Pertanyaan Ye Xiu sebenarnya wajar. Saat membentuk tim untuk dungeon, jika memungkinkan, biasanya pemain akan memilih kelas yang berbeda-beda untuk menghindari konflik saat ada peralatan yang dibutuhkan banyak kelas. Banyak tim hebat yang akhirnya bubar karena masalah sepele ini, benar-benar masalah serius yang harus dihadapi.
Begitu Ye Xiu selesai bicara, terdengar suara mendengus dari dalam tim: "Mas, kamu lihat peralatanku dulu dong! Emangnya aku masih butuh item dari sini?"
Jelas ini respons dari sang Knight, nada bicaranya penuh kesombongan. Dia jelas meremehkan Ye Xiu yang hanya memiliki 750 Stamina sebagai tank cupu.
Xin Lu yang berada di samping segera menjelaskan: "Cui Dou adalah orang yang kupanggil untuk membantu. Dia MT utama guild kita, Stamina 950, punya dua set armor fisik dan magic dengan Strength dan Intelligence di atas 750, serta resist Spirit 700."
"Ngapain cari MT bantuan? Kan sudah ada aku sebagai MT? Lebih baik cari DPS kuat lebih banyak!" protes Ye Xiu.
“Xin Lu langsung merasa tidak nyaman. Sebenarnya dia juga tidak bermaksud mencari MT untuk membantu, tapi siang tadi mendengar si pemalas ini bahkan mau melihat dulu sebelum masuk ke Jurang Tulang Naga, mana mungkin MT bisa diandalkan hanya dengan baca? Berdasarkan spirit bertanggung jawab terhadap tim besar, Xin Lu tidak berani mempercayakan nyawa seluruh tim ke MT dadakan yang baru belajar ini. Makanya dia sengaja mencari MT dari guild untuk membantu, mana sangka orang ini tidak tahu terima kasih."
"Sudahlah... pemula memang selalu seperti ini..."
Xin Lu berpikir begitu, tidak mau berdebat panjang dengan Ye Xiu. Dia langsung mengatur semua orang untuk mulai dungeon. Tapi MT bernama Cui Dou protes: "Wah, hebat sekali kamu ya! Jujur saja dungeon kecil begini memang tidak menarik bagiku, cuma buang-buang waktu! Kalau tidak butuh, aku pergi saja."
"Kalau kau pergi kan kita kurang satu orang?" kata Ye Xiu.
"Kenapa? Takut?" Cui Dou menyeringai dingin.
"Pasti kamu punya peralatan output juga kan? Ganti set output jadi DPS saja." usul Ye Xiu.
"Kamu... Kalau aku jadi DPS, kamu sanggup tarik aggro?!" Cui Dou langsung marah. Sebagai MT utama guild, peralatannya tentu top. Selain set MT, dia juga mengoleksi set tempur Knight yang sangat kuat. Kalau beralih ke DPS, dia yakin bisa masuk 10 besar di guild Mietian. Sebenarnya dia sangat berharap ada kesempatan menunjukkan kemampuan output-nya.
"Bisa dicoba." Ye Xiu benar-benar memberinya kesempatan itu.
“Baik! Ini kan katamu! Kalau tim besar wipeout, jangan salahkan aku ya!” Kata-kata terakhir Cui Dou ditujukan ke semua orang di sekelilingnya. Kemudian, kilatan cahaya muncul di tubuhnya, menandakan peralatannya telah di-update – jelas dia sudah mengganti ke peralatan output.
“Sudah, jangan berantem lagi!” Xin Lu tiba-tiba berteriak, “Cui Dou, kamu tetap jadi MT!”
Sambil berkata demikian, Xin Lu mengirimkan pesan privat ke Ye Xiu: “Kamu ini bagaimana sih! Bukannya semua orang membentuk tim untuk membantumu catat rekor peralatan? Orang ini juga tidak akan merebut peralatanmu. Kamu cuma perlu santai di samping, masih ada apa yang tidak puas?”
Ye Xiu melihat nonak ini malah menghubunginya via pesan privat, rupanya cukup memperhatikan emosi orang. Akhirnya dia memilih tidak membalas. Sementara Cui Dou, jelas tidak patuh hanya karena diteriaki – mungkin sudah dirayu secara privat oleh Xin Lu. Akhirnya dia mengganti kembali peralatan MT-nya. Kamera matanya menyapu karakter Wu Di Zui Junlang milik Ye Xiu, mendengus dingin sebelum melangkah masuk ke dungeon.
Pemain lain menyusul masuk. Ye Xiu memerintahkan Wu Di Zui Junlang untuk mengikuti.
Chen Guo di sampingnya sudah berhenti bermain game. Dia memeluk camilan seperti sedang menonton film. Melihat pertikaian terjadi sejak tahap pembentukan tim, dia yakin malam ini akan ada drama seru.
“Kamu benar-benar tidak ada duanya,” gumam Chen Guo takjub.
“Aku cuma jujur saja!” jawab Ye Xiu.
Chen Guo sangat setuju, karena setiap ucapan Ye Xiu yang menyebalkan sebenarnya adalah kebenaran. Untuk kali ini, Chen Guo juga sangat percaya. Stamina 750 memang agak rendah, tapi lihatlah ini siapa. Seorang MT utama guild Mietian yang berani menantang Ye Qiu Shen? Chen Guo berpikir saja sudah ingin tertawa. Bone Dragon Abyss sendiri bukan dungeon yang terlalu sulit, untuk MT sebenarnya tidak perlu mencapai batas minimal 840. Batas minimal 840 itu standar yang dibuat MT-MT untuk tim besar level tinggi, masa untuk dungeon 10 orang biasa perlu segitu.
Apalagi dengan teknologi level dewa seperti Ye Qiu, berapa banyak kekurangan atribut yang bisa ditutupi bahkan Chen Guo sendiri tidak tahu. Sebagai penonton, dia sekarang hanya menyesal karena hanya bisa menyaksikan dari sudut pandang kamera seperti ini.
Perlu diketahui pekerjaan kasar seperti MT itu super sibuk, kalau benar-benar dioperasikan oleh orang kuat seperti Ye Xiu, layar pasti akan berubah dengan cepat, adegan seperti itu bukan pertama kalinya Chen Guo mengalaminya.
Beberapa saat kemudian, 10 anggota guild Mietian telah teleportasi masuk ke Bone Dragon Abyss.
Bone Dragon Abyss terletak di sebuah ngarai. Sesuai gaya penamaan Glory, ngarai ini juga dinamai Bone Dragon Abyss. BOSS liar di sini, BOSS akhir dungeon, serta hidden boss dungeon semuanya adalah bone dragon. Menurut latar belakang cerita, ketiga bone dragon ini dulunya adalah tiga bersaudara...
Tentu itu saat masih hidup, sekarang sudah jadi bone dragon jelas sudah menjadi makhluk abadi.
Cui Dou adalah MT Kepala dari Mie Tianxia, bisa dibilang telah mengenal semua dungeon di Glory. Dengan kekuatan guild Mie Tian, melewati dungeon tim 100 orang dengan kesulitan tertinggi masih cukup sulit, tapi dungeon 10 orang seperti ini di mata Cui Dou memang terlihat remeh.
Jadi begitu masuk dungeon, dia langsung maju menghancurkan monster. Di matanya, dungeon jenis ini memang harus dihancurkan. Ye Xiu adalah orang terakhir yang masuk ke dungeon. Saat teleportasi selesai, pertarungan di depan sudah ramai. MT biasanya merangkap sebagai pemimpin tim di dungeon, tapi untuk dungeon yang dianggap remeh oleh Cui Dou, perlukah arahan? Tentu tidak, semua orang hanya perlu mengikuti langkahnya dan mengayunkan senjata.
Akibatnya seluruh tim agak kacau. Ye Xiu langsung tahu: Cui Dou memang veteran, Xin Lu juga tidak buruk, tapi beberapa anggota lain di tim menunjukkan ketidaklancaran.
Bukan ketidaklancaran dalam operasional game, tapi ketidaklancaran menghadapi dungeon.
Pemain yang bisa masuk Shen Zhi Lingyu dan menyelesaikan tantangan teknisnya, secara operasional pasti sudah mumpuni. Tapi saat menghadapi dungeon yang belum pernah dimainkan, tentu masih akan kebingungan tidak tahu harus mulai dari mana.
Di Shen Zhi Lingyu pun ada pemain baru. Mereka yang pertama kali main Glory dan baru lolos tantangan untuk masuk ke Shen Zhi Lingyu, tentu dianggap pemain baru di wilayah ini.
Pemain baru seperti ini, di Area 10 saat ini tentu hanya ada dua orang.
Tapi bagaimana dengan area-area sebelumnya?
Bukan semua pemain yang mencapai level 70 bisa langsung menyelesaikan misi tantangan Shen Zhi Lingyu. Ye Xiu dan Qiao Yifan adalah pengecualian, mereka pro player dengan kemampuan teknik tinggi sebagai penopang, sehingga bisa melewati misi tantangan di level 50 dan 55.
Tapi bagi pemain biasa, misi tantangan sama sekali tidak semudah ini.
Di level 70, banyak orang masih perlu menghabiskan waktu untuk mendapatkan peralatan kuat. Menggunakan peralatan kuat untuk menghadapi banyak konten pertempuran di bagian misi tantangan, sedangkan bagian Arena mungkin lebih mudah bagi Ye Xiu dan Qiao Yifan, tapi justru lebih sulit bagi pemain biasa.
Melawan BOSS masih ada pola yang bisa diikuti, tapi PK selalu tidak pasti. Terutama syarat kemenangan beruntun, bagi pemain biasa ini seperti skill besar yang mematikan.
Jadi di server biasa seperti Server 9, Server 8 yang sudah beroperasi 1-2 tahun, masih banyak pemain level 70 yang gagal melewati agenda Tantangan Dewa.
Selain itu, pemain baru belum tentu mulai bermain dari Server 10! Sebenarnya untuk cepat naik level ke Shen Zhi Lingyu, server lama lebih baik karena ada pemain high-level yang bisa membimbing, kecepatan leveling jauh lebih cepat dibanding ekspansi.
Jadi Shen Zhi Lingyu juga terus mendapat pemain baru. Delapan orang yang dilihat Ye Xiu ini diperkirakan pemain jenis ini, setidaknya mereka belum pernah masuk dungeon Bone Dragon Abyss. Tampaknya Xinlu kali ini tidak khusus untuk membantu Ye Xiu catat rekor peralatan, tapi mengumpulkan sekelompok pemain baru untuk bersama-sama menjelajahi Bone Dragon Abyss.
Tim seperti ini, tidak punya pemimpin (dalam tim) mana bisa? Cui Dou tidak menghiraukan hal ini, akhirnya Xin Lu yang mengambil alih. Tapi saat memimpin Ye Xiu, benar-benar sangat tidak nyaman.
Nama asli Knight ini adalah Ye Xiu.
Wudi Zuijunlang. (Tak Terkalahkan dan Tampan Terhebat)
Bagaimana cara memanggilnya?
Memanggil nama lengkap terlalu panjang, buang waktu.
Panggil Wudi? Junlang? Zuijunlang? Setiap frasa yang dipisahkan membuat Xin Lu merasa sulit diucapkan, dalam hati mengkritik orang ini bagaimana bisa memberi nama yang tidak tahu malu begini!
Pada akhirnya, Ye Xiu dipanggil Xin Lu dengan sebutan "kamu". Orang lain dipanggil nama, tapi untuk Ye Xiu selalu "kamu kamu kamu" begini-begitu.
Tim mengalami kekacauan awal saat masuk dungeon, tapi di bawah komando Xin Lu perlahan stabil. Lagipula pemain baru ini relatif terhadap Domain of Gods. Bermain game sampai bisa masuk Domain of Gods, dasarnya sudah jelas. Lagipula dungeon pada dasarnya mirip-mirip, masalah dasar yang perlu diperhatikan sama saja di mana-mana. Mereka jelas tidak akan membuat kesalahan pemula seperti ini, selama patuh pada komandan, tidak ada masalah besar.
Tim terus membunuh musuh, perlahan Cui Dou semakin banyak mengeluh, jelas tidak puas dengan kecepatan. Bahkan sampai teriak-teriak menyuruh semua meningkatkan output, jangan takut OT.
“Akhirnya, tim berhasil mencapai BOSS pertama. Sebelum membuka BOSS, mereka beristirahat sejenak.” Cui Dou mengeluarkan daftar output tim dan langsung mempostingnya ke Daftar Tim tanpa ampun.
"Wu Di Zui Jun Lang"-nya Ye Xiu berada di peringkat kedua terakhir, hanya di atas Xin Lu yang bertanggung jawab atas heal.
“Kamu benar-benar berbakat jadi MT ya!” ejek Cui Dou.
“Nggak kok, aku sedang serius malas-malasan,” balas Ye Xiu.
