Tao Xuan tidak sendirian, bersama dengannya ada Manajer Klub Jia Shi, Cui Li.
Keduanya jelas merupakan dua tokoh berpengaruh di Klub Jia Shi. Kehadiran mereka berdua di sini membuat Ye Xiu terkejut. Hari ini adalah pertandingan tandang Tim Jia Shi yang menentukan apakah mereka akan tereliminasi atau tidak. Namun dua petinggi ini justru tidak ikut ke lokasi pertandingan. Tak lama setelah pertandingan berakhir, mereka malah makan tengah malam di sini bersama. Ini benar-benar tidak normal.
Cui Li duduk menghadap pintu masuk. Ketika melihat Ye Xiu, dia memberi kode mata ke seberang. Tao Xuan menoleh, lalu mereka berdua bersama-sama memandang Ye Xiu.
"Kebetulan sekali, bisa bertemu seperti ini," Ye Xiu menyapa lebih dulu.
Chen Guo masih sibuk mengatur pemilihan tempat duduk di sana, tidak memperhatikan area ini. Baru setelah mendengar Ye Xiu berbicara, matanya beralih ke arah mereka. Dengan sekali pandang, dia langsung mengenali kedua orang itu. Cui Li sering muncul di media, sementara Tao Xuan pernah datang langsung ke warnet. Keduanya berhasil dia identifikasi.
"Wah!" Chen Guo tiba-tiba merasa situasi ini agak canggung. Tapi setelah mengamati ketiga orang ini, dia menyadari para pihak yang terlibat sama sekali tidak menunjukkan rasa canggung. Ketiganya dengan santai menghadapi situasi yang pasti tidak nyaman bagi mereka. Hanya dengan melihat senyum ramah di wajah mereka, semua orang akan mengira ini adalah pertemuan tak terduga antar teman, tidak akan menyangka adanya konflik rumit di antara ketiganya.
Chen Guo baru menyadari dirinya masih belum cukup berpengalaman ketika salah satu dari mereka merespons, Cui Li menjawab Ye Xiu: "Benar, kebetulan sekali ya!"
"Kami tidak ingin mengganggu, silakan lanjutkan." Jelas Ye Xiu tidak punya niat untuk mengobrol lebih dalam dengan mereka.
Namun Cui Li justru menunjukkan ketertarikan pada kelompok mereka, berkata dengan riang: "Tidak mengganggu! Apakah beberapa orang yang bersama Anda ini adalah anggota tim baru Anda? Boleh diperkenalkan? Bagaimanapun kita pasti akan ada kesempatan bekerja sama di masa depan."
“Chen Guo yang pada dasarnya adalah seorang bos warnet, juga sering berinteraksi dengan orang-orang di arena, langsung menangkap makna tersembunyi dari perkataan Cui Li. Dia bersiap untuk merespons, namun tak disangka Baozi Invasion di sampingnya bereaksi lebih cepat, melompat ke depan: “Wah! Apakah Anda juga dari kalangan profesional? Senang bertemu, saya Bao Rongxing, teman-teman memanggilku Baozi, bagaimana saya bisa memanggil Anda?”
“Haha.” Cui Li tersenyum elegan: “Cui Li, Manajer Klub Jia Shi. Di beberapa tim mungkin disebut sebagai pelatih, dan ini adalah bos besar kami.”
“Oh oh oh oh!” Baozi Invasion mengucapkan empat “oh” berturut-turut, lalu bertanya: “Apa itu?”
“Hahahaha!!” Chen Guo tertawa sampai pelayan yang sedang melayani di sampingnya kaget. Tang Rou lebih bisa mengontrol diri, tapi juga hampir tidak tahan. Hanya Ye Xiu yang masih serius menjelaskan pada Baozi Invasion: “Manajer, biasanya adalah Pengurus sehari-hari di klub. Sedangkan bos adalah pemilik sebenarnya klub, yang mengatur dari belakang layar.”
“Oh oh, besar sekali?” tanya Baozi Invasion.
“Tentu, lebih besar dari kita semua,” kata Ye Xiu.
“Usia?” Baozi Invasion melirik kedua orang itu kemudian bertanya.
“Tadi kamu bertanya tentang usia?” Ye Xiu juga agak kesulitan mengikuti logika Baozi Invasion.
“Kurang lebih!” kata Baozi Invasion.
"Kalimat 'kurang lebih' ini sebenarnya apa maksudnya, bahkan Ye Xiu pun tidak bisa memahami sepenuhnya. Tapi kelebihan Ye Xiu adalah tetap melanjutkan pembicaraan sesuai pemahamannya: "Usia memang lebih tua dari kami."
"Luar biasa!" puji Baozi Invasion. Sekali lagi menggunakan logika yang sangat misterius, jika melihat dialog sebelumnya, apakah ini memuji soal usia yang lebih tua? Tapi apa hebatnya usia yang lebih tua?
Ekspresi Cui Li saat ini terus kehilangan ketenangan, digantikan rasa canggung. Dia sama sekali tidak percaya ini adalah sifat asli orang tersebut, merasa pasti ada konspirasi dengan Ye Xiu untuk mempermalukan mereka. Memiliki pikiran seperti ini sebenarnya tidak bisa disebut licik, karena kelakuan lompat-lompat Baozi Invasion memang tidak bisa dipahami orang normal. Asumsi Cui Li justru membuktikan dia masih waras.
Hasilnya Baozi Invasion yang tak tahu apa-apa malah dengan tulus menepuk bahu Manajer besar itu: "Kita semua saudara! Nanti tolong sering bantu ya!"
Ucapan "tolong bantu" itu terdengar seperti dia yang akan membantu orang lain. Chen Guo kali ini tidak sempat tertawa, langsung menarik lengan Baozi Invasion: "Apa maksudmu? Kok tiba-tiba jadi saudara?"
"Bukannya kita semua orang dalam lingkaran yang sama?" kata Baozi Invasion. "Eh tadi bilang tim apa ya?"
"Jia Shi!" Cui Li mengucapkan dengan artikulasi jelas dan suara lantang, ekspresinya jelas berkata: "Pura-pura! Teruslah berpura-pura!"
Hasilnya Baozi Invasion langsung tersadar: “Jia Shi! Apa itu tim yang kalah telak di siaran tadi?”
“……” Cui Li.
“Ya.” Chen Guo mengangguk.
“Aduh!” Baozi Invasion memandang Cui Li dengan penuh penyesalan, berkata dengan nada sangat serius: “Seharusnya tidak kalah!”
“……” Kali ini Cui Li bahkan tidak berani menanggapi, khawatir ini adalah perangkap lagi. Jika dia merespon, pasti akan dijadikan bahan olok-olokan. Di matanya, si pemalas yang mengaku bernama Baozi ini sangat menakutkan, benar-benar mengerikan.
“Baozi, sini duduk!” Hasilnya di sisi lain, Ye Xiu sudah memilih posisi duduk bersama Tang Rou, dan memanggil Baozi Invasion untuk bergabung.
Baozi Invasion menoleh melihat, menurutku posisinya cukup luas, lalu mengambil inisiatif menawarkan ke Cui Li dan Tao Xuan: “Mau ikut duduk bareng?”
“Haha, tidak perlu…” Senyum Cui Li sudah sangat tidak natural.
“Kalah ya sudah, jangan sedih terus.” Baozi Invasion menghiburnya, “Asal mau berusaha, masa depan pasti cerah.”
Ini ngaco!! Cui Li hampir ingin memukul meja, tapi melihat Tao Xuan memberinya kode mata, akhirnya tidak bertindak gegabah. Tapi dia benar-benar tidak ingin lagi berurusan dengan Baozi Invasion, hanya duduk diam tanpa bicara.
Melihat tidak ada yang merespon, Baozi Invasion akhirnya ceria berlari kembali dan duduk bersama Ye Xiu.
“Luar biasa!” Tang Rou mengacungkan dua jempol ke arah Baozi Invasion sebagai pujian.
“Harus dong.” Baozi Invasion berkata gembira, tapi benarkah dia memahami pujian Tang Rou?
“Bao Rongxing, ini nama aslimu?” Chen Guo bertanya.
“Iya iya! Kok kamu tahu?” Baozi Invasion bersemangat menanggapi.
“Aku dengar tadi waktu kau perkenalkan diri.” Chen Guo berusaha beradaptasi berinteraksi dengan Baozi Invasion.
“Bener-bener, itu nama asliku. Kita sudah akrab, panggil saja Baozi.” Jawab Baozi Invasion.
“Baik, pesan makanan dulu!” Chen Guo mengangguk, sementara Tao Xuan dan Cui Li di sisi lain sudah berdiri seperti hendak pergi.
“Silakan menikmati, kami permisi dulu.” Tao Xuan mengangguk memberi salam pada keempat orang saat pergi, namun nada bicaranya terkesan kaku tanpa basa-basi.
“Hati-hati di jalan! Semangat terus! Kalian pasti bisa!” Baozi Invasion malah bergegas berdiri mengantar sambil bersorak, membuat Chen Guo nyaris terbahak.
Makanan pun datang. Empat orang ini mengobrol santai sambil makan tanpa topik serius, sampai Chen Guo tiba-tiba tersadar: “Lho, hari ini kan pertandingan tandang Jia Shi. Kok dua orang itu tidak ikut tim?”
“Benar.” Ye Xiu mengangguk.
Meski agak terlambat, kesadaran Chen Guo ini menunjukkan sejumlah masalah.
Hasil tim Jia Shi sangat buruk, namun dua bos besar klub ini sepertinya tidak khawatir. Untuk pertandingan penting ini, mereka bahkan tidak mengawasi tim. Jika bukan karena kepercayaan diri yang luar biasa, berarti mereka sudah tidak peduli dengan performa Jia Shi di musim ini.
Dengan performa buruk Jia Shi saat ini, seharusnya tidak ada lagi kepercayaan diri berlebihan. Jadi, apakah dua petinggi klub Jia Shi ini sudah menyerah pada tim di musim ini? Tapi bagaimanapun juga, sekali tereliminasi, meski tahun depan bisa langsung kembali, kerugian finansial karena tidak bermain di Liga profesional selama setahun akan sangat besar. Mana mungkin mereka menganggap remeh kemungkinan tereliminasi?
Chen Guo menganalisis masalah-masalah ini dengan runtut, Ye Xiu pun mengangguk mendengarnya.
"Jangan-jangan mereka sengaja degradasi ke Tantangan Rookie untuk menghalangimu yang mau membentuk tim dari sana?" tiba-tiba Chen Guo berkomentar.
"Nggak mungkin segitunya? Mereka menganggapku setinggi itu?" Ye Xiu tertawa. Jika benar karena alasan itu, itu murni emosional. Tao Xuan yang telah mengelola klub dan memimpin tim selama bertahun-tahun sudah menjadi bos yang matang, mana mungkin karena alasan itu. Ye Xiu jelas tidak percaya.
"Yang pasti, musim depan Jia Shi pasti akan melakukan gebrakan besar," kata Ye Xiu.
"Maksudmu?" tanya Chen Guo.
"Kalau musim ini sudah seperti ini tapi musim depan tidak ada perubahan, apa Jia Shi mau bangkrut?" jawab Ye Xiu.
"Lalu kenapa tidak bergerak dari sekarang?" Chen Guo bertanya lagi.
“Mungkin konsekuensi saat ini sudah tidak bisa mereka atasi!” Ye Xiu menatap kursi kosong tempat kedua orang itu duduk tadi.
……
Di Klub Jia Shi, setelah Tao Xuan dan Cui Li kembali, mereka langsung menuju kantor Tao Xuan. Tao Xuan mengambil botol anggur sembarangan dari rak, menuangkan dua gelas, dan memberikan satu gelas kepada Cui Li.
Cui Li menerimanya, menyesap sedikit, lalu langsung membuka topik: “Menurutmu si pemalas itu benar-benar bodoh atau pura-pura?”
Tao Xuan duduk di kursi bos besar miliknya, menatap langit-langit lama sebelum akhirnya berkata: “Tidak tahu.”
“Ye Qiu ini, benar-benar tidak tahu dari mana dia mengumpulkan orang-orang aneh,” kata Cui Li.
“Lupakan dulu dia. Bagaimana hasil negosiasi di pihakmu? Sebelumnya belum sempat membahas sampai tuntas,” tanya Tao Xuan.
“Lancar, semuanya berjalan mulus.” Wajah Cui Li langsung berseri-seri begitu topik ini disebut.
“Semua kemungkinan sudah dijelaskan?” tanya Tao Xuan.
“Sudah.”
“Bagus.” Tao Xuan mengangguk.
“Lalu langkah selanjutnya?” Tatapan penuh tanya Cui Li tertuju pada Tao Xuan.
“Hmm, Sun Xiang sebaiknya tidak turun bertanding dulu,” ujar Tao Xuan.
“Baik.” Cui Li tidak menunjukkan ekspresi terkejut, jelas ini sudah menjadi kesepakatan sebelumnya. Hanya sedikit keraguan yang muncul karena hal lain: “Di babak kualifikasi, mungkin kita benar-benar akan berhadapan dengan tim baru Ye Qiu.”
“Justru bagus!” Tao Xuan tersenyum. “Akan jadi lebih seru!”
