Cure Spell, efek instan, healing besar, namun memiliki waktu cooldown panjang dan nilai aggro yang sangat tinggi.
Bahkan dalam PK, karakteristik aggro tinggi ini tidak bisa diabaikan. Meskipun pemain tidak akan se-mechanis NPC dalam merespon aggro, skill jenis ini benar-benar bisa memicu kebencian pemain lain, tidak seperti skill provokasi yang bersifat settingan.
Saat itu, yang menyinari Wu Di Zui Junlang adalah skill ultimate Cure Spell "Holy Cure Spell" dengan healing power dahsyat. Timing penggunaan skill besar ini sangat tepat, seperti yang diketahui elite Dominant Hero satu tim dengannya. Mereka bisa melihat langsung di daftar tim bahwa HP Wu Di Zui Junlang sudah tersisa seiris darah, tepat sebelum Holy Cure Spell turun dari langit.
Betapa memicu aggro-nya skill ini bisa dibayangkan. Pemain Lembah Bunga Ratusan sedang fokus menyerang, menghitung waktu tumbangnya Wu Di Zui Junlang, tapi tiba-tiba muncul Holy Cure Spell!
Pastor tidak perlu semangat berapi-api, juga tidak memberikan kerusakan langsung ke musuh. Tapi di momen genting seperti ini, satu kali serangan cukup membuat lawan hampir muntah darah. Kerusakan spiritual semacam ini tak bisa diukur dengan data statis.
Siapa itu?
Di detik ini, pertanyaan yang sama muncul di benak semua orang. Sudut kamera semua karakter mulai berputar, mencoba melacak sumber Cure Spell suci ini.
Mereka segera mendapat jawabannya.
Di atas Jembatan Utara, beberapa langkah di atas tanah, seorang Pastor berdiri di balok kayu rusak. Posisinya tetap dengan lengan terangkat memegang salib, seolah menunggu CD publik selesai sebelum menambahkan Cure Spell lagi. Sepanjang aksinya, dia terus hati-hati mengawasi langkah kakinya, seperti takut terjatuh. Ini membuat penampilannya sama sekali tidak gagah, bahkan terlihat sedikit licik.
Kemudian semua orang membaca dua baris teks di atas kepalanya.
Dominant Hero Cabang ke-7.
Tangan Dingin Kecil.
Siapa ini?
Bahkan pemain Dominant Hero pun bingung, jelas-jelas asing dengan nama ini. Melihatnya gemetar hati-hati di balok kayu, semua orang langsung membayangkan adegan: seorang Pastor bernama Tangan Dingin Kecil menyelinap naik ke sana diam-diam saat semua lengah, lalu menggunakan Cure Spell suci secara diam-diam.
Apakah ini hanya kebetulan belaka?
“Banyak orang di hati mereka sudah memiliki penilaian seperti ini, karena operasional dan sikap Xiao Shou Bingliang benar-benar tidak memiliki sedikit pun aura seorang ahli.”
“Saat sebagian orang masih menyimpan keraguan di hati, adegan berikutnya telah membuat mereka yang tersisa ini hanya bisa terdiam memandang langit.”
“Ketika para pemain di ujung jembatan melihat Xiao Shou Bingliang, pemain Lembah Bunga Ratusan yang sedang menyerang Wu Di Zui Junlang juga menyadarinya. Mereka membenci cure spell ini mati-matian, sama sekali tidak tertarik menganalisis latar belakang si Xiao Shou Bingliang, hanya merasa sangat kesal karena ada yang menyelinap ke Jembatan Utara menggunakan cure spell tanpa mereka sadari.”
“Hal seperti ini seharusnya tidak terjadi, hanya karena Wu Di Zui Junlang yang terlalu ganas, saat itu semua pemain hanya memperhatikan apakah si pemalas ini akan dijatuhkan, benar-benar mengabaikan hal lain.”
“Untung hanya satu yang menyelinap, bagaimana jika guild-guild ini memanfaatkan kesempatan untuk dash ke atas jembatan?”
“Membayangkan hal itu, para pemain Lembah Bunga Ratusan langsung dilanda ketakutan yang tersisa.”
“Para pemain dari berbagai guild di ujung jembatan juga tiba-tiba menyadari hal ini, seketika merasa sangat menyesal.”
“Ini adalah kesempatan yang direbut Wu Di Zui Junlang dengan mempertaruhkan nyawa, kita malah hanya berdiri menonton keramaian??” Bahkan ada pemain di tim Dominant Hero yang berkata demikian.”
“Dia seharusnya memberi pesan!” seseorang protes.
“Dalam situasi seperti itu, mana ada waktu untuk memberi pesan?” yang lain membela.
“Saat mereka masih menyesali diri, para pemain Lembah Bunga Ratusan telah mengambil Aksi, serangan gelombang tiba-tiba menyapu Xiao Shou Bingliang.”
Menghadapi gempuran, reaksi Xiao Shou Bingliang hanyalah teriak panik "Aduh!" lalu langsung terjatuh ke air.
Memang bukan ahli.
Benar-benar bukan kebetulan.
Orang-orang yang semula berharap kini terdiam. Jika itu mereka, meski tak bisa sehebat Wu Di Zui Junlang, setidaknya bisa melompat beberapa kali. Mana ada yang langsung terjun seperti dia?
Semua menggelengkan kepala sambil menghela napas. Di detik ini, mereka hanya fokus memperhatikan Xiao Shou Bingliang, sampai lupa menganalisis dampak "Cure Suci" terhadap pertempuran.
"Kerja bagus!!"
Pujian ini datang dari Wu Di Zui Junlang yang berada di posisi tinggi.
Tapi karena jarak yang jauh dan bisingnya efek suara serangan, tak ada pemain di ujung jembatan yang mendengarnya.
Selain Ye Xiu, mungkin hanya Zhang Jiale yang menyadari nilai Cure Suci ini.
Jelas kemampuan analisis situasi, visi, dan pertimbangan mereka berdua jauh melampaui pemain biasa.
"Bahaya!"
Saat Cure Suci itu menyentuh Wu Di Zui Junlang, inilah teriakan dalam hati Zhang Jiale.
Seandainya dia tahu ada Pastor yang menyelinap menggunakan healing spell, pasti sudah diinterupsi. Masalahnya, dia tidak melihatnya.
Berada di titik tertinggi yang strategis, dia tidak seperti pemain Lembah Bunga Ratusan di jembatan atau pemain guild lain di ujung jembatan. Mereka semua mengangkat sudut kameranya, membuat gerakan Xiao Shou Bing Liang terlihat terjadi di area rendah sehingga tidak terlihat. Bagi Zhang Jiale yang memiliki sudut pandang bird's eye view, seharusnya dia tidak mungkin melewatkan seseorang yang menyelinap masuk.
Tapi nyatanya tidak.
Alasannya adalah serangan besar yang tidak terputus yang dia pimpin terhadap Wu Di Zui Junlang. Serangan ini terutama dari jarak jauh - tembakan meriam, skill magic, efek visual berbagai skill yang menyambung bagai rangkaian lampu. Meskipun ini ciri khas Gaya Hundred Blossoms yang dia kuasai, bukan berarti mata Zhang Jiale bisa menembus efek visual ini. Hanya saja saat ini, dia langsung menyadari di mana letak masalahnya.
Pastor ini menggunakan efek visual dari serangan mereka sebagai kamuflase untuk menghindari deteksi kamera dan menyelinap naik.
Dan skill holy cure ini dilepaskan tepat pada waktunya sampai membuat orang frustasi.
Karena serangan dari pihak Lembah Bunga Ratusan disebar begitu luas, damage per titik sebenarnya tidak tinggi. Wu Di Zui Junlang bisa bertahan sampai sekarang dengan terus melompat dan tanking juga karena alasan ini. Zhang Jiale sengaja membuat strategi seperti ini karena tahu lawannya siapa - dia yakin jika ada celah sekecil apapun dalam serangan yang disebar, lawan di depannya pasti akan mengeksploitasi celah itu dan menggagalkan seluruh rencana.
Menghadapi lawan yang begitu berpengalaman, jangan mencoba menantang pertimbangan mereka. Hal ini sangat dipahami Zhang Jiale, karena dirinya sendiri juga seorang Shen yang berpengalaman.
Oleh karena itu, serangannya terhadap Wu Di Zui Junlang meskipun damage-nya tidak terlalu besar, namun dengan memanfaatkan karakteristik medan tempur North Bridge, menjadi serangan yang sama sekali tidak bisa dihindari. Ini juga tujuan Zhang Jiale memancing Wu Di Zui Junlang ke ketinggian ini. Saat ini, satu-satunya pilihan Wu Di Zui Junlang untuk lolos dari kepungan adalah: melompat ke sungai sendiri.
Tapi kemunculan tiba-tiba seorang Pastor dan skill cure spell suci telah mengubah segalanya.
HP Wu Di Zui Junlang telah melebihi perkiraan Zhang Jiale. Perlawanan gigih Wu Di Zui Junlang yang terus menyerang sambil nekat mendekat, yang awalnya dianggapnya tidak berarti, sekarang berubah menjadi ancaman besar.
Cahaya putih mulai menyelimuti tubuh Wu Di Zui Junlang.
Knight Spirit!
Wu Di Zui Junlang mengaktifkan Knight Spirit. Zhang Jiale tahu, serangan paling menentukan akan datang pada momen ini.
Tekanan sangat besar.
Perlu diingat bahwa North Bridge mage masih terus mengejar dan menyerangnya. Ditambah serangan dari Shen level Ye Qiu di saat seperti ini, siapa pun tidak akan merasa santai.
Serangan kavaleri!
Wu Di Zui Junlang tiba-tiba mengaktifkan skill ini, menyusuri kayu lapuk yang miring dan meluncur ke atas secara diagonal. Zhang Jiale paham bahwa dengan tambahan cure spell tadi, Wu Di Zui Junlang pasti bisa mencapainya, kecuali dia terus menjaga jarak.
Zhang Jiale memilih menghindar. Qianhua Miren bersiap melompat ke titik terjauh, berencana bertarung jarak jauh dengan Wu Di Zui Junlang untuk sementara waktu.
Tiba-tiba Wu Di Zui Junlang melambaikan tangan ke arahnya.
"Sial!!!"
Sebelumnya, dia pernah mati dipermainkan oleh skill ini.
Provokasi! Wu Di Zui Junlang tiba-tiba memberikan provokasi di saat krusial ini.
Karakter tersebut bergerak di luar kendali menuju Wu Di Zui Junlang.
Untungnya provokasi tidak memberi efek debuff bodoh. Di medan khusus seperti Jembatan Utara, karakter yang terkena provokasi masih bisa mencari jalan otomatis tanpa terjatuh.
Tapi ini tetap berbahaya. Yang Zhang Jiale butuhkan adalah menjauhkan Qianhua Miren dari Wu Di Zui Junlang, bukan malah melompat girang menyambutnya.
Namun semuanya sudah terlambat.
Sekitarnya hanya ada pemain Lembah Bunga Ratusan. Meskipun dianggap ahli dalam lingkup game online, kemampuan mereka belum menyentuh level atlet profesional. Sekalipun Zhang Jiale berteriak minta tolong, tak ada yang bisa membatalkan efek provokasi ini tepat waktu.
Qianhua Miren telah melompat tinggi ke udara. Di tengah lompatan, cahaya menyinari tubuhnya—seorang Pastor memberikan skill [Fokus], sehingga Efek Provokasi berhasil dihilangkan.
Mungkin sang Pastor merasa gerakannya cepat, tepat, dan keren saat melempar skill itu. Tapi Zhang Jiale hanya bisa mengadukan nasibnya sambil menahan angin.
Karena berada di area Jembatan Utara, alih-alih berlari beberapa langkah, dia melompat langsung ke arah Wu Di Zui Junlang. Karakter Qianhua Miren ini memiliki daya lompat tinggi, sehingga lompatannya begitu vertikal dan jauh. Sistem navigasi otomatis juga menentukan titik jatuh dengan akurat.
Masalahnya, Zhang Jiale ingin membatalkan keputusan ini!
Saat melayang di udara, tidak semudah di tanah datar untuk sekadar memutar kepala lalu berbalik arah.
Untungnya Zhang Jiale adalah Shen, dan kelas Qianhua Miren adalah Penembak.
Zhang Jiale langsung menganalisis medan tempur. Dengan satu gerakan operasional, Qianhua Miren langsung menarik senjata dan menembak.
Meski recoil senjata tidak bisa langsung mengubah momentum maju menjadi terlempar mundur, setidaknya bisa menciptakan hambatan.
Setelah beberapa tembakan, tubuh Qianhua Miren berhenti di udara, tapi tidak ada titik pijakan di bawahnya.
Titik jatuh berada di bawah. Saat ini, jika Qianhua Miren jatuh akan ada titik pijakan yang lebih rendah—Zhang Jiale memperhitungkan ini dengan tepat, tembakan-tembakannya pun presisi.
Tiba-tiba, Wu Di Zui Junlang melompat tinggi dengan pedang knight di tangan, menghujam ke bawah ke arahnya.
Heroic Leap.
“Cuma bolak-balik beberapa jurus ini, nggak bosan apa!!!???” Zhang Jiale hampir muntah darah berteriak.
