Chen Guo yang sama sekali tidak percaya semua ini nyata, setelah mengetuk keyboard beberapa saat, tiba-tiba berdiri dan bergegas menghampiri belakang Ye Xiu.
Hasilnya setelah melihat...
Benar, ternyata semuanya nyata, si pemalas ini sudah menghubungi Zhan Lou Lan melalui QQ.
"Tidak ada batas bawahnya!" Chen Guo menangis tersedu-sedu.
"Sudah lihat pernyataan bersama guild-guild besar?" Begitu cara Ye Xiu menyapa orang.
"Sudah, hahahaha, kami cuma dihargai 100 perak per orang, digabung baru setara nilaimu. Benar-benar menyebalkan." Balas Zhan Lou Lan yang juga pandai mencari hiburan dengan memikirkan masalah harga diri ini!
"Kita semua cuma figuran, lihat pernyataan itu, Destroying Immortality-lah burung gerejanya." Kata Ye Xiu.
"Haha, tentu, untuk memberantas pemulung dia memang harus jadi pelopor. Tapi fokus mereka tetap padamu, takut orang-orang melupakanmu, mereka kasih label 500 untukmu." Zhan Lou Lan cukup paham taktik dibalik ini.
"Aku menghubungimu untuk membicarakan hal ini dengan serius." Kata Ye Xiu.
"Hmm, ini memang rumit, akun liar kami bisa ditinggalkan, tapi kasusmu sulit diatasi!" Zhan Lou Lan menghela nafas.
"Bukan, maksudku aku ingin mencari uang dari ini." Kata Ye Xiu.
Dari seberang lama terdiam, Zhan Lou Lan yang paham taktik langsung menangkap maksud Ye Xiu, sekarang juga sedang mengetuk keyboard kaku!
Melihat lawan bicaranya tiba-tiba diam, Ye Xiu mengirim QQ shake.
“Shen, kamu benar-benar……” Zhan Lou Lan hanya bisa menggunakan ellipsis. Kata-kata bernada negatif, rasanya memalukan untuk diucapkan; kata-kata pujian, benar-benar tidak terpikirkan.
“Sekarang kuncinya adalah akunku ini benar-benar tidak bisa digantikan. Yang jadi masalah apakah kamu punya minat atau tidak. Kalau kamu berminat ya sudah, kalau tidak, aku akan menukar lima akunku dengan lima akun liar di tanganmu itu.” Ye Xiu berkata.
“Untuk apa ditukar? Kalau mau, ambil saja langsung.” Setelah lama terdiam, Zhan Lou Lan akhirnya menjawab dengan tegas.
“Wah, ini bagus! Mau bagi hasil?”
“Tidak perlu, tidak perlu!”
“Kamu juga investor lho, dan sahammu tidak sedikit!” Ye Xiu mengampuni.
“Benar-benar tidak perlu!” Zhan Lou Lan buru-buru menolak.
“Kamu terlalu ampung.” Ye Xiu berkata.
“Hahaha, sebenarnya uang segini tidak kuhiraukan, percayalah!” Demi menghindari keterlibatan, Zhan Lou Lan lebih memilih menciptakan citra diri sebagai orang kaya raya yang sombong dan arogan.
“Baiklah, kalau tidak mau ya tidak dipaksa.” Ye Xiu berkata.
“Eh, tapi ngomong-ngomong, meskipun bounty sudah dikeluarkan, mungkin kita hanya dijadikan tameng. Lihat saja syarat di bounty yang dia keluarkan, jelas menyebutkan harus benar-benar berhasil membunuh baru akan dibayar. Kalau dia sengaja memberi keringanan, uangnya memang tidak akan bisa didapat.” Zhan Lou Lan dengan gesit mengalihkan topik ke pembahasan lebih mendalam.
“Hmm, ini sudah kupikirkan. Tapi karena semuanya dalam kendaliku, mengapa harus menunggu mereka membunuh? Aku bisa mengatur sendiri, lalu merekam dan memberikan rekaman pertandingan kepada mereka.” Ye Xiu berkata.
“Tapi seperti ini, kalau dilakukan berulang kali oleh satu orang saja, pasti terlihat palsu?” Zhan Lou Lan berkata, “Meskipun kamu menyamar dalam game, akun rekening untuk transfer akhirnya tidak mungkin terus berubah-ubah kan?”
“Kamu benar, makanya aku bilang kita perlu beberapa partner kolaborasi, bagaimana denganmu?” Ye Xiu berkata.
“Aduh ibuku memanggilku makan, aku harus kabur. Sisakan tempat untukku, nanti lima akun akan kukirimkan padamu. Sudah dulu ya, aku logout dulu.” Zhan Lou Lan langsung logout dengan cepat.
“Hina, sangat hina!” Chen Guo bergumam di belakang.
“Siapa yang bisa diajak kolaborasi tanpa menimbulkan kecurigaan ya?” Ye Xiu berpikir.
Chen Guo yang menyaksikan percakapan Ye Xiu dan Zhan Lou Lan sambil merasa jijik, tak bisa menahan diri untuk ikut merenung.
Mencari teman sebagai sekutu? Awalnya Chen Guo berpikir begitu, tapi kemudian tersadar: berapa pun banyaknya teman, tetap tak akan cukup! 5 karakter ini jika dibunuh sampai tuntas membutuhkan 1750 kali. Meski satu orang melakukan 10 kali tetap butuh 175 orang. Lagipula 10 kali sudah sangat mencurigakan.
Domain of Gods bisa dibilang tujuan akhir pemain dari 10 server biasa. Luas mapnya yang mampu menampung begitu banyak orang bisa dibayangkan. Mencari satu orang spesifik di sana seperti mencari jarum di jerami. Makanya guild-guild klub sampai harus kerja sama mengeluarkan bounty. Mereka memang kekuatan terkuat di game online.
Setengah hari Chen Guo tak kunjung menemukan ide yang，alhasil melihat Ye Xiu di depannya justru sedang membuka-buka situs ruang kerja game online di layar komputer.
“Kamu mau cari ruang kerja?” Chen Guo spontan bertanya.
“Ruang kerja itu masuk akal, kan?” Ye Xiu berkata.
Chen Guo merenung, memang benar. Kalau ruang kerja, saat mendapat pesanan seperti ini, mereka akan mati-matian menyelesaikannya. Satu karakter bukan hanya sepuluh kali, bahkan bisa dapat beberapa kali ekstra. Apalagi merekam video bunuh sendiri, ini lebih mirip tindakan ruang kerja.
“Ruang kerja Meng Huan cukup bagus.” Chen Guo yang sudah duduk di samping melihat Ye Xiu sedang menyaring informasi ruang kerja, lalu menunjuk salah satu rekomendasinya.
“Benarkah?” Ye Xiu membuka detail ruang kerja Meng Huan, melihat sebentar lalu menutupnya lagi.
“Kenapa?” Chen Guo bingung. Ruang kerja Meng Huan adalah ruang kerja game online yang sangat profesional, radius bisnisnya luas, reputasi juga bagus. Chen Guo tak mengerti apa yang tak disukai Ye Xiu.
“Coba lihat lagi.” Ye Xiu terus menggulir pencarian.
“Qian Cheng juga bagus.” Chen Guo merekomendasikan lagi. Sebagai pemain lama, dia sedikit paham tentang ruang kerja, setidaknya yang terkenal dia tahu.
Hasilnya, setelah Ye Xiu melihat ruang kerja ini, dia menolak lagi.
“Kamu mau cari yang seperti apa?” Chen Guo mulai putus asa.
“Cari yang aku kenal.” Kata Ye Xiu.
“Kamu... kamu punya kenalan?” Chen Guo terkejut.
“Aku sudah main Glory sepuluh tahun, siapa yang tak kenal?” Ye Xiu sama sekali tak acuh.
"Sambil berbicara, akhirnya dia membuka sendiri profil sebuah ruang kerja. Chen Guo yang melihat dari samping, studio ini memiliki peringkat bintang yang cukup rendah, tingkat kepuasan pemilih klien juga biasa-basaja. Di mata pemain biasa, ini bisa dianggap sebagai studio penipu yang berbahaya untuk diajak kerja sama. Tapi Ye Xiu sama sekali tidak melihat data-data ini, kursor mouse akhirnya hanya menggaruk-garuk di bagian kontak. Benar-benar mencari orang yang dikenalnya, tidak melihat yang lain, hanya melihat nama orang."
""Mo Qiang, bukan nama yang sama kan..." gumam Ye Xiu sambil meminjam ponsel Chen Guo."
"Chen Guo menyerahkan ponselnya, melihat Ye Xiu dengan cepat menghubungi nomor kontak studio bernama ""Xiao Qiang Studio"" ini."
""Halo, Lao Mo?""
""Siapa ini?""
""Bisa tebak siapa saya?"" tanya Ye Xiu."
""Tidak tahu. Ini nomor kerja, ada keperluan langsung saja.""
""Apakah QQ-mu XXXXXXXX?"" tanya Ye Xiu."
""Iya!"" Suara di seberang terdengar agak bingung."
""Bicara di QQ."" Ye Xiu langsung mematikan telepon."
""Kamu sudah tahu QQ-nya ngapain masih nelpon?"" Chen Guo heran."
""Saya mana tahu dia sekarang kerja di sini, ini kan konfirmasi identitas lewat telepon?"" jawab Ye Xiu sambil mencari nomor QQ yang barusan disebutkan di QQ-nya, mengirim pesan pribadi."
""!!!!!"" Balasannya lima tanda seru."
""Barusan kamu yang nelpon?"" baru kemudian bertanya."
""Iya.""
""Kamu masih hidup!""
""Tentu saja...""
""Kalau masih hidup, kenapa pensiun??""
“……”
""Gosipnya nanti dulu, bicara urusanmu dulu."" tanya Mo Qiang."
""Deklarasi hadiah dari guild-guild besar itu sudah lihat kan?"" balas Ye Xiu."
“Tentu. Oh! Jun Moxiao benar-benar kamu?”
“Iya, aku!”
“Sial, apa kamu mau mengorbankan akun ini untuk memberiku uang? Aku hitung, sekali 500, satu level cukup lima kali, Level 70 berarti 175 ribu. Kita bisa bawa Pastor buat respawn, untungnya jadi double, 350 ribu. Ini masih di Shen Zhi Lingyu, kamu bisa pura-pura kabur ke area biasa, kita bunuh lagi di sana, untungnya jadi double lagi, 700 ribu! Gila, ngasih aku 700 ribu! Memang pantas dijuluki Shen di lingkaran ini, kesadaranmu setinggi itu!” Mo Qiang terus mengoceh.
“Sudah selesai hitunganmu?” Ye Xiu geli-geli kesal. Chen Guo di sampingnya terdiam membeku. Benar-benar ahli di bidangnya! Lihat cara ruang kerja mereka memaksimalkan keuntungan. Perhitungan 175 ribu Ye Xiu dan Tang Rou itu lemah banget.
“Aku tahu kamu nggak bakal ngasih gratis. Bilang, apa syaratnya?” Mo Qiang bertanya.
“Kapan aku bilang mau kasih Jun Moxiao untuk dibunuh?” Ye Xiu terdiam.
“Lalu ngapain kamu cari aku?” Mo Qiang bingung, seolah Ye Xiu menghianati hukum alam dengan tidak membicarakan itu.
“Akun Jun Moxiao masih aku butuhkan! Tapi lima akun lainnya dalam bounty ini bisa aku serahkan.” Ye Xiu berkata.
“Lima akun itu? Yang satu 100 ribu itu?” Mo Qiang bertanya.
“Ya...”
“Itu jumlahnya kurang, total cuma setara satu... Kalau Destroying Immortality? Bisa kamu dapatkan?” Mo Qiang bertanya.
“Nggak...”
“Sayang sekali.” Mo Qiang menghela napas.
“Bisa nggak dilakuin?” Ye Xiu bertanya.
“Bisa dong, pasti bisa. Tapi kamu harus jelasin detail masalahnya, biar saya analisa dulu cara terbaik buat ngerjain ini.” Mo Qiang menanggapi.
Ye Xiu pun menjelaskan secara garis besar. Setelah mendengar, Mo Qiang tampak kecewa: “Gini toh... Akun-akun ini jelas cuma pelengkap. Melihat kelicikan mereka, kalau cuma kasih informasi doang, kemungkinan besar kita nggak bakal dapet bayaran. Sekalipun kita kerjain sendiri, sampai level tertentu pasti mereka bakal batalkan bounty, hitungan teoritisnya nggak bakal tercapai.”
“Hmm.” Ye Xiu tidak terkejut, jelas sudah memperkirakan hal ini.
“Kalau langsung dibantai sampai rusak, ini terlalu palsu... Tapi uang segitu buat mereka mah receh, apalagi ini kerja sama banyak klub. Menurut gaya mereka, bakal ribut soal ini nggak ya?” tanya Mo Qiang.
“Seharusnya nggak.” jawab Ye Xiu.
“Ya udah lakuin aja! Fitur respawn Pastor kita skip saja, kalau berlebihan malah bikin mereka ilfeel, kasih sedikit muka lah.” Mo Qiang tampaknya sudah mantap dengan rencana.
“Jadi sudah fix?” tanya Ye Xiu.
“Fix apaan, bagi berapa buat gue?” tanya Mo Qiang.
“Bagi dua.” kata Ye Xiu.
“Oke oke, emang Shen beda, berani banget. Ini urusan gue yang atur.” kata Mo Qiang.
“Hmm.”
“Nah, sekarang masuk segmen mengorek kabar. Kok kamu bisa pensiun?” tanya Mo Qiang.
