Dua Shen sambil mengobrol tangan mereka tak berhenti bergerak. Karakter Wu Di Zui Junlang dan Qian Hua Mi Ren bertarung sengit dengan teknik semakin memuncak. Hanya saja teriakan "Ada pastor nggak?" dari Wu Di Zui Junlang sesekali merusak gengsi pertarungan level tinggi ini.
“Dash maju, beri bantuan!!”
Dominant Hero justru memberikan instruksi yang mengejutkan semua anggota.
"Di sana dua orang bertarung sengit, di sini perebutan BOSS juga memasuki fase panas. Di medan perang terus-menerus ada orang yang tumbang, aggro BOSS diambil alih secara bergantian oleh Knight dari tiga guild menggunakan skill provokasi. Lembah Bunga Ratusan saat ini agak longgar dalam perebutan BOSS, mulai tertinggal. Sementara Dominant Hero memiliki kelebihan dari early game karena inisiatif Wu Di Zui Junlang yang lebih dulu, ini saat yang tepat untuk mengkonsolidasi posisi. Tapi tak disangka ketua malah memberi instruksi untuk mengarahkan serangan utama ke area konflik kedua orang itu, memberikan bantuan kepada Wu Di Zui Junlang..."
Meski bingung, para pemain tetap menjalankan perintah.
Di area ini meski ada upaya penghalangan gila-gilaan dari pemain Lembah Bunga Ratusan, kekuatan Dominant Hero sama sekali tidak kalah. Untuk menghancurkan mereka sekaligus memang tidak mungkin, tapi dengan konsentrasi kekuatan, membuka celah masih bisa dilakukan.
Di bawah instruksi Jiang You, pemain Dominant Hero segera membuka lubang pertahanan, mengawal Pastor mencapai front line. Pastor langsung melepas skill, memberikan heal beruntun ke Wu Di Zui Junlang di sana.
"Wuahahahaha!" Wu Di Zui Junlang tertawa terbahak. Pemain Lembah Bunga Ratusan yang melihat si pemalas ini kembali menggunakan trik itu, serempak menampilkan emoji hinaan di atas kepala, sambil mulai memberikan heal ke Dazzling Hundred Blossoms juga.
Kedua karakter terus di-heal habis-habisan oleh Pastor. Karakter mereka jelas tidak memiliki daya serang level BOSS, dalam sekejap status HP keduanya langsung penuh, tidak bisa dijatuhkan meski terus diserang.
"Asyik juga ya main begini?" Zhang Jiale menatap langit.
"Haha, lihat mana Pastor yang lebih dulu kehabisan MP!" Ye Xiu berkata.
"Tidak tahu malu!" Zhang Jiale terdiam. Metode mencatat rekor seperti ini, meski HP-nya juga terisi penuh, mempertahankan status Ahli Amunisi berbaju leather armor pasti lebih sulit dibanding mempertahankan Knight berbaju plate armor. Jika menghadapi lawan biasa, Zhang Jiale bisa menjaga jarak dan mengkonsumsi MP lawan dengan pergerakan, tapi menghadapi Shen selevelnya, tak mudah untuk meng-kite. Sesekali berhasil menjauh, segera dikejar dan disusul.
Zhang Jiale pun memutuskan berhenti berlama-lama dengan Ye Xiu. Dia meninggalkan Wu Di Zui Junlang dan langsung mengarahkan Blossom Chaos ke kerumunan guild yang sedang bertempur. Dari sini terlihat Zhang Jiale masih memegang keunggulan, setidaknya bisa mundur dengan leluasa.
"Kabur lagi? Jangan selalu menyerah begitu saja!" Ye Xiu berteriak sambil mengejar bayangan Blossom Chaos yang masuk ke kerumunan orang, kalimatinya mengandung makna ganda.
“Nanti baru kuurus kau.” Zhang Jiale justru balas dengan tenang, lalu pembantaian megahnya langsung menyebar ke kerumunan. Gempuran itu sama sekali bukan level yang bisa dihadapi pemain biasa. Cahaya-cahaya memukau menelan banyak orang. Pemain Lembah Bunga Ratusan sudah siaga, mereka yang datang ke sini satu tim dengan Qianhua Miren ini semua dapat pengecualian damage. Pemain Dominant Hero langsung kocar-kacir, tak bisa menghadapi sama sekali. Mereka ingin melawan balik, tapi bahkan posisi lawan pun tak bisa ditemukan.
Dari segi tertentu, strategi Hundred Blossoms Zhang Jiale merupakan perpaduan serangan dan pertahanan. Metode pertahanannya tidak mengandalkan efek skill itu sendiri, melainkan memanfaatkan efek cahaya yang sebenarnya hanya hiasan visual tanpa fungsi nyata. Efek cahaya megah ini dengan paksa menyelimuti Qianhua Miren, membuat pemain sama sekali tak bisa melihat posisi aslinya. Bagaimana mungkin menyerang target yang tak terlihat?
Teknik ini agak mirip dengan Zheying Bu. Sama sekali bukan mekanisme penilaian yang telah ditetapkan sistem, melainkan metode eksploitasi yang ditemukan pemain sendiri berdasarkan setting dalam game.
Meskipun damage output satu orang pasti terbatas, Zhang Jiale adalah ahli dalam meningkatkan ritme serangan melalui operasional. Ledakan output-nya dalam sekejap dijadikan materi pengajaran klasik oleh banyak tim untuk melatih. Strategi yang terlihat menyebar luas ini sebenarnya memiliki fokus serangan tertentu, dan hanya Zhang Jiale yang tahu target utamanya. Saat lawan menyadarinya, biasanya mereka sudah menderita kerugian besar.
Kali ini, serangannya mencakup lebih banyak orang dalam gerakan maju, sehingga semakin sulit dibaca fokusnya. Apalagi yang diserang adalah pemain game online biasa yang levelnya jauh di bawahnya. Ada yang HP-nya turun lambat, ada yang cepat, tetapi dari situasi pertempuran, semua terlihat berada dalam gempuran tanpa bisa dibedakan.
Semakin banyak lawan, strateginya justru semakin mudah menciptakan kekacauan.
Saat pemain Dominant Hero mulai tidak berdaya, tiba-tiba Qianhua Miren melesat keluar dari cahaya. Serangannya terus berlanjut, tapi kali ini tidak menyebar luas melainkan terkonsentrasi pada satu orang.
Semua mengira bisa menebak targetnya, tapi saat memutar kamera, mereka terkejut.
Bukan Wu Di Zui Junlang yang jadi sasaran, melainkanKnight dari formasi Dominant Hero. Karakter ini sebelumnya tidak pernah berinteraksi dengan Qianhua Miren, tiba-tiba menjadi fokus serangan gila-gilaan.
"Haha, kerja bagus!" Wu Di Zui Junlang akhirnya berhasil menyerang, namun Qianhua Miren sama sekali tidak mempedulikannya. Sambil terus menyerang, dia berlari kencang ke arah Knight itu. Bahkan ketika diserang Wu Di Zui Junlang, kepalanya tidak menoleh sedikitpun.
"Beri fokus!!" Semua orang mendengar teriakan Qianhua Miren sebelum serangannya langsung menyergap Knight tersebut. Tapi Knight itu tetap bertahan. Pastor di sekitarnya seperti sudah siap sebelumnya, sejak awal terus mencatat rekor heal ke Knight itu.
Knight dari tim elit Dominant Hero ini memiliki peralatan yang lebih baik dari Wu Di Zui Junlang. Dengan bantuan Pastor, dia dengan mudah menahan ledakan output ini. Saat melihat Qianhua Miren masih nekad menyerang Knight itu, para pemain akhirnya tersadar.
"Provokasi! Dia kena provokasi!!"
“Cepat berikan status fokus!!!” Baru saat ini pemain Lembah Bunga Ratusan tersadar, namun sudah terlambat. Wu Di Zui Junlang berteriak "Selanjutnya!", seorang Knight lain melemparkan skill provokasi dari kejauhan. Qian Hua Mi Ren langsung berlari ke arah itu. Pastor Lembah Bunga Ratusan ingin memberikan status fokus untuk menenangkannya, sayangnya setelah dua provokasi beruntun, jangkauan skill mereka sudah tidak mencukupi. Ingin mendekat? Harus melewati barisan pemain Dominant Hero yang menghalangi terlebih dahulu.
“Serbu!!”
Kali ini, giliran pemain Lembah Bunga Ratusan yang ingin menerobos barisan. Namun situasi kali ini sangat berbeda. Sebelumnya, Wu Di Zui Junlang dan Qian Hua Mi Ren berada dalam situasi 1v1 yang harmonus di tengah formasi Lembah Bunga Ratusan. Selain Qian Hua Mi Ren, tidak ada yang menyerang Wu Di Zui Junlang.
Kali ini, Qian Hua Mi Ren yang terkena provokasi justru dibawa masuk ke formasi Dominant Hero tanpa perlakukan khusus. Begitu terjebak di kerumunan, Zhang Jiale langsung mendengar Ye Xiu berteriak kasar: "Habiskan dia, masih nunggu apa lagi!!"
Para pemain Dominant Hero serentak melancarkan serangan ke Qian Hua Mi Ren. Berapa HP yang dimiliki Ahli Amunisi? Terkena skill provokasi, ruang gerak terbatas, hampir tidak ada cara menghindar. Setelah bertahan sedikit lebih lama dari pemain biasa, akhirnya mayatnya terbaring di tempat.
"Sudah cukup, dia sudah mati. Kalian jangan terus menyerang di sini, segera hadapi BOSS itu yang lebih penting." Setelah Qian Hua Mi Ren tumbang, Wu Di Zui Junlang segera muncul kembali di area konflik antara Lembah Bunga Ratusan dan Dominant Hero, berpura-pura menjadi penengah.
"Sial! Bunuh dia!!" Pemain Lembah Bunga Ratusan langsung mengamuk setelah mendengar kabar ini. BOSS? Tidak penting! Wu Di Zui Junlang di depan mata jauh lebih menjijikkan daripada BOSS. Semua orang mengabaikan serangan yang diterima, fokus melemparkan skill ke Wu Di Zui Junlang.
Knight profesional sekalipun dari lingkup profesional tidak akan bertahan menghadapi serangan terpusat dari begitu banyak orang! Wu Di Zui Junlang kabur sambil melindungi kepala, sayangnya menyeret beberapa pemain yang berdiri di dekatnya. Yang bereaksi terlambat langsung mati dalam serangan membabi buta ini.
"Kurang tenang sekali!" Ye Xiu menggerutu sambil berlari, para pemain di sekitarnya memandanginya dengan tatapan aneh. Orang ini seperti punya aura aggro bawaan, bisa memancing serangan nekat seperti ini, sehebat apa sih kemampuannya?
"Bagaimana kondisi BOSS?" Wu Di Zui Junlang mundur cepat dari garis depan, langsung menghampiri karakter You Feng Dian milik Jiang You untuk bertanya. Perubahan peran dilakukan dengan mulus, setelah membunuh Qian Hua Mi Ren langsung beralih ke misi menjarah BOSS.
"Saat ini Lun Hui sedang unggul." Jiang You terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab.
“Terlalu arogan, lihat aku yang akan merebut kembali!! Knight ikut aku!” Ye Xiu berteriak.
Para Knight memandangnya dengan panik. Beberapa orang yang tadi berdiri di sebelah Wu Di Zui Junlang semuanya terkena AOE dan mati, dengan aggro sekuat ini, siapa yang berani berdiri di dekatnya?
Hasilnya, si pembawa aggro ini langsung meminta izin ke ketua guild: "Knight dan Pastor langsung dikelompokkan dan dibuatkan tim besar bersamaku ya?"
"Baik." Jiang You langsung setuju, segera memberi instruksi untuk reorganisasi tim. Semua Knight dan Pastor dikelompokkan, lalu Wu Di Zui Junlang dimasukkan ke dalamnya.
"Semua Knight dengarkan instruksiku, hentikan provokasi sementara." Wu Di Zui Junlang memberi perintah.
"Hah?"
"Tunggu sampai cooldown skill provokasi semua orang selesai, lalu ikuti instruksiku untuk membawa BOSS secara estafet." Wu Di Zui Junlang menjelaskan.
"Ini bagaimana mungkin?" Semua orang tidak percaya, Knight dari guild lawan kan tidak diam saja. Kalau kita mencatat rekor lalu lawan juga mencatat, akhirnya hanya akan terjadi kebuntuan.
"Makanya harus patuh pada instruksiku." Wu Di Zui Junlang berkata dengan gaya yang sangat norak.
