Wu Di Zui Junlang yang menggunakan Heroic Leap terjun lurus ke bawah, jauh lebih cepat dibandingkan Qian Hua Mi Ren yang melayang setengah udara sebelum jatuh bebas. Zhang Jiale sudah tak sempat menghindar lagi, hanya bisa berteriak. Sebenarnya dia sudah mengantisipasi situasi ini. Sejak dipaksa melompat setelah kena Provokasi, hatinya sudah tahu ini bakal berakhir buruk.
Memang dia seorang Shen yang bisa membatalkan efek Provokasi di udara dan langsung mengubah arah. Tapi sayangnya, lawannya juga seorang Shen yang sama sekali tidak terkejut dengan tindakannya. Dengan kata lain, lawan pasti sudah mempersiapkan diri saat menggunakan skill Provokasi, mengantisipasi reaksinya.
Pedang Knight menghantam keras tubuh Qian Hua Mi Ren. Titik pendaratan yang sudah ditarget sebelumnya gagal dicapai karena efek pergeseran posisi setelah serangan ini, membuatnya terus terjun bebas.
Zhang Jiale panik mencari tempat berpijak berikutnya, tapi Wu Di Zui Junlang justru terus menekannya dengan pedang, ikut terjun lurus bersamanya.
Si pemalas ini!
Zhang Jiale sudah menyadari: Ye Qiu sama sekali tidak berniat menghentikan dirinya di ketinggian setelah menjatuhkannya. Tampaknya dia sengaja bersiap terjun ke air bersama.
Maka semua orang menyaksikan Wu Di Zui Junlang menggunakan Heroic Leap menghantam Qian Hua Mi Ren yang sedang di udara, kedua karakter langsung terjun bebas vertikal dengan kecepatan tinggi.
Wu Di Zui Junlang masih membawa efek Knight Spirit, cahaya putih terang membelah langit meninggalkan jejak seperti meteor. Beberapa tembakan yang dilakukan Qian Hua Mi Ren untuk melepaskan diri justru menambah kemegahan meteor ini, namun usahanya sia-sia. Keduanya terjun lurus ke air, menciptakan pilar air yang lurus seperti jejak jatuh mereka, memercik ke para pemain yang masih di jembatan.
Semua orang membeku.
Sebenarnya, kebanyakan masih terpaku pada adegan Xiao Shou Bing Liang diam-diam menyembuhkan lalu teriak "Aduh" sebelum ditepis ke air. Siapa sangka langsung disusul adegan spektakuler dimana dua ahli malah terjun bersama?
Domain River yang luas memiliki bagian tengah sangat dalam. Begitu dua ahli ini masuk, seperti pemain lain, langsung terhempas oleh ombak deras. Para pemain masih linglung, menatap kosong ombak yang bergulung, hingga sebuah bola api besar tiba-tiba meledak di jembatan. Beberapa pemain berteriak jatuh ke sungai, barulah tersadar.
Meski dua ahli sudah pergi, BOSS Mage Jembatan Utara masih ada! Sebenarnya tujuan utama mereka adalah menjarah BOSS, bukan menonton duel para ahli.
Tapi Qianshua Miren berhasil dijatuhkan, Tim Hundred Blossoms langsung kehilangan sandaran. Meski sebagian anggota mereka menguasai titik tinggi, mana mungkin skill mengontrol situasi selevel Zhang Jiale? Jangankan membatasi pemain yang berbondong-bondong melakukan dash ke Jembatan Utara, saat Qianshua Miren jatuh ke air, aggro kacau-balau dari BOSS North Bridge Mage sudah membuat mereka tidak bisa melakukan parry.
Karena cukup lama bertahan di jembatan, prioritas aggro BOSS North Bridge Mage ke mereka jauh lebih tinggi dibanding pemain yang baru naik. Berbagai skill ditembakkan secara acak membuat pemain Hundred Blossoms terpaksa lompat-lompat kocar-kacir. Dengan skill pas-pasan, salah lompat sedikit langsung jatuh ke air. Kondisi medan tempur seperti ini ditambah aggro yang kacau membuat mustahil bagi mereka untuk menyelamatkan konsekuensi pertempuran. Apalagi pemain guild-guild besar yang sedang melakukan rush ini selama dua minggu terakhir memang sering dirugikan oleh Lembah Bunga Ratusan, kali ini mereka kompak tidak saling berkonflik dan fokus melampiaskan dendam dua minggu itu pada pemain guild tersebut.
Dalam sekejap, pemain Lembah Bunga Ratusan berubah menjadi pangsit yang berjatuhan satu per satu ke air. Nasib mereka setelah jatuh pun tidak lagi dipedulikan. Begitu pasukan Lembah Bunga Ratusan habis, BOSS North Bridge Mage kehilangan target aggro utama dan mulai menembaki jembatan secara acak.
Para pemain bersorak gembira.
Arena pertarungan yang familiar ini baru pantas disebut situasi merebut BOSS North Bridge Mage! Kalau bicara kekuatan, BOSS ini sebenarnya biasa saja, tapi kesulitan utamanya terletak pada lokasi pertempuran ini.
Pertama, terlalu mudah ditemukan, kedua medan tempurnya sulit, sehingga setiap kali membuat area ini sangat ramai.
Begitu Mage Jembatan Utara mulai menembak secara membabi-buta, satu per satu pemain mulai berjatuhan ke air. Namun pemandangan ini sudah tidak asing lagi bagi semua orang. Dengan tenang dan matang, semua menghadapinya. Setelah kehilangan musuh kuat dari Lembah Bunga Ratusan, tiba-tiba kepercayaan diri semua orang melonjak.
Hanya Jiang You yang merasa sangat cemas.
Mage Jembatan Utara adalah target utama Dominant Hero. Musuh kuat Qianhua Miren akhirnya berhasil dieliminasi oleh Ye Qiu, tapi dalam situasi kacau seperti penembakan membabi-buta ini, tidak ada guild yang memiliki kepastian mutlak - termasuk Dominant Hero. Di saat seperti ini, kehadiran top player sangat dibutuhkan untuk meningkatkan peluang.
Sambil memimpin anak buahnya dengan hati-hati, Jiang You buru-buru mengirim pesan ke Wu Di Zui Junlang menanyakan situasi. Dia berharap karakter itu belum mati, idealnya terdampar di tepian terdekat dan bisa secepatnya kembali. Hal seperti ini bukan tidak mungkin terjadi. Semua karakter di Glory memiliki kemampuan berenang default, jadi tenggelam dalam kondisi normal mustahil. Kematian di air biasanya karena arus terlalu deras sehingga pemain kehilangan arah dan gagal muncul ke permukaan untuk bernapas, atau terbentur batu-batu tersembunyi di dasar sungai yang mengurangi HP - semakin kencang benturannya, semakin banyak HP yang terkuras. Banyak karakter yang jatuh ke air dalam kondisi HP sudah rendah, belum sempat menggunakan obat, langsung mati setelah beberapa kali benturan.
“Ye Qiu toh adalah Shen, Jiang You merasa tak mungkin mati karena masalah-masalah ini. Orang biasa bisa bingung dengan kamera di arus deras begini, tapi Shen seharusnya tidak masalah kan?”
Sambil berpikir begitu, Jiang You penuh harap Wu Di Zui Junlang sudah naik ke darat terdekat. Tapi sekaligus mengingat Shallow Flower Hypnotist juga bukan karakter sembarangan, mungkin tak akan mati mudah. Kalau nanti dia juga kembali, itu akan merepotkan! Atau mungkin, dua orang ini naik ke darat berurutan, lalu bertarung lagi di suatu tempat?
Dalam sekejap, tak terhitung pikiran berputar di kepala Jiang You dengan kecepatan luar biasa. Tapi pesan balasan Wu Di Zui Junlang sudah datang. Jiang You buru-buru membukanya, darah nyaris muncrat.
“Aku ada urusan, pergi dulu. Kamu lanjutkan.”
Situasi apa ini! Ini situasi apa sih? Urusan apa yang lebih penting dari nge-BOSS? Jiang You gemetar marah, membalas keras: “Waktu penting nge-BOSS begini, mana bisa kabur sembarangan!”
“Aku sibuk reorganisasi tim, mana sempat terus nemeninmu main?” Balasan cepat Wu Di Zui Junlang membuat Jiang You merasa jiwanya nyaris tercerai-berai.
“Si pemalas ini sudah tidak menyembunyikan identitasnya lagi, seorang mata-mata yang tidak menyamarkan diri tentu berarti misinya sudah sukses total dan dia sama sekali tidak peduli. Masalahnya, aku sudah tahu identitas aslinya ini sejak awal, tapi kenapa saat dia melemparkan kalimat bernada 'sebenarnya aku mata-mata', aku tetap merasa sangat terpukul? Padahal seharusnya membalas dengan 'aku sudah tahu dari dulu' itu keren sekali, tapi kenapa justru tidak bisa keluar?”
“Kalau aku kembali, ini bukan lagi membantu menyerang BOSS tapi merebut BOSS, yakin mau aku balik?” Wu Di Zui Junlang mengirim pesan lagi.
“Selamat tinggal!” Jiang You merespons tegas.
“Selamat tinggal?”
“Jangan pernah ketemu lagi!” Jiang You buru-buru mengubah jawaban.
“Wahahaha.” Wu Di Zui Junlang membalas dengan emoji tertawa terbahak, membuat Jiang You mengadukan. Sudahlah, tidak bisa berharap lagi di sini. Fokus memimpin tim dan merebut BOSS dengan kekuatan guild sendiri yang lebih penting. Tanpa gangguan jagoan super, dengan kekuatan guild kami, peluang masih ada.
Tiba-tiba, Jiang You mendengar suara lantang bergema dari ujung Jembatan Utara.
“Bertahan! Di titik ini harus bertahan! Lindungi Pastor, bawa Pastor maju!”
“Kirim Penembak, terbang meriam ke atas! Ini saja tidak bisa maju, masih disebut ahli??”
“Titik itu tidak perlu dijaga, Thief pasang beberapa perangkap saja!”
“Goblok jangan langsung ngegas! Muter lewat situ! Lebih licik dikit, jangan malu-malu! Lu kan Assassin, ngapain sok jadi Knight ngebut-ngebutan!!”
“Di situ! Itu loh di situ! Sialan musuh udah paham lu masih bingung? Ngasih koordinat? Ngasih koordinat malah kedengeran lawan. Lihat tuh lawan lebih cepet tanggap. Dasar bego, jatuh ke air itu pantas, ck ck ck!”
Siapa itu!
Komando yang mantap menunjukan kepercayaan diri luar biasa. Para elite guild yang ikut rebut BOSS ini semua pemain top level Shen Zhi Lingyu. Bahkan Jiang You saja tak bisa sepercaya diri si pemalas ini. Siapa gerangan?
Jiang You memperhatikan sisi seberang, tapi sulit mengenali suara itu berasal dari karakter mana. Adegan di ujung Jembatan Utara perlahan mulai stabil, dan Serikat Samsara mulai unggul.
Apakah karena komando orang itu? Master macam apa lagi ini? Hati Jiang You berdebar. Firasat buruknya mengatakan perebutan BOSS kali ini mungkin akan jadi menimba air dengan keranjang bambu...
Tak jauh dari Jembatan Utara, sebatang pohon besar terbaring di Domain River yang terus dipukul ombak bergulung.
Saat sebuah ombak bergulung, terlihat samar-samar siluet seseorang di dalamnya. Tepat ketika ombak mencapai puncaknya, tiba-tiba karakter tersebut melompat gesit, berputar 180 derajat di udara, lalu mendarap mantap di batang pohon yang melintang. Saat mendarat, satu tangan memegang senjata sementara tangan lain sudah menggenggam granat. Kamera tetap mengunci ombak yang bergulung-gulung - itu adalah Blossom Array.
Satu detik, dua detik, tiga detik...
Zhang Jiale sama sekali tidak lengah. Ia tahu si pemalas itu pasti tidak akan mati begitu saja di dalam air. Bergerak lurus dari arah Jembatan Utara, baru di titik inilah ditemukan lokasi untuk naik ke darat. Masak sih dia tidak bisa menilai situasi sampai terhanyut?
Saat sedang berpikir, tiba-tiba ada gerakan tidak biasa dalam ombak. Zhang Jiale segera menyadarinya. Tatapannya fokus, lalu seorang Knight muncul "splash!" dari air dengan mengacungkan pedang knight, menjejakkan kaki ke batang pohon dengan gagah perkasa.
"Lagi-lagi pake jurus ini!!" Zhang Jiale langsung menembakkan peluru dan melempar granat begitu melihat Heroic Leap digunakan lagi.
"Apa maksudmu! Tanpa skill ini mana mungkin aku bisa naik," sahut Knight yang sedang terbang turun itu.
