"Ilmuwan?" Wei Chen di samping bergumam seolah berbicara sendiri, jelas otaknya belum bisa mencerna bagaimana mungkin dalam hidupnya dia bisa berhubungan dengan orang seperti ini.
"Gak berpendidikan amat? Itu matematikawan." Ye Xiu mengejeknya.
"Sial, bukannya sama saja?" Wei Chen berteriak.
Kecuali Baozi, beberapa orang lainnya setelah mendengar penjelasan Tang Rou tentang identitas dan status Profesor Zhang Yichuan ini, merasa agak sesak napas.
"Siswa Mei Guang, kamu ternyata murid dewa matematika seperti ini? Latar belakangmu sebenarnya apa?" Ye Xiu mengutarakan keraguan yang ditunjukkan Tang Rou.
"Ngapaian nanya gitu? Urusan kampus lu ngerti?" Wei Chen menantang Ye Xiu.
"Gak pernah makan babi, liat babi lari juga belum pernah?" kata Ye Xiu.
"Lu pernah liat babi kampus lari?" kata Wei Chen.
"Gak bisa komunikasi sama orang barbar kayak lu!" Ye Xiu berkasak-kusuk.
Saat itu, di QQ, Mei Guang sudah memberikan balasan. Mei Guang ini sebenarnya tidak memiliki latar belakang yang luar biasa. Hanya saja pribadinya cukup hebat. Sejak remaja, dia sudah memenangkan berbagai penghargaan kompetisi matematika. Di usia 17 tahun, dia langsung diterima di Universitas XX tanpa tes sebagai mahasiswa berbakat matematika. Sekarang disebut tahun kedua, tapi ini hanya penyebutan untuk orang biasa. Dengan penguasaan pengetahuan yang dimiliki Mei Guang, kurikulum sarjana biasa sudah hampir selesai dipelajarinya. Tahun depan dia berencana mencoba mengajukan permohonan untuk program pascasarjana langsung di kampusnya. Jika memungkinkan, sekalian ambil gelar master dan doktor sekaligus.
"Keren abis!" Selain itu, Ye Xiu benar-benar tidak tahu harus berkata apa lagi.
Tapi Mei Guang sendiri justru bersikap acuh tak acuh. Sepanjang perjalanannya, dia sering mendengar tentang orang-orang jenius di sekitarnya: yang meraih gelar doktor di usia 20 tahun, diangkat sebagai profesor di universitas ternama di usia 24 tahun, meraih berbagai prestasi dan medali sebelum usia 30 tahun, dengan IQ yang harus di atas 200 kalau tidak mau malu bergaul. Membandingkan diri dengan para monster jenius ini, Mei Guang mengeluh dalam QQ: "Tidak, tidak! Aku masih jauh ketinggalan!"
Beberapa orang di depan komputer saling pandang, tidak tahu harus berkata apa.
"Orang berbakat seperti ini diajak main game, apakah tidak merugikan negara?" Wei Chen bahkan berbicara dengan wajah serius seolah seorang penjahat.
"Tekanannya besar," Ye Xiu mengakui.
“Kamu sudah minta ajar materi itu pada mentormu, apa mentormu tidak bilang apa-apa?” Ye Xiu bertanya dengan nada mencoba. Secara logika umum, bukannya belajar malah main game, bahkan membawa soal game untuk ditanyakan ke dosen – ini jelas mencari masalah bukan?
“Profesor Zhang? Dia bilang soal ini cukup megah,” jawab Mei Guang.
Soal ini cukup megah ya...
Ye Xiu dan yang lain hampir ingin bersujud. Meski skill mereka tidak cukup untuk memahami esensi sebenarnya, mereka tahu ini pasti berkaitan dengan logika data game atau pola tertentu. Tapi di mata akademisi Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional, ini hanya sebuah soal?
Untungnya setidaknya dia memuji soalmu megah. Ini membuktikan Glory bukan game sembarangan, Glory memang punya kelas.
Tapi para desainer Glory, para perencana numerik, programmer – maaf ya. Soal kalian sudah dipecahkan orang.
“Aku kirim file-nya untuk kalian lihat!” Kata Mei Guang sambil mengklik tombol pengiriman file.
Dengan ekspresi serius, Ye Xiu mengklik tombol terima. File yang akan mereka terima ini bahkan bukan sekadar cheat. Ini adalah inti, jantung dari game Glory itu sendiri.
Tapi masalah segera muncul.
Saat menghitung HP, MP, cooldown skill, jarak serang, derajat pergerakan, kecepatan gerak, tinggi lompatan – Ye Xiu dan Wei Chen sama-sama jago. Tapi ketika game benar-benar diurai dan kebenaran sejati ditampilkan di depan mata, mereka justru saling pandang bingung.
“Batuk.” Ye Xiu berpura-pura batuk.
“Ini……” Tang Rou juga bergumam.
“Hmm?” Semua orang langsung menatapnya dengan penuh harap.
“Ini jelas bukan sesuatu yang bisa kami pahami.” Kata Tang Rou.
“Aku setuju.” Kata Ye Xiu.
“Bagaimana kalau kita beli buku?” Wei Chen mengusulkan.
“Beli buku matematika?” Tanya Ye Xiu.
“Masa beli buku bahasa?” Wei Chen memandang sinis sambil menyindir Ye Xiu yang bicara omongan kosong.
“Mending kamu beli buku pemikiran dan moral!” Ye Xiu sambil membuka QQ untuk menghubungi Mei Guang: “Teman Mei Guang, menurutmu apakah kami bisa memahami ini?”
“Benar-benar tidak mengerti sama sekali?” Tanya Mei Guang.
“Jangan-jangan si bocah ini sengaja mengejek kita?” Ye Xiu menoleh bertanya pada yang lain.
“Kau pikir semua orang sepertimu?” Chen Guo memarahi Ye Xiu. Masak semua orang punya bakat alami mengejek seperti dia?
“Tidak paham, benar-benar tidak mengerti.” Ye Xiu membalas Mei Guang.
“Lalu bagaimana?” Tanya Mei Guang.
“Eh, coba pakai bahasa seperti saat kamu menulis panduan, jelaskan langkah-langkah yang harus kami lakukan.” Kata Ye Xiu.
“Oh, aku mengerti maksudmu.” Balas Mei Guang.
“Tidak perlu melibatkan gurumu lagi untuk ini kan?” Tanya Ye Xiu.
“Tidak perlu, dia tidak pernah main Glory mana mungkin bisa.” Jawab Mei Guang.
“Kalau begitu terima kasih atas usahamu.” Kata Ye Xiu.
“Baik, tunggu kabar baik dariku!” Kata Mei Guang.
“Dan satu hal lagi.” Ye Xiu segera memanggil Mei Guang, “Liga Profesional musim ini sudah hampir berakhir. Kami rencananya akan mulai mengikuti Tantangan Rookie sekitar bulan September. Apa kamu tidak masalah? Tidak terlalu sibuk? Tidak mengganggu kuliahmu?”
“Nggak sibuk! Aku banyak waktu luang. September ya? Oke!” kata Mei Guang.
“Kalau gitu, silakan lanjutkan!”
Ikon kepala Mei Guang menjadi gelap. Ye Xiu mendengar suara helaan napas lega dari belakangnya. Di mata Mei Guang dirinya masih "jauh dari level itu", tapi di mata Ye Xiu dan kawan-kawan, ini sudah termasuk luar biasa. Apalagi mengingat mentornya adalah matematikawan level tinggi. Bermain Glory sampai ke tingkat ini, semua orang tiba-tiba merasa beban di pundak mereka semakin berat.
“Bubar! Ngapain masih nongkrong di sini?” Ye Xiu memekik ke tiga orang yang masih terdiam di belakangnya. Lihatlah Baozi yang santai itu - awalnya ikut meramaikan, tapi setelah dokumen dari Mei Guang datang dan semua bingung membacanya, dia dengan tenang bilang “Apa-apaan ini” lalu kembali ke posisinya untuk lanjut bermain.
Yang lain pun kembali ke kursi masing-masing. Ruang latihan sunyi, tapi dari bunyi klik keyboard dan mouse - kecuali area Baozi - terasa kaku dan mekanis. Jelas mereka masih mencerna kejadian tadi, belum bisa tenang sepenuhnya.
"Di sisi Mei Guang, jelas hal yang sama sekali tidak dimengerti oleh Ye Xiu dan kawan-kawannya ini, justru proses membangun model ini yang paling sulit baginya. Namun untuk menginterpretasikan masalah yang ditunjukkan model ini, baginya bukan masalah. Tak lama kemudian, Mei Guang kembali menghubungi Ye Xiu lewat QQ.
Ye Xiu tidak berisik agar para si pemalas yang tidak stabil itu tidak berlebihan lagi. Setelah menyapa, Mei Guang mengirimkan sesuatu sambil berkata: "Coba lihat apakah tulisan ini bisa diterima?"
Ye Xiu menerimanya, melihatnya, gaya khas Mei Guang yang familiar kembali! Seperti Mei Guang, sangat bertele-tele dan sangat detail. Tapi Ye Xiu saat ini justru membutuhkan kerincian seperti ini, langsung memujinya dengan antusias.
"Kalau begitu aku lanjut dulu." Kata Mei Guang sebelum menghilang lagi.
"Ayo, lihat ini." Ye Xiu segera memanggil Wei Chen. Sebagai peneliti materi semacam ini, Wei Chen memiliki ingatan dan pemahaman yang lebih mendalam. Saat melihat Mei Guang ini, matanya berbinar-binar. Konsep-konsep dalam draft kasar Wei Chen sekarang telah di-data-kan oleh Mei Guang. Yang lebih penting, hubungan logika antara berbagai kondisi pemicu telah diatur dengan jelas.
Materi semacam ini sebenarnya juga dimiliki Wei Chen, tapi itu berdasarkan EXP dan intuisi. Sedangkan hasil olahan Mei Guang adalah sains murni.
"Mau coba praktekkan?" Wei Chen juga tak sabar ingin melihat hasilnya.
"Hmm, semua coba." Ye Xiu berkata sambil menyapa Baozi dan Tang Rou. Dokumen yang baru saja disusun Mei Guang kebetulan berisi konten misi di area biasa.
Glory memiliki jumlah misi yang sangat besar. Jika hanya mengejar EXP naik level, mustahil menyelesaikan semua misi ini. Apalagi Glory sekarang bukan game baru lagi. Pemain veteran telah merangkum berbagai cara cepat untuk naik level dan rute, sehingga misi-misi telah melalui proses seleksi ketat. Hampir semua pemain mengikuti satu rute misi yang sama.
Namun kondisi di server baru jauh lebih baik. Bagaimanapun, tidak semua orang suka merujuk sebelum bermain. Pemain baru menjelajahi sendiri, mencari berbagai misi untuk dikerjakan, sehingga konten permainan sebenarnya sangat kaya.
Dua Tang Rou dan Baozi sama-sama bukan penggemar misi. Tang Rou benar-benar tidak berminat pada misi - jika bukan karena hadiah atribut atau Skill Points (SP) wajib dari beberapa misi, mungkin dia akan mengabaikan semua misi. Sedangkan Baozi bertindak sesuka hati tanpa perencanaan. Mungkin saat sedang bertarung melawan monster, kamu teriak "Baozi ayo kerjakan misi", dia langsung datang. Atau mungkin saat sedang mengerjakan misi, kamu teriak "Baozi ayo ke dungeon", lalu dia langsung meninggalkan misi dan berlari ke dungeon.
Materi yang diberikan Wei Chen ini merupakan bagian penting dalam membangun karakter akun. Skill Points (SP), yang menentukan tinggi-rendahnya Tier skill, adalah hal krusial yang menentukan kekuatan karakter dalam pertempuran. Oleh karena itu, setelah menemukan bahwa Wei Chen ternyata berhasil menganalisis materi seperti ini, Ye Xiu langsung memeriksa bagian misi-misi yang tercantum tanpa peduli apakah ini benar-benar berguna. Jika ada misi wajib tertentu, dia sengaja menghindarinya terlebih dahulu.
Bagaimanapun, misi-misi ini bukanlah daily quest yang bisa diulang. Kalau bisa diulang, buat apa Wei Chen repot-repot meneliti sebanyak ini? Cukup temukan satu metode, lalu catat rekor berulang kali, bukan? Lagipula, jika daily quest yang bisa diulang benar-benar memberikan hadiah seperti ini, pasti sudah lama diuji oleh jumlah pasukan lawan sampai tidak ada rahasia tersisa.
Kini, setelah melalui tangan Mei Guang, materi ini akhirnya menjadi lebih akurat dan valid. Menganalisis game sampai level seperti ini benar-benar mencapai batas maksimum. Satu-satunya yang lebih hebat adalah langsung mengubah setting game untuk kepentingan sendiri - tapi itu sudah disebut sebagai cheat.
