Pikiran Wei Chen tanpa sengaja melayang ke masa awal berdirinya Liga. Ada tawa dan getar sukacita, tapi akhirnya justru meninggalkan penyesalan tak berujung.
Wei Chen mengakui dalam hati: Kekalahan dari Yu Wenzhou mungkin bukan satu-satunya alasan, tapi setidaknya menjadi pemicu utama keputusannya pensiun. Dengan kemampuannya saat itu, sekalipun kehilangan posisi di Blue Rain, masih mudah mencari klub lain untuk bertahan 1-2 tahun. Tapi bagi Wei Chen, bertahan dengan setengah hati bukanlah kelanjutan karir yang layak. Maka dipilihnya cara tegas untuk menyelesaikan masalah.
Segenap perasaan masa lalu ini tak bisa dia curahkan pada rekan-rekan di sekitarnya sekarang. Di depan mereka, dia selalu berlagak jagoan. Meski hubungannya dengan Ye Xiu tak serumat dengan kawan-kawan seklub, sebagai sesama pelaku industri, Ye Xiu adalah satu-satunya yang bisa memahami situasinya kala itu.
"Lalu kamu, apa tujuanmu? Baru saja pensiun belum lama, sudah mau kembali bermain, malah sampai heboh di mana-mana. Ini maksudmu apa?" Setelah merenung penuh kekesalan, Wei Chen mulai melawan balik Ye Xiu.
"Hei, setelah berpikir panjang, aku memutuskan untuk membuat kehebohan besar sekali lagi di momen terakhir. Aku tidak ingin bertahun-tahun kemudian, sendirian memeluk Senjata Perak di game online dengan kesepian yang menyiksa," kata Ye Xiu.
"Gosok gosok gosok gosok gosok gosok gosok!" Wei Chen mengumpat tujuh kali kata "gosok" berturut-turut.
"Gimana, mau kubawa ikut? Biar kamu bisa nostalgia ke tempat lamamu," kata Ye Xiu.
Wei Chen diam. Niat pihak lain ini membuatnya tidak sepenuhnya menolak. Kembali ke Liga Profesional adalah mimpi yang sering diulanginya selama bertahun-tahun. Sejujurnya, dia pernah serius mempertimbangkannya. Namun tekad bulatnya saat pensiun dulu justru menjadi hambatan terbesar. Mengingat kepergiannya yang begitu gagah dulu, dia tak tega melompat keluar untuk menampar wajahnya sendiri. Semakin lama waktu berlalu, semakin jauh dari lingkup profesional, tekadnya semakin goyah. Tapi hari ini, ada kekuatan eksternal yang mendorongnya. Tiba-tiba api keinginan yang belum pernah ada sebelumnya menyala di hati Wei Chen.
"Waktu tidak boleh disia-siakan! Kali ini kamu punya alasan yang sempurna!" kata Ye Xiu.
"Alasan apa?"
“Senjata Perakmu disandera olehku! Untuk mengambilnya kembali, terpaksa harus kembali bermain. Bagi bajingan tidak tahu batas sepertimu, alasan ini sudah cukup kan?” Ye Xiu berkata.
“Goblok!” Wei Chen memaki.
“Kamu pasti bisa!” Ye Xiu membalasnya dengan tiga kata itu.
Tiga kata itu menjadi hambatan besar lain yang dihadapi Wei Chen. Saat ini dia seperti pemain baru yang bimbang, sangat tidak percaya diri dengan kekuatannya sendiri.
“Menurutmu, saat ini, berapa persen kekuatanku dibandingkan dulu?” Wei Chen bertanya.
“Teknik, kecepatan tangan, semua itu sulit dikembalikan seperti semula. Tapi sifat tidak tahu batasmu masih tetap ada, benar-benar membuatku terharu.” Ye Xiu berkata.
“Beberapa tahun lalu, Yu Wenzhou diam-diam belajar darimu. Sekarang saatnya berbalik. Setelah bertahun-tahun, berikan serangan balik kejutannya, beri dia kejutan, bagaimana? Apakah tidak epik?” Ye Xiu berkata.
“Hmm, terdengar menarik...” Wei Chen membayangkan perasaan itu, tiba-tiba muncul sedikit harapan.
“Lalu masih ragu apa?” Ye Xiu berkata.
“Yang sekarang kupikirkan adalah, menurut aturan bajingan sepertimu harus istirahat setahun, artinya musim depan pasti tidak bisa ikut, baru bisa musim berikutnya. Saat itu aku kembali ke Liga Profesional di usia 32 tahun? Mau jadi kakek-kakek untuk semua orang?” Wei Chen berkata.
“32? Kamu masih muda itu? Bukannya sudah 40 tahun lebih?” Ye Xiu heran.
“Bangsat kau!”
“Kita juga perlu waktu untuk menjalani masa penyesuaian dan persiapan. Kamu juga tidak ingin cuma pulang lalu berputar-putar memalukan sebelum keluar lagi, kan? Ngomong-ngomong, dulu pernah menjuarai tidak?” kata Ye Xiu.
Wei Chen berkeringat dingin. Juara tiga tahun pertama Liga Profesional semuanya direbut Jia Shi milik si pemalas ini, siapa yang tidak tahu? Sekarang dia pura-pura bodoh, padahal siapa yang paling tidak tahu batas di lingkup profesional?
“Maksudmu, target kembalimu bermain adalah merebut juara?” tanya Wei Chen.
“Adakah target lain yang lebih menarik selain itu?” balas Ye Xiu.
“Bagus, target yang keren. Hahahaha, anak-anak muda liga, gemetarlah, pangeranmu akan kembali!” Wei Chen menambahkan emoji tertawa terbahak.
“Kamu sudah yakin? Tidak perlu pertimbangan lagi?” tanya Ye Xiu.
“Jangan cerewet!” kata Wei Chen.
“Kalau begitu kita harus menghadapi masalah realistis yang krusial,” kata Ye Xiu.
“Apa?”
“Dengan sifatmu yang tidak tahu batas, bagaimana aku bisa yakin kamu tidak cuma berpura-pura bermain kata-kata untuk menipuku agar Senjata Perak dikembalikan?” kata Ye Xiu.
“Aduh... Ini memang masalah pelik,” akui Wei Chen sendiri.
“Bawa dia ke sini! Ikat saja orangnya biar tidak kabur.” Chen Guo yang memperhatikan obrolan mereka tak menyangka Ye Xiu berniat merekrut mantan atlet yang sudah lama absen dari arena pertandingan profesional ini ke dalam tim. Melihat niatan itu benar-benar dilakukan, dia langsung memberi saran. Jika memang akan jadi satu tim, tentu harus berkumpul secara fisik.
“Sekarang kamu di mana?” tanya Ye Xiu ke akun masa lalu.
"Kota Skie." Wei Chen menjawab.
"Aku tanya lokasi aslimu di mana..." Ye Xiu terdiam, Kota Skie adalah kota utama di Domain of Gods.
"Oh, aku di Kota X!" kata Wei Chen.
"Datanglah ke tempat kami, kita perlu merencanakan semuanya dengan baik." Ye Xiu berkata.
"Itu pasti akan terjadi, tapi sekarang belum bisa pergi sembarangan seperti anak muda tidak bertanggung jawab. Aku masih ada urusan yang harus diselesaikan!" Wei Chen mulai berbicara dengan nada sok bijaksana seperti orang tua.
"Kalau begitu selesaikan urusanmu dulu. Death's Hand sementara taruh di sini." Ye Xiu berkata.
"Jika kau berani menghilangkannya, bunuh dirimu saja dan tunggu aku datang menguburkanmu!" Wei Chen mengancam dengan kasar.
"Baik, sekarang material apa yang bisa kau kontribusikan?" tanya Ye Xiu.
"Di lingkungan kompetitif sekarang, mencari material sendiri sangat sulit. Aku pun tidak punya banyak - material level rendah dan hasil dungeon masih ada sedikit, tapi material langka yang benar-benar berkualitas juga sangat kurang." Wei Chen menjelaskan.
Ye Xiu paham ini adalah fakta. Kondisi sekarang sangat berbeda dengan masa awal meneliti Qianji San. Saat itu belum ada klub profesional, jadi belum banyak yang serius meneliti pembuatan peralatan buatan sendiri. Berbeda dengan sekarang dimana semua klub profesional berebut material langka di pasar dan memonitor ketat BOSS penghasil material langka. Sungguh sulit mengumpulkan material di era sekarang.
"Apa yang kamu punya di sana? Biar aku lihat apakah ada yang bisa kugunakan. Karakterku baru mengejar Level 50!" kata Ye Xiu.
Keduanya berkomunikasi melalui QQ di luar game. Tak lama kemudian, Wei Chen mengirim beberapa screenshot yang menunjukkan material di gudangnya. Dengan sekilas melihat, Ye Xiu menyadari seperti yang dikatakan Wei Chen sendiri: material tidak terlalu langka memang ada beberapa, tapi yang langka benar-benar bisa dihitung dengan jari satu tangan. Tiga material super langka yang dibutuhkan untuk meningkatkan Qianji San ke Level 50 juga tidak dimiliki Wei Chen.
Meskipun Ye Xiu sudah menggelontorkan uang ke Mo Qiang, dari nada bicaranya terdengar bahwa untuk tiga material ini, puluhan ribu yuan mungkin masih belum cukup. Memang, barang langka semacam ini tidak memiliki pasar resmi sehingga tidak ada harga paten. Harganya tergantung negosiasi dengan pembeli yang membutuhkan.
"Obsidian, Lan Bai Jing, Sutra Paulownia - tiga ini bisa kamu dapatkan tidak?" Ye Xiu tak bisa tidak bertanya pada Wei Chen.
"Ini kan drop dari BOSS liar di area biasa! Barang seperti ini sangat sulit didapat, kamu harus tahu itu." Wei Chen langsung paham karena dia juga pengembang Senjata Perak selama bertahun-tahun.
"Masalah terbesar dalam mengejar Level 50-ku ada di tiga material ini." ujar Ye Xiu.
“Sial, untuk naik level 50 butuh tiga bahan super langka, senjata perakmu rakus banget! Jujur saja, senjata si pemalas itu kurang worth it! Death Hand-ku ini meskipun dibuat dengan susah payah, bisa dianggap investasi. Kalau nggak butuh lagi, tinggal jual ke tim mana saja. Senjata anehmu itu nggak bisa dipakai kelas biasa. Loner... jangka panjang nggak ada masa depan. Tim profesional pasti nggak mau investasi besar di situ, jadi itu cuma lubang maut...” Wei Chen berkata.
“Hmm, jangka panjang memang benar. Tapi saat ini, Loner dengan senjata ini kekuatannya belum pernah ada sebelumnya, lihat...”
Keduanya tiba-tiba mulai berdiskusi serius tentang Glory. Chen Guo yang di samping merasa agak tidak nyaman. Tapi keharmonisan ini tidak bertahan lama. Tak lama pendapat mereka mulai berselisih, serangan omong kosong pun saling dilancarkan.
“Sampah!”
“Omong kosong!”
“Nggak ngerti dasar!”
“Otakmu isinya tai ya?”
Serangan saling menghina semakin gila. Cara Wei Chen memaki sangat kasar. Kalau di arena pertandingan profesional sekarang, pasti terus-terusan melanggar aturan dan cepat dihukum mati oleh wasit. Chen Guo melihat mereka bertengkar, sadar dirinya tak bisa ikut campur, hanya diam-diam memakai headset dan menyelam ke dalam game.
“Di dalam game, ketiga orang ini sudah lama meninggalkan reruntuhan Kota Mi Luo. Apakah pesan yang dikirim Wei Chen memanggil banyak pemain lagi, ketiganya toh tidak melihat langsung. Chen Guo bertanya ke temannya di guild besar, katanya ada yang mengorganisir untuk datang melihat. Bagaimanapun, ketiganya sudah tidak ada di lokasi lagi.
Pindah ke area leveling level 55, Ye Xiu sambil berdebat dan memaki-maki dengan Wei Chen, sambil membantai monster. Karakter Yicunhui Qiao Yifan juga perlu naik level, terus beroperasi dengan teliti. Zhu Yanxia milik Chen Guo di samping bertindak sebagai tukang pukul, toh damage akunnya yang paling ganas.
Qiao Yifan... Apakah anak ini nantinya juga akan menjadi anggota tim? Melihat Yicunhui terus membuka formasi, menyusun formasi, membunuh monster, Chen Guo berpikir dalam hati. Dia tahu anak ini masih anggota Tiny Herb saat ini, status sebagai anggota tim juara, tapi posisinya sangat tidak mencolok. Kontraknya habis setelah liga selesai, sepertinya sulit bertahan.
Lingkup profesional memang keras. Chen Guo merenung, tapi melihat tim mereka perlahan tapi pasti mulai terbentuk resmi, hatinya dipenuhi antisipasi.
