Chen Guo tentu sangat memperhatikan Zhang Jiale. Jika Tim mereka bisa mendapatkan bantuan Shen level ini, itu akan ibarat harimau bersayap. Jadi belakangan ini Chen Guo juga cukup memantau komunikasi antara Ye Xiu dan Zhang Jiale. Hari ini, topik pembicaraan mereka terasa aneh. Zhang Jiale tampaknya tidak tertarik bekerja sama dengan Ye Xiu.
Kalimat terakhir Ye Xiu "aku mengerti" membuat Chen Guo semakin cemas. Saat mengintip obrolan orang, dua kalimat paling menyebalkan adalah "aku mengerti" dan "kamu pahamlah". Mengerti apa sih? Paham apaan? Orang yang ngobrol pakai kalimat-kalimat begini benar-benar tidak bertanggung jawab, tidak mempertimbangkan perasaan Penonton!
“Mengerti apaan? Hah?” Tapi Chen Guo yang berani, terutama setelah menyadari upaya menarik Zhang Jiale akan gagal, langsung menanyakan.
“Maksudnya, meski dia kembali bermain, sisa waktu karirnya tidak banyak. Jika tujuannya jadi juara, dia harus lebih menghargai waktu yang tersisa. Bergabung dengan tim baru seperti kita adalah pemborosan yang sia-sia.” Ye Xiu menjelaskan.
“Lalu dia bilang berbeda denganmu, apa maksudnya?” Chen Guo bertanya.
“Aku pernah menjuarai, dia tidak.” Ye Xiu berkata.
Chen Guo langsung paham. Membuat tim Xingxin ini menjadi juara? Target ini terdengar begitu absurd bahkan bagi Chen Guo sendiri. Meski mereka memiliki Shen seperti Ye Xiu, tetapi gelar juara tak bisa diraih hanya dengan mengandalkan satu Shen. Sang Shen malang di balik jendela obrolan ini adalah contoh nyata.
Shen malang ini justru sangat memahami hal itu. Di akhir karirnya, jika targetnya adalah juara, dia tak akan menaruh taruhan di sini. Bagi Zhang Jiale, ini adalah langkah nekat, tapi bagi Ye Xiu yang sudah pernah juara, dalam level tertentu bisa dibilang bebas keraguan.
“Sayang sekali.” Chen Guo menghela nafas.
“Ya, dia dengan sengaja melepaskan kesempatan untuk juara.” Ye Xiu juga menghela nafas.
“Hmm…” Chen Guo menggumam dengan gelisah. Dia berpura-pura percaya diri seperti Ye Xiu, tapi masalahnya kepercayaan diri ini sama sekali tak berdasar. Meski Shen ini kuat, lingkup profesional berbeda dengan game online – di sana ada banyak Shen. Ucapan “sayang sekali”-nya hanya menyesali tak bisa menarik satu Shen, bukan seperti maksud Ye Xiu.
“Semoga beruntung!” Ye Xiu akhirnya berkata kepada Zhang Jiale.
“Sebagai basa-basi, aku juga harus mengatakannya padamu. Tapi kalau kau beruntung, aku mungkin tak akan beruntung lagi. Aku sangat bingung.” Zhang Jiale berkata.
“Haha, aku baru akan kembali setahun lagi. Manfaatkan waktu setahun ini!” Ye Xiu membalas.
“Kalau begitu, semoga beruntung juga ya!”
“Semangat.”
“Semangat!”
Setelah bertukar emoji "semangat", Ye Xiu menutup jendela obrolan sambil menghela napas. Bagaimanapun, kehilangan bantuan seorang Shen seperti itu membuatnya merasa menyesal.
Kembali ke permainan, Wu Di Zui Junlang sudah dikerubungi banyak orang yang mengajak ke Dungeon. Ye Xiu pura-pula asal memilih satu tim dan langsung pergi, tapi Chen Guo yang selalu observatif langsung menangkap keanehan.
"Hei, tim besar ini sepertinya sudah pernah kamu ikuti sebelumnya!" seru Chen Guo. Selama ini Ye Xiu terus berganti-ganti tim, ini pertama kalinya mengulang tim yang sama. Chen Guo mengira dia kebingungan karena terlalu banyak tim.
"Iya, aku tahu," jawab Ye Xiu tenang.
"Hah? Mau ikut mereka lagi?" Chen Guo segera menganalisis tim ini. Ini adalah salah satu tim cabang ketujuh guild Dominant Hero. Melihat peralatan karakter-karakter di layar, tak ada yang istimewa. Sama seperti tim lain yang pernah diikuti Ye Xiu - tim dengan Progress Dungeon level menengah yang dominan di cabang guild.
"Kenapa ikut mereka lagi?" Chen Guo hendak bertanya, tiba-tiba pesan dari ketua guild Dominant Hero You Fengdian muncul di layar.
Sebelum mengirim pesan ini, Jiang You sudah bergulat dengan keraguan yang sangat dalam!
Ada BOSS baru yang ditemukan. Dan kali ini, BOSS Level 70 Mage Modank di Jembatan Utara menjadi prioritas utama bagi guild Dominant Hero. Namun dalam tiga kali penyegaran berturut-turut selama tiga minggu, guild Dominant Hero gagal merebut BOSS ini.
Kegagalan pertama terjadi setelah persaingan normal. Sedangkan untuk kedua dan ketiga kalinya, gangguan dari ahli baru "Qianhua Miren" membuat guild Lembah Bunga Ratusan berhasil merebutnya.
Tiga kali kegagalan ini membuat Jiang You mendapat kritikan dalam rapat rutin klub. Meski semua tahu persaingan BOSS memiliki faktor acak yang tinggi, tidak seperti progress dungeon yang terukur, tekanan tetap besar bagi departemen game online yang sedang membutuhkan BOSS ini untuk tim esports mereka. Manajer telah menekankan berulang kali dalam rapat: minggu ini kita harus merebut BOSS ini dengan segala cara.
"Dengan segala cara"? Kenapa tidak kirim dua atlet profesional saja untuk membantu?
Jiang You hanya mengkritik dalam hati. Bantuan atlet profesional dari klub sebenarnya bukan solusi ideal baginya. Meski misi akan selesai dengan mudah, kehadiran mereka justru mengindikasikan ketidakmampuan Jiang You dalam memimpin guild. Guild yang dipimpinnya seharusnya mampu menangani semua urusan di game online. Jika perlu campur tangan atlet profesional, itu membuktikan kemampuannya kurang memadai.
Kecuali dalam keadaan terdesak, Jiang You tentu lebih memilih menyelesaikan masalah ini sendiri.
Dan kali ini, menghadapi lawan yang memiliki karakter seperti "Qian Hua Mi Ren" yang mirip Zhang Jiale, alasan "keadaan terdesak" ini sebenarnya tidak berlebihan. Namun, Jiang You menyimpan satu bintang andalan. Setelah lama berpikir, akhirnya ia memutuskan untuk menggunakan kartu as ini.
Memanggil atlet profesional untuk menyelesaikan masalah berarti menunjukkan ketidakmampuannya. Tapi menyelesaikan masalah yang seharusnya membutuhkan atlet profesional tanpa bantuan mereka justru membuktikan kemampuannya. Hubungan ini saling berkaitan. Bagi Jiang You, ini bukan sekadar bermain game, tapi juga dunia kerja.
Mendapatkan kabar penyegaran Mage Modank di Jembatan Utara, Jiang You bersyukur Wu Di Zui Junlang sedang online. Ia segera mengirim pesan.
Meski masih belum paham tujuan si pemalas ini, melihat semangatnya menjadi kuli di cabang Dominant Hero akhir-akhir ini, Jiang You yakin panggilannya tidak akan meleset.
Tepat dugaan, Wu Di Zui Junlang langsung menerima pesan dan berjanji sedang menunggang kuda menuju Jembatan Utara. Sementara Jiang You mempersiapkan pasukan.
Persaingan untuk Mage Modank di Jembatan Utara sangat ketat. Bukan karena kesulitan melawannya, tapi radius penyegarannya yang relatif kecil.
Di hulu Domain River, terdapat jembatan yang membentang melintasi sungai, dikenal sebagai Jembatan Utara. Konon jembatan ini termasuk peninggalan Benua Glory. Di bawah erosi waktu yang panjang, Jembatan Utara hampir kehilangan fungsi aslinya. Jembatan yang terkulai di atas sungai ini mustahil digunakan untuk menyeberang tanpa teknik lompat yang memadai, utamanya karena kondisinya yang sudah compang-camping dengan banyak lubang dan kerusakan. Alasan tidak runtuh mungkin karena pengaturan sistem yang tidak logis.
Mage Utara Jembatan Modank, adalah BOSS yang muncul di Jembatan Utara. Dia tidak termasuk area leveling manapun, mungkin bisa dikategorikan sebagai BOSS adegan.
Seberapa besar sebuah jembatan? Jadi tidak peduli kapan Mage Utara Jembatan Modank muncul, pasti akan langsung terdeteksi orang.
Perebutan BOSS ini tidak pernah hanya melibatkan 3-4 guild. Hampir semua guild yang punya ambisi seperti ini pasti akan datang, dan itu terjadi seketika.
Saat Jiang You memilih pasukannya, dia yakin guild lain juga melakukan hal serupa.
Beberapa saat kemudian, di hulu Domain River sekitar Jembatan Utara, para pemain guild-guild besar sudah berkumpul. Ketika Jiang You tiba, dengan cepat dia menghitung ada 10 guild klub yang datang kali ini.
Zhong Cao Tang, Pavilion Blue River, Dinasti Jia, Lun Hui, Huangfeng, Lembah Bunga Ratusan, Paviliun Kabut Asap, Tapo Xu Kong, Howling Mountain Villa, ditambah Dominant Hero mereka - total sepuluh guild.
Para pemain yang hadir juga tidak ada yang berlebihan, adegan seperti ini toh terjadi setiap minggu. Kalau dipikir, BOSS terlalu sulit ditemukan, semua merasa kesal, tapi BOSS yang terlalu mudah ditemukan juga tetap menyebalkan.
Sebuah BOSS dengan tingkat kesulitan pembunuhan yang tidak terlalu tinggi, tapi persaingannya sangat sengit, semua berkat penyegaran dalam radius kecil ini.
Di atas Jembatan Utara, Mage Utara Modanke tergantung di udara. Ini adalah seorang pria tua berjanggut putih, tapi posturnya masih tegap. Menurut latar belakang cerita resmi, si tua ini juga memiliki kisah masa lalu yang terjadi di Jembatan Utara ini, tentu saja sangat heroik, tapi para pemain yang datang menjarah BOSS tidak peduli, mereka hanya peduli bagaimana menyusun formasi di bawah kepungan sepuluh guild di medan tempur yang sulit ini untuk merebut BOSS.
Tidak ada yang bergerak duluan, semua diam menghadapi situasi, proses seperti ini sudah menjadi tradisi, setiap Senin, rutinitas yang membuat muak.
Yang memecah keheningan adalah suara tembakan, yang pertama bergerak adalah Hundred Blossoms, atau lebih tepatnya Flower Lantern dari Hundred Blossoms.
Adegan ini juga sudah biasa dilihat dua minggu terakhir, Flower Lantern dari Hundred Blossoms memiliki kekuatan luar biasa, jadi sama sekali tidak seperti para pemain lain yang hati-hati, dia berani menghadapi BOSS secara langsung dengan gegabah.
Flower Lantern melompat tinggi, langsung menghilang ke puncak ujung jembatan, tembakan terdengar, peluru dan granat berhamburan.
Mage Utara juga sudah mulai bergerak. Ini adalah BOSS dengan arah aggro yang perlu diperhatikan, pembentukan aggro-nya memiliki tambahan: orang yang berdiri di Jembatan Utara.
Artinya, begitu memasuki jembatan, serangan mage Jembatan Utara akan langsung terpicu. Di atas jembatan, aggro akan melonjak gila-gilaan sesuai durasi bertahan. Jadi mustahil merebut aggro dari luar jembatan. Syarat utama mengontrol aggro mage Jembatan Utara adalah durasi bertahan di atas jembatan.
Poin ini krusial, namun jarang dimanfaatkan guild-guild besar. Bertahan lama di Jembatan Utara sangat sulit. Jembatan ini bahkan membutuhkan teknik lompat tinggi sekadar untuk melintas, apalagi bertarung. Ditambah persaingan sengit antar guild, arena pertempuran di atas jembatan pasti dipenuhi orang-orang yang jatuh ke air berulang kali.
Fenomena ini akhirnya berubah setelah kemunculan Blossom Enchantress. Blossom Enchantress, Zhang Jiale level dewa, berhasil bertahan melayang di atas jembatan tanpa pernah jatuh. Dialah target aggro utama mage Jembatan Utara selama dua minggu terakhir.
Karena di Jembatan Utara, durasi bertahan menentukan aggro.
