“Aduh nyaris mati kaget!!” Suara Jun Moxiao yang kabur ternyata perempuan, mengeluh pada orang di sebelahnya.
Chen Guo sama sekali tidak menyangka, begitu login menggunakan akun Jun Moxiao, sekelilingnya langsung dipenuhi cahaya Sinar Satelit. Berkat kamuflase spektakuler ini, tak ada yang menyadari Jun Moxiao sudah online. Proteksi login juga membuatnya sama sekali tidak terkena damage meski muncul di tengah area skill.
Upaya manual Ye Xiu mengontrol sinar cabang sebelumnya ternyata bertujuan mengusir musuk ke satu sisi. Begitu online, Jun Moxiao langsung lari sekencang-kencangnya sehingga tak ada yang sempat menghalangi.
Tapi kabur begitu saja mustahil. Lokasi logout Jun Moxiao berada di tengah kepungan. Serangan Sinar Satelit tadi juga menyasar area tengah. Formasi kepungan musuh hanya buyar karena gangguan Zhu Yanxia milik Ye Xiu dan dukungan kuat Wei Chen. Untuk benar-benar kabur, masih diperlukan usaha ekstra.
"Cepat cepat!!" Chen Guo di sisi sini terus mendesak panik, orangnya bahkan sudah berdiri mengoperasikan Jun Moxiao. Ye Xiu dengan gesit pindah ke posisinya, Chen Guo juga buru-buru menyelinap ke sisi Ye Xiu, kedua orang bertukar karakter, masing-masing mengendalikan karakter untuk mundur.
Zhu Yanxia milik Chen Guo memang sudah berada di luar lingkaran, tim lawan mengirim satu regu untuk mengepung, tapi karena serangan keras Wei Chen, mereka malah diperintahkan bertahan di posisi. Kali ini Zhu Yanxia cukup mudah melepaskan diri.
Yang paling sulit, jelas adalah Jun Moxiao. Saat baru online meski sekitarnya kosong dan tidak ada yang memperhatikan, tapi sekarang sudah benar-benar ketahuan. Semua orang langsung meninggalkan 20-an orang Wei Chen di sana, beramai-ramai mengejar Jun Moxiao ke sini.
Wei Chen melihat 20 lebih anak buahnya bahkan tidak bisa dijadikan umpan pengalih perhatian, diacuhkan begitu saja oleh lawan, sama sekali tidak bisa ditoleransi. Dengan marah ia memimpin tim untuk membunuh habis-habisan, membuktikan eksistensi mereka.
"Tim 5,7,8 halangi mereka! Yang lain kepung Jun Moxiao!" Pemimpin tim besar melihat situasi dengan jelas, memerintahkan tiga tim terdekat untuk menghadang gangguan Wei Chen dkk, sementara sisanya terus menerjang Jun Moxiao.
Ye Xiu tidak menyentuh Glory selama dua hari. Saat mengambil kembali Jun Moxiao, semangatnya berkobar. Dengan kibasan mouse di tangan kanan, Jun Moxiao berbalik dengan gaya sambil menembak saat berlari. Suara tembakan menggetarkan dahan kering yang menggantung di udara. Di dahan itu masih terikat seorang pemain malang yang terlempar oleh Peluru Kendali Pengindera Panas. Setelah terkena serangan ini, dahan patah dan pemain itu jatuh bebas. Serangan ini benar-benar tak terduga. Seorang pemain di bawah sedang berlari sambil mengarahkan senjatanya ke Jun Moxiao ketika terdengar teriakan di atas kepalanya. Belum sempat mendengar jelas atau mengangkat kamera, sudut pandangnya sudah terbalik 180 derajat dan langsung tertancap di lumpur.
Jun Moxiao berbalik, kilatan pedang membelah dua orang yang menyerang dari kiri. Saat bergerak ke kanan, seorang pemain sedang mengayunkan pedangnya. Tanpa diduga, Jun Moxiao tiba-tiba melompat ke dekatnya seolah ingin memberi salam kecup. Namun dalam sekejap, siluet Jun Moxiao sudah menghilang. Ye Xiu menggunakan teknik Z-shake untuk menggerakkan karakter dengan efisiensi maksimal, mempertahankan kecepatan sambil menghindari lawan.
Blokade tiga orang langsung ditembus, namun lingkaran berikutnya memiliki lebih banyak anggota. Ye Xiu memutar kamera sebentar, tanpa berhenti langsung menemukan rute terobosan optimal. Tiba-tiba dia merunduk dan berguling ke depan, menghindari serangan menyamping. Saat bangun, Telapak Bunga Rontok menghantam pemain di depannya hingga terlempar. Namun dengan level suppression 10+ level, efek knockback skill ini sangat memalukan. Ini bukan knockback, lebih mirip menjatuhkan lawan dengan tamparan.
Ye Xiu merasa menyesal. Jika Jun Moxiao level 70, efek knockback normal dari Telapak Bunga Rontok pasti akan membuka jalan terobosan lebih lebar.
Tapi situasi ini sudah diantisipasi Ye Xiu. Dia terus maju melewati pemain yang terjatuh. Serangan dari kiri-kanan datang bersamaan. Dengan analisis presisi, Qianji San berubah jadi tombak perang menikam ke kiri menggunakan Tarian Tongkat Bundar, mengait target tepat. Dengan kibasan tangan, tubuh lawan itu dilempar ke kanan menghantam pemain yang mengira mendapat kesempatan menyerang.
Cepat!
Sangat luar biasa cepat!
Pemain yang jaraknya terlalu jauh hanya bisa menjadi penonton. Di mata mereka, serangan Jun Moxiao seperti kilat.
Kecepatan serang.
Atribut ini sama sekali tidak akan berubah karena peningkatan level. Hal yang bisa memengaruhi kecepatan serang pemain adalah operasional, peralatan, dan efek khusus dari beberapa skill.
Jika hanya mengandalkan operasional untuk menentukan kecepatan serang, secara teori kecepatan serang bisa dikatakan tanpa batas. Dari sudut pandang ini, justru peralatan menjadi pembatas kecepatan serang.
Namun ini sebenarnya adalah pemahaman yang keliru.
Di Glory, kecepatan serang senjata berkisar dari 1 sampai 10. Operasional yang terlalu lambat mungkin membuat senjata kecepatan serang 10 hanya bisa mencapai kecepatan serang 7 atau 8. Sebaliknya, operasional tercepat pun hanya bisa mencapai kecepatan serang 10, tidak mungkin lebih.
Namun sebenarnya, meningkatkan kecepatan serang melalui operasional bukan dengan cara itu. Jika kecepatan memiliki batas maksimum, cara untuk memperpendek waktu serangan adalah dengan memperpendek jalur serangan.
Jadi peningkatan kecepatan tangan melalui operasional sebenarnya tidak mengutamakan kecepatan, melainkan presisi!
Pertimbangan yang presisi, operasional yang akurat, serangan mengarah langsung ke titik sasaran - ini jelas merupakan jalur terpendek. Dengan kecepatan serang yang sama, serangan melalui jalur ini akan terlihat lebih cepat karena memakan waktu paling singkat.
Serangan Jun Moxiao dianggap cepat karena operasional yang presisi ini. Faktanya, semua bentuk Qianji San memiliki attack speed 5 yang bukan batas maksimum. Tentu batas maksimum attack speed bukan 10. Ini hanya batas default senjata. Melalui atribut peralatan lain atau dukungan skill, attack speed masih bisa ditingkatkan. Tapi karena operasional Glory sangat kompleks, attack speed tinggi belum tentu baik. Jika APM tidak bisa mengimbangi attack speed 10, pemain hanya akan mencapai 7-8 yang memalukan.
Pemain guild terkejut dengan kecepatan serangan Jun Moxiao. Tapi kecepatannya bukan cuma dalam menyerang! Pergerakannya juga termasuk kelas satu.
Distribusi stamina digunakan dengan sangat rasional, dialokasikan ke berbagai gerakan seperti rolling, dash, lompat, dll. Ritme gerakan Jun Moxiao yang terus berubah membuat lawan sulit memprediksi. Saat mengira dia akan tiba dan melakukan predictive attack, Jun Moxiao justru melewati serangan itu tepat waktu. Saat mengira dia belum sampai dan menunda serangan, yang terlihat malah punggungnya yang menjauh.
Formasi kepung guild yang mulai rapi kembali belum sempat membangun rintangan berlapis, sudah ditembus Jun Moxiao ke lingkaran luar. Sepanjang jalan hanya terlihat tubuh-tumbang yang terpental. Tak ada yang terluka parah, tapi semua kehilangan momen emas intercept. Saat bangkit dari tanah, yang terlihat hanyalah anggota berikutnya yang di-knockdown.
“Tahan! Tahan! Tahan!!” Perintah pemimpin tim besar yang sebenarnya cukup tenang dan cepat tanggap itu, kini terdengar begitu kurang meyakinkan. Bukan tidak ingin memberikan instruksi spesifik, namun ia terkejut menemukan aksi Jun Moxiao jauh lebih cepat dari reaksinya. Saat ia baru selesai memikirkan cara menghadang di titik ini, Jun Moxiao sudah menerobos bagian tersebut.
Ia mencoba menyusun strategi prediksi, namun pola pergerakan Jun Moxiao yang tak terduga membuatnya sama sekali tak bisa menebak bagaimana si pemalas ini berencana menerobos kepungan.
Secara logika, menerjang lurus ke depan adalah cara tercepat dan termudah. Tapi Jun Moxiao sudah menerobos separuh jalur, dan semua yang melihat paham - jalurnya sama sekali tidak lurus. Dia bergerak ke mana pun ada celah.
Di mana ada kesempatan?
Merenungkan pertanyaan ini lalu menyusun strategi, sama saja dengan adu kecepatan reaksi melawan Ye Xiu. Setelah dua putaran berpikir, sang pemimpin tim besar kalah. Selain teriakan "tahan-tahan-tahan" yang mirip doa tak berdaya, ia tak tahu lagi perintah apa yang bisa diberikan.
Sekejap mata, Jun Moxiao malah sudah menghancurkan lapisan pertahanan terakhir dan keluar dari lingkaran kepungan. Semua orang membeku.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Menurut semua orang, pastilah ini terjadi sangat singkat. Kalau tidak, bagaimana mungkin orang ini sudah keluar kepungan sebelum sempat bereaksi?
Tapi melihat para anggota yang berantakan di tanah - meski tanpa luka serius - mereka merasa seolah waktu yang lama telah berlalu?
Semuanya menjadi tidak jelas, fakta yang jelas sepertinya hanya satu: Jun Moxiao telah kabur.
Dalam situasi 80 orang mereka yang sedang berkumpul rapat, dengan menggunakan taktik gangguan dan serangan mendadak, mereka berhasil mengacaukan formasi kepung lawan, lalu membuka jalan untuk kabur.
"Kejar..." teriak pemimpin tim besar, lalu dia sendiri merasa suaranya terdengar mekanis dan mati rasa. Seolah-olah dia hanya perlu berteriak begitu saja, tanpa tahu apa yang harus dilakukan setelahnya.
"Si tua, aku pergi dulu!" Kemudian mereka mendengar teriakan yang sepertinya berasal dari arah Jun Moxiao.
"Pergilah! Aku akan membantai semuanya!" Kemudian dari sisi ini, seseorang dari kelompok kasar itu membalas dengan anggukan.
Jun Moxiao telah kabur, tapi 20 orang di sini masih bertahan. Mereka terus bertarung habis-habisan, baik melawan 3 tim, 4 tim, 5 tim, bahkan 10 tim...
Akhirnya, sekitar dua puluh orang semuanya menjadi mayat. Beberapa peralatan mereka drop, namun wajah anggota guild sama sekali tidak terlihat senang. Dibandingkan peralatan yang mereka drop, kelompok ini justru mengambil lebih banyak peralatan sambil membunuh. Dan mereka tidak bisa mengambil kembali dengan cara.
Mereka tidak berdaya menghadapi terobosan Jun Moxiao; namun dua tim ini akhirnya berhasil mereka bunuh, meski harus membayar dengan 39 orang terbunuh. Kerugian mereka hampir dua kali lipat dari lawan, padahal peralatan lawan tidak lengkap dan level mereka belum maksimal.
Tapi dalam laporan setelah operasi jaga gagal, kapten-kapten guild melaporkan ke ketua dengan cara ini: Tim bunuh diri lawan mati-matian menyelamatkan Jun Moxiao, berhasil dibunuh, tapi Jun Moxiao tetap lolos dalam kekacauan.
