Sambil gadis kasir masih bingung, pemuda berambut panjang itu sudah cepat-cepat melihat ponselnya. Dengan berseru "Oh oh oh", ia mengangkat kepala lagi dan tersenyum percaya diri: "Apakah Chen Guo ada di sini?"
"Baozi!" Tiba-tiba ada yang memanggil dari dekat meja kasir. Ye Xiu dan Chen Guo ternyata berdiri di samping sana! Saat siaran langsung pertandingan esports sedang ramai, mereka berdua biasanya tidak berebut tempat bagus dengan tamu, hanya mengintip dari balik meja kasir.
"Hmm?" Ia menoleh dan melihat sepasang pria-wanita di sampingnya sedang tersenyum padanya.
"Jun Moxiao, Zhu Yanxia." Ye Xiu memperkenalkan diri dan Chen Guo menggunakan ID game mereka.
"Ohhh! Aku Baozi Invasion, aku datang!" kata Baozi Invasion.
“Aku lihat kamu datang.” Ye Xiu tersenyum.
“Ada apa ini, ada pengacau? Aku mau bantu!!” Baozi Invasion yang tidak kenal malu langsung menyatu dengan peran anggota Warnet Xingxin, sudah mulai menggulung lengan bajunya.
“Tidak-tidak, ini lagi ada siaran langsung pertandingan!” Chen Guo buru-buru menjelaskan, khawatir Baozi Invasion terlalu bersemangat dan langsung memulai provokatif untuk menarik aggro.
“Pertandingan? Jarang ada pertandingan di jam segini! Serie A atau La Liga?” Baozi Invasion bertanya penasaran.
“Ini Glory League.” Kata Chen Guo.
“Glory League... Oh iya!” Ekspresi Baozi Invasion menunjukkan ia baru tersadar, lalu dengan serius berkata: “Benar, kita akan ikut liga profesional. Sangat perlu banyak menonton pertandingan liga profesional agar bisa memahami lawan dengan benar. Lawan siapa yang akan kita amati hari ini?”
Baru saja kata-katanya selesai, teriakan pembawa acara di siaran langsung menggema. Pertandingan utama babak liga kali ini, Tim Jia Shi vs Tim Void, akan segera dimulai.
“Oh, Jia Shi dan Void, dua tim ini. Harus diamati baik-baik.” Kata Baozi Invasion penuh konsentrasi.
“Kalau begitu mari kita tonton dulu...” Ye Xiu mengusulkan.
“Wajib!” Baozi Invasion memutar kepala, tetap berpose berdiri di depan meja kasir, matanya tak berkedip mulai menatap layar dengan serius.
“Aku yakin sekali orang ini memang Baozi Invasion.” Chen Guo berbisik pada Ye Xiu.
“Yang pasti bukan Lao Wei.” Jawab Ye Xiu.
“Kenapa?” Tanya Chen Guo.
Ye Xiu menoleh dan menatapnya: "Aku kenal Lao Wei."
"Baiklah..." Chen Guo terpaksa mengakui bahwa dia mengajukan pertanyaan bodoh.
Pertandingan segera dimulai. Karena ini pertandingan Jia Shi, warnet hari ini dipenuhi banyak fans Jia Shi yang langsung bersorak keras begitu pertandingan mulai, suara mereka dipenuhi kecemasan. Saat ini, fans Jia Shi sangat khawatir dengan situasi tim mereka.
"Aduh! Sorakan tim Jia Shi kencang sekali ya? Fans Tim Void seharusnya tidak kalah dari mereka!" Baozi Invasion yang sedang menonton pertandingan malah berkomentar tentang penonton di warnet, namun prediksinya tentang fans Void yang akan langsung bersaing sorak dengan Jia Shi tidak terjadi. Sorakan fans Jia Shi menenggelamkan segalanya.
"Void tidak punya semangat sama sekali, kurasa malam ini mereka akan kalah!" Dari situ, Baozi Invasion membuat kesimpulan besar.
"Fokus nonton pertandingan saja, Baozi..." kata Ye Xiu.
"Siap!" Baozi Invasion memberi hormat ke Ye Xiu dan melanjutkan menonton.
Seiring jalannya pertandingan, sorakan fans Jia Shi semakin dipenuhi kemarahan dan kecemasan. Satu, dua, tiga - tiga anggota Jia Shi di pertandingan individual kalah berturut-turut secara telak, membuat fans Jia Shi di Warnet Xingxin langsung histeris. Bahkan Baozi Invasion yang melihat hasilnya hanya bisa terpana bergumam: "Tidak mungkin! Kok bisa begini?" Tampaknya dia sangat yakin dengan prediksi sebelumnya.
Di tengah hujatan, group kedua dimulai. Pertandingan berjalan dengan gelombang naik turun, semua orang deg-degan, tapi akhirnya Jia Shi berhasil memenangkan arena pertandingan dan merebut dua poin. Setelah sedikit lega, fans Jia Shi mulai menyaksikan pertandingan tim besar dengan ketegangan yang lebih tinggi.
"Menurutmu bagaimana nanti malam ini?" Chen Guo suka mendengarkan prediksi Ye Xiu tentang setiap pertandingan. Meski tidak mungkin selalu menebak akhir dengan tepat, tapi analisisnya yang masuk akal sangat memperkaya pengetahuan. Secara teknik, Chen Guo merasa skill Glory-nya tidak banyak kemajuan, tapi dengan mendengarkan penjelasan teori Ye Xiu, pengetahuan permainannya meningkat drastis. Sekarang saat menonton pertandingan sendiri, ia perlahan mulai paham taktik, bahkan kadang bisa menghina komentator dan analis yang penilaiannya kurang mendalam.
"Masih perlu ditanya?" Ye Xiu menggelengkan kepala dengan ekspresi tidak enak.
“Jia Shi akan kalah?” Chen Guo melihat ekspresi Ye Xiu, dengan susah payah menahan rasa girang. Saat ini dia sering mengharapkan kemalangan menimpa Jia Shi. Namun melihat emosi Ye Xiu, dia merasa tidak enak bersikap berlebihan, dia masih memahami perasaan Ye Xiu terhadap Tim. Pada momen seperti ini, untuk menahan tawa, Chen Guo akan lebih banyak memikirkan Su Mucheng, membayangkan Su Mucheng yang juga ikut sial di tim ini. Dengan cara ini dia tidak akan tertawa terbahak-bahak melihat kemalangan Jia Shi, tidak pernah gagal.
“Jia Shi sekarang benar-benar berantakan.” Kata Ye Xiu.
"Orang luar sedang menganalisis penyebabnya, tapi menurutku itu terutama karena kejadian waktu itu." Chen Guo berbicara. Yang dia maksud "waktu itu" tentu adalah saat seluruh anggota utama Jia Shi dikerahkan di game online, namun justru dikalahkan secara sempurna oleh Ye Xiu yang memimpin sekelompok pemain game online. Sejak saat itu, kondisi Tim Jia Shi semakin memburuk dari hari ke hari.
"Tidak hanya itu, saat ini celah di Jia Shi terlalu banyak, sama sekali tidak ada yang serius mencari solusi untuk mengatasinya." Kata Ye Xiu.
"Sungguh disayangkan! Mu Mu akan sia-sia jika tetap bertahan di Jia Shi. Adakah cara untuk membuatnya keluar lebih awal?" Chen Guo mulai merencanakan ide ini. Jika Su Mucheng benar-benar pergi, dia bisa dengan leluasa mengutuk Jia Shi hingga hancur.
Namun Ye Xiu tidak menjawab pertanyaan itu: "Dengan kondisi seperti ini, kemungkinan besar Jia Shi akan tereliminasi di musim ini."
"Tidak mungkin? Bukankah Mu Mu akan sangat menderita?"
"Ada satu hal lagi, jika Jia Shi tereliminasi, mereka akan menjadi lawan potensial yang mungkin kita hadapi di Tantangan Rookie. Tantangan Rookie dengan partisipasi Jia Shi akan menjadi yang paling sulit dalam sejarah!" Kata Ye Xiu.
"Ah..." Chen Guo sebelumnya sama sekali tidak memikirkan hal ini. Saat Ye Xiu mengungkitnya, dia baru tersadar. Meskipun Jia Shi sekarang performanya buruk di Liga, baik karakter legendaris One Autumn Leaf maupun Sun Xiang sang Rookie of the Year, kemampuan mereka tidak diragukan. Kalau bukan karena pondasi kuat seperti ini, tersingkirnya Jia Shi tidak akan dilaporkan media seolah lelucon April Mop. Jelas, bagi tim sekelas ini untuk tereliminasi, baik media maupun fans pasti merasa sangat sulit percaya.
Tapi di dunia ini tidak ada yang mutlak. Hal yang mustahil ini sedang terjadi selangkah demi selangkah di depan mata.
Pertandingan tim segera dimulai. Saat kedua tim berhadapan, bahkan Chen Guo menggeleng-geleng kepala. Jia Shi mencoba berkoordinasi, tapi koordinasi mereka terlihat terlalu mekanis dan kaku? Sama sekali tidak ada penyesuaian strategi terhadap gerakan lawan, seolah hanya menjalankan skenario latihan awal dengan rigid.
Hasilnya setiap anggota tim menjalankan peran dengan disiplin tinggi, tapi masalahnya lawan tidak sekaku itu. Begitu Tim Void melakukan penyesuaian, gerakan Jia Shi langsung tidak sinkron. Li Xuan dan Wu Yuce dari Void kemudian memamerkan kombinasi dual Ghostblade mereka, menguasai situasi sepenuhnya. Jia Shi dengan cepat menuju kekalahan. Bahkan komentator dan analis langsung menunjuk masalah utama Jia Shi dengan tepat.
Anggota Tim Jia Shi sudah terlalu sering kalah sampai kehilangan kepercayaan diri. Mereka sebenarnya tahu kadang perlu melakukan penyesuaian sesuai situasi lapangan, tapi tidak berani. Mereka takut dijadikan kambing hitam kekalahan, sehingga hanya mengikuti kebijakan strategi yang sudah ditetapkan secara kaku.
Bisa dikatakan eksekusi strategi anggota Tim Jia Shi sekarang sudah berlebihan. Ini pertandingan PVP profesional, menyelesaikan setiap gerakan secara mekanis seperti di dungeon PVE, bagaimana mungkin tidak kalah telak di Liga Profesional?
Saat pertandingan Jia Shi berakhir, beberapa pertandingan lain di putaran yang sama juga sudah selesai, termasuk Tim Ming Qing yang hanya selisih 1 poin dengan Jia Shi. Para fans buru-buru mengecek hasil pertandingan dan klasemen poin terbaru. Ternyata Tim Ming Qing memberi sedikit hiburan terakhir karena performa buruk mereka yang setara dengan Jia Shi, hanya mendapat 2 poin juga. Keunggulan 1 poin Jia Shi masih bertahan.
Tim yang berada di area eliminasi ini memang bukan sekedar nama. Level buruk mereka tidak kalah dari Jia Shi. Meskipun akhir-akhir ini Jia Shi terus merosot dan perolehan poin per putarannya bahkan kalah dari Ming Qing, mayoritas tetap optimis dengan Tim Jia Shi.
"Lagipula Jia Shi masih punya modal untuk balik menang, kekuatan tim mereka memang ada di sana. Sementara Ming Qing? Perbedaan kekuatan mereka sangat nyata, hasil seperti sekarang ini adalah cerminan kemampuan sebenarnya, tidak seperti Jia Shi yang bahkan bisa dijadikan bahan lelucon di April Mop."
Pertandingan usai, fans Jia Shi terlihat sudah mati rasa dengan performa buruk tim belakangan ini. Mereka tidak ribut maupun memaki, semua lesu seperti hantu tak bertuan yang mengambang keluar dari warnet.
"Jia Shi sampai kalah segini banyak, benar-benar di luar dugaan, ck ck ck." Baozi Invasion masih terus mengelus dada, tetap berpegang pada logika suara keras pasti menang. Soal analisis strategi pertandingan, pandangannya bahkan jauh di bawah Chen Guo.
"Sudah, jangan diresapi terus." Ye Xiu menepuknya, lalu menoleh ke Chen Guo: "Ayo kita makan mie rebus, sambut kedatangan Kawan Baozi."
"Oke." Chen Guo mengangguk, sambil memanggil Tang Rou.
"Hai, Baozi!" Tang Rou yang tadi tidak ikut kerumunan nonton pertandingan, turun dari lantai atas. Mendengar Baozi Invasion datang, dia langsung menyapa.
"Han Yanrou." Ye Xiu tetap memperkenalkan menggunakan ID game.
"Wah! Kamu toh! Keren-keren! Jago main game, rupa aslinya juga luar biasa." Baozi Invasion terus mengeluarkan decak kagum.
"Rupa luar biasa... Ini pujian ya?" Tang Rou tertawa bertanya.
"Tentu saja tentu." Baozi Invasion mengangguk-angguk cepat seperti burung pelatuk.
"Ayo pergi!" Chen Guo menunjukkan sikap bos, memanggil beberapa orang untuk keluar dari warnet bersama, lalu dengan lancar mengajak semua orang ke suatu tempat. Ye Xiu yang melihatnya juga merasa terharu, tempat ini sangat dikenalnya! Saat masih di Jia Shi, dia sering datang ke sini untuk makan tengah malam. Hanya saja, orang yang sering menemaninya makan dulu...
Hah!
Sambil berjalan masuk, Ye Xiu sedang berpikir tiba-tiba melihat orang yang baru saja diingatnya itu terlihat duduk di sini, bahkan di posisi yang biasa mereka duduki.
Pemilik Jia Shi, Tao Xuan.
