Ternyata tujuannya mencari seorang Pastor!
Tujuan Ye Xiu menyusup ke Dominant Hero, baru kini diketahui Chen Guo. Setelah mendengarkan obrolan dua Shen ini, semakin jelas bahwa semuanya sangat masuk akal.
"Masalah yang disebut Zhang Jiale saat pergi memang benar-benar masalah. Bagaimana caranya membuat orang yang baru saja kita kenal bergabung dengan Tim kami?"
Chen Guo sedang merenungkan masalah ini, tiba-tiba menyadari Ye Xiu sedang memandanginya dengan kepala menoleh.
"Lihat apa?" tanya Chen Guo.
"Ini urusanmu!" kata Ye Xiu.
"Urusan apa?" Chen Guo bertanya.
"Merekrut Pastor itu ke tim kita." jawab Ye Xiu.
"Berkeringat dingin, kenapa harus aku? Aku bahkan tidak kenal orangnya!" kata Chen Guo.
"Kenal atau tidak, apa bedanya? Katakan saja kita mengagumi kemampuannya, kebetulan ingin membentuk Tim, tanya apakah dia berminat." ujar Ye Xiu.
"Sesederhana itu?" Chen Guo ragu.
"Lalu bagaimana?" Ye Xiu membalas bertanya.
Chen Guo berpikir sejenak, memang benar. Untuk mengajak seseorang bergabung, bukankah harus langsung seperti ini? Dia memperkirakan secara acak, menurutku cara ini seharusnya memiliki tingkat keberhasilan yang cukup tinggi, karena bagi pemain biasa, lingkup profesional selalu menjadi kerinduan dan antisipasi. Asalkan tidak melompat keluar dan berkata "Hei teman, tulangmu ajaib, ada aura mistik menyembur dari ID-mu, tahu tidak?" - ucapan aneh seperti itu - maka pada dasarnya setiap pemain pasti akan tertarik dengan hal-hal seperti bergabung dengan Tim.
"Hmm, baiklah. Aku akan mendekatinya dulu." Chen Guo menyetujui. Dia selalu aktif ingin membantu pembentukan tim, tak ada alasan untuk menolak ketika benar-benar ada tugas yang diberikan. Bos Besar Chen Guo tidak segitu anggun.
“Siapa namanya?” Chen Guo bertanya sambil bersiap mengganti karakter ke Shen Zhi Lingyu untuk login.
“Xiao Shou Bingliang.” Ye Xiu menjawab.
Chen Guo yang menyaksikan sebenarnya tidak melihat karakter Xiao Shou Bingliang sama sekali, hanya tahu di momen kritis ada sinar cure spell suci yang membalikkan konsekuensi, lalu Ye Xiu terus mengoperasikan Wu Di Zui Junlang untuk menghantam karakter Zhang Jiale, Qian Hua Mi Ren ke dalam air. Sebenarnya bukan hanya Chen Guo, bahkan Zhang Jiale sendiri tidak tahu nama Xiao Shou Bingliang.
Setelah login ke akun Zhu Yanxia di Shen Zhi Lingyu, Chen Guo mencari nama tersebut dan informasi langsung muncul. Dia terkejut: "Wah, ternyata benar nonak?" Dari ID Xiao Shou Bingliang, Chen Guo sudah menduga karakter perempuan. Setelah melihat hasil pencarian, ternyata benar gender perempuan.
"Ehem..." Ye Xiu batuk dengan ekspresi aneh.
"Jangan-jangan ini akun waria?" Chen Guo mencurigai keanehan.
"Kau benar-benar peramal ulung." Kata Ye Xiu.
"Orang macam apa ini?" Chen Guo heran. Di Glory, sangat sedikit yang bermain dengan karakter beda gender. Karena fitur voice chat terintegrasi penuh dalam game, komunikasi verbal menjadi hal biasa. Memakai nama feminim tapi bersuara berat pria jelas tidak enak didengar.
"Katanya dapat akun dari orang lain. Dia malas mengurus langsung main saja." Jawab Ye Xiu.
"Oh." Chen Guo mengangguk.
“Sedikit, bukan berarti tidak ada. Pria yang memainkan karakter wanita atau wanita yang memainkan karakter pria, tetap ada di Glory. Alasannya bermacam-macam, seperti kasus ini di mana orang lain memberikan akun lalu langsung dimainkan, bisa dibilang alasan yang cukup umum.”
“Sudahlah, aku juga tidak mendiskriminasi akun cross-gender.” Chen Guo berkata siap mengirim permintaan pertemanan.
“Tunggu dulu, mau ngapain ini?” Ye Xiu bertanya.
“Nambahin teman, menariknya bergabung dengan kita!” kata Chen Guo.
“Setelah jadi teman langsung bilang 'Bro, saya sudah lama mendengar kekuatanmu, mau gabung tim bersamaku?' gitu?” Ye Xiu bertanya.
Chen Guo tertegun. Memang, setelah mengirim permintaan pertemanan, bagaimana cara membuka topik? Xiaoshou Bingliang bukan ahli terkenal. Menambah teman dari jauh lalu langsung mengajak bergabung, rasanya seperti menghentikan orang di jalan dan bilang 'Hei kamu berbakat', 80% akan dianggap penipu.
“Setidaknya kamu harus benar-benar berinteraksi dulu, tunjukkan bahwa kamu melihat kehebatannya, baru ajak bergabung secara natural.” Ye Xiu menambahkan.
Chen Guo melirik Ye Xiu. Tiba-tiba ia menyadari: mengajak bergabung langsung setelah jadi teman mungkin tidak akan meyakinkan, harus seperti saran Ye Xiu baru bisa dipercaya.
Benar, tanpa alasan jelas, Chen Guo tiba-tiba merasakan nuansa "penipuan" ini.
“Ngomong-ngomong, kenapa tidak kamu saja yang pergi?” Chen Guo merasa ada alasan tersembunyi di balik saran Ye Xiu.
“Hem, ini kan biar nggak dicurigai? Lihat aja, waktu Zhang Jiale pergi dia bilang, hati-hati si pemalas itu bakal meremehkan identitasku. Kalau aku langsung bilang ke orang 'Aku Ye Qiu, ikut aku', bisa-bisa langsung dimaki, makanya lebih baik kamu yang ngomong!” kata Ye Xiu.
“Tapi ujung-ujungnya kan tetap ketahuan ke kamu?” kata Chen Guo.
“Ya, bilang aja aku juga orang yang kamu tak sengaja tarik di pinggir jalan!” kata Ye Xiu.
“Ini ngaco banget sih.” Chen Guo melempar mouse, merasa Ye Xiu menyerahkan tugas yang tidak masuk akal padanya.
“Fans Dominant Hero, dengan latar belakang identitasku, tentu harus lebih hati-hati,” kata Ye Xiu.
“Di Dominant Hero, belum tentu semuanya fans klub Dominant Hero kan?” kata Chen Guo.
“Aku kan udah riset dulu baru ngomong gitu,” kata Ye Xiu.
“Riset sampe level mana?” tanya Chen Guo.
“Dia ini fans Dominant Hero, pendukung setia Zhang Xinjie,” kata Ye Xiu, “Katanya sih.”
“Katanya?”
“Iya, jangan-jangan cuma ngibul doang?” kata Ye Xiu.
“Ngibul buat apa?” Chen Guo rasanya pengen narik kuping Ye Xiu dan berteriak.
“Intinya, menurutku kamu yang ngobrol lebih masuk akal,” kata Ye Xiu.
“Ngebujuk orang begini, nggak tanggung jawab banget!” kata Chen Guo.
"Lihat, kamu memang sudah jadi bos tim. Tugasmu ya mengurus komposisi personil. Tim yang kamu bentuk ada aku dan dia, ini keputusanmu sebagai bos. Kami anggota tim mana berhak pilih-pilih? Kamu harus tunjukkan sikap profesional seperti ini, jangan selalu mikirin fans atau apalah." Ye Xiu menasihati dengan serius.
Chen Guo terdiam sejenak, baru sadar setelah lama: "Kamu sedang menceramahi bos?"
"Nggak berani, nggak berani." Ye Xiu buru-buru menjawab.
"Kalau dia tetap nggak mau setuju gimana?" tanya Chen Guo.
"Ya... harus jalanin pelan-pelan. Kalau benar-benar nggak mau, memang nggak ada solusi." Ye Xiu menghela nafas.
"Hmm, menurutku masalahnya nggak besar. Pemain Glory normal biasanya nggak bakal nolak kalau diajak buat tim." Chen Guo malah menghibur melihat ekspresi kecewa Ye Xiu, teringat betapa sulitnya membangun tim baru.
"Semoga saja." kata Ye Xiu.
Setelah berdiskusi, Chen Guo sudah siap bertindak. Tapi begitu pegang mouse, dia malah terdiam.
"Kalau nggak add teman, gimana mau kontak dia?" Chen Guo bertanya.
"Oh." Ye Xiu mengangguk, lalu karakter Wu Di Zui Junlang mengirim pesan ke Xiao Shou Bing Liang: "Lagi di mana?"
"Baru tenggelam, MD! Lagi buru-buru ke Jembatan Utara! Ada apa di sana?" balas Xiao Shou Bing Liang.
"Lihat." Ye Xiu memiringkan layar ke arah Chen Guo.
Chen Guo terdiam. Kadang, masalahnya memang sesederhana ini.
Maka, pertempuran memperebutkan Mage Jembatan Utara pun dihentikan oleh Wu Di Zui Junlang. Zhu Yanxia milik Chen Guo mulai pura-pura menjadi orang biasa yang lewat.
Di atas Jembatan Utara, pertempuran berlangsung sangat spektakuler.
Setelah membersihkan Lembah Bunga Ratusan, kedua ujung jembatan menjadi medan tempur terpisah dimana guild-guild besar saling bertempur.
Di ujung timur, Serikat Samsara perlahan menguasai medan. Pemain mulai menguasai posisi strategis: kelas jarak jauh menduduki area tinggi, kelas pendukung mengontrol tengah, sementara kelas jarak dekat bertarung habis-habisan di bawah. Taktik Serikat Samsara jelas - memanfaatkan kontur Jembatan Utara dengan formasi bertingkat atas-tengah-bawah. Semua ini diatur oleh komandan berkumis tebal yang terus meneriakkan instruksi.
Di ujung barat, pertempuran masih kacau tanpa guild yang dominan. Taktik Serikat Samsara di timur mulai ditiru, namun karena semua guild menerapkannya, situasi kembali mentok.
Jiang You gelisah! Sangat gelisah.
Cemas dengan perebutan BOSS, juga geram melihat Wu Di Zui Junlang yang mundur dengan tenang.
Ia ingin tenang, mengingatkan diri sendiri untuk tetap tenang, tapi hati tetap tak bisa damai. Ia tak bisa fokus mengamati situasi saat ini untuk membuat keputusan bijak, bayangan Wu Di Zui Junlang terus muncul di benaknya. Si pemalas itu, sudah dua minggu menyusup di guild mereka, bekerja sebagai kuli selama dua minggu. Jiang You sama sekali tidak berhasil menguak tujuannya, namun tiba-tiba begitu saja pergi. BOSS terakhir ini pun tidak direbut, hanya teronggok di sana. Hal terakhir yang dilakukannya adalah melompat ke air bersama Qianhua Miren dengan romantis...
Kejahatan apa sebenarnya yang dilakukan si pemalas ini?
Jiang You tidak percaya Ye Qiu hanya sekadar jalan-jalan di guild mereka. Dia kan Shen, mana mungkin punya banyak waktu untuk bersantai? Dari pesan terakhirnya, Jiang You menangkap kesan: Ye Qiu bukan sekadar tidak peduli ketahuan identitasnya karena hendak pergi, sepertinya dari awal sampai akhir dia sama sekali tidak takut dicurigai.
Sama sekali tidak takut ketahuan, apakah Shen sebagai mata-mata selalu searogan ini? Tapi mengapa tujuannya bisa tersembunyi begitu dalam, sama sekali tak terlihat? Selama beberapa minggu Wu Di Zui Junlang bergabung dengan mereka, perubahan apa yang terjadi di Dominant Hero?
Jiang You merasa masalah pasti tersembunyi di sini. Tapi, selama beberapa minggu ini selain progress dungeon tim besar yang mengalami terobosan menggembirakan, sepertinya tidak ada hal buruk yang perlu dikhawatirkan.
Apakah kejahatan terselubung di balik kebaikan?
Jiang You tidak bisa berhenti memikirkan masalah-masalah ini. Bagaimana dia bisa memimpin dengan kepala dingin? Meskipun guild Dominant Hero yang ambisius ini datang dengan formasi kuat yang seharusnya menguasai BOSS, namun di bawah kepemimpinan Jiang You yang tidak fokus, mereka justru terjebak dalam kebuntuan memalukan. Saat pasrah dalam posisi bertahan, tiba-tiba siluet cahaya berkilauan menerobos kerumunan, datang dengan sikap tak kenal takut seolah mengabaikan kehadiran pemain guild-guild besar.
Cahaya itu membelah kerumunan. Ada yang mati, ada yang selamat, sementara dia sudah menghilang. Beberapa lompatan gesit, dalam sekejap sudah merebut posisi tinggi strategis.
Qianhua Miren!!
Semua orang melihat: Si pemalas ini kembali!
