Wei Chen bahkan tidak membereskan barang bawaannya, sama sekali tidak bertanya tentang penginapannya, perhatiannya pada dua nona cantik pun hanya sekilas. Dengan kecepatan tertinggi, dia langsung fokus pada berita terbesar di lingkaran Glory hari ini, karena berita ini mungkin terkait erat dengan rencana mereka membentuk tim untuk masuk ke Liga Profesional. Pada momen ini, Chen Guo tidak bisa tidak mengubah pandangannya sedikit pada pria Glory berusia lanjut yang tak tahu batas ini. Apapun sifat orang ini, semangatnya terhadap Glory patut dihormati oleh setiap atlet profesional atau pemain Glory.
"Jia Shi ini sebenarnya sedang main apa?" Wei Chen buru-buru bertanya pada Ye Xiu.
"Aku dari mana tahu." Jawab Ye Xiu.
"Kok jawabannya dingin banget sih?" Wei Chen terlihat kaget, "Kamu ini siapa? Kamu kan mantan..."
"Mantan apa lagi!" Ye Xiu segera memotong ucapan Wei Chen, menarik si pemalas ini keluar warnet. Saat ini sedang ramai-ramainya warnet, kalau sampai Wei Chen meneriakkan identitasnya sebagai Ye Qiu Shen, apakah masih ada hari tenang? Warnet Xingxin mungkin akan segera berubah menjadi monumen pahlawan Jia Shi yang dikunjungi fans Jia Shi setiap hari untuk berziarah.
Wei Chen juga cepat menyadari maksud gerakan Ye Xiu, memandangnya dengan penuh ejekan: "Masih mau berpura-pura jadi hiddenBOSS ya?"
“Jangan panggil aku Ye Qiu, panggil aku Ye Xiu dengar tidak?” Ye Xiu berkata.
“Benar-benar ada akun alt!” Wei Chen terkejut.
“Ayo pergi, mari kita atur tempat tinggalmu dulu.” Ye Xiu melanjutkan.
“Ke mana?” Wei Chen bertanya.
“Tempat tinggal.” Ye Xiu menjawab. Beberapa orang membantu Wei Chen membawa barang bawaannya, keluar dari warnet dan tidak jauh berjalan sampai di kompleks Shanglin Yuan.
Saat memasuki rumah petak yang luas ini, Wei Chen tidak bereaksi terkesan seperti Baozi yang terus menerus berteriak "Wah". Ekspresi penuh kesan hidup sulit yang ditunjukkannya justru sangat mirip dengan raut wajak Ye Xiu ketika pertama kali mendengar akan tinggal di tempat ini. Jelas terlihat, sebagai pionir generasi awal lingkup profesional, dia dan Ye Xiu sama-sama mengalami masa-masa tersulit tim esports awal. Melihat fasilitas generasi baru ini yang meski tak selevel klub profesional, tetap cukup membuat mereka yang berpengalaman ini merenungi perjalanan dari kesulitan menuju kemudahan. Terutama bagi Wei Chen yang faktanya langsung memulai usaha ekspansi, tak sempat menikmati masa keemasan perkembangan Liga Profesional dan pengelolaan klub yang semakin maju. Fasilitas yang disediakan Chen Guo ini memberikan kesan yang lebih dalam baginya.
“Di lantai atas ada enam kamar tidur. Jika personil sudah lengkap nanti, mungkin perlu dua orang sekamar. Maaf membuat kalian tidak nyaman,” kata Chen Guo.
“Bagi Shen tertentu mungkin ini agak kurang nyaman, tapi kita tidak peduli. Kita berasal dari latar belakang sulit, kondisi seperti ini sama sekali tidak merepotkan,” Wei Chen berkata dengan tegas.
“Terima kasih.” Chen Guo tersenyum, kesannya terhadap Wei Chen semakin membaik.
Wei Chen berjalan-jalan sebentar, jelas tidak terlalu memperhatikan masalah lingkungan tempat tinggal. Setelah kembali, dia langsung mengajak semua orang membicarakan berita yang di-drop oleh Jia Shi hari ini.
"Aku benar-benar tidak tahu apa yang terjadi." Ye Xiu menghela napas.
"Bukannya Jia Shi ada di sebelah sana? Kamu tidak bisa jalan ke sana untuk mencari informasi?" Wei Chen sangat tidak puas.
"Menurutmu itu mungkin?" kata Ye Xiu.
"Meskipun hubunganmu dengan Jia Shi sudah berubah dan tidak nyaman, tapi di seluruh klub Jia Shi dengan semua anggotanya yang begitu banyak, apa kamu tidak punya satu teman pun yang bisa diajak bicara untuk mencari kabar? Bagaimana dengan beauty partner terbaikmu itu? Apa dia juga berbalik sikap?" Wei Chen bertanya.
Yang dimaksud Wei Chen tentu saja Su Mucheng. Tapi ketika Su Mucheng masuk ke liga, Wei Chen sudah pensiun. Pengetahuannya tentang Su Mucheng hanya sebatas pengetahuan penonton biasa. Dari sudut pandang penonton biasa, dia hanya tahu Ye Qiu dan Su Mucheng adalah pasangan terbaik selama bertahun-tahun berturut-turut. Tapi orang yang paham tahu ini hanya mengacu pada koordinasi di lapangan. Mengenai hubungan pribadi mereka, semua orang hanya bisa mendengar kabar angin dan membuat spekulasi, tidak ada yang bisa memastikan.
Hasilnya, setelah Wei Chen mengatakan ini, Chen Guo tersadar. Dia tentu tahu tidak ada masalah antara Su Mucheng dan Ye Xiu, lalu menatap Ye Xiu.
"Ini... agak tidak nyaman, ya?" kata Ye Xiu.
"Kenapa?" tanya Wei Chen.
"Soalnya dia masih termasuk atlet profesional klub Jia Shi." jawab Ye Xiu.
“Waduh？”Wei Chen terlihat kaget, “Memang pantas disebut partner terbaik! Ternyata hubungan kalian berdua sangat dekat, sampai bisa membuat si pemalas yang tidak tahu batas ini peduli. Kau tidak ingin dia terjepit di antara dua pihak, ya?”
Chen Guo langsung tersadar. Bukankah ada Su Mucheng yang bisa menjadi mata-mata di Jia Shi, tapi mengapa Ye Xiu tidak pernah bertanya apapun padanya? Bukan karena lupa, tapi sengaja menghindar agar Su Mucheng tidak terlibat sekarang. Bagaimanapun, Su Mucheng masih anggota Tim Jia Shi. Membocorkan masalah internal tim begitu saja adalah tindakan yang tidak profesional.
“Kalau begitu…” Wei Chen berpikir sejenak lalu bersemangat, “Bagaimana kalau pinjamkan akun QQ-mu? Aku yang akan bertanya. Nanti kau bisa pura-pura kena hack, gimana?”
“……” Ye Xiu sama sekali tidak menjawab, hanya menatap Wei Chen dengan ekspresi datar.
“Hmm? Tidak bagus? Sayang sekali, sumber daya yang begitu berharga tidak dimanfaatkan. Demi target, kita harus kejam dan menggunakan segala cara! Kau malah lebay, aku muak denganmu. Aku harus merendahkanmu. Kamar saya yang mana?”
“Pilih saja yang di lantai atas!” Ye Xiu mengabaikan omelan panjang Wei Chen.
“Aku taruh barang dulu baru kembali untuk merendahkanmu.” Wei Chen membawa barang bawaan naik ke atas.
“Aku di kamar pertama lantai atas, mau jadi teman sekamar?” teriak Baozi dengan lantang.
"Sekarang masih ada kamar kosong kan?" Wei Chen bertanya.
"Masih ada, cuma Baozi sudah menempati kamar pertama, yang lain masih kosong semua," jawab Chen Guo.
"Kalau begitu aku ambil satu kamar dulu..." ujar Wei Chen sambil tidak masuk ke kamar pertama Baozi, melainkan masuk ke kamar kedua dengan membawa tas. Tapi jelas dia tidak berniat langsung membereskan barang, setelah melempar tas ke dalam, dia buru-buru keluar lagi karena ingin segera berdiskusi strategi penting dengan Ye Xiu.
"Situasi Jia Shi, pasti kamu bisa tebak sedikit-sedikit kan?" Wei Chen langsung menyerang dengan pertanyaan begitu kembali.
"Hmm, berdasarkan pemahamanku tentang personil Jia Shi saat ini, mereka memang sudah mempersiapkan diri untuk tereliminasi. Tapi ini bukan berarti mereka sengaja, mungkin lebih karena terpaksa. Pengumuman cedera Sun Xiang hari ini jelas mencari-cari alasan untuk kegagalan ini, artinya jika memungkinkan, mereka tetap tidak ingin melihat hasil seperti ini," jelas Ye Xiu.
"Dengan dasar yang dimiliki Jia Shi, bagaimana mungkin mereka bahkan tidak punya kepercayaan diri untuk mempertahankan posisi?" Wei Chen tidak bisa memahami.
"Mental sudah tercerai-berai, tim sulit dikelola! Masalah Jia Shi tidak hanya di teknik dan strategi, tapi terutama di psikologis," kata Ye Xiu.
"Psikologis?" Wei Chen menyela.
"Mereka tidak terlalu ingin mengakui bahwa ini akibat ulahku..." Ye Xiu menghela napas.
"Kenapa kalimat itu kedengarannya begitu kasar ya?" Wei Chen terkesima.
"Personil Jia Shi pernah kontak denganku di game online, pernah kuwajibkan wipeout sekali," papar Ye Xiu.
"Personil Jia Shi maksudmu? Tim utama?" Wei Chen terkejut.
“Cukup lah!” Ye Xiu berkata.
“Bercanda, bagaimana kau melakukannya!” Wei Chen terlihat tidak percaya.
“Mengandalkan jumlah orang.” Ye Xiu berkata.
“Berapa banyak?”
“2 orang.” Ye Xiu berkata.
“Bukan pemain biasa kan?” Wei Chen bertanya.
“Beberapa anggota Yi Zhan Tian Xia, yang sekarang membentuk Tim Yi Zhan.” Ye Xiu menjelaskan.
“Seharusnya kemampuan mereka cukup bagus?” Wei Chen bertanya.
“Lumayan.”
“Tapi menghancurkan tim profesional seperti Jia Shi sampai wipeout, itu keterlaluan...” Wei Chen berkomentar.
“Setuju.” Ye Xiu mengangguk.
“Brengsek kapan kau bisa sedikit rendah hati, walau cuma sedikit?” Wei Chen memprotes.
“Aku hanya menyatakan fakta. Bukankah kau juga menganggap ini mustahil?” Ye Xiu membalas.
“Ketidakrendahan hatimu sama membuatku terkejut.” Wei Chen bergumam.
“Bercanda, sampai level tak tahu batasmu, masih ada hal yang bisa membuatmu terkejut?” Ye Xiu mengejek.
“Ehem!” Chen Guo batuk memberi interupsi: “Kalian sedang latihan omong kosong?”
Keduanya saling pandang.
“Aku peringatkan jangan keluar topik lagi!” Wei Chen bersikap tegas seperti menunjukkan aura kapten.
“Yang ingin kukatakan sudah selesai.” Ye Xiu berkata.
“Hmm, jika cuma begini, mungkin akan berdampak psikologis sementara pada anggota Jia Shi. Tapi kalah sekali sampai tim lumpuh total, itu bukan kualitas atlet profesional.” Wei Chen menganalisis.
Ye Xiu mengangguk.
“Mungkin kita harus melihat rekaman pertandingan mereka, menganalisis performa orang-orang ini dengan baik.” Wei Chen berkata.
“Benar.” Ye Xiu menjawab.
“Ada komputer di sini? Ada internet?” Wei Chen melirik ke sekeliling.
“Belum...” Chen Guo menggeleng. Kamar baru diserahkan kemarin, belum sepenuhnya siap.
“Balik ke warnet?” Wei Chen bertanya.
“Baiklah!” Ye Xiu bangkit dari tempat duduk.
Tiga orang lainnya hanya mengikuti dan mendengarkan percakapan berbalas-balasan kedua veteran ini. Dari segi level keahlian profesional, bahkan Wei Chen yang sudah pensiun bertahun-tahun jauh lebih unggul daripada mereka. Meski skill operasional Tang Rou dan Baozi tinggi, kesadaran strategis mereka masih kalah jauh dibandingkan dua veteran kawakan ini.
Keluar dari kompleks, mereka kembali ke warnet. Ruang VIP 213 yang dirancang untuk empat orang kini diisi lima orang, membuat komputer tak cukup. Untungnya hanya perlu menganalisis rekaman, satu komputer pun sebenarnya cukup.
Ye Xiu membuka folder berisi arsip rekaman di komputernya. Deretan video yang tertata rapi membuat Wei Chen memuji: “Bagus, persiapanmu teliti.”
“Tonton yang ini dulu. Ini rekaman PK kami di game online. Jia Shi mulai menunjukkan penurunan skill dari sini.” Ye Xiu menjelaskan.
“Oke.” Wei Chen mengangguk. Kedua veteran ini menyandar dekat monitor. Chen Guo dan Tang Rou saling pandang, merasa tiba-tiba menjadi bawahan. Baozi tampak tak ambil pusing, dengan serius menyelip di belakang mereka dan mulai menyimak video dengan khidmat.
“Kawan-kawan, kita harus mempelajari dengan baik! Jika Jia Shi benar-benar tereliminasi, maka mereka akan menjadi kompetitor terkuat dalam Tantangan Rookie. Kita harus segera memahami lawan ini secara serius. Sekarang, mari kita dengarkan analisis pertandingan ini dari mantan dewa lingkup profesional, mantan Kapten Jia Shi, si pemalas tak tahu batas di komunitas Glory, Kawan... Ye Xiu!” Wei Chen berkata.
Meski ucapannya agak kacau, Chen Guo tiba-tiba menyadari: Tim mereka mulai beroperasi secara nyata sejak detik ini.
