"Jaga sustain!" teriak Liu Hao.
Sun Xiang dan Liu Hao yang melawan banyak orang tentu konsumsi resource lebih besar. Tapi bagi atlet profesional, sustain adalah dasar yang harus diperhatikan. Apalagi di game online ini, potion tidak ada batasan, hampir tidak perlu khawatir soal ini.
Liu Hao melihat Sun Xiang bermain dengan begitu sombong dan agresif, khawatir si pemalas ini terlalu HIGH sampai melupakan hal dasar seperti ini.
“Masih perlu kau ingatkan?”
Sun Xiang membalas dengan nada merendahkan. Liu Hao kesal tapi harus menahan diri karena ini sesuai prediksinya. Jika Sun Xiang benar-benar lupa, mungkin akan diam-diam memperhatikan. Karena tidak lupa, tentu dia meremehkan Liu Hao. Sebagai atlet profesional, pengingat seperti ini benar-benar kekanak-kanakan.
“Mundur sebentar dulu?” Zhan Lou Lan akhirnya tidak tahan mengajukan saran strategi.
Tekad Tempur, begitu kombo mencapai 1 segmen, status akan bertahan di fase itu. Serangan berikutnya akan menghitung ulang dari awal. Skill ini merepotkan karena sering menghapus status bagus yang susah payah diraih. Karena banyaknya masalah inilah skill ini dianggap tidak berguna di lingkup profesional.
"Zhan Lou Lan bertiga terus bertarung, tapi malah jadi sasaran kombo. Ketiga orang mengurung di situ, selalu ada celah bagi Sun Xiang untuk menyerang dengan akurat. Sekitaran mundur sedikit saja, asal bisa menghindar satu serangan, bisa menghentikan peningkatan Will of the Fighter-nya. Sebenarnya Will of the Fighter cukup mudah di-counter, tapi pemimpin mereka Ye Xiu belum memberi perintah, mereka terpaksa bertahan. Sekarang, Will of the Fighter Sun Xiang sudah mencapai tahap lima. Peningkatan kecepatan serang 2.5x, peningkatan kecepatan gerak 10%, kekuatan 110 poin - di atas kertas terlihat tidak terlalu mengerikan. Tapi perlu diingat yang mendapatkan kelebihan ini adalah Sun Xiang, pemain All-Star yang jauh lebih kuat dari mereka bertiga."
"Ketiganya bahkan tidak perlu melihat tingkat cahaya emas di tubuh lawan. Begitu naik satu level, mereka langsung merasakan lawan bertambah kuat. Kelebihan kecil di tangan Shen kelas profesional ini diperbesar sampai level maksimal."
"Mundur? Hahaha, kalian pikir masih bisa mundur? Kalian tahu alasan kalian bertiga masih hidup sampai sekarang? Karena kalian belum mundur! Kalau mundur, aku tinggal pilih satu target dan langsung bunuh di tempat!" Sun Xiang berkata dengan sombong.
Zhan Lou Lan merasa gemetar, segera menyadari bahwa perkataan Sun Xiang ini bukan sepenuhnya ancaman. Battle Mage sendiri memiliki kecepatan gerak yang diperkuat oleh Chakra Tanpa Sifat, ditambah status tekad tempur, bagaimanapun mereka bertiga mundur, pasti ada satu yang mudah ditangkap lawan. Satu lawan satu, kombo lawan tidak hanya tak terputus tapi juga bisa fokus output pada satu target. Jika mencoba bantuan sekarang, sama saja kembali ke situasi 3 vs 1 sebelumnya, apa bedanya?
"Wah, tak kusangka kau punya otak taktis juga," jawab Ye Xiu.
Zhan Lou Lang segera paham bahwa Ye Qiu Shen juga sangat memahami hal ini, sehingga tidak pernah memerintahkan mundur untuk menggagalkan niat lawan. Karena beliau tahu dengan tiga orang ini, mundur bukan solusi. Komandonya sekarang adalah mempertahankan situasi paling menguntungkan seoptimal mungkin. Meski Zhan Lou Lan tak tahu di mana titik baliknya, dia harus terus percaya pada pertimbangan dan komando Shen.
Sambil berpikir, Zhan Lou Lan melirik ke arah Qianfang Gehai di kejauhan.
Jarak serang Elementalist hanya sedikit lebih unggul dari Soulblade. Jika perbedaan skill besar, dengan skill Teleportasi instan mungkin bisa memainkan Soulblade seperti layang-layang. Tapi di sini skill Qianfang Gehai justru lebih rendah, jauh lebih rendah. Mustahil melakukan taktik kiting. Jika bukan karena serangan Jun Moxiao Ye Xiu yang sering membantu di sisi ini, mungkin Qianfang Gehai sudah mati.
“Akibatnya, sudut pandang Zhan Lou Lan sedikit bergeser, ini langsung menjadi sebuah celah. Serangan Sun Xiang langsung mendarat di kepalanya.”
“Hmm……”
Zhan Lou Lan mendengar suara dengus si pemalas ini, ini jelas merupakan responsnya terhadap Ye Xiu.
“Tapi memang cuma sedikit!” Ye Xiu menekankan kata "sedikit" dengan keras, “Kalau tidak, seharusnya ada orang yang menyerangku! Apa kalian tidak lihat aku adalah poros strategi saat ini?”
“Tidak perlu. Aku tetap bisa menghancurkan strategimu. Kau tidak perlu buru-buru bunuh diri.” Sun Xiang berkata.
“Ck ck ck, anak muda! Kesempatan tidak datang dua kali!” Ye Xiu berseru.
“Kau pikir kalian masih punya kesempatan?” Sun Xiang menantang.
“Jumlah personel adalah kelebihan kami. Kesempatan kami juga akan lahir dari sini.” Jawab Ye Xiu.
“Oh ya? Kenapa aku tidak melihatnya?” Sun Xiang menyeringai.
“Karena otakmu cuma sebesar kacang.” Ye Xiu kembali menekankan kata "sedikit", kali ini menghilangkan kata "strategi" dan hanya menyindir kecerdasannya.
Liu Hao di samping gelisah! Ingin sekali ia memberitahu Sun Xiang untuk berhenti berdebat. Tapi si anak muda ini memang suka pamer, suka memancing emosi. Tapi apa pernah ada akhir baik? Bukankah pelajaran saat memprovokasi Han Wenqing di Weekend Bintang All-Star masih belum cukup?
Perkataan Ye Xiu dianggap angin lalu oleh Sun Xiang, tapi Liu Hao harus menganalisisnya dengan cermat.
Kelebihan jumlah personel...
Liu Hao memperhatikan sekeliling, tiba-tiba menyadari: Tim lawan kurang satu orang! Pastor mana? Pastor lawannya ke mana? Seharusnya ada satu Pastor di tim lawan!
"Baik, kalau kau ingin mati lebih cepat, aku akan mengabulkan!" Sun Xiang yang gagal memenangkan perdebatan verbal, memutuskan untuk bertindak.
Saat itu, aura emas muda di Battle Mage-nya kembali bersinar lebih terang. Will of the Fighter akhirnya mencapai segmen keenam. Segmen ketujuh berikutnya akan memberikan peningkatan efek dua kali lipat, namun membutuhkan kuota kombo yang juga dua kali lipat. Sun Xiang sudah kehilangan kesabaran, kondisi saat ini sudah cukup untuk menghadapi sampah-sampah ini.
Telapak Bunga Rontok!
Tianji!
Dua skill beruntun ini. Untuk membangun kombo, Sun Xiang sering menggunakan skill Low-tier. Cooldown skill Low-tier yang cepat selalu memiliki persentase kemungkinan tertinggi dalam rantai kombo.
Telapak Bunga Rontok menghempas, Zhan Lou Lan dan Ye Xi di sampingnya menghindar ke kedua sisi. Namun Tianji berikutnya berhasil mencegat Ye Xi dan mengangkatnya ke udara.
Longya!
Ye Xi yang masih di udara kembali terkena serangan. Battle Mage Sun Xiang akhirnya berlari kencang menuju arah Jun Moxiao. Rupanya dia ingin mendorong Ye Xi yang sedang float sambil mempertahankan kombo, sekaligus mulai menyerang Jun Moxiao.
Jun Moxiao, karakter level 52, di hadapan Battle Mage dengan status Chakra penuh dan Will of the Fighter segmen keenam, benar-benar tak berdaya.
Zhan Lou Lan dan Destroying Immortality segera berusaha memberikan bantuan. Tapi Will of the Fighter tahap keenam ini seolah melampaui ambang batas, kekuatan yang ditunjukkan Sun Xiang mengalami lompatan besar. Jika peningkatan setiap tahap sebelumnya terus memberi tekanan, maka peningkatan tahap ini akhirnya menjadi titik puncak yang tak tertahankan. Mereka beralih dari merasakan tekanan menjadi sama sekali tak bisa melawan.
Damage-nya bisa diabaikan dulu.
Kecepatan gerak yang lebih tinggi, attack speed yang meningkat, ditambah kecepatan operasional Sun Xiang yang meledak saat ini, membuat Destroying Immortality dan Zhan Lou Lan yang mencoba membantu tiba-tiba tak sanggup mengimbangi. Saat bayangan lawan dan serangan meriamnya menghantam, upaya bertahan mereka baru saja dimulai, tapi kedua orang itu sudah terlempar ke arah berbeda.
Ye Xi tetap menjadi target utama Sun Xiang. Sambil menyerang Ye Xi, dia terus melaju ke arah Jun Moxiao.
Raging Dragon Charge!
Serangan terakhir ini akan melontarkan Yudo Ye Xi sekaligus menerjang Jun Moxiao. Sun Xiang menghitung dengan presisi: Jun Moxiao mungkin bisa menghindar, tapi Yudo ini pasti KO. Skill Pastor low-level dan amatir Jun Moxiao takkan sanggup menyembuhkan target yang terus-menerus di-output-nya. Ini adalah serangan pamungkas yang bisa insta-kill!
"Dor!"
Seperti benturan logam, atau tabrakan MP. Sun Xiang hanya tahu karakternya terpental mundur di luar kendali.
Ada apa ini?
Ini adalah situasi yang sama sekali tidak diantisipasi Sun Xiang. Ia buru-buru menyesuaikan kamera ke depan, melihat seorang karakter terpental dengan pose sama persis. Adegan ini terasa familiar?
"Kamu!" Sun Xiang langsung mengenali nama di atas kepala karakter yang terpental itu. Bersamaan, cahaya putih menyelimuti tubuh Yudo itu. Cahayanya hangat dan penuh, sangat berbeda dengan healing spell tipis Jun Moxiao. Ini jelas metode Pastor Suci yang sesungguhnya.
"Ya, itu dia," suara malas Ye Xiu terdengar, "Pastor punya respawn! Jangan bilang kamu tidak tahu!"
"Sial, licik banget!!!"
Di sisi lain, Liu Hao berusaha tetap tenang.
Pastor lawan ke mana? Sekarang dia baru sadar, ternyata pergi melakukan respawn. Battle Mage yang mengalihkan perhatian Sun Xiang itu akhirnya tertangkap dan terbunuh. Tapi saat pengalihan itu, pihak mereka kehilangan tiga anggota Tim Satu. Sekarang lawan mengirim Pastor untuk dengan santai menghidupkan kembali Battle Mage yang gugur.
Liu Hao bukan menyesali kerugian lawan, tapi efek dari respawn ini. Karakter yang dihidupkan segera bergabung kembali, mengubah konsekuensi pertempuran.
Empat orang—inilah ambang batas bagi "rerumputan liar" ini di hadapan Sun Xiang.
Tiga orang, dia bisa melakukan kombo, menumpuk Will of the Fighter. Tapi empat orang, maka dia akan kembali ke situasi sebelumnya di mana serangan bertubi-tubi membuatnya tak bisa melawan balik.
Ternyata momen emas tidak boleh terlewatkan!
Liu Hao geram dan menyesal. Seharusnya dia menyerang Jun Moxiao, mengapa malah mengikuti keinginan Sun Xiang untuk menyerang Elementalist ini? Akibatnya, momen emas terbuang percuma.
Sun Xiang tidak sempat melakukan Ukemi dengan tenang. Zhan Lou Lan dan Destroying Immortality, dua orang yang baru saja dia lempar, sudah datang menghampirinya. Battle Mage Xiao Bei dan Yudo Ye Xi juga kembali mengepung. Empat lawan satu, lagi-lagi empat lawan satu.
Liu Hao ingin merebut kesempatan untuk memberikan bantuan, tapi tiba-tiba siluet Jun Moxiao berkedip muncul di hadapannya.
"Momen emas tidak boleh disia-siakan, sudah kubilang kan." Ye Xiu berkata dengan tenang.
