Bagi atlet profesional seperti mereka, EXP dan peralatan karakter tidak penting - yang diutamakan hanyalah hasil pertarungan. Kabur atau tewas, sama-sama kekalahan.
Liu Hao sudah menyusun strategi. Dengan gagah dia menerobos tim besar, menghempas Blade Master Zhan Lou Lan menggunakan gelombang pedang retakan bumi sambil berkata: "Kita kurang waspada kali ini, mundur dulu, kumpulkan tim lagi sebelum kembali!"
Ucapan formal biasa, tapi efeknya sangat rumit di situasi ini.
Pertama, mengakui kelalaian memberi Sun Xiang jalan mundur;
Kedua, ajakan "kumpulkan tim lagi" mengisyaratkan pertarungan belum berakhir.
"Hasilnya Sun Xiang malah diam seribu bahasa, tetap memanfaatkan peluang yang direbut Liu Hao untuk menyerang habis-habisan, terus memburu Destroying Immortality tanpa henti."
"Cepat pergi, aku yang akan melindungimu!" Liu Hao sebenarnya sudah tidak terlalu peduli apakah Sun Xiang pergi atau tidak, dia buru-buru menunjukkan sikap rela berkorban.
"Hmph, tidak perlu!" Sun Xiang tiba-tiba mendengus dingin, serangannya semakin ganas. Serangan tidak hanya ditujukan ke Destroying Immortality, Zhan Lou Lan dan Ye Xi juga jadi sasaran. Elementalist Qianfang Gehai yang agak jauh pun tidak luput, Liu Hao yang berdiri di samping buru-buru menghalangi serangan sihirnya.
Sun Xiang yang sebelumnya dikepung harus fokus pada pertahanan dan penghindaran, tampak sangat kerepotan. Efek Magic Chakra di tubuhnya sudah lama hilang. Kini dengan peluang yang dibuka Liu Hao, serangan bertubi-tubi berhasil mengaktifkan kembali berbagai status Chakra. Bersamaan dengan itu, cahaya keemasan samar mulai menyelimuti tubuhnya. Serangan Battle Mage tiba-tiba menjadi lebih cepat dan damage meningkat drastis.
"Ini..." Liu Hao tertegun melihat perubahan itu.
"Wahahaha, kalian tidak menyangka kan?" Sun Xiang sangat sombong. Serangan beruntunnya berhasil mengambil keuntungan dari Destroying Immortality, Zhan Lou Lan, dan Ye Xi. Jun Moxiao milik Ye Xiu sibuk melakukan heal tak henti-henti.
"Ini Will of the Fighter!" teriak Liu Hao.
Destroying Immortality saat ini justru bingung, Will of the Fighter, skill awakening Battle Mage, mana ada Battle Mage yang tidak bisa? Apa perlu berlebihan seperti ini?
Kebingungan Destroying Immaternity jelas karena ia sama sekali tidak familiar dengan lingkup profesional.
Saat Will of the Fighter muncul, Ye Xiu dan Liu Hao langsung paham mengapa Sun Xiang tiba-tiba begitu percaya diri dan sombong. Meski Zhan Lou Lan dan kawan-kawan belum menjadi atlet profesional, sejak memiliki tekad seperti ini, tentu mereka sangat memperhatikan berbagai hal terkait profesional, terutama karena dalam tim mereka ada Xiao Bei yang menggunakan Battle Mage. Reaksi mereka agak lambat, tetapi segera menyadari mengapa Sun Xiang tiba-tiba bersemangat seperti memakai doping.
Karena Will of the Fighter, skill ini, di arena pertandingan profesional saat ini sudah menjadi sesuatu yang tidak berguna.
Syarat awal Will of the Fighter membutuhkan jumlah kombo. Status segmen ketujuh yang penuh memang mengerikan, tapi syarat 120 kombo lebih gila lagi. Di arena pertandingan profesional, 120 segmen saja tidak mungkin, bahkan 10 kombo di segmen pertama pun sulit dicapai.
Dalam pertarungan 1 lawan 1 saja sulit. Apalagi di pertandingan tim, semakin tidak mudah.
Di Liga Profesional yang berirama cepat, menggunakan Will of the Fighter untuk menentukan hasil pertarungan awalnya merupakan pilihan taktis Battle Mage. Namun kini, strategi ini dianggap terlalu kaku dan mudah di-counter lawan. Oleh karena itu, Will of the Fighter telah menjadi skill yang sama sekali tidak diperhatikan di lingkup profesional. Sebagian besar Battle Mage profesional hanya memiliki level 1 dari sistem saat awakening, tanpa investasi lebih lanjut.
Situasinya berbeda di game online. Dengan adanya PVE, Battle Mage lebih mudah mencapai level tinggi Will of the Fighter saat menghadapi banyak monster kecil. Berkat skill ini, Battle Mage selalu menjadi salah satu kelas output utama dalam PVE. Bagi pemain game online, Will of the Fighter pasti dinaikkan ke level maksimal.
Akun liar yang dikelola guild memiliki berbagai fungsi, tidak seperti karakter profesional yang hanya fokus pada pertandingan. Will of the Fighter biasanya ditingkatkan secara normal seperti pemain biasa. Oleh karena itu, Battle Mage yang digunakan Sun Xiang ini berbeda dengan versi profesional, memiliki Will of the Fighter level tinggi.
Yang dimaksud Sun Xiang dengan "tidak menyangka" adalah poin ini.
Dengan Battle Mage ini, dia bisa dengan mudah mengaktifkan Will of the Fighter level tinggi meski menghadapi Zhan Lou Lan dan kawan-kawan yang jelas lebih lemah.
Setelah aura emas pucat Will of the Fighter muncul dari Battle Mage-nya, dia telah menggunakan tiga target jarak dekat untuk mendorong Will of the Fighter ke tahap kedua.
Serangannya belum berhenti, dia dengan cepat mencari kombo di ketiga orang. Tiga target, tiga target yang memiliki perbedaan teknik dan kesadaran yang besar darinya, untuk mencapai ini tidak terlalu sulit baginya.
Fase ketiga!
Aura Will of the Fighter semakin terang menyilaukan, kecepatan serang Sun Xiang, kecepatan gerak, dan damage terus meningkat. Destroying Immortality bertiga semakin kewalahan. Ye Xiu yang hanya memiliki Pastor dengan skill low-tier, juga semakin kesulitan memberikan heal.
"WAHAHAHA, Will of the Fighter memang skill yang menyenangkan! Hanya sulit digunakan di pertempuran sungguhan, untung hari ini ketemu sampah kayak kalian." Sun Xiang membual sombong. Will of the Fighter sudah mencapai fase keempat, dengan 1 lawan 3 dia tetap unggul. Serangan beruntun ini sudah memberikan output yang signifikan. Di sisi lain, Qianfang Gehai yang dihadang Liu Hao, kalau bukan karena bantuan supporter Ye Xiu sesekali, mungkin sudah KO.
Liu Hao terkejut sekaligus senang. Dari situasi sekarang, dua orang mereka malah bisa membalikkan kekalahan?
