Pemain Artillery God masih berencana mengambil inisiatif sejak awal! Tapi baru saja mengeluarkan satu jurus, seketika berubah menjadi pengulangan adegan pertandingan sebelumnya, yang lebih parah dari Wolf Head Garlic sebelumnya adalah, dia langsung terjebak dalam situasi ini sejak awal, sedangkan Wolf Head Garlic setidaknya sempat menyerang Xizhi Yang dan melempar provokasi ke Wu Di Zui Jun Lang di awal.
Tapi pemain bukan NPC, meski Pastor sudah terkontrol sepenuhnya, efek pusing Artillery God pasti akan hilang. Pemain Wolf Pack yang sedang berpikir keras bagaimana mengatasi situasi ini, saat Artillery God terkena pusing, sudah mulai tak sabar mempersiapkan strateginya.
Setelah efek Pusing hilang, Artillery God segera menggunakan teknik Terbang Meriam untuk menghindar. Wudi Zui Junlang ternyata benar-benar mengabaikannya. Pemain Artillery God yang telah menjauh mengangkat meriam ke bahu, mulut meriam memancarkan cahaya biru terkumpul, lalu sebuah Xuan Ci Pao meluncur keluar.
Glory memiliki beragam skill dengan efek khusus yang kompleks. Perisai bisa menetralisir efek serangan banyak skill, tapi tidak semuanya. Contohnya Xuan Ci Pao yang memiliki efek mengisap target dan memindahkan posisi target, efek ini sama sekali tidak bisa dihalangi perisai. Pemain Artillery God jelas sangat memahami hal ini, langsung menggunakan jurus andalan yang tak bisa dihadang perisai ini untuk menguji cara Wudi Zui Junlang menghadapinya.
Hasilnya, Wudi Zui Junlang terlihat seperti tidak mengetahui hal ini. Saat Xuan Ci Pao mendekat, dia diam saja. Ketika efek isapan Xuan Ci Pao hampir masuk ke radius, tiba-tiba dia mengayunkan pedang secara horizontal menggunakan skill Knock Back. Serangan ini jelas dikontrol dengan operasional yang presisi, Pastor tidak terpukul sejauh jarak maksimal. Tepat saat Pastor tergelincir, Wudi Zui Junlang yang kakinya tidak bergerak tiba-tiba melayang sejajar dengan Pastor seperti bayangan.
Adegannya terasa mistis seperti dua hantu yang melayang, tetapi semua orang langsung paham setelah tertegun - Wu Di Zui Junlang telah masuk dalam radius daya tarik Xuan Ci Pao dan sedang tertarik. Menghadapi Xuan Ci Pao yang hampir menempel, dia mengayunkan perisainya bukan untuk menghalang, melainkan menabrak. Meski tanpa skill Pukul Perisai, tabrakan ini hanya memberi damage kecil. Tapi tepat pada momen ini, berhasil memicu ledakan Xuan Ci Pao.
Di jarak sedekat ini, ledakan Xuan Ci Pao pasti melukai Wu Di Zui Junlang. Tapi dengan perisai di depan, gelombang ledakan tak bisa mendorongnya mundur. Soal damage... Bukankah Xi Zhi Yang sudah mengangkat salibnya dan mulai chanting?
Pastor tetap berada dalam jangkauan serangan Wu Di Zui Junlang, sementara efek mengganggu dari Xuan Ci Pao berhasil dinetralisir dengan operasionalnya. Meski menerima damage, bukankah dalam duel melawan Lang Tou Suan sebelumnya, dia juga bertahan dengan mengandalkan heal dari Xi Zhi Yang?
Artillery God yang rencananya di-counter terlihat bengong. Tapi rupanya masih punya trik lain: bergerak memutar, menembakkan meriam, Doron-doron, Sinar Satelit... Segenap taktik yang telah dirancang matang dilancarkan. Kali ini pertarungan di mata penonton akhirnya tidak membosankan lagi - semua penasaran bagaimana Wu Di Zui Junlang akan menghadapi gempuran yang sangat terarah ini.
Akibatnya, menghindar, mengelak, atau berlindung di balik perisai. Wu Di Zui Jun Lang menangkapi setiap gempuran. Entah menerima damage, atau sama sekali tidak terluka; entah melakukan banyak pergerakan, atau berdiri diam saja sudah bisa menetralisir. Teknik Wu Di Zui Jun Lang juga beragam, satu-satunya yang tak berubah adalah: Pastor itu tetap terus dihajarnya tanpa henti.
"Tidak mungkin!!" Artillery God akhirnya telah menggunakan semua metode yang terpikirkan, situasi sama sekali tidak berubah. Satu-satunya perbedaan dengan ronde sebelumnya hanyalah: rasa frustasi karena pertarungan jarak dekat berubah menjadi kegagalan serangan jarak jauh.
Pemain Artillery God benar-benar kehabisan strategi. Serangan berikutnya hanyalah pengulangan teknik sebelumnya. Mungkin Wu Di Zui Jun Lang tidak bisa terus-menerus bertahan tanpa celah, tapi masalahnya: apakah hanya sesekali berhasil mengubah situasi bisa menyelesaikan masalah secara fundamental? Pastor yang diselamatkan mungkin bisa memulihkan darahnya, tapi segera akan dikepung lagi oleh Wu Di Zui Jun Lang. Jika Pastor itu bisa melepaskan diri, sejak awal tidak akan terjebak dalam situasi seperti ini.
Pemain Artillery God tahu, kali ini dia gagal menjadi juruselamat tim. Berdiri di atas pundak memalukan pemimpin tim besar Langtou Suan, dia kembali menorehkan prestasi memalukan.
Pastor akhirnya tumbang, pemain Artillery God selama ini tidak tinggal diam, ia mulai mengejar Xi Zhi Yang. Malangnya Xi Zhi Yang berlarian kocar-kacir di arena, melihat Wu Di Zui Junlang sama sekali tidak berniat menyelamatkannya. Artillery God ini juga mati-matian berusaha membunuh satu Pastor lagi untuk menyelamatkan muka.
Tapi langkahnya sudah terlambat, meski perlengkapan Wu Di Zui Junlang buruk dan output lemah, bukan berarti bisa dikejar sekarang. Lagipula Pastor dari Tim Serigala ini jauh lebih patuh dibanding Xi Zhi Yang, terlihat hanya berdiri diam seperti sasaran latihan.
Apakah ini keinginannya sendiri? Tentu tidak, ia dikontrol menjadi seperti ini oleh serangan Wu Di Zui Junlang yang bertubi-tubi.
Hampir pada saat yang sama, Wolf Head Garlic baru tersadar akan masalah ini!
Semua orang hanya memperhatikan bagaimana Wu Di Zui Junlang bisa menetralisir berbagai efek serangan yang menginterupsi gempurannya, tapi semua melupakan bahwa serangan beruntun Wu Di Zui Junlang ternyata bisa mengontrol lawan sedemikian patuhnya.
Meskipun lawannya adalah Pastor dengan gaya bertarung terbatas, tapi mampu membuat manusia hidup seperti patung sandbag, bahkan untuk Pastor sekalipun, ini bukan hal mudah.
"Ini... juga teknik yang dipelajari dari PVE?" Wolf Head Garlic yang familiar dengan kelas Knight mengamati teknik Wu Di Zui Jun Lang. Sayangnya, pastor dari Wolf Pack sudah menyerah, membuat Wolf Head Garlic tak bisa mengamati cara kontrolnya. Mengingat pertarungan sebelumnya... sebagian besar kesannya justru tertuju pada caranya menangkal serangan Artillery God.
Saat pastor akhirnya tumbang, Wolf Head Garlic menyesal tak mendapat banyak informasi. Begitu pastor jatuh, Wu Di Zui Jun Lang langsung berputar dan melancarkan serangan kavaleri. Pemain Artillery God itu sebenarnya punya kesadaran menjaga jarak, tapi tetap tak bisa kabur lebih dari 3-5 serangan sebelum akhirnya dicegat.
"Hmm? Ini juga kesempatan observasi bagus!" Wolf Head Garlic teringat, segera bersiap mengamati apakah Wu Di Zui Jun Lang bisa membuat si Artillery God seperti karung tinju. Dia juga menyesal sebelumnya langsung menyerah setelah Claw Wolf jatuh. Andai bertarung langsung dengan Wu Di Zui Jun Lang, pasti bisa lebih memahami kekuatan si pemalas ini.
Hasilnya, Artillery God ini meniru seluruh pertandingan Wolf Head Garlic. Di saat-saat terakhir, dia juga meniru tindakan Wolf Head Garlic. Melihat pastor tumbang dan menghadapi 2 lawan 1, dia memilih menyerah dan exit. Wolf Head Garlic merasa kesal tapi tak bisa protes, toh dirinya sudah memberi contoh sebelumnya.
"Pertandingan seperti ini, menang satu kali terasa canggung dan tidak greget. Tapi sekarang menang dua kali beruntun, dan di pertandingan kedua berhasil meniru strategi sebelumnya sehingga lawan sama sekali tak berkutik, ini baru menunjukkan kemampuan sebenarnya." Usai pertandingan ini, emoji sorak-sorai, tepuk tangan, dan perayaan mulai bermunculan di tim Xi Zhi Yang. Banyak yang berteriak: "Serigala, sekarang kalian mengaku kalah?"
Pertandingan yang menyebalkan seperti ini mana mungkin membuat orang benar-benar mengakui kekalahan? Tapi bersikap keras kepala sekarang tidak ada gunanya, cukup satu kalimat "Lagi!" dari lawan langsung mematikan mereka.
Para pemain Lang Zhi Tuan tertunduk lesu, Lang Tou Suan pun tak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya hanya bisa memberi perintah "Mundur!", dan seluruh anggota Lang Zhi Tuan pergi tanpa sepatah kata pun.
"Bro, jago banget!" Melihat Lang Zhi Tuan kabur, Xi Zhi Yang yang sempat tegang akhirnya lega, perasaannya sungguh senang bukan main.
Kompetitor yang selama ini selalu bersaing, tidak hanya dikalahkan di dungeon, bahkan di bidang PK yang biasanya jadi kelemahan mereka hari ini bisa unjuk gigi. Meski kelebihan ini mungkin hanya fenomena sesaat seiring hadirnya Wu Di Zui Junlang, setidaknya hari ini patut dirayakan.
"Jagoan! Jagoan!!" Sekarang tidak ada lagi setitik ketidakpuasan terhadap Wu Di Zui Junlang di seluruh tim, semua memuji-muji.
"Wahaha, kan sudah kubilang, PK itu bidang keahlianku," kata Wu Di Zui Junlang.
"Benar, benar," semua orang mengangguk-angguk kompak.
“Kalau tidak ada urusan lain, mari kita akhiri hari ini di sini?” Wu Di Zui Junlang berkata sambil bersiap mundur.
Xi Zhi Yang menghela nafas: “Skill Bro setinggi ini, pasti bisa langsung masuk tim elit top setelah gabung guild. Jangan lupakan tim kecil kami ya!”
“Tentu tidak.” Wu Di Zui Junlang tertawa.
Pemain tim Xi Zhi Yang berduyun-duyun mengajak Wu Di Zui Junlang berteman. Perpisahan berlangsung haru. Dungeon 100 orang ini memang memakan waktu. Ye Xiu yang sudah lama tidak begadang main game, kali ini harus bertahan sampai dini hari. Chen Guo dan Tang Rou sudah tidur duluan. Meski penasaran dengan tujuan Ye Xiu menyusup ke Dominant Hero, Chen Guo tak berminat menonton karena masih dalam tahap dungeon. Skillnya sendiri meski tidak top, dulu pernah ikut progress dungeon Dinasti Jia yang jauh lebih maju dari tim Xi Zhi Yang. Kemampuan pemain di sini menurutnya kurang memuaskan.
Setelah pamit dari pemain tim Xi Zhi Yang, Ye Xiu keluar game untuk istirahat. Tapi para pemain tim Xi Zhi Yang jelas-jelas bersiap begadang. Mereka tidak bubar dan terus membahas Knight ahli ini.
Topik utama diskusi mereka adalah seberapa hebat sebenarnya orang ini.
“Aku tidak bisa mengukur, tapi menurutku skillku tidak akan pernah menyamainya.” MT tim bernama Qi Ye Yi Zhi Hua - sang ahli Knight yang selama ini diidolakan - menjawab pertanyaan rekan-rekannya.
"Aku pernah main sekali dengan tim utama guild. Menurutku tekniknya tidak kalah dari Fei Yang, Knight nomor satu cabang kita." Xi Zhi Yang berkata.
"Itu kan MT dari Elit Group 1! Hebat sekali!" seseorang berkomentar terkesima. Fei Yang yang dijuluki Knight terbaik di Divisi 4 mereka, sudah dianggap luar biasa di kalangan pemain guild.
"Mungkin... bahkan lebih hebat lagi." tambah Xi Zhi Yang.
"Oh? Kenapa bisa begitu?" Qi Ye Yi Zhi Hua bertanya.
"Yang paling bisa merasakan kemampuan seorang MT ya kita para Pastor. Meskipun saat menyembuhkan Wu Di Zui Jun Lang selalu deg-degan, itu lebih karena awalnya tidak percaya padanya. Kalau dianalisis secara keseluruhan, sebenarnya dia sama sekali tidak membuat kesalahan yang perlu ditutupi oleh Pastor. Kami hanya perlu melakukan tugas dasar saja." jelas Xi Zhi Yang.
